BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. waktu dengan tujuan untuk mencari hubungan Faktor-Faktor Resiko

ARTIKEL RISET URL artikel:

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. paparan asap rokok dengan frekuensi kejadian ISPA pada balita. Lama

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu observasional analitik kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS KUALITAS UDARA : Suhu Kelembaban Kecepatan Gerak Udara Kadar debu Jumlah Kuman VARIABEL TERIKAT Sick Building Syndrome VARIABEL PENGGANGGU Umur Jenis Kelamin Pendidikan Status Gizi Lama kerja Gambar III.1 Kerangka Konsep 32

33 B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 (dua) variabel, yaitu variabel bebas (Variabel Independent), variabel terikat (Variabel Dependent). 1. Variabel Bebas (Variabel Independent) dalam penelitian ini adalah suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara, kadar debu, jumlah kuman. 2. Variabel Terikat (Variabel Dependent), dalam penelitian ini yaitu Sick Building Syndrome. 3. Variabel Pengganggu dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status gizi, lama kerja. C. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala I. Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Suhu Suhu ruangan yang diukur pada saat penelitian Pengukuran Termometer Ruang 0 C Interval 2. Kelembaban Udara 3. Kecepatan Gerak Udara Kandungan uap air dalam ruangan Kecepatan gerakan udara yang diukur pada saat penelitian Pengukuran Higrometer % Rasio Pengukuran Anemometer m/dt Rasio 4. Kadar Debu Kadar debu ruangan yang diukur pada tempat penelitian Pengukuran Low Volume Air Sampler µg/m 3 Rasio 5 Mikrobiologi Jumlah bakteri yang terdapat dalam ruangan pada saat penelitian Pengukuran Nutrient Agar Jumlah Bakteri Rasio

34 II. Variabel Terikat ( Dependent Variable) 1. Sick Building Syndrome Kumpulan gejala yang diakibatkan oleh kualitas udara indoor yang buruk dan didiagnosis dengan adanya min 20% karyawan dan gejala hilang setelah karyawan tersebut keluar ruangan Wawancara Lembar Tanya Positif Negatif Nominal III. Variabel Penganggu 1. Umur Jumlah usia responden yang dihitung semenjak lahir sampai penelitian dilakukan 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendidikan 4. Lama Kerja Jenis Kelamin responden baik laki-laki dan Perempuan Pendidikan responden yang bertugas pada tempat penelitian Lama bekerja responden bertugas pada tempat penelitian 5. Status Gizi Kondisi responden yang merupakan hasil asupan gizi dalam tubuh yang dapat dijelaskan dengan pertumbuhan fisik dan dihitung dengan IMT Wawancara Kuesioner Tahun Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. SMA 2. D3 3. S1 Wawancara Kuesioner Tahun IMT = BB / (TB/100) 2 Timbangan Berat Badan dan Meteran Kurus < 18,5 Normal 18-23 Gemuk > 23 Rasio Nominal Ordinal Rasio Ordinal

35 D. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini peneliti merumuskan Hipotesis Nol (H0) sebagai berikut yaitu : Ada perbedaan kejadian Sick Building Syndrome berdasarkan ruangan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Barat. E. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasional dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat gambaran kejadian SBS dan faktor-faktor lingkungan yang diduga berhubungan. Untuk itu dilakukan studi observasi (survei) serta pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas fisik, kimia udara (debu), dan kualitas mikroorganisme. Penentuan kasus SBS berdasarkan gambaran sakit dan keluhan yang dirasakan responden selama bekerja di ruang kerjanya. Studi analitik adalah studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dan secara akurat melukiskan sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok atau individu, sedangkan yang di maksud pendekatan Cross Sectional adalah pendekatan yang bersifat sesaat untuk melihat gambaran kejadian pada suatu waktu dan tidak diikuti dalam suatu kurun waktu tertentu. 21 F. Populasi dan sampel penelitian Objek penelitian ini adalah semua pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 1. Populasi Penelitian

36 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Pengertian tersebut mengandung mengandung maksud bahwa populasi seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu yang paling baik, sedikit memiliki satu sifat sama. Populasi dari penelitian ini adalah semua karyawan BKD Provinsi Kalimantan Barat, baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 76 tenaga kerja dengan menempati lantai dalam gedung. Sesuai dengan syaratsyarat populasi yang dipakai dalam penelitian dibatasi sejumlah atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Maka populasi yang akan dipakai oleh peneliti mempunyai persamaan sebagai berikut: a. Sama-sama berada didalam ruangan yang dengan sistem ventilasi AC sentral, pencahayaan buatan, dekorasi dan penyekat ruang minimal b. Sama-sama memiliki pola kerja sejenis yang bertugas non shift. c. Sudah bekerja selama tiga bulan atau lebih di Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan alasan tersebut maka populasi yang diambil telah memenuhi persyaratan sebagai populasi, dimana populasi harus memiliki satu sifat yang sama. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan Kantor BKD Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 76 orang, sedangkan tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik Total Sampling. persyaratan yang

