The Difference of Patient Satisfaction Between ISO and Non ISO Health Centers in Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kode etik dan standar, yang dapat menyebabkan pasien puas (Muninjaya, 2011).

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

The Relationship between Paramedic Competency, Teamwork and Career Development with Quality of Service at Mengwi I Community Health Centre

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005).

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

Difference in Satisfaction Levels of National Health Insurance Patients at Four Types of First Level Health Facilities

The Association Of Individual Factors And Organization Culture And Approach With Nursing Quality Of Care In Ganesha Public Hospital, Gianyar

Hubungan Pelayanan Kefarmasian dengan Kepuasan Konsumen Menggunakan Jasa Apotik di Kota Denpasar

Association between Leadership, Motivation, Compensation and Employees Satisfaction in Primary Health Centres Denpasar

Association of Competence, Motivation and Nurse Workload with Nurse Performance at Mental Hospital in Bali Province

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Risk Factors of Moderate and Severe Malnutrition in Under Five Children at East Nusa Tenggara

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

TESIS PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PUSKESMAS ISO DAN PUSKESMAS NON ISO DI KOTA DENPASAR

Perceived Benefits as Variable Related to Voluntary Enrollment in the National Health Program (JKN) at Primary Health Care I, East Denpasar

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Agreement Analysis of Energy and Protein Contents during Medical Nutrition Therapy at Sanglah Hospital Denpasar

Artini 1,2, I.W. Suarjana 2,3, I.P. Ganda Wijaya 2,4

Relationship of Knowledge and Attitude among Midwives with the Implementation of Early Initiation of Breastfeeding in Badung Regency

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

CUT ZULIATI MULI /IKM

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Akses Pelayanan Kesehatan Berhubungan dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai di Puskesmas Kawangu

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT RSU HAJI KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

Patient satisfaction in health services in Tanjung Priok Sub- District Community Health Center North Jakarta 2009

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Pencarian pelayanan kesehatan pada pengobat tradisional herbal di Kota Denpasar

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

Workload Analysis of Doctors at Puskesmas Using Workload Indicators of Staffing Need in Denpasar

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Siti Nurhaida 1, Sudirman 2

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

HUBUNGAN PERSEPSI DAN HARAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

Fungsi keluarga, dukungan sosial dan kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAMIANG LAYANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTAPINANG LABUHANBATU SELATAN TESIS

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

Hubungan persepsi tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi pada calon pegawai kapal pesiar yang datang ke dental klinik di Denpasar tahun 2012

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 3 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA LAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS SIBELA KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien, Customer Relationship Management. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RSUD PARE MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Badung Mangusada

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

Relationship between the Responsiveness of Service Providers with Patient Satisfaction at Three Conventional Radiography Services in Denpasar

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

Faktor yang berhubungan dengan partisipasi orang tua dalam perawatan kesehatan gigi anak di Puskesmas Tegallalang I

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

Keywords: patient satisfaction; the National Health Insurance; the quality of dental and oral health services

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

TESIS PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PUSKESMAS ISO DAN PUSKESMAS NON ISO DI KOTA DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN GIZI DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KOM YOS SUDARSO PONTIANAK TAHUN

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN TERHADAP INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS BANYUMAS

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KABUPATEN GARUT

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

UNIVERSITAS UDAYANA. Oleh: Ni Putu Dewi Tata Arini NIM : PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transkripsi:

