PRIORITAS 7 TEMA PRIORITAS PENANGGUNGJAWAB BEKERJASAMA DENGAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Menteri Koordinator Big Perekonomian Menteri Keuangan; Menteri Hukum Hak Asasi Manusia; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional; Menteri Perdagangan Menteri Perindustrian; Menteri Perhubungan; Menteri Pekerjaan Umum; Menteri Komunikasi Informatika; Menteri Dalam Negeri; Kepala Ba Koordinasi Penanaman Modal; Kepala Ba Pertanahan Nasional NO I.M 83. KEPASTIAN HUKUM: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perungungan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan inkonsistensi dalam implementasinya. Kegiatan Perancangan Peraturan Perungungan Peningkatan kualitas RUU peraturan perungungan di bawah UU (RanperUU) di DPR serta tenaga fungsional Perancang PerUUan Persentase yg mampu menjawab kebutuhan masyarakat perkembangan, Persentase yg selesai dibahas di DPR secara tepat waktu, Persentase tenaga fungsional perancang peraturan peruu yang mendapat kualifikasi promosi sesuai standar secara tepat waktu akuntabel Persentase kelengkapan dokumentasi pustaka secara akurat up to date Pembenahan Peraturan peruuan di big Pertanahan, tata ruang, LH Peraturan peruuan di big mekanisme 20% 75,5 Kemenkumham
Perlindungan Saksi Pelapor Peraturan peruuan di big yang mendorong pemberantasan korupsi 2. Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perungungan 3 Penataan Produk Hukum Pelayanan Bantuan Hukum Departemen Meningkatkan keharmonisan rancangan peraturan perungungan tingkat pusat big politik, hukum, keamanan, keuangan, perbankan, industri, perdagangan, sumber daya alam, riset, teknologi, kesejahteraan rakyat yang harmonis Harmonisasi sinkronisasi peraturan peruuan di tingkat pusat daerah Persentase di big politik, hukum keamanan Persentase di big keuangan perbankan Persentase di big industri yang harmonis Persentase di big Kesra Pembenahan Peraturan peruuan di big Pertanahan, tata ruang, LH Peraturan Perungungan di big mekanisme Perlindungan Saksi Pelapor Peraturan peruuan yg mendorong pemberantasan korupsi Jumlah Perda yang dikaji 20% 38,5 Kemenkumham Kajian 3.000 perda Kajian 9.000 perda Kajian 3.000 perda Kajian 2.500 perda Kajian 2.500 perda 2,5 Kemendagri I.M 84
4 Peningkatan Deregulasi Kebijakan Penanaman Modal 5 Pengelolaan Pertanahan Propinsi 6 Pengelolaan Data Informasi Pertanahan Merealisasikan kegiatan kajian analisis kebijakan kegiatan sosialisasi kebijakan yang berorientasi pada peningkatan daya saing Terwujudnya pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional, sektoral, yang kondusif bagi iklim usaha di seluruh Indonesia Terwujudnya percepatan legalisasi aset pertanahan, ketertiban administrasi pertanahan kelengkapan informasi legalitas aset tanah Berkurangnya sengketa,konflik & perkara pertanahan serta mencegah timbulnya sengketa, konflik perkara pertanahan Tersedianya data informasi pertanahan yang terintegrasi Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan kebijakan penanaman modal Rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan pengembangan penanaman modal yg berdaya saing I.M 85 92,33 BKPM rekomen rekomen rekomen rekomendas rekomendas dasi dasi dasi i i rumusan rumusan rumusan rumusan rumusan Kegiatan Sosialisasi dalam negeri 5 2 3 4 5 Kegiatan Sosialisasi luar negeri 5 4 4 5 5 Kegiatan Fasilitasi dalam negeri 20 7 7 8 20 Kegiatan Fasilitasi luar negeri 5 2 2 4 5 Cakupan Peta Pertanahan 2.00.000 ha Terlaksananya legalisasi aset tanah 326.237 big Penanganan sengketa, konflik perkara pertanahan serta mencegah timbulnya kasus pertanahan baru Peningkatan akses layanan pertanahan melalui LARASITA 2.79 kasus 56 2.00.000 ha 846.93 big 2.79 kasus 49 2.00.000 ha 98.339 big 2.79 kasus 49 2.00.000 ha 956.998 big 2.00.000 ha 228,33 BPN.05.663 big 2.229,94 2.79 kasus 2.79 kasus 07,97 49 49 254,29 BPN