37 ditetapkan oleh peneliti untuk sampel adalah sebagai berikut masa kerja responden minimal 3 bulan, responden berada ditempat penelitian saat penelitian berlangsung, responden berada pada ruangan yang menggunakan AC. Adapun karakteristik bangunan pada BKD terdapat 3 lantai yang semua ruangan menggunakan ventilasi dengan sistem Air Conditioner (AC). G. Kriteria inklusi dan eksklusi 1. Kriteria Inklusi. Kriteria inklusi adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar responden dapat menjadi sampel. kriteria inklusi menjadi sampel penelitian meliputi: a. Karyawan yang bekerja di BKD Provinsi Kalimantan Barat. b. Umur pekerja : 20 55 tahun. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah syarat syarat yang tidak bisa dipenuhi oleh responden supaya dapat sampel. kriteria eksklusi menjadi sampel penelitian meliputi : a. Karyawan yang menderita penyakit anemia. b. Karyawan dengan riwayat penyakit saluran pernafasan, TBC, penyakit mata.

38 c. Karyawan yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan metabolism tubuh ( penyakit Hati dan Ginjal ) dan atau sedang mengalami infeksi, atau pernah mengalami infeksi dalam 1 bulan d. Karyawan yang tidak bersedia sebagai responden. H. Teknik Pengumpulan Data Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik-teknik sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung melaui kuesioner dan wawancara yang dipandu pengisiannya mengenai identitas responden, umur, masa kerja, riwayat kesehatan, persepsi responden serta observasi tempat penelitian dan data hasil pengukuran kualitas fisik kimia tempat kerja (populasi). a. Pengamatan (observasi) Pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk meyadari adanya rangsangan. Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode chechk list meliputi jumlah pegawai yang bekerja, luar ruangan, sumber bahan pencemar,

39 keadaan umum lingkungan kerja (penerangan, kebisingan dan sumber bau) b. Pengukuran Pengukuran merupakan suatu metode pengambilan data dengan mengukur secara langsung parameter-parameter yang diinginkan. Macam dan prosedur pengukuran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Suhu dan kelembaban Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan dengan menggunakan metode pembacaan langsung dan alat Termometer serta Higrometer Prosedur Kerja (1) Hygrometer terdiri dari dua termometer yaitu termometer suhu kering dan termometer suhu basah (2) Pada ujung termometer suhu basah terdapat sumbu yang dicelupkan ke dalam aquadest (3) Tempatkan alat tersebut di tempat yang akan diukur suhu basah, suhu kering, dan kelembabannya selama 30 menit. (4) Untuk ruangan yang terdapat tenaga kerja, pada tenaga kerja duduk tempatkan alat setinggi 0,6 m dan untuk pekerja berdiri tempatkan alat setinggi 1,2 m. (5) Baca suhu pada termometer suhu basah dan kering. Untuk angka kelembaban dapat memutar panel bundar pada bagian

40 bawah hygrometer, disesuaikan dengan angka pada suhu basah dan kering sehingga didapatlah angka kelembaban. b) Kecepatan Gerak Udara Pengukuran kecepatan gerak udara dilakukan dengan menggunakan metode pembacaan langsung dan memakai alat Stop Watch serta Kata Thermometer Adapun langkah-langkah pengukurannya adalah: (1) Celupkan reservator bawah kata thermometer dalam air panas untuk menaikkan alkohol sampai pada reservaor atas (2) Catat temperatur dan waktu penurunan alkohol dari batas A-B. batas temperatur ini disebut range temperatur. Waktu penurunan disebut waktu pendinginan (Cooling Time) (3) Pengukuran dilakukan 3-5 kali, nilai cooling time merupakan nilai rata-rata (4) Rumus perhitungan gerak udara adalah: 1 FTc V. b trt ta a m/ dtk Keterangan: V : kecepatan gerak udara F : kata faktor (372) Tc : waktu pendinginan trt : harga rata-rata dari range temperatur ta : suhu udara / suhu kering (dalam 0 0 C )

41 c) Pengukuran Kadar debu dalam Ruangan Pengukuran debu ruangan digunakan alat Low Volume Air Sampler atau High Volume Air Sampler Adapun langkah-langkah pengukurannya adalah: 1. Pasang filter pada sampler holder lalu sambungkan dengan pompa isap 2. Atur kecepatan alir sebesar 10 menit 3. Pasang sampler holder setinggi zona pernapasan (tinggi sekitar 1,5-1,6 m dari lantai dudukan) 4. Lakukan pengambilan sampel selama untuk masing-masing filter 5. Lakukan pencatatan yang benar untuk masing-masing lokasi (lokasi dan nomor filter agar jelas) 6. Pada saat pengujian di lapangan filter-filter blanko juga harus dibawa 7. Setelah selesai pengukuran, lipat filter-filter dengan baik agar tidak ada debu yang tumpah atau tertinggal 8. Segera masukkan filter-filter ini ke dalam desikator begitu tiba kembali ke laboratorium d) Pengukuran Mikroorganisme ruang kerja Mikroorganisme ruang kerja adalah adanya sejumlah jasad renik (bakteri dan jamur) yang ditemukan didalam ruang kerja. Parameter yang digunakan adalah jumlah CFU/m 3,