Laporan hasil penelitian Perbedaan Kepuasan Pasien pada Puskesmas ISO dan Puskesmas Non ISO di Kota Denpasar A.A.A.A. Candrawati 1,3, K. Suarjana 2,3, D.N. Wirawan 3,4 1 Puskesmas II Denpasar Selatan, 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 3 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, 4 Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Korespondensi penulis: aaaacandrawati@yahoo.co.id Abstrak Latar belakang dan tujuan: ISO diimplementasikan di empat puskesmas Kota Denpasar untuk meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pasien. Telah dilakukan penilaian mutu layanan pada puskesmas di Denpasar tetapi belum dilakukan penilaian kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien pada puskesmas ISO dibandingkan puskesmas non ISO dan faktor yang mempengaruhinya. Metode: Rancangan penelitian adalah survei sampel cross-sectional pada 298 pasien, sebanyak 149 di puskesmas ISO dan 149 non ISO yang dipilih secara consecutive. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh pasien dan dianalisis secara bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan metode regresi logistik serta analisis kuadran untuk mengetahui kinerja yang perlu ditingkatkan. Hasil: Kepuasan pasien secara bermakna (p=) lebih tinggi di puskesmas ISO (98,66%) dibandingkan non ISO (87,25%). Kepuasan berdasarkan dimensi mutu secara bermakna (p=) lebih tinggi di puskesmas ISO yaitu kehandalan (97,99% vs 81,21%), ketanggapan (97,32% vs 82,52%), jaminan (98,66% vs 84,56%), empati (97,32% vs 77,18%), penampilan fisik (97,32% vs 83,8%). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah status puskesmas ISO dengan adjusted OR=16,56 (95% CI: 3,87-70,95) dan status kepesertaan jaminan kesehatan dengan adjusted OR=3,76 (95%CI:1,38-10,23). Analisis kuadran menunjukkan bahwa di puskesmas ISO sub-item kesopanan dan ketelitian petugas serta kerapian ruangan merupakan prioritas utama untuk ditingkatkan kinerjanya. Simpulan: Kepuasan pasien secara bermakna dijumpai lebih tinggi pada puskesmas ISO. Sub-item kesopanan dan ketelitian petugas serta kerapian ruangan masih perlu ditingkatkan kinerjanya di puskesmas ISO. Kata kunci: kepuasan pasien, puskesmas, ISO The Difference of Patient Satisfaction Between ISO and Non ISO Health Centers in Denpasar A.A.A.A. Candrawati 1,3, K. Suarjana 2,3, D.N. Wirawan 3,4 1 Public Health Centers II South Denpasar, 2 School of Public Health Faculty of Medicine Udayana University, 3 Public Health Postgraduate Program Udayana University, 4 Department of Community and Preventive Medicine Faculty of Medicine Udayana University Corresponding author: aaaacandrawati@yahoo.co.id Abstract Background and purpose: ISO has been implemented to improve quality of care and patient satisfaction in four health centers in Denpasar. An assessment of the quality of services has been conducted, but there has been no assessment of patient satisfaction. This study determined differences of patient satisfaction between ISO and non-iso centers and related factors. Methods: The study design was cross-sectional sample survey of 298 respondents; 149 attending ISO clinics and 149 non-iso clinics. Data were collected using self-administered questionnaires and analyzed with chi square test and logistic regression methods as well as quadrant analysis. Results: Satisfaction was significantly higher (p=0.001) among ISO health centers (98.66%) compared to non-iso (87.25%). Satisfaction levels were significantly higher (p=0.001) among ISO health centers specifically for sub item reliability (97.99% vs 81.21%), responsiveness (97.32% vs 82.52%), assurance (98.66% vs 84.56%), empathy (97.32% vs 77.18%) and phisycal appearance (97.32% vs 83.8%). Multivariate analysis indicated that factors associated with patients satisfaction were ISO status (adjusted OR=16.56; 95%CI: 3.87-70.95) and health insurance membership (adjusted OR=3.76; 95%CI: 1.38-10.23). Quadrant analysis indicated that sub item politeness, carelessness and untidiness were priority area for improvement among ISO health centers. Conclusion: Patient satisfaction was significantly higher among ISO health centers. Study findings indicated that subitems politeness, apparent carelessness and untidiness still to be improved among ISO health centers. Keywords: patient satisfaction, health centers, ISO, Denpasar Public Health and Preventive Medicine Archive 34 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

