STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2

dokumen-dokumen yang mirip
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN:

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING)

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2.

Analisis Indikator-Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB) di Jawa Timur Menggunakan Metode Struktural Equation Models-Partial Least Square

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

(S.3) METODE MULTILEVEL STRUCTURAL EQUATION MODELING DENGAN WEIGHTED LEAST SQUARE ESTIMATION UNTUK ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN IBU

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling)

A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

(Geographically Weighted Binary Logistic Regression with Fixed Bi-Square Weight)

PEMODELAN AUTOREGRESIF SPASIAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL LATEN

Kata kunci : Confirmatory Factor Analysis, SEM, Media Belajar Internet. 1 Azwar Rhosyied, dan 2 Bambang Wijanarko Otok

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Annisa Nurul Aini, 2013

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Spatial Structural Equation Modeling pada Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang

Estimasi Parameter pada Regresi Spatial Error Model (SEM) yang Memuat Outlier menggunakan Iterative Z Algorithm

BAB II LANDASAN TEORI

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2010 p : ISSN :

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS.

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

MODEL REGRESI SPASIAL UNTUK ANAK TIDAK BERSEKOLAH USIA KURANG 15 TAHUN DI KOTA MEDAN

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

PRODI S1 STATISTIKA FMIPA-ITS RENCANA PEMBELAJARAN Statistika Spasial Kode/SKS: SS / (2/1/0) Dosen : Sutikno Semester : VII

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN KORELASI ANTAR MEASUREMENT ERROR PADA ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

Model Persamaan Struktural Kepuasan Pengguna Alumni Jurusan Matematika FMIPA Universitas Bengkulu

MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT-

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Ditinjau dari Karakteristik Lingkungan Kampus (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Unsri)

ANALISIS MODEL LOYALITAS PASIEN DI RSUD DR. RASIDIN PADANG DENGAN TEKNIK STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH: SINDY FEBRI A DOSEN PEMBINGBING: Ir. ARIE KISMANTO, M.Si. Monday, July 18, 2011 Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika ITS 1

Pengembangan Indikator dan Penentuan Rumah Tangga Miskin di Propinsi Jawa Timur Menggunakan Spatial Structural Equation Modeling

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

Pengujian Kestabilan Parameter pada Model Regresi Menggunakan Dummy Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(A) 12303

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB

PEMODELAN PERSAMAAN WISATAWAN ASAL CHINA. Adib Ulun Nuha ( )

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB III METODE PENELITIAN

ASUMSI MODEL SEM. d j

*Corresponding Author:

Maslim Rajab Syafrizal 1, Setiawan 2, Sutikno 3

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT

Regresi Spasial untuk Menentuan Faktorfaktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi

ANALISIS SPASIAL PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah) Abstract

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

Transkripsi:

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS, 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak Suatu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (variabel laten) dan mempunyai hubungan kausalitas bisa diselesaikan dengan Structural Equation Modelling (SEM). Pada data spasial, seringkali pengamatan di suatu lokasi bergantung pada pengamatan di lokasi lain yang berdekatan (neighbouring). Apabila variabel laten tersebut memiliki aspek spasial maka unsur spasial perlu diikut sertakan dalam modelnya, sehingga diselesaikan dengan SEM spasial. Jika terdapat variabel laten spasial misalnya seperti deprivation area (daerah tertinggal) maka dapat digunakan SEM spasial dengan model strukturalnya regresi spasial. Suatu daerah dikategorikan sebagai deprivation area dikarenakan salah satunya oleh sisi geografisnya, sehingga daerah tertinggal merupakan variabel yang memiliki aspek spasial, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dan harus diukur melalui indikator-indikator yang dapat menjelaskannya. Kata Kunci: SEM, Model Spasial, Regresi Spasial, deprivation area. 1. Pendahuluan Dalam suatu penelitian sering ditemukan suatu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung yang disebut dengan variabel laten. Menurut Hair (1998) variabel laten adalah suatu konstrak dalam model persamaan struktural yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat direpresentasikan atau ditentukan oleh satu atau lebih variabel indikator. Variabel laten terdiri dari 2 tipe yaitu eksogen dan endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang menjadi variabel bebas dalam persamaan regresi dan variabel endogen yaitu variabel yang menjadi variabel tak bebas dalam persamaan regresi. Sedangkan variabel indikator adalah variabel yang dapat diukur melalui observasi, sehingga variabel laten tersebut dapat diukur secara tidak langsung oleh variabel indikator. Analisis statistik yang dapat digunakan untuk mengukur hubungan variabel laten dan variabel indikator adalah SEM (Structural Equation Modeling). Seringkali pada suatu variabel penelitian dipengaruhi oleh aspek kewilayahan (spasial) maka perlu dipertimbangkan aspek spasial pada model. Data spasial merupakan data yang memuat informasi lokasi yang didasarkan pada hukum tobler I

