ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN CM, MAM DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PS DAN PP DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

HASIL BELAJAR SEJARAH DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DAN PICTURE AND PICTURE 1. Oleh

HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Kata kunci: Pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA PNP DAN ENE DENGAN MEMPERHATIKAN BERPIKIR KRITIS

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

p-issn: e-issn:

EFEKTIFITAS PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN DEEP DIALOG DAN CERAMAH

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI 1) Oleh

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI 1) Oleh

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi)

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS 1) Oleh Muji Desy Susanty 2), Pargito 3), Darsono 4)

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERINTEGRASI DAN KONVENSIONAL DALAM PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG LALU LINTAS MENURUT DISIPLIN SISWA 1

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN TGT DAN JIGSAW DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA 1) Oleh

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

PENGARUH STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

HASIL BELAJAR IPS MODEL NHT DAN GI DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif atau eksperimen. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty

EFEKTIVITAS METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN TIME TOKEN

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

Risqilah Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI 1. Oleh

ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN NHT DAN ST DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

METODE PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksparimen. Penelitian dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK) MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN PRICE BROCHURE

Keyword: Index Card Match, Learning Interest, natural Science.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Transkripsi:

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh Dian Erika Wati 2), Eddy Purnomo 3), Darsono 4) The objective of this research is to know the differences of result study between probing prompting model and examples non examples. Instrument of research is questions in pre ability and result study and to prove hypothesis in this research, it is used variance statistic analysis and two sample t-test. Result show that the differences of result study between probing prompting model and examples non examples, the effectiveness social result study achievement better between using in probing prompting learning model and examples and non examples at students who has high pre ability, the effectiveness social result study achievement better using in probing prompting learning model and examples and non examples at students who has low pre ability, interaction of pre ability learning model through social study result. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non examples. Instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan awal dan tes hasil belajar dan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini digunakan statistik analisis varian dan t-test dua sampel. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non examples, efektifitas hasil belajar IPS siswa yang menggunakan pembelajaran model probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, efektifitas hasil belajar IPS siswa yang menggunakan pembelajaran model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar. Kata kunci: examples non examples, hasil belajar, kemampuan awal, probing promting 1. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Doni Andeska: Mahasiswa Pascasarjana Program Syudi Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 111, Gedung Meneng, Bandar Lampung. (Email: Dian_dica@yahoo.co.id HP 085758987388) 3. Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 111, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624. 4. Dosen Pascasarjana Program Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 111, Gedung Meneng, Bandar Lampung,35145, Tel. (0721) 704624, Faks. (0721) 704624.

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses pengembangan potensi peserta didik, dalam pendidikan diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran, seperti penggunaan metode, media dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat menciptakan suatu suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta, dan dimungkinkan pada hasil pada mata pelajaran IPS. Pada hakikatnya tujuan dari pendidikan IPS adalah mempersiapkan siswa sebagai warga negara agar dapat mengambil keputusan secara reflektif dan partisipasi sepenuhnya dalam kehidupan sosialnya sebagai pribadi, warga masyarakat, bangsa dan warga dunia (Pargito,2010:40). Pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu pengetahuan sosial seperti: ekonomi, sosiologi, sejarah, geografi, hukum dan budaya. Fungsi mata pelajaran IPS di sekolah menengah pertama adalah untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, pengetahuan, jujur dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS Ekonomi merupakan pembelajaran yang sangat dekat dengan keseharian manusia. Namun seringkali siswa merasa kesulitan dalam menerapkan di kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan siswa selama proses pembelajaran hanya menghafal dan mendengarkan yang disampaikan oleh guru. Terbatasnya peran peserta didik dalam proses pembelajaran, membuat kurangnya aktivitas belajar sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan tidak menarik bagi peserta didik. Sehingga, mengakibatkan hasil belajar peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik (2001:27) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penugasan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Belajar yang efektif sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS.

Penelitian yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Rawajitu dikarenakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran IPS belum mencapai ketuntasan yang diharapkan. Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Rawajitu Timur selama ini masih hanya sebatas mencatat, menghafal, dan mendengarkan penyampaian yang diberikan oleh guru. Guru kurang memberikan wawasan dan kesempatan yang luas agar siswa mengemukakan pendapat dan kemampuan dalam memecahkan masalah yang terjadi di sekeliling mereka. Aktivitas belajar siswa tampak pasif dan hasil belajar yang belum mencapai KKM. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan guru didalam melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan model serta metode pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran yang tepat, maka siswa akan lebih aktif, sehingga materi yang diajarkan, sehingga siswa menjadi lebih aktif sehingga diharapkan hasil belajar akan meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2009:56) pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivisme. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih midah menentukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di dalam kelas adalah model probing prompting dan examples non examples. Pembelajaran probing prompting merupakan model pembelajaran yang menekankan guru untuk menyajikan pertanyaan yang bersifat menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:6). Model pembelajaran ini diharapkan dapat menarik minat peserta didik dalam belajar di kelas sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran examples non examples merupakan