Pendahuluan Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan terdepan di masyarakat, berfungsi melaksanakan pengembangan di bidang kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberikan layanan terpadu disegala bidang. Puskesmas diharapkan mampu melaksanakan manajemen yang baik, meningkatkan wawasan agar mampu mewujudkan pelayanan yang bermutu. 1 Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan kebutuhan dasar bagi setiap pasien. 2 Mutu pelayanan merupakan ukuran dari seberapa baiknya tingkat pelayanan yang mampu diberikan sesuai dengan harapan pelanggan. 3 ISO merupakan salah satu sarana organisasi untuk meningkatkan mutu suatu layanan agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Implementasi standar tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan kepuasan pasien. 4 Kota Denpasar telah mengupayakan peningkatan mutu pelayanan pada empat dari 11 puskesmas sesuai dengan standar ISO 9001; 2008. Puskesmas II Denpasar Selatan memperoleh sertifikat ISO pada tahun 2009, Puskesmas III Denpasar Selatan pada tahun 2012, Puskesmas IV Denpasar Selatan pada tahun 2013 dan Puskesmas II Denpasar Barat pada bulan September 2014. Selama proses untuk mencapai standar ISO dan demikian pula pada tahap awal ketika sertifikat diperoleh, banyak kendala yang dihadapi oleh puskesmas dan masih dijumpai adanya keluhan dan ketidakpuasan pasien. Penilaian terhadap mutu layanan pada semua puskesmas di Denpasar telah dilakukan sejak sebelum sertifikasi ISO, tetapi sama sekali belum pernah dilakukan penilaian tentang kepuasan pasien. Kepuasan pelanggan perlu diketahui karena pelanggan yang merasa puas dengan layanan, akan datang kembali memanfaatkan pelayanan kesehatan di tempat tersebut. 2 Penilaian kepuasan pelanggan bisa dilakukan dengan melakukan pengkajian dimensi mutu layanan yang secara langsung bisa menilai kinerja suatu layanan. 5 Beberapa penelitian tentang hubungan penerapan ISO dengan kepuasan pasien di layanan kesehatan menunjukkan hasil yang tidak konsisten, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Penelitian dilakukan di India menunjukkan hasil bahwa kepuasan pasien lebih baik pada rumah sakit ISO dibandingkan yang bukan ISO. 6 Hal yang berbeda didapatkan bahwa kepuasan pasien pada layanan kesehatan tersertifikasi ISO lebih rendah dibandingkan yang tidak tersertifikasi, yang artinya kualitas manajemen ISO tidak mempengaruhi kepuasan pasien. 7 Penelitian yang dilakukan di Kota Palu mengemukakan bahwa tingkat kepuasan pasien di puskesmas ISO lebih tinggi dibandingkan dengan puskesmas non ISO. 8 Penelitian yang dilaksanakan di Kota Pekalongan menemukan bahwa penilaian pengunjung puskesmas terhadap mutu layanan tidak berbeda antara puskesmas ISO dengan yang belum ISO. 9 Penelitian tentang analisis kualitas rumah sakit di Provinsi Bali yang sudah menerapkan ISO dihubungkan dengan harapan pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara kualitas pelayanan dengan harapan pasien pada semua rumah sakit yang menerapkan ISO. 10 Sampai saat ini belum ada penelitian tentang hubungan kepuasan pasien pada puskesmas yang menjalankan ISO di Bali, khususnya di Denpasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien pada puskesmas ISO dibandingkan dengan puskesmas non ISO di Kota Denpasar dinilai dari kajian dimensi mutu. Tujuan penelitian Public Health and Preventive Medicine Archive 35 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