yaitu: Everything is related to everything else, but near thing are more related than distance things. Segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh. Dengan demikian untuk analisis statistik SEM yang mempunyai pengaruh kewilayahan pada variabelnya digunakan SEM spasial. Pada data spasial, seringkali pengamatan di suatu lokasi bergantung pada pengamatan di lokasi lain yang berdekatan (neighboring). Sehingga untuk mengatasinya, diperlukan unsur spasial yang dimasukkan dalam model. Menurut Congdon (2008) agar terdapat korelasi diantara variabel laten pada SEM dan juga korelasi secara spasial maka digunakan spatial SEM. Penelitian dalam bidang SEM spasial mulai berkembang, karena dalam penerapannya terdapat variabel yang tidak terukur secara langsung (laten) yang memiliki hubungan kausalitas serta pengaruh secara spasial. Wang dan Wall (2003) memperkenalkan efek random struktur spasial tunggal untuk menghitung korelasi diantara variabelnya yang diterapkan pada kasus kesehatan. Kemudian Hogan dan Tchernis (2004) mengadopsi model faktor konfirmatori dengan korelasi spasial tunggal diantara beberapa indikator social. Selanjutnya Congdon (2008) meneliti mengenai SEM spasial dengan dengan model spasial CAR variabel laten area deprivation dan social fragmentation untuk data kota London. 2. Structural Equation Model (SEM) SEM merupakan metode analisis multivariat yang dapat digunakan untuk menggambarkan keterkaitan hubungan linier secara simultan antara variabel pengamatan (indikator) dan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (variabel laten). Variabel laten merupakan variabel tak teramati (unobserved) atau tak dapat diukur (unmeasured) secara langsung. Terdapat dua tipe variabel laten dalam SEM yaitu endogen dan eksogen. Variabel laten endogen adalah variabel laten yang minimal pernah menjadi variabel tak bebas dalam satu persamaan, meskipun dalam persamaan lain (di dalam model tersebut) menjadi variabel bebas. Variabel laten eksogen adalah variabel laten yang berperan sebagai variabel bebas dalam model. SEM merupakan gabungan dari analisis jalur, analisis faktor konfirmatori dan analisis regresi. Secara garis besar sistem persamaan struktural terdiri dari model struktural (structural model) dan model pengukuran (measurement model).

Model struktural menggambarkan hubungan antar variabel laten, yang dapat dinyatakan dalam bentuk berikut: η = Bη+ Γξ + ζ (1) η = vektor laten endogen B = matriks koefisien variabel laten endogen ξ = vektor laten eksogen ζ = vektor eror pada persamaan struktural Γ = matriks koefisien variabel laten eksogen Model pengukuran adalah bagian dari suatu model persamaan struktural yang menggambarkan hubungan variabel laten denagn indikator-indikatornya. y = Λ η + ε (2) y p 1 p m m 1 p 1 x = Λ ξ + δ (3) x q 1 q n n 1 q 1 Dengan: y = vektor variabel indikator pada variabel laten η p 1 x = vektor variabel indikator pada variabel laten ξ q 1 δ = error untuk x q 1 ε = error untuk y p 1 Λ = koefisien relasi y pada η y q n Λ = koefisien relasi x pada ξ x q n 3. Model Spasial Bentuk data spasial dalam statistik pertama kali disajikan dalam bentuk peta, kemudian berkembang dalam bentuk model spasial, misalnya Fisher yang menggunakan spasial dependence pada percobaan agrikultur dengan metode nearest-neighbor untuk menganalisa percobaan lahan pertanian dengan mempertimbangkan aspek ketergantungan spasial (Cressie, 1991). Salah satu model Regresi spasial adalah model Geographically Weighted Regression (GWR) yang merupakan suatu pengembangan dari model regresi. Setiap parameter pada GWR dihitung pada setiap titik lokasi, sehingga setiap titik lokasi