7 Pengembangan Penyelenggaraan Pos 8 Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi 9 Pengembangan Penyelenggaraan Penyiaran 2. PENYEDERHANAAN PROSEDUR: secara nasional (Sistem Informasi Manajemen Pertanahan nasional/simtanas) Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas kualitas layanan pos Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas kualitas layanan telekomunikasi Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas kualitas layanan penyiaran Persentase penyelesaian penyusunan peraturan pelaksana UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos Persentase pembahasan perbaikan materi RUU Multimedia (Konvergensi Telematika) sebagai pembaharuan UU No. 36 Tahun 999 tentang Telekomunikasi UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Persentase pencapaian terhadap pembaharuan kebijakan, regulasi kelembagaan akibat aya digitalisasi perkembangan industri 57,35 Kemenkominfo 20% 85,57 Kemenkominfo 70% 90% 498,92 Kemenkominfo Penerapan Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Penanaman Modal Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal di pusat di daerah Jumlah peserta Diklat Penyelenggaraan PTSP: 2.000 pelatihan dasar, lanjutan I, lanjutan II, SPIPISE orang Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP 265 PTSP Pengadaan sarana prasarana penunjang 33 Prov Penyelenggaraan PTSP + 30 2.000 orang 265 PTSP 20 2.000 orang 265 PTSP 20 2.000 orang 265 PTSP 20 2.000 orang 265 PTSP 265,65 BKPM I.M 86
2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) Meningkatnya kualitas pengembangan Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik/ Online (SPIPISE) Sosialisasi perizinan nonperizinan 33 33 33 33 33 Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Fasilitasi Penghubung di BKPM 9 instansi + 33 provinsi masingmasing orang Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman 3 Modal Instansi Peningkatan jumlah aplikasi perizinan non perizinan yang menjadi wewenang BKPM, PTSP Provinsi, PTSP Kab./Kota melalui SPIPISE Jumlah peningkatan PTSP Prov. Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE Terbangunnya infrastruktur database penanaman modal yang terintegrasi I.M 87 Perijinan di 3 sektor 50 Kab/Kota 33 Prov Penamba han kapasitas kemampu an infrastrukt ur pada 9 instansi + 33 provinsi masingmasing orang 9 instansi + 33 provinsi masingmasing orang 3 Instansi 3 Instansi Perijinan di 3Perijinan di 2 sektor sektor 50 Kab/Kota 33 Prov Penamba han kapasitas kemampu an infrastrukt ur pada 50 Kab/Kota 33 Prov Penamba han kapasitas kemampu an infrastrukt ur pada 9 instansi + 33 provinsi masingmasing orang 3 Instansi Perijinan di sektor 50 Kab/Kota 33 Prov Terbangunn ya Data Recovery Centre (DRC) 9 instansi + 33 provinsi masingmasing orang 3 Instansi Implementasi nasional untuk semua sektor 50 Kab/Kota 33 Prov Penambaha n kapasitas kemampuan infrastruktur pada jaringan. 00,29 BKPM
3 Koordinasi Peningkatan Ekspor Peningkatan Investasi (PEPI) Meningkatnya koordinasi di big peningkatan ekspor peningkatan investasi Jumlah provinsi Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi pelatihan Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di big peningkatan ekspor investasi yang terimplementasikan jaringan. jaringan. jaringan. 50 Kab/Kot a 33 Prov 50 Kab/Kota 33 Prov 50 Kab/Kot a 33 Prov 50 Kab/Kota 33 Prov 50 Kab/Kota 33 Prov 65% 70% 75% 85% 5,8 Kemenko Perekonomian 4. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Mempercepat proses perizinan di daerah Jumlah daerah yang membentuk PTSP 5% 50% 70% 3,8 Kemendagri PTSP yang siap menerapkan SPIPISE 5% 30% 50% Pembatalan Perda bermasalah Daerah yang mengurangi biaya untuk berusaha 30% 50% 70% 3. LOGISTIK NASIONAL: Pengembangan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi Peningkatan Terlaksananya kebijakan Jumlah rumusan kebijakan standar, norma, kriteria 6 6 5 4 4 226,75 Kemendag Kelancaran Distribusi Bahan Pokok bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kelancaran distribusi stabilisasi harga bahan pokok prosedur di big pembinaan pasar distribusi (jenis) Jumlah pelaku usaha yang mengikuti pembinaan,.920 2.250 2.500 2.750 3.000 pelatihan bimbingan teknis Persentase ratarata perbedaan tingkat harga Bahan 5% 2% % 0% 9% Pokok antar provinsi Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat 90% 92% 94% 96% 98% I.M 88