adalah untuk mengetahui kepuasan pasien pada puskesmas ISO dibandingkan dengan puskesmas non ISO di Kota Denpasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode Rancangan penelitian adalah survei sampel cross-sectional pada enam puskesmas di Kota Denpasar, yaitu tiga puskesmas ISO (Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas III Denpasar Selatan dan Puskesmas II Denpasar Barat) dan tiga puskesmas non ISO (Puskesmas I Denpasar Selatan, Puskesmas I Denpasar Timur dan Puskesmas I Denpasar Barat). Sampel pasien dipilih secara consecutive sebanyak 298 orang yaitu 149 pasien pada puskesmas ISO dan 149 pasien pada puskesmas non ISO. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh pasien. Kepuasan pasien diukur dari penilaian lima dimensi mutu yang meliputi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan penampilan fisik yang dijabarkan dalam 29 pertanyaan (kuesioner). Semua pertanyaan menggunakan alternatif jawaban dengan skala likert yaitu dengan skor 1 sampai 4 untuk menilai pengalaman dan harapan pasien. 5 Jawaban tentang pengalaman pasien terdiri dari empat skor yaitu: 1=sangat tidak puas, 2=tidak puas, 3=puas, 4=sangat puas. Jawaban tentang harapan pasien juga terdiri dari empat skor yaitu: 1=sangat tidak penting, 2=tidak penting, 3=penting, 4=sangat penting. Tingkat kepuasan pasien diperoleh dari persentase pengalaman dan harapan yang dikategorikan puas bila nilainya 62,51-100% dan tidak puas bila nilainya 25-43,75%. 11 Data dianalisis menggunakan program Stata SE 12.1 secara univariat disajikan dalam bentuk diagram kartesius untuk mengetahui sub-item dimensi mutu yang perlu ditingkatkan kinerjanya. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan uji chi square untuk mengetahui perbedaan karakteristik pasien dan perbedaan tingkat kepuasan pasien baik secara keseluruhan maupun per dimensi mutu pada puskesmas ISO dan puskesmas non ISO. Analisis multivariat dilakukan dengan metode regresi logistik untuk mengetahui faktor yang secara independen mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Hasil Responden sebanyak 298 orang (100%) telah mengisi kuesioner dengan lengkap. Karakteristik reponden disajikan pada Tabel 1 dan terlihat bahwa tidak dijumpai adanya perbedaaan yang bermakna antara responden pada puskesmas ISO dan puskesmas non ISO dalam hal jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan dan lama tinggal di Bali (p>0,05), akan tetapi terdapat perbedaan bermakna dalam hal umur, pendidikan dan status kepesertaan jaminan kesehatan (p<0,05). Pada puskesmas ISO, lebih banyak responden yang berumur lebih muda dibandingkan puskesmas non ISO yaitu masing-masing 44,97% dan 31,54% (p=0,017). Pada puskesmas ISO lebih banyak berpendidikan SD/SMP (52,35%) dibandingkan puskesmas non ISO (39,60%) dengan p=0,027. Sedangkan dalam hal status kepesertaan, pada puskesmas non ISO lebih banyak responden dengan jaminan kesehatan (65,10%) dibandingkan puskesmas ISO (44,30%) dengan p=. Public Health and Preventive Medicine Archive 36 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

Tabel 1. Karakteristik responden pada puskesmas ISO dan puskesmas non ISO di Kota Denpasar Variabel Puskesmas ISO Puskesmas non ISO Nilai p * n (%) n (%) Umur 17-29 tahun 67 (44,97) 47 (31,54) 30 tahun ke atas 82 (55,03) 102 (68,46) 0,017 Jenis kelamin Laki-Laki 53 (35,57) 54 (36,24) Perempuan 96 (64,43) 95 (63,76) 0,904 Pendidikan SD/SMP 78 (52,35) 59 (39,60) SMA ke atas 71 (47,65) 90 (60,40) 0,027 Penghasilan <UMR (Rp1800.000) 67 (44,97) 69 (46,31) 0,816 UMR 82 (55,03) 80 (53,69) Pekerjaan Tidak bekerja 45 (30,20) 47 (31,54) Bekerja 104 (69,80) 102 (68,46) 0,802 Status kepersertaan Jaminan kesehatan 66 (44,30) 97 (65,10) Tidak memiliki jaminan 83 (55,70) 52 (34,90) kesehatan Lama tinggal di Bali <5 tahun 4 (2,68) 3 (2,01) 5 tahun keatas 145 (97,32) 146 (97,99) 0,500 *Uji statistik dengan chi-square dan pada sel dengan nilai expected <5 dilakukan dengan Fisher s exact test Tabel 2. Kepuasan pasien berdasarkan dimensi mutu pada puskesmas ISO dan puskesmas non ISO di Kota Denpasar Dimensi mutu Puskesmas ISO n (%) Puskesmas non ISO n (%) Kehandalan Puas 146 (97,99) 121 (81,21) Tidak puas 3 (2,01) 28 (18,79) Ketanggapan Puas 145 (97,32) 123 (82,55) Tidak puas 4 (2,68) 26 (17,45) Jaminan Puas 147 (98,66) 126 (84,56) Tidak puas 1 (1,34) 23 (15,44) Empati Puas 145 (97,32) 115 (77,18) Tidak puas 4 (2,68) 34 (22,82) Penampilan fisik Puas 145 (97,32) 125 (83,89) Tidak puas 4 (2,68) 24 (16,11) Nilai p Public Health and Preventive Medicine Archive 37 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