geografis punya nilai parameter regresi yang berbeda- beda. Model GWR dapat ditulis sebagai berikut: p y = β u, v + β u, v x + ε ( ) ( ) i 0 i i k i i ik i k= 1, i= 1, 2,, n (4) y i x ik = Nilai pengamatan variabel respon ke-i = Nilai pengamatan variabel prediktor k pada pengamatan ke-i ( u, v ) β = Realisasi fungsi kontinyu β ( u, v ) pada pengamatan ke-i k i i k ( u, v ) ε i i i = Titik koordinat (longitude, latitude) lokasi ke-i = Error yang diasumsikan identik, independen dan berdistribusi 2 normal dengan mean nol dan varian konstan σ Estimasi parameter model dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dalam bentuk vektor dapat ditulis sebagai berikut: ( X X) 1 ˆ T T β = X Y (5) β = X = Vektor parameter yang ditaksir Matriks data y= Vektor variabel respon yang berukuran n 1 k= Banyaknya variabel bebas ( k = 1, 2,, p ) 4. Implementasi terhadap deprivation area Deprivation area atau daerah tertinggal adalah daerah yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional, dan berpenduduk yang relative tertinggal. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal, karena beberapa faktor penyebab, misalnya secara geografis atau keadaan alam, sumber daya alam, sumber daya manuasia, Sarana prasarana dan pembangunannya. Variabel yang bisa diambil untuk menggambarkan deprivation area terlihat dalam tabel 1.

Tabel 1: variabel laten dan indikatornya X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 Y 1 Y 2 Y 3 Indikator untuk Faktor Alam dan Lingkungan (ξ) Jumlah keluarga yang tinggal dibantaran/tepi sungai Jumlah keluarga yang tinggal di permukiman kumuh Jumlah penderita wabah penyakit selama setahun terakhir Jumlah korban jiwa akibat bencana alam dalam 3 tahun terakhir Jumlah tempat ibadah Indikator untuk Aspek Sosial (ξ) Banyaknya lembaga atau organisasi kemasyarakatan Banyaknya penyandang cacat Jumlah sarana transportasi yang tersedia Jumlah warnet yang tersedia keluarga penerima ASKESKIN surat miskin yang dikeluarkan Indikator untuk Status Ketertinggalan daerah (η) penderita gizi buruk dalam 3 tahun terakhir berikut: Jika digambarkan dalam bentuk diagram jalur maka diperoleh gambar sebagai X1 Y1 Y2 Y3 Faktor Alam dan X2 X3 X4 Deprivation area Gambar 1: Diagram jalur Aspek sosial X5 X6 X7 X8 X9

Dengan menggunakan data yang bersumber dari PODES tahun 2008 untuk provinsi Sumatera Barat dan diolah dengan AMOS, diperoleh hasil untuk model diatas sebagai berikut: Bobot faktor (regression Weight) untuk variabel laten aspek alam TABEL 2: REGRESSION WEIGHTS: (GROUP NUMBER 1 - DEFAULT MODEL) Estimate S.E. C.R. P Label X1 <--- Aspek Alam 1.000 X2 <--- Aspek Alam X3 <--- Aspek Alam X4 <--- Aspek Alam.343.180 1.900.057 par_1 3.100 1.208 2.567.010 par_2 5.214 1.737 3.002.003 par_3 TABEL 3: STANDARDIZED REGRESSION WEIGHTS: (GROUP NUMBER 1 - DEFAULT MODEL) Estimate X1 <--- Aspek Alam.703 X2 <--- Aspek Alam.474 X3 <--- Aspek Alam.645 X4 <--- Aspek Alam.956 Dari Tabel hasil output diatas diketahui bahwa semua faktor merupakan dimensi dari variabel laten (aspek alam) yang dibentuk. Bobot faktor (regression Weight) untuk variabel laten aspek sosial TABEL 4: REGRESSION WEIGHTS: (GROUP NUMBER 1 - DEFAULT MODEL) X5 <--- Aspek_sosial 1.000 Estimate S.E. C.R. P Label X6 <--- Aspek_sosial X7 <--- Aspek_sosial X8 <--- Aspek_sosial X9 <--- Aspek_sosial.088.026 3.367 *** par_1.333.077 4.316 *** par_2.036.011 3.131.002 par_3.008.006 1.427.154 par_4