2 Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan 3 Koordinasi Penataan Pengembangan Sistem Logistik Nasional 4 Perumusan Kebijakan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan Terbangunnya sarana distribusi dalam rangka kelancaran distribusi barang pokok Terkoordinasinya pelaksanaan Kebijakan Penataan Pengembangan Sistem Logistik Nasional Terciptanya administrator di big fasilitas kepabeanan yang dapat memberikan dukungan industry, perdagangan masyarakat serta optimalisasi pendapatan Terwujudnya pelayanan yang efisien pengawasan efektif Jumlah perijinan di big pembinaan pasar 6 9 9 distribusi yang dijalani secara online Waktu penyelesaian perijinan nonperijinan dibig pembinaan pasar distribusi (hari) 6 6 5 4 2 Jumlah pasar percontohan (unit) 2 5 20 23 26 875,5 Kemendag Jumlah pembangunan pusat distribusi Jumlah rekomendasi penataan sistem distribusi) 2 3 4 5 6 Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan penataan pengembangan sistem logistik nasional yang ditindaklanjuti. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pembebasan keriganan bea masuk 2. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pertambangan 3. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB). 4. Persentase penyelesaian rancangan PMK aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade Systems) 5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) I.M 89 70% 75% 85% 7,6 Kemenko Perekonomian 70% 72% 75% 77% 33,04 Kemenkeu 70% 72% 75% 77% 70% 72% 75% 77%
5 Pengelolaan Penyelenggaraan kegiatan di big Lalu Lintas Angkutan Laut 6 Pelaksanaan azas cabotage melalui Pengembangan Pemberdayaan armada kapal niaga Nasional 7 Pengelolaan Cargo Information System Terselenggaranya National Single Window pada 4 lokasi Meningkatnya armada niaga pelayaran nasional melalui program Two Step Loan Project for Development of Domestic Shipping Industry Phase I (paket) Terselenggaranya Cargo Information System 6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di big kepabeanan perpajakan 7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 8.PMKPMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perungungan skema pembiayaan infrastruktur ke di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 9.PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa Sumatra) lokasi pelabuhan (Kantor Pusat) I.M 90 2 (Adpel Palembang Adpel Panjang) 4 (Adpel Bitung, Ambon, Makassar Banjarmasin) 4 (Adpel Pekan Baru, Pontianak, Samarinda Sorong) 3 (Jayapura, Benoa Ternate) 5,0 Kemenhub jumlah kapal niaga 0 0 2 2 3.200,0 Kemenhub Paket System informasi cargo 2 4 4 3 54,00 Kemenhub 8 Penataan Sistem Terwujudnya Tatanan Jumlah Peraturan Perungan, peraturan 2 3 3 3 4 48,00 Kemenhub
Pelabuhan Nasional 9 Pengelolaan sarana fasilitas pelabuhan strategis pelabuhan untuk komoditas a.l Batubara, CPO Pelabuhan,Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Induk Pelabuhan, serta Peraturan Perungan Pelaksanaan Optimalnya fungsi Sarana fasilitas 25 pelabuhan strategis Lhoksemawe, Belawan, Teluk Bayur, Dumai, Pekan Baru, Palembang, Panjang, Batan, Tg.Pinang, Tg.Priok, Tg.Emas, Tg.Perak, Cigading, Benoa, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan,Bitung,Makasar, Sorong, Ambon, Biak Jayapura. pelaksanaan teknis, laporan kajian Jumlah lokasi yang dibangun di rehab 5 Lokasi 5 Lokasi I.M 9 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 8.292,0 Kemenhub 4. SISTEM INFORMASI: Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 200) ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang Pengelolaan Fasilitasi Ekspor Impor Tersedianya kebijakan, Koordinasi, Bimbingan Teknis, Monitoring Evaluasi di big fasilitasi ekspor impor Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor impor; (peraturan) Jumlah pengembangan sistem elektronik big fasilitasi pelayanan publik ; (Kegiatan) Jumlah pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE (perusahaan) Jumlah bimbingan teknis big fasilitasi perdagangan; (kegiatan) 4 4 4 4 4 00,76 Kemendag 2 2 2 2 2.500 3.000 4.500 6.000 7.500 5 5 5 5 5