Pada Tabel 2 disajikan perbedaan kepuasan pasien antara puskesmas ISO dan puskesmas non ISO dalam lima item dimensi mutu yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan penampilan puskesmas. Perbedaan tertinggi terlihat pada dimensi empati dimana pada puskesmas ISO sebanyak 97,32% menyatakan puas dan hanya 77,18% pada puskesmas non ISO (p=) sedangkan untuk item dimensi mutu lainnya dijumpai perbedaan yang hampir sama. Pada Tabel 3 disajikan kepuasan pasien berdasarkan status puskesmas dan karakteristik pasien. Terlihat tiga variabel dengan perbedaan bermakna yaitu status puskesmas (p=), pendidikan (p=0,010) dan penghasilan (p=0,011). Kepuasan pada puskesmas ISO terlihat lebih tinggi (98,66%) dibandingkan puskesmas belum ISO (87,25%), sedangkan kepuasan pasien pada pendidikan SD/SMP terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan SMA ke atas. Kepuasan pasien dengan penghasilan di bawah UMR (97,06%) lebih tinggi dibandingkan dengan pasien berpenghasilan di atas atau sama dengan UMR (89,51%). Tabel 3. Kepuasan pasien berdasarkan status puskesmas dan karakteristik pasien di Kota Denpasar Variabel Status pukesmas Puskesmas ISO Puskesmas non ISO Umur 17-29 tahun 30 tahun keatas Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD/SMP SMA ke atas Penghasilan <UMR UMR Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Status kepesertaan Jaminan kesehatan Tidak memiliki jaminan kesehatan Lama tinggal di Bali <5 tahun 5 tahun keatas Puas n (%) 147 (98,66) 130 (87,25) 105 (92,11) 172 (93,48) 100 (93,46) 177 (92,67) 133 (97,08) 144 (89,44) 132 (97,06) 145 (89,51) 85 (92,39) 192 (93,20) 155 (95,09) 122 (90,37) Kepuasan pasien Tidak puas n (%) 2 (1,34) 19 (12,75) 9 (7,89) 12 (6,52) 7 (6,54) 14 (7,33) 4 (2,92) 17 (10,56) 4 (2,94) 17 (10,49) 7 (7,61) 14 (6,80) 8 (4,91) 13 (9,63) Nilai p * 0,653 0,798 0,010 0,011 0,800 0,113 6 (85,71) 271 (93,13) 1 (14,29) 20 (6,87) 0,404 *Uji statistik dengan chi-square dan pada sel dengan nilai expected <5 dilakukan dengan Fisher s exact test Public Health and Preventive Medicine Archive 38 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