salah satu model pembelajaran dengan memberikan contoh kasus atau gambar kepada siswa. Pembelajaran examples non examples sangat cocok diterapkan bagi siswa sekolah menengah pertama karena dapat melatih kreatifitas siswa. Pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Pada prinsipnya, metode examples non examples merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan kepada siswa. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan media gambar maupun dengan contoh kasus sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran Penerapan model probing prompting dan examples non examples harus memperhatikan kemampuan awal siswa, dimana hal tersebut digunakan untuk menentukan kelompok sebelum diberikan model pembelajaran. Kemampuan awal merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa sebelum mendapat kemampuan dan pengetahuan baru yang lebih tinggi. Seorang siswa akan menjadi lebih mudah untuk memahami dan mempelajari materi pelajaran baru, dalam proses pembelajaran didasarkan pada materi yang telah diketahui siswa sebelumnya sehingga dapat mengembangkan kemampuan awal yang sudah dimilikinya dapat menjadi kemampuan baru. Hasil belajar IPS salah satu cara yang digunakan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. Model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah probing prompting dan examples non examples dengan memperhatikan kemampuan awal siswa, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan fokus penelitian yang dilakukan, merumuskan permasalahan penelitian (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non examples?

(2) Apakah efektifitas hasil belajar IPS yang lebih baik antara penggunaan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi?, (3) Apakah efektifitas hasil belajar IPS yang lebih baik antara penggunaan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah?, (4) Apakah ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar? Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non examples, (2) untuk mengetahui efektifitas hasil belajar IPS yang lebih baik menggunakan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, (3) Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar IPS yang lebih baik menggunakan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, (4) untuk mengetahui interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan masalah, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam menerapkan model pembelajaran khususnya Probing Prompting Dan Examples Non Examples untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan ditinjau dari kemampuan awal siswa. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan Sugiyono (2009:107).

Penelitian ini digunakan untuk mengkaji keterkaitan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran Probing prompting dan Examples non examples sedangkan variabel moderatornya adalah kemampuan awal dan variabel terikat sesuai dengan tujuan penelitian yang membandingkan satu variabel, yaitu hasil belajar IPS. penelitian ini digunakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain dengan pengontrolan variable sesuai dengan kondisi yang ada (Arikunto, 2006:84). Sampel penelitian ini adalah kelas VIIIa yang berjumlah 32 siswa dan kelas VIIIb yang berjumlah 35 siswa. Kelas VIIIa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran probing prompting dan pada kelas VIIIb diberikan perlakuan model pembelajaran examples non examples. Model pembelajaran probing prompting digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar, dimana siswa memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Langkah- langkah yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran probing prompting (1) Penyusunan persiapan pembelajaran: dalam penyusunan persiapan pembelajaran guru Guru memberikan contoh kasus kepada siswa, berupa pertanyaan yang berkaitan dengan Kegiatan Belajar Mengajar, (2) Pembentukan kelompok siswa dan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai: Dalam hal ini kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru adalah membentuk kelompok siswa yang anggotanya 4-5 orang dan memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai, (3) Pelaksanaan Pembelajaran :dalam pelakasanaa pembelajaran guru menunggu beberapa saat agar siswa merumuskan jawaban dari contoh kasus dan guru memberikan pertanyaan pada salah satu kelompok siswa, (4) Evaluasi: pada saat evaluasi guru memberikan kesimpulan secara umum kepada siswa. Model pembelajaran examples non examples yaitu dengan memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dan memberikan gambaran akan sesuatu yang bukan contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Langkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran example non example: (1) Persiapan: Guru mempersiapkan gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu guru menayangkan gambar melalui LCD maupun ditempel di papan tulis, (2) Pengarahan: guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar (3) Pelaksanaan: guru membagi siswa ke dalam kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, serta menyarankan siswa untuk menganalisa gambar dan dicatat pada kertas, (4) Kesimpulan: mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, teknik dokumentasi dan teknik pengukuran. Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik inferensial. Pengujian statistik ini memerlukan terpenuhinya asumsi data normal, homogen, sehingga perlu melakukan uji persyaratan berupa uji homogenitas dan uji normalitas. Sedangankan dalam menganalisis data mengunakan uji ANAVA dan T-test dua sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rawajitu Timur tahun pelajaran 2012/2013 pada kelas VIII. Hasil penelitian yang di lakukan dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Probing Prompting dan examples non examples terdapat peningkatan hasil belajar. Dengan mengetahui model yang tepat yang diterapkan untuk siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non example. Hipotesis ini dapat dijawab dengan uji ANAVA. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis varian dua jalur diperoleh koefisien F hitung sebesar 6,286 > F tabel 4,09 maka Ho diterima dan tolak Ho. Dengan menggunakan uji Signifikansi diperoleh Sig sebesar 0.002 < 0.05, dengan demikian Ho ditolak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke dua