2 Perumusan Kebijakan Pengembangan Teknologi Informasi Kepabeanan Cukai. Terciptanya administrator kepabeanan cukai yang dapat memberikan fasilitasi terbaik berbasis teknologi informasi kepada industri, perdagangan, masyarakat serta optimalisasi penerimaan 2. Terwujudnya tingkat pelayanan yang efisien kepada pemangku kepentingan berkaitan dengan layanan berbasis teknologi informasi Jumlah koordinasi big fasilitasi perdagangan; (kegiatan) Jumlah partisipasi sigsig fasilitasi perdagangan didalam luar negeri; (kegiatan) Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan. Persentase sistem aplikasi infrastruktur TI yang sesuai dengan proses bisnis DJBC 2. Persentase penyelesaian aplikasi sistem kepabeanan yang terintegrasi dengan portal NSW 3. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di big kepabeanan perpajakan 4. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 5. PMK tentang Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dalam rangka pengembangan sistem logistik 6. PMKPMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perungungan skema pembiayaan infrastruktur ke di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 7. Percepatan operasionalisasi NSW. Untuk 5 pelabuhan, NSW untuk impor siap dilaksanakan akhir Desember 2009. Untuk pelabuhan yang lain, tergantung kebijakan kesiapan lainnya 60 60 60 60 60 7 7 7 7 7 5 5 5 5 5 675.44 Kemenkeu I.M 92
3 Pelaksanaan National Single Window di sektor perhubungan 4 Koordinasi pengembangan penerapan sistem National Single Window/NSW ASEAN Single Window/ASW Terselenggaranya National Single Window pada 4 lokasi Meningkatnya koordinasi di big pengembangan penerapan NSW ASW 5. KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema PublicPrivate Partnership sebelum 202 Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Meningkatnya peranan sektor perdagangan di kawasan ekonomi khusus 2 Pengembangan Penanaman Modal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Terbentuknya KEK di 5 lokasi Paket jaringan sistem National Single Window Persentase rekomendasi di big pengembangan dabn penerapan NSW ASW yang terimplementasikan Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus (peraturan) Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK I.M 93 lokasi 5,0 Kemenhub (Kantor Pusat) 2 lokasi (Adpel Palemba ng Adpel Panjang) 4 lokasi (Adpel Bitung, Ambon, Makassa r, Banjarm asin) 4 lokasi (Adpel Pekan Baru, Pontianak, Samarinda, Sorong) 3 lokasi (Adpel Jayapura, Benoa, Ternate) 85% 90% 95% 6,20 Kemenko Perekonomian 2 0,90 Kemendag 8,02 BKPM
Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK Asistensi fasilitasi dalam rangka pene tapan pengembangan KEK Hasil Koordinasi masalah strategis di big buku pengembangan KEK laporan Jumlah promosi penanaman modal di KEK 2 & 3 daerah buku laporan 3 & 3 daerah Kerja sama di big pengembangan KEK 2 buku laporan 4 & 3 daerah 2 buku laporan 5 & 4 daerah 5 buku laporan 7 & 8 daerah 5 3 Fasilitasi Pengembangan KEK 4 Perumusan kebijakan di big PPN, PBB, BPHTB, KUP, PPSP, Bea Materai 5 Perumusan kebijakan di big PPh perjanjian kerjasama perpajakan Meningkatnya fasilitasi pengembangan zona industri di 5 KEK Peningkatan efektifitas pembuatan peraturan Peningkatan efektifitas pembuatan peraturan Dokumentasi fasilitasi (AMDAL, Engineering Design/DED, kelembagaan) di 5 kawasan. Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perungan terhadap peraturan perungan yang harus dibuat / direvisi 2. Tersedianya PMKPMK ttg Pemberian Fasilitas Fiskal sesuai Peraturan PerUUan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Persentase penyelesaian usulan pembuatan / Revisi peraturan perungan terhadap peraturan perungan yang harus dibuat / direvisi 2. Tersedianya PMKPMK ttg Pemberian Fasilitas I.M 94 5 5 5 5 5 32,40 Kemenperin 2.47 Kemenkeu 3.64 Kemenkeu