Tabel 4. Adjusted OR kepuasan pasien berdasarkan status puskesmas, umur, pendidikan, penghasilan dan status kepesertaan dalam jaminan kesehatan (jamkes) Variabel Adjusted OR 95% CI Nilai p* Status puskesmas Puskesmas ISO Puskesmas non ISO Umur 17-29 tahun 30 tahun ke atas Pendidikan SD/SMP SMA ke atas Penghasilan <UMR UMR Kepesertaan jaminan kesehatan Punya Tidak punya 16,56 0,74 1,55 3,65 3,76 3,87-70,95 0,28-1,90 0,26-9,18 0,60-22,12 1,38-10,23 0,528 0,627 0,159 Pada analisis multivariat, variabel yang diikutkan dalam model adalah variabel yang menunjukkan perbedaan yang bermakna baik pada karakteristik responden maupun tingkat kepuasan dengan nilai p<0,25, sehingga terdapat lima variabel yang dimasukkan dalam analisis yaitu umur, status puskesmas, pendidikan, penghasilan dan status kepesertaan dalam jaminan kesehatan. Pada Tabel 4 terlihat bahwa variabel yang bermakna mempengaruhi kepuasan pasien adalah status puskesmas dalam ISO dengan adjusted OR=16,56 (95%CI: 3,87-70,95) dan kepesertaan pasien dalam jaminan kesehatan dengan adjusted OR=3,75 (95%CI: 1,38-10,26). Berdasarkan analisis kuadran pada puskesmas ISO, terdapat tiga sub-item di kuadran A (prioritas utama diperbaiki) meliputi kesopanan petugas dan ketelitian petugas (dimensi jaminan), kerapian ruangan (dimensi penampilan fisik), 11 subitem di kuadran B (pertahankan), 13 subitem di kuadran C (prioritas rendah) dan dua sub-item di kuadran D (berlebihan). Pada puskesmas non ISO, terdapat delapan subitem di kuadran A meliputi kecepatan pelayanan pemeriksaan, ketepatan pelayanan pemeriksaan, (dimensi kehandalan), kejelasan informasi petugas tentang penyakit pasien, kecepatan tindakan petugas saat pasien membutuhkan (dimensi ketanggapan), ketelitian petugas (dimensi jaminan), perhatian petugas yang sama tanpa membedakan status sosial ekonomi pasien (dimensi empati), kesiapan alat yang dipakai (dimensi penampilan fisik). Diskusi Dalam penelitian ini diperoleh bahwa pasien yang menyatakan puas pada pelayanan puskesmas secara bermakna lebih tinggi pada puskesmas ISO (98,66%) dibandingkan dengan puskesmas non ISO (87,25%). Hal ini menunjukkan bahwa puskesmas yang sudah melaksanakan ISO di Kota Denpasar telah mampu melaksanakan ISO dengan baik. Kepuasan yang lebih tinggi pada puskesmas ISO bisa disebabkan karena beberapa hal antara lain: sarana prasarana yang digunakan untuk pelayanan telah dikalibrasi setiap tahun dan implementasi ISO diaudit setiap enam bulan secara internal. Audit internal dilakukan sebagai persiapan Public Health and Preventive Medicine Archive 39 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