diperoleh diperoleh T hitung > T tabel sebesar 3,303 > 2,10 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho di tolak. Menentukan metode pembelajaran mana yang lebih baik dengan melihat rerata hasil belajar, pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan perlakuan model pembelajaran probing prompting rerata hasil belajar sebesar 86,55 sedangkan pada model pembelajaran examples non examples rerata hasil belajar sebesar 78,4. Sedangkan pada hipotesi ke tiga diperoleh T hitung > T tabel yaitu 2,222 > 2,10 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho di tolak. Untuk menentukan metode pembelajaran mana yang lebih baik dengan melihat rerata hasil belajar, pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan perlakuan model pembelajaran probing prompting rerata hasil belajar sebesar 76,56 sedangkan pada model pembelajaran examples non examples rerata hasil belajar sebesar 83,10. Sedangkan pada pengujian hipotesis ke empat F hitung sebesar 15,109 > F tabel 4,09 maka Ho diterima dan tolak Ho. Dengan menggunakan uji Signifikansi diperoleh Sig sebesar 0.000 < 0.05, dengan demikian Ho. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelas VIIIa dan kelas VIIIb dengan menerapkan model probing prompting dan examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar dengan melihat kemampuan awal siswa. Model pembelajaran probing prompting lebih sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, karena model pembelajaran probing prompting menuntut siswa untuk berfikir sejara kritis dan berani dalam mengemukan jawaban. Serupa dengan temuan penelitian yang relevan sebelumnya oleh Linda Krisna Wati dengan judul Studi Comparatif hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran probing prompting membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model probing prompting. Model pembelajaran examples nonn examples lebih sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, karena model examples non examples siswa lebih berfikir aktif dalam mengganalisis gambar yang relevan. Muhammad yang berjudul penerapan metode examples non examples untuk meningkatkan hasil belajar membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan model pembelajaran probing prompting dan examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar antara model probing prompting dan examples non examples. Hal ini ditunjukan dengan hasil koefisien F hitung sebesar 6,286 > F tabel 4,09 dan menggunakan uji Signifikansi diperoleh Sig sebesar 0.002 < 0.05, dengan demikian ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antar model pembelajaran probing prompting dan examples non examples. Terdapat efektifitas pencapaian hasil belajar IPS yang lebih baik menggunakan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi. Hal ini ditunjukan dengan T hitung > T tabel sebesar 3,303 > 2,10 pembelajaran yang lebih baik dapat dilihat rerata hasil belajar pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan perlakuan model pembelajaran probing prompting sebesar 86,55 lebih kecil rerata kemampuan awal tinggi dengan perlakuan examples non examples sebesar 78,4. Terdapat efektifitas pencapaian hasil belajar IPS yang lebih baik menggunakan model pembelajaran probing prompting dan model examples non examples pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini ditunjukan dengan T hitung >T tabel yaitu 2,222 > 2,10. Metode pembelajaran mana yang lebih baik dapat dilihat rerata hasil belajar pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan perlakuan model pembelajaran probing prompting sebesar 76,56 lebih besar pada rerata kemampuan awal rendah dengan perlakuan examples non examples sebesar 83,10. Terdapat interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar. Hal ini dapat ditunjukan koefisien F koefisien F hitung sebesar 15,109 > F tabel 4,09 dan menggunakan uji Signifikansi diperoleh Sig sebesar 0.000 < 0.05 dengan demikian ada interaksi yang signifikan antara kemampuan awal dengan model pembelajaran probing prompting dan examples non examples.

Pembelajaran dengan menggunakan model probing prompting dan examples non examples dalam pelaksanaa pembelajaran diperlukan perhatian khusus seperti dalam merencanakan waktu dan media yang digunakan sehingga dapat membantu guru dalam mengoptimalkan pembelajaran dan dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang dalam pembelajaran. Guru dalam menerapkan pembelajaran di dalam kelas sebaiknya memperhatikan kemampuan awal siswa, karena dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal rendah perlu adanya cara yang berbeda dengan siswa berkemampuan awal tinggi dalam menerapkan metode belajar. Kepada para peneliti lain untuk melakukan kajian lebih dalam dan secara luas dalam menerapkan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2003. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rieneka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pargito. 2010. Dasar-dasar IPS. Jurusan Pendidikan IPS. FKIP: Universitas Lampung. Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suherman, E. 2008. Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hand Out. Bandung: tidak diterbitkan. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTPS. Jakarta: Prenada Media.