BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu setiap pengajar menginginkan pengajarannya dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran menurut Sardiman (2007: 59) dapat diartikan, Suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha manusia untuk men bumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PRATIYAN ISNAENI K

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. populasi penduduk yang sangat besar, tentunya membutuhkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di sekolah sangat erat kaitannya dengan istilah interaksi edukasi, maksudnya adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Istilah tersebut yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain, apa yang dinamakan interaksi edukasi, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar-mengajar. 1 Sesuai dengan amanat peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. 2 Seorang guru dalam pembelajaran harus memperhatikan proses belajar siswa yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, agar siswa memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap konsep pelajaran terutama konsep biologi. Tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa, guru harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung peranannya tersebut, sehingga kegiatan belajar dapat h. 1. 1 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Grafindo Persada, 2011, h. 4. 1

2 diselenggarakan dengan efektif agar siswa bisa memiliki kompetensi yang diharapkan oleh guru. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian atau penerapan model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan

3 bagi siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan. 3 Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan berbagai metode maupun model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang baik bagi siswa dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode maupun model pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. 4 Oleh sebab itu, guru tidak boleh lengah dalam memilih dan menggunakan model yang dipakai ketika kegiatan belajar mengajar karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode. Perhatian diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan suatu model, yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya, anak didik dengan berbagai 3 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 140-143. 4 Ahmad Sagala, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, h. 52.

4 tingkat kematangan, situasi dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. 5 Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses menemukan. Pendidikan biologi dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya yang didalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang memiliki kekhususan karakter masingmasing serta konsep-konsep yang harus dipahami. Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan disekolah-sekolah yaitu metode Discovery (penemuan). Hal ini disebabkan karena metode Discovery (penemuan ) itu: 1. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif. 2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan anak. 3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betulbetul dikuasai dan mudah digunakan atau di transfer dalam situasi lain. 4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar mengusai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, h. 19.

5 5. Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat faktafakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. 6 Berdasarkan hasil observasi awal di MTs Rhaudhatul Jannah Palangka Raya, diperoleh informasi dari guru biologinya tentang nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus di capai disekolah ini adalah 65, guru bidang studi yang mengajar di sekolah ini hanya ada 1 orang saja. Pada kelas VII terdapat dua kelas yaitu kelas VII.1 dan kelas VII.2 dimana ruangan kelas VII.1 untuk siswa berjumlah 27 orang dan ruangan kelas VII.2 untuk siswa berjumlah 25 orang. Di sekolah ini metode yang biasanya di pakai oleh guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Namun, masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru masih memerlukan metode yang sekiranya bisa membuat semua siswa aktif dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan hasil belajar siswa dapat memenuhi KKM dan indikator pembelajaran. Khususnya pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. 7 2012. 6 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003, h. 89. 7 Hasil wawancara dengan guru Biologi yaitu Dwi sulistyawati pada hari senin, 17-09-

6 Beranjak dari latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian di kelas VII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya dengan judul penelitian Penerapan Model Discovery Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas VII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. Penerapan model Discovery dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi. Model Discovery juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep biologi. Penerapan model Discovery dengan segala kelebihannya yaitu dapat menumbuhkan motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan penerapan Discovery maka pembelajaran IPA dihadirkan dalam bentuk konkrit sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan minat belajar berdampak pada hasil belajarnya baik dari segi kognitif, afektif bahkan psikomotor siswa. B. Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya tentang model Discovery yaitu: 1. Meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep biologi melalui metode Discovery disertai media audio visual dalam strategi refleksi pengalaman merupakan skripsi Dwi Sunarti Puspitasari salah satu

7 mahasiswa Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2011 menyatakan bahwa metode Discovery disertai audio visual dalam refleksi pengalaman dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII A SMP Al-Irsyad tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode Discovery dan audio visual sedangkan penelitian ini hanya menggunakan model Discovery dan tidak disertai audio visual hasil penelitian yang ingin di ketahui pada penelitian ini adalah hasil belajar dari segi kognitif dan psikomotornya saja. 2. Pengaruh penerapan metode pembelajaran guided Discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun pelajaran 2011/2012 merupakan skripsi Taufik Widhiyantoro Dwi Saputro salah satu mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2012 yang mengatakan bahwa metode guide Discovery berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Sedangkan penelitian ini hasil yang ingin di lihat adalah hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa setelah diterapkan di kelas VII.1 MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. 3. Penerapan multimedia berbasis Ulead video studio dalam pembelajaran model Discovery sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sistem pengapian konvesional merupakan skripsi Miftahudin Raharjo salah satu mahasiswa program studi pendidikan teknik mesin jurusan

8 teknik mesin fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis dia mengatakan bahwa ada peningkatan antara hasil belajar tentang sistem pengapian konvensinal sebelum dan setelah menggunakan video pembelajaran pada mata kuliah kelistrikan otomotif. Pada penelitian ini tidak menggunakan multimedia berbasis Ulead video studio yang digunakan hanya model Discovery saja. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Discovery. 2. Siswa yang diteliti pada penelitian ini adalah siswa di kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. 3. Penelitian dilakukan di kelas VII.1 MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. 4. Materi yang diajarkan adalah Ciri-Ciri Makhluk Hidup. 5. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif (C1 dan C2) 6. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Discovery. 7. Respon siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya setelah diterapkan model Discovery.