dilaksanakannya audit setiap tahun oleh pihak eksternal, untuk memastikan apakah puskesmas tersebut masih layak menyandang sertifikat ISO. Puskesmas ISO juga memiliki target kinerja di masingmasing layanan untuk memacu kinerjanya dan dilakukan evaluasi setiap bulan. Semua dokumen baik internal maupun eksternal sudah dikendalikan untuk memudahkan penelusuran apabila diperlukan dan semua kegiatan yang dilaksanakan lebih teratur karena mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. Pada puskesmas non ISO, semua kegiatan tersebut di atas tidak dilaksanakan secara optimal. Walaupun tingkat kepuasan pasien pada puskesmas ISO lebih baik dibandingkan puskesmas non ISO, tetapi ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan analisis kuadran dalam penelitian ini didapatkan tiga sub-item yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya yaitu kesopanan, ketelitian petugas dan kerapian ruangan. Hal ini mungkin karena terlalu banyak beban pekerjaan untuk memenuhi persyaratan ISO sehingga mengurangi kesopanan dan ketelitian petugas serta kerapian ruangan. Pada puskesmas non ISO, terdapat delapan subitem yang perlu ditingkatkan yaitu: kecepatan, ketepatan pemeriksaan, kejelasan informasi tentang penyakit pasien, kecepatan tindakan, ketelitian, perhatian yang sama tanpa membedakan status sosial ekonomi pasien dan kesiapan alat yang dipakai. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian lain, hasilnya ada yang sesuai ada pula yang tidak sesuai. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Syamsura tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan Puskesmas II Denpasar Selatan dengan tingkat kepuasan pasien sebesar 89,36%. 12 Pada saat penelitian, puskesmas di Kota Denpasar belum melaksanakan ISO. Penelitian tentang pengaruh ISO terhadap kepuasan pasien di Provinsi Bali dilakukan oleh Nurcahya yang menunjukkan adanya kesenjangan antara kualitas pelayanan dengan harapan pasien pada semua rumah sakit yang menjalankan ISO dan untuk kelima dimensi mutu pelayanan. 10 Namun penelitian tersebut hanya menunjukkan adanya kesenjangan tanpa membandingkan dengan rumah sakit tanpa ISO. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lasa, dkk di Kota Palu, menggunakan rancangan deskriptif, dan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan puskesmas ISO lebih tinggi (94,34%) dibandingkan puskesmas non ISO (89,25%). 8 Demikian juga pada penelitian yang dilakukan oleh Wartana dengan rancangan cross-sectional, menunjukkan perbedaan yang bermakna kepuasan pasien pada puskesmas ISO dan non ISO (p<0,05) dengan lebih banyak pasien yang puas pada puskesmas ISO. 13 Hasil yang sama juga dijumpai pada penelitian di rumah sakit di India yaitu dijumpai kepuasan yang lebih tinggi pada rumah sakit dengan ISO dibandingkan rumah sakit yang tidak ISO. 6 Beberapa penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda, antara lain penelitian oleh Yuniarti dengan rancangan penelitian case control menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan kepuasan pengunjung antara puskesmas yang bersertifikat ISO dan yang belum bersertifikat ISO (p=0,762). 9 Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan karena perbedaan rancangan penelitian. Penelitian lain yang juga menunjukkan hasil yang berbeda adalah penelitian cross-sectional yang dilakukan di Iran oleh Maryam, et al, menunjukkan bahwa kepuasan pasien pada primary health care (PHC) tanpa ISO secara bermakna (p<0,01) lebih tinggi (83,3%) Public Health and Preventive Medicine Archive 40 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