42 pengukuran menggunakan Nutrient Agar atau alat Biotest Hycon Air Sampler RCS. Menurut Mentri Kesehatan RI nomor : 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Kualitas udara dalam ruang dikatakan baik apabila angka kuman dalam ruang kurang dari 700 koloni/m 3 udara dan bebas kuman pathogen. 2. Data skunder Data skunder adalah data yang diperoleh dari kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Barat mengenai data secara umum. Data sekunder diperoleh secara studi dokumen, meliputi data kantor secara umum, kondisi fisik lingkungan tempat kerja, serta jumlah karyawan. I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Editing, yaitu pemeriksaan kuisioner untuk mengetahui kelengkapan dan konsestensi jawaban b. Coding, yaitu memberikan kode pada jawaban responden untuk memudahkan pengolahan data. Variabel yang dikoding yaitu : 1) Umur 1) 25 s/d 35 Tahun

43 2) 36 s/d 46 Tahun 3) 47 S/d 57 Tahun 2) Jenis Kelamin 1) Laki Laki 2) Perempuan 3) Lama Kerja 1) > 9 Tahun 2) 9 Tahun 4) Status Gizi 1) Kurus < 18,5 2) Normal 18 23 3) Gemuk > 23 5) Suhu 1) Memenuhi Syarat ( 18 28 0 C ) 2) Tidak memenuhi Syarat ( < 18 0 C atau >28 0 C ) 6) Kelembaban Udara 1) Memenuhi Syarat ( 40 60 0 C ) 2) Tidak memenuhi syarat ( < 40 0 C atau > 60 0 C ) 7) Kecepatan Gerak Udara 1) Memenuhi Syarat ( 0,15 0,25 m/dt ) 2) Tidak memenuhi syarat ( 0,15 m/dt atau > 0,25 m/dt ) 8) Kadar Debu 1) Memenuhi Syarat ( 0,15 µg/m 3 )

44 2) Tidak memenuhi syarat ( > 0,15 µg/m 3 ) 9) Mikrobiologi 1) Memenuhi syarat ( 700 koloni/m 3 ) 2) Tidak memenuhi syarat ( 700 koloni/m 3 ) 10) Sick Building Syndrome 1) Negatif 2) Positif c. Entry, yaitu memasukan jawaban ( dalam bentuk kode angka ) kedalam komputer, data yang telah dikategori. d. Tabulating, yaitu pengelompokan data kedalam tabel yang di buat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. e. Analiting, yaitu menganalisa data dalam tabel sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. 2.Analisa Data Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah : a. Analisa Univariat Analisa Univariat adalah analisa dengan menampilkan gambaran variabel-variabel yang diteliti dengan menghitung frekuensi dan prosentase masing-masing subjek penelitian meliputi : (1) Variabel Bebas Kualitas udara suhu, kelembaban udara, kecepatan gerak udara dan kadar debu, mikroorganisme, umur, kebiasaan / mobolitas kerja, status gizi.

45 (2) Variabel terikat Sick Building Syndrome b. Analisa Bivariat Untuk menguji hipotesis dilakukan analisis analitik terhadap variabel bebas dan variabel terikat sesuai skala data yang dipakai. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan tingkat kesalahan/level signifikansi ( ) = 5 % dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya hubungan, dimana rumus chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut : X 2 = ( O E ) 2 E Keterangan : X 2 O E = Chi Square = Frekuensi Observasi (Observed) = Frekuensi Harapan (Expected) Pengamatan dan pengukuran menggunakan model tabel 2 X 2, berarti 2 baris dan 2 kolom seperti berikut : Tabel 3.2 Tabel Hasil Pengamatan pada uji Chi Square Faktor Efek Risiko Ya Tidak Jumlah Ya A B a + b Tidak C d c + d Jumlah a + c b +d a + b + c + d

46 Dimana : a = Subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek. b = Subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek. c = Subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek. d = Subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek. Rumus dasar Rasio Prevalensi (RP) : RP = a/ (a + b ) : c / ( c + d ) Bila RP = 1, maka faktor risiko tidak berpengaruh atas timbulnya efek atau bersifat netral Bila RP > 1, maka faktor risiko merupakan penyebab timbulnya penyakit Bila RP<1,maka faktor risiko bukan menjadi penyebab timbulnya penyakit bahkan menjadi faktor protektif. c. Analisis Multivariat Analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel utama dengan variabel dependen lainnya. Analisis yang digunakan adalah Regresi logistik ganda, Pemilihan regresi logistik ganda dikarenakan variabel dependen penelitian ini dikotomus, dan variabel independen lainnya lebih dari satu.