internasional 6 Perumusan Kebijakan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan. Terciptanya administrator di big fasilitas kepabeanan yang dapat memberikan dukungan industry, perdagangan masyarakat serta optimalisasi pendapatan 2. Terwujudnya pelayanan yang efisien pengawasan efektif Fiskal sesuai Peraturan PerUUan skema Pembiayaan Infrastruktur ke & di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3. Peraturan pelaksanaan mengenai insentif potongan PPh 5% bagi perusahaan yang melakukan R&D. Persentase realisasi janji layanan publik terkait pemberian fasilitas pembebasan keriganan bea masuk 2. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian fasilitas pertambangan 3. Persentase realisasi janji layanan public terkait pemberian tempat penimbunan berikat (TPB). 4. Persentase penyelesaian rancangan PMK aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang menunjang Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade Systems) 5. Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 6. PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di big kepabeanan perpajakan 7. PMK tentang Authorized Economic Operator (AEO) 70% 70% 70% 72% 72% 72% 75% 75% 75% 77% 77% 77% *) Pagu sudah termasuk pada kegiatan di substansi inti ke tiga Kemenkeu I.M 95
7 Koordinasi Pengembangan Urusan Penataan Ruang Pengembangan Wilayah Meningkatnya koor dinasi Urusan Penataan Ruang Pengembangan Wilayah Terselesaikannya peraturan penyelenggaraan KEK penetapan lokasi KEK pengembangan KAPET dukungan terkait dengan Sistem Logistik Nasional 8.PMKPMK tentang pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perungungan skema pembiayaan infrastruktur ke di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 9.PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa Sumatra) Persentase rekomen dasi kebijakan Urusan Penataan Ruang Pengembangan Wilayah yang terimplementasi 6. KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN: Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja. Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan Peraturan yang dapat mendorong penciptaan kesempatan kerja memperkuat lembaga HI Tersusunnya peraturan kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT & outsour cing), pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja 75% 85% 90% 22,65 Kemenko Perekonomian Persentase peraturan pelaksanan UU KEK yang 70% 90% 95% terselesaikan Jumlah lokasi KEK yang ditetapkan 2 2 Naskah Akademis UU aman demen Peraturan pelaksanaa n, sosialisasi konsolidasi Peraturan pelaksanaan, sosialisasi, konsolidasi Peraturan pelaksanaan,so sialisasi, konsolidasi 82,0 Kemenakertrans I.M 96
2 Sinkronisasi Kebijakan Ketengakerjaan (Pusat) dengan Kebijakan / Peraturan Daerah 3. Pengelolaan Kelembagaan Pemasyarakatan Hubungan Industrial Tersusunnya peraturan ketenagakerjaan pusat daerah yang sinergis Tercapainya kesepakatan dalam hubungan kerja Diterapkannya manajemen standar K3. Peraturan tentang organisasi pekerja/ buruh Kajian & Naskah Akademis Peraturan tentang penyelesaian perselisihan HI Kajian & Naskah Akademis Harmonisasi kebijakan jaminan sosial 4 rancangan naskah Selarasnya peraturan big HI I.M 97 UU Sosialisasi,Ko amande nsolidasi men Inven tarisasi perda HI Review & assessm ent UU aman demen Sosialisasi konsolidasi dengan pemda Peraturan pelaksanaan, Sosialisasi, Konsolidasi Peraturan pelaksanaan, Sosialisasi, Konsolidasi Sosialisasi konsolidasi dengan pemda Sosialisasi, Konsolidasi Sosialisasi konsolidasi dengan pemda Mekanisme perundinan secara bipartit, pencatatan, keterwakilan verifikasi SP/SB 2 naskah 2 naskah Jumlah lembaga kerjasama (LKS) bipartit di naik 5% naik 5% naik 5% naik 5% naik 5% perusahaan Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB & pengusaha yang 500 750.000.250.500 mendapat pendidikan teknik bernegosiasi Jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen K3 % % % % % perusah perusaha perusah perusahaan perusahaan aan naik an naik aan naik naik 0% naik 0% 0% 0% 0% % kenaikan tenaga pengawas K3 bersertifikat 20% naik 20% naik naik naik 50% 45,0 Kemenakertrans 368,5 Kemenakertrans 460,0 Kemenakertrans
kompetensi 30% I.M 98