9 D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup terhadap hasil belajar siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya? 2. Bagaimana pengaruh model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup terhadap hasil belajar siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya? 3. Bagaimana respon siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya setelah penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup terhadap hasil belajar siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. 2. Mengetahui pengaruh model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup terhadap hasil belajar siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya.

10 3. Mengetahui respon siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya setelah penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. F. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H 0 : tidak ada pengaruh penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. H 1 : ada pengaruh penerapan model Discovery pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Rumusan hipotesis statistik H 0 : µ A = µ B H 1 : µ A µ B Kriteria pengujian hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau menggunakan α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah: H 0 diterima jika t (1-1/2α) < t < t (1-1/2α) harga t (1-1/2α) diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1-1/2 α), sebaliknya H 0 ditolak pada harga lainnya. Derajat kebebasan n-1 atau 22-1=21. 8 8 Budi Susetyo, StatistikaUntuk Analisis Penelitian, Bandung: Refika Aditama, 2012, H. 209.

11 G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Memberikan masukan bagi guru dan calon guru SMP atau MTs dalam mengajarkan biologi pada materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi dan minat siswa dalam mempelajari sains biologi dengan menggunakan model Discovery. 2. Memberikan informasi bagi guru biologi tentang model Discovery. 3. Sebagai alternatif bagi guru biologi dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 4. Lembaga pendidikan, guna memberikan informasi awal dan bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kondisi objektif di lapangan bagi pihak-pihak tertentu yang bermaksud mengembangkan atau melakukan penelitian serupa di tempat lain. 5. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti yang ingin menindaklanjuti penelitian ini. 6. Sebagai syarat bagi penulis untuk mengakhiri studi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya. H. Definisi Operasional Untuk meminimalisasi kesalahan dalam memakai berbagai istilah pada penelitian ini, maka perlu dijelaskan berbagai istilah yang terkait dengan penelitian yaitu:

12 1. Penerapan adalah penggunaan suatu model dalam proses pembelajaran pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. 2. Discovery adalah model yang digunakan pada saat pembelajaran biologi pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. 3. Hasil belajar pada penelitian ini yaitu pengetahuan yang diperoleh siswa kelas VII.1 di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya setelah mempelajari konsep biologi pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan model Discovery. 4. Ciri-Ciri Makhluk Hidup merupakan salah satu materi yang diajarkan oleh guru di kelas VII di MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya. I. Sistematika Penulisan Skripsi ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I memuat pendahuluan, isinya mencakup latar belakang yang yang menguraikan hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk memilih yang berkaitan dengan masalah ini, kemudian penelitian sebelumnya yakni penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan objek yang penulis teliti. Kemudian rumusan masalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin di cari jawabannya, selanjutnya tujuan penelitian yaitu sebagai sasaran yang ingin di capai penelitian yang mengacu pada rumusan masalah penelitian, kemudian rumusan hipotesis yang mengatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, dituangkan

13 dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan secara singkat padat dan jelas serta dapat diuji secara empiris. Kemudian mamfaat penelitian menunjukkan alasan kelayakan atas masalah yang diteliti dan pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas dan selanjutnya definisi operasional digunakan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan masalah tidak diberikan. Bab II meliputi kajian teoritis yang berisi tentang kajian teoritis tentang objek atau variabel yang diteliti dan di akhiri dengan kerangka konseptual yaitu penjelasan terhadap kerangka konseptual penulis tentang masalah ini dan di ungkapkan dalam bentuk skematis. Metode penelitian diuraikan dalam bab III yang meliputi rancangan penelitian yang berisi penjelasan tentang mengenai rancangan atau design penelitian yang digunakan oleh peneliti, selanjutnya populasi dan sampel yang digunakan oleh peneliti, instrumen penelitian yang di gunakan sebagai alat untuk mengukur variabel yang diteliti, teknik pengumpulan data yang menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data. Selanjutnya, analisis data pada bagian ini diuraikan jenis statistik yang digunakan oleh peneliti. Uraian tentang deskripsi data dan pengujian hipotesis dipaparkan pada bab IV yaitu tentang temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel dan grafik dan penjelasan hasil pengujian hipotesis yang diperoleh dari perhitungan statistik.

14 Uraian tentang integrasi Islam dan sains serta hasil penelitian dipaparkan dalam bab V yang berisi tentang ayat-ayat al-qur an atau hadis yang relevan dengan penelitian serta pembahasan terhadap hasil penelitian dan mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan cara menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Selanjutnya bab VI adalah bab penutup yang didalamnya berisi kesimpulan-kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang telah penulis peroleh beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.