dibandingkan PHC dengan ISO (70,2%). 7 Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan karena perbedaan karakteristik wilayah di Iran dengan di Denpasar. Bila dilihat per masing-masing dimensi mutu, perbedaan bermakna dijumpai pada semua item dimensi mutu dan paling tinggi pada dimensi empati. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lasa, dkk di Kota Palu mengenai tingkat kepuasan pasien yang mendapatkan sub-item dimensi empati lebih tinggi pada puskesmas ISO (96,52%) dibandingkan puskesmas non ISO (87,64%). 8 Berdasarkan nilai adjusted OR, status puskesmas ISO merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lasa, dkk dan Wartana yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan ISO terhadap peningkatan tingkat kepuasan pasien. 8,13 Tingkat kepuasan dipengaruhi juga oleh status kepesertaan pasien dalam jaminan kesehatan dengan nilai adjusted OR 3,76. Hasil yang sesuai dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Widyastomo, Dyana dan Suharmadji bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh kepemilikan jaminan kesehatan. 14,15,16 Dari hasil penelitian ini bisa direkomendasikan bahwa puskesmas perlu meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar ISO dalam upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien. Selain itu direkomendasikan pula bahwa puskesmas yang telah menjalankan ISO masih tetap harus meningkatkan kualitas pelayanannya sesuai dengan hasil evaluasi yang dilaksanakan. Penelitian ini hanya dilaksanakan di puskesmas Kota Denpasar dan karena itu tidak bisa digeneralisir ke puskesmas di wilayah lainnya, baik di Provinsi Bali maupun wilayah lainnya di Indonesia. Simpulan Kepuasan pasien pada puskesmas ISO dijumpai lebih baik dibandingkan puskesmas non ISO namun masih perlu ditingkatkan kinerjanya dalam hal kesopanan dan ketelitian petugas serta kerapian ruangan. Faktor yang dijumpai berpengaruh terhadap kepuasan pasien adalah status puskesmas ISO dan non ISO serta kepemilikan jaminan kesehatan. Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada semua pasien yang telah bersedia menjadi responden, petugas pengumpul data, kepala puskesmas serta jajarannya dan pihak lain yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Poerwani S. Forum Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia; 2005. 2. Hamid R, Darmawansyah, Balqis. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Batua Kota Makasar; 2013 Available at: http:// repository.unhas.ac.id/ handle/123456789/5724 [Accessed October 19, 2013]. 3. Tjiptono dan Candra G. 2005. Service, Quality and Satisfaction. Available at: http: //www. library. upnvj.ac.id/ index.php?p=show_detail&id=3677 [Accessed October 5, 2014]. 4. Setyawan W. Prinsip Dasar ISO 9001: 2008; 2008: p.1 4. 5. Supranto J. Pengukuran Tingkat kepuasan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2011. 6. Jha, N and Rana, S. A Comparative Study of Patient Satisfaction Between ISO Certified and Non-Certified Health Care Units; 2012. Available at: http://iuu.ac/download-pdf/mgtdec12.pdf [Accessed September 16, 2014]. 7. Maryam, H., Yasdi,V.F., Maybodi,F.B, S.H. Costumer Satisfaction with Primary Health Care: Comparison of Two District Health Centers with and Without ISO Certificate In Kerman University Of Medical Sciences; 2013. Available at: file:///d:/sid.ir Costumers Satisfaction with Primary Health Care Comparison of Two District Health Centers with and Without ISO Certificate Public Health and Preventive Medicine Archive 41 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1

in Kerman University of Medical Sciences".htm [Accessed September 27, 2014]. 8. Lasa N, Sudirman, Sakung JM. Studi Komparatif Kepuasan Pasien Puskesmas Berstandar ISO dan Puskesmas Non Standar ISO di Kota Palu; 2012. Available at: http: //www.scribd.com/doc/ 128367656/7-Najma-Lasa 9. Yuniarti. Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Persepsi Pasien di Puskesmas Tersertifikasi dan Belum Tersertifikasi ISO 9001 : 2000 di Kota Pekalongan". Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Pekalongan: Universitas Pekalongan; 2000: p.31 41. 10. Nurcaya NI. Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Bali Denpasar. Denpasar: Universitas Udayana; 2008. 11. Witriasih A. Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta PT Askes (Persero) Cabang Denpasar Terhadap Pelayanan Puskesmas dan Dokter Keluarga di Kota Denpasar (tesis). Denpasar: Universitas Udayana; 2012. 12. Syamsura DS. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas II Denpasar Selatan (skripsi). Denpasar: Universitas Udayana; 2006. 13. Wartana K. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kesehatan: Perbandingan antara Puskesmas Bersertifikat ISO dengan Puskesmas yang Belum Bersertifikat ISO (tesis) Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada; 2010. 14. Widyastomo J,Rachmawati YL, Aly AR. Hubungan Karakeristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang (skripsi). Malang: Universitas Brawijaya; 2013. 15. Dyana PC. Hubungan Pelayanan JKN dan Karakteristik Pasien terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan: Studi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Apotik Program Rujuk Balik (tesis) Jogjakarta: Universitas Gajah Mada; 2015. 16. Suharmadji. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Umum Puskesmas di Pekanbaru ; 2003. Public Health and Preventive Medicine Archive 42 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1