TABEL 5: STANDARDIZED REGRESSION WEIGHTS: (GROUP NUMBER 1 - DEFAULT MODEL) Estimate X5 <--- Aspek_sosial.702 X6 <--- Aspek_sosial.710 X7 <--- Aspek_sosial 1.114 X8 <--- Aspek_sosial.647 X9 <--- Aspek_sosial.294 Dari Tabel hasil output diatas diketahui bahwa semua faktor merupakan dimensi dari variabel laten (aspek alam) yang dibentuk Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan skor faktor diperoleh nilai masing-masing variabel latent, kemudian dapat dilakukan regresi spasial sehingga modelnya menjadi: (, ) (, ) (, ) (, ) (, ) (, ) η = β u v + β u v ξ + β u v ξ + β u v y + β u v y + β u v y + ε i 0 i i 1 i i i1 2 i i i2 4 i i i1 5 i i i2 6 i i i3 berikut hasil estimasi model spasial dengan menggunakan GWR4 yang akan dimasukkan kedalam model umum di atas. Tabel 6: Estimasi model GWR untuk persamaan Struktural. Variable Estimate -------------------- --------------- Intercept 0.000000 y1 0.020000 y2 0.456000 y3 0.102000 sosial 0.001000 alam 0.220000 Jika dipetakan dalam bentuk peta penyebaran deprivation area dari hasil di atas dengan software ArcView GIS diperoleh peta sebagai berikut:

Gambar 2: Peta penyebaran deprivation area di Sumatera Barat Dari gambar diatas terlihat penyebaran deprivation area dengan interpretasi semakin pudar warnanya merupakan gambaran daerah yang semakin tertinggal. 5. Kesimpulan Dari pembahasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang diduga mempengaruhi kemajuan dan ketertinggalan suatu daerah diantaranya adalah faktor alam dan faktor sosial serta penerima askeskin, surat miskin dan penderita gizi buruk dalam 3 tahun terakhir. 6. Referensi Anselin, Luc. (1988), Spatial Econometrics: Methods and Models. Dordecht: Kluwer Academic Publishers. Badan Pusat Statistik, World Bank Institute (2002), Dasar-dasar Analisis Kemiskinan, Jakarta Bollen, K. A. (1989), Structural Equation With Latent Variables. New York: Wiley. Congdon, P (2008), A spatial structural equation model for health outcomes, Journal of statistical planning and inference, Vol 138, pages 2090-2105 Congdon, P (2009), Modelling the impact of socioeconomic structure on spatial health outcomes, Journal of statistical planning and inference, Vol 53, pages 3047-3056

Cressie, N.A.C (1991), Statistics for spatial data, New York : John Wiley & Sons, Inc. Hair, J.F., Anderson, R.F., Tatham, R.L. dan Black, W.C. (1998), Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall. Hogan, J. dan Tchernis, R. (2004), Bayesian factor analysis for spatially correlated data with application to summarizying area-level material deprivation from cencus data, J. Amer, Statist Assoc.99,314-324 Johnson R.A. and Wichern D.W. (2002), Applied Multivariate Statistical Analysis, Fifth Edition, New Jersey: Prentice Hall, In Kosfeld, R (2010), Spatial econometrics, Entry from www.ivwl.unikessel.de/kosfeldlehre/spatial/spatialeconometrics1 Sharma, S. (1996), Applied Multivariate Techniques, John Wiley & Sons, Inc. Wang, F dan Wall, M. (2003), Generalized common spatial factor model, Biostatistics, page:569-582 World Bank, (2006), Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia: World Bank, Jakarta.