BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari tahun ke tahun pakaian telah berkembang

LAMPIRAN LAMPIRAN. - Daftar Pertanyaan. - Surat Pengantar Fakultas. - Profil Tempat Usaha. - Hasil Wawancara. - Dokumentasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB V DISONANSI KOGNITIF DALAM PEMAKAIAN BAJU SISA IMPOR AWUL-AWUL

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang efektif dan efisien.hal tersebut tentunya bisa dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

- Menjadi usaha baju second layak pakai yang banyak diminati oleh masyarakat. - Menjadi tempat usaha yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB III PRAKTEK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS DI ROYAL PLAZA SURABAYA. menolong terhadap sesamanya. Dengan rasa tolong menolong tersebut maka pada

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang menginginkan lokasi belanja yang lebih bersih tertata dan rapi. Utami

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia sehari-hari. Fashion biasanya identik dengan model pakaian atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju menjadikan

Peluang Bisnis Butik

BAB I PENDAHULUAN. butik, serta menjamurnya bisnis eceran yang bermunculan di berbagai kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi pada dunia fashion di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Jaket parka merupakan salah satu tren fashion yang sedang berkembang akhirakhir

Namaa Nim Kelas : SI.S1.2D

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin beragamnya jenis produk dengan masing-masing merek membuat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Desinta Dwi H PERSAINGAN ONLINE SHOP di Facebook

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Seiring era perdagangan bebas sekarang ini berbagai jenis kosmetik beredar

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Solonesia Record Store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan telekomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Screamous

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

F PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Anomali Jeans Solusi Kreatif Olahan Jeans Bekas Menjadi Barang Modis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Baju Sisa Import Awul-awul Berkembangnya gaya fashion di negara kita, memang tidak dapat dihindari lagi. Dari model terkenal, artis ibukota hingga pejabat serta kaum jelata pun masih menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupannya. Mulai dari produk fashion yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, produk brand Cina atau produk lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar di dunia bisnis fashion. Masuknya sandang sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, tak lepas pula dengan perkembangan fashion yang ada. Bermula dari kebutuhan saja, kini kebutuhan fashion telah beralih fungsi sebagai keinginan manusia. Jadi saat ini banyak orang membeli baju atau pakaian juga dipengaruhi rasa ingin yang sering muncul seiring dengan perubahan musim model yang ada. Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan awal para pelaku bisnis pakaian import, untuk membuka usaha tersebut. Tidak semua orang mampu untuk membeli baju atau pakaian yang memiliki brand terkenal dengan harga mahal. Usaha baju import menjadi salah satu solusi bagi semua orang yang ingin tetap fashionable dengan barang bekas import yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif murah. Rata-rata peminat baju import adalah para remaja yang senang berburu produk brand luar negeri dengan harga murah. Selain itu banyak konsumen dari kalangan menengah ke bawah yang mencari busana yang lebih murah dari harga yang ada di toko baju baru.

4.1.1 Sejarah Usaha Baju Sisa Import Awul-Awul Di Salatiga sendiri sekarang ini banyak bermunculan pedagang baju sisa import awul-awul semakin banyak, yang awalnya hanya ada di Pasar Raya II kini muncul lagi beberapa kios seperti di Tingkir, Mrican, Soka (depan terminal lama), dan Blotongan (batas kota Salatiga). Para pedagang merupakan saudara sekampung di Dumai, Riau yang kemudian merantau ke Jawa (2002) berdagang baju sisa import. Sebelum masuk ke Jawa Tengah mereka memulai di Jakarta (1990) di Pasar Senin dilanjut daerah Bandung (1992) kemudian baru memasuki area Jawa Tengah. 4.1 Gambar suasana tempat penjualan pakaian sisa impor Awul- Awul di depan Terminal Lama, Soka Blotongan. Sumber : Data Primer, 2012 Feri Ramadhani (39 tahun) sebagai pemilik usaha penjualan Baju Sisa Import di depan Terminal lama Soka, Salatiga ini sudah lama menggeluti bidang usaha ini. Awal mulanya ia berjualan di Magelang, kemudian pindah ke Salatiga di Mrican kemudian sekarang membuka kios sendiri yang sekarang ditempati ini. Uda Feri begitu sering ia dipanggil berasal dari Riau, sudah hampir 2 tahun ia membuka lapak dan sekarang memiliki + 7 pegawai yang berasal dari Madiun dan ada beberapa yang masih memiliki hubungan kekerabatan. 1 Usaha penjualan baju sisa import semacam ini merupakan sebuah tradisi turun-temurun dari tanah asal yaitu Riau. Rata-rata orang yang berjualan baju sisa 1 Hasil wawancara pada tanggal 26 Juni 2012 pukul 18.30 2 Hasil wawancara pada tanggal 26 Juni 2012 pukul 18.30

import di Salatiga, masih memiliki hubungan darah karena mereka juga berasal dari satu kampung halaman. 4.1.2 Mekanisme Barang Dagangan Baju Sisa Import Para pedagang mendapatkan barang dari distributor di Bandung yang sebenarnya berasal dari Riau karena memang dekat dengan pelabuhan dan merupakan distributor utama. Jadi dari situ mendapat kemudahan dalam pengiriman barang yang berwujud bal / karung besar yang berisikan pakaian sisa import. Barang yang banyak dijual oleh para pedagang di Salatiga merupakan barang import dari Korea, Jepang, Singapore dengan alasan harga belinya relatif terjangkau. Harga setiap karung besarnya berbeda bergantung pada jenis barang yang dipesan, misalnya secara standar semua barang harga belinya berkisar Rp. 3.000.000 Rp. 16.000.000 per-karung-nya (berdasar kualitas barang, walaupun tidak semuanya berisikan barang bagus). 2 barang-barang dagangan ini kami dapet dari suplier yang langsung diantar ke tempat kami berjualan, prosesnya pun biasanya kami meminta barang sesuai dengan kelasnya (kelas 1, kelas 2, kelas 3). Barang datang dalam kondisi karungan (bal), setelah itu kami sortir sendiri... (Feri Ramadhani), Pedagang Awul-awul, 2 Juni 2012, Salatiga) Setelah barang dibeli dari distributor kemudian para pedagang memilah isi barang disesuaikan dengan kondisi karena ada barang yang benar-benar bagus (masih ber-label) dengan barang yang kualitas sedang dan jelek. Peletakan barang atau men-display barang pun berbeda dan berpengaruh pada harga jual, misalnya untuk barang dengan kualitas bagus (super) berada di atas dengan harga jual mulai dari Rp. 20.000 Rp 100.000, barang berkualitas sedang berada di bawah dengan harga jual Rp. 15.000 50.000, sedangkan barang berkualitas rendah (terdapat cacat) harga jual Rp. 5.000 Rp. 20.000. Tetapi tidak berlaku untuk jaket kulit karena per-potong untuk sebuah jaket kulit mulai Rp. 2

100.000 Rp. 400.000, tergantung pada kondisi barang. Untuk barang yang cacat/sobek biasanya diletakkan di tumpukan meja besar dan dijual obral dari harga Rp. 5.000,- sampai Rp. 20.000,- dan obralan itu merupakan salah satu strategi untuk menarik pelanggan. Tidaklah semua barang-barang yang dijual laku semua, salah satu cara untuk menghabiskan barang dagangan tersebut adalah dengan meng-obral atau menjualnya kembali di pasar malam yang diadakan setiap daerah, tentunya dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan di toko atau tempat mereka berjualan. Jenis barang yang dijual pun beragam, seperti kaos, kemeja, blazer, jaket, tas, gorden, bed cover dengan kualitas yang tidak kalah jauh dengan produk baru yang dijual di toko pada umumnya. Kita bisa mendapatkan barang bagus dan berkualitas asalkan kita teliti dan pandai memilih barang yang kita inginkan 4.2 Karakteristik Konsumen Pakaian Awul-awul Jual beli baju impor' atau 'baju bekas' tumbuh subur di daerah sub-urban perkotaan, karena karakter konsumennya yang ingin tampil serba branded dengan biaya yang ekonomis. Para konsumen pun seringkali rela berdesak-desakkan, untuk mencari baju atau aksesoris yang mereka inginkan di tempat tersebut. Di Salatiga sendiri, kemunculan pasar pakaian import ini tidak berjalan merata. Pasar baju bekas di Jakarta, Bandung dan Jogja, lebih dulu muncul daripada di Salatiga. Toko baju bekas di sini lazim disebut dengan toko 'baju impor', karena memang baju-baju bekas itu asalnya dibawa dalam karung-karung besar dari pelabuhan. Di Salatiga, para penjual mendapatkan barang-barang tersebut dari Bandung dengan distributor utama di Riau. Dari hasil pengamatan penelitian awal, penulis kemudian berhasil menemukan konsumen-konsumen di Salatiga yang rutin membeli pakaian-pakaian import bekas ini. Peneliti menggunakan 4 informan kunci untuk dijadikan obyek wawancara terkait

dengan upaya disonansi kognitif terhadap informasi-informasi mengenai pakaianpakaian bekas import ini. Peneliti melakukan wawancara ketika mengunjungi tempat-tempat penjualan pakaian-pakaian bekas yang ada di Salatiga. Kota Salatiga, di kalangan pemakai pakaian bekas memang cukup terkenal karena memiliki beberapa gerai penjualan pakaian bekas import. Bahkan penulis juga menemukan beberapa di antara pembeli berasal dari luar kota Salatiga, seperti Semarang, Boyolali, Solo dan sebagainya. Maraknya penjualan pakaian bekas import ini tidak lepas dari tingginya permintaan konsumen yang hampir setiap hari memenuhi tempat penjualan pakaian bekas import tersebut. Beberapa pedagang mengaku sering mendapat permintaan yang cukup banyak serta bermacam-macam dari konsumen, sehingga menuntut mereka untuk terus memenuhi stok dagangannya. Konsumen yang datang ke pedagang awul-awul di Salatiga tidak hanya berasal dari dalam kota saja, dari hasil wawancara penulis dengan beberapa konsumen, ada yang berasal dari kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali bahkan dari beberapa kota seperti Semarang. Selain itu, konsumen pakaian bekas ini terdiri dari remaja hingga orang tua dari segala lapisan sosial ekonomi. Kebanyakan diantara mereka tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi saja namun juga aspek mode karena apabila sedang beruntung. Mereka akan menemukan pakaian dengan merk terkenal dan model serta kondisinya masih bagus. Rata rata peminat baju sisa import adalah para remaja yang senang berburu produk brand luar negeri dengan harga murah. Selain itu banyak konsumen dari kalangan menengah ke bawah yang mencari busana yang lebih murah dari harga yang ada di toko baju baru. Pakaian sisa import merupakan satu fenomena yang cukup menarik karena saat ini berdasarkan pengamatan peneliti di kota Salatiga, hampir setiap hari di tempat

penjual awul-awul ini dipadati oleh para pengunjung yang ingin membeli pakaian bekas tersebut. Hadirnya beberapa pedagang awul-awul yang menjamur di Kota ini, membuat Salatiga menjadi pusat penjualan awul-awul karena sekarang ini semakin bertambah. 4.3 Profil Informan Konsumen Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada 4 informan yang benarbenar mau menjawab pertanyaan secara terbuka. Informan penelitiannya adalah sebagai berikut. 4.3.1 Informan Pertama Informan pertama bernama Ovie berusia 19 tahun, berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan yang merupakan seorang mahasiswa fakultas Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Solo. Berdasarkan hasil observasi, Ovie sudah menggeluti dunia Baju Sisa Import Awul-awul sejak kelas 2 SMA. Menurut pengalamannya, ini merupakan pertama kalinya ia berbelanja di Salatiga karena sebelumnya ia kesulitan untuk menemukan tempat penjualan Baju Sisa import di Solo dan biasanya ia lebih sering pergi ke Yogyakarta, di mana memang terdapat banyak toko penjualan Baju Sisa Import. 4.3.2 Informan Kedua Informan kedua bernama Koko Haryono berusia 27 tahun berasal dari Salatiga, merupakan pegawai swasta di Kendal dan ia mempunyai profesi sampingan sebagai rapper yang identik dengan pakaian model besar atau longgar. Dari situlah ia gemar membeli dan memakai baju Sisa Import Awul-Awul yang bisa dibilang merupakan kebutuhan wajibnya sebagai rapper yang lekat dengan baju ber-merk di kalangan teman se-profesinya, seperti merk Dicckies, Roca Wear, Academic. Ia menggemari hal tersebut sejak SMP. Di sisi lain kakaknya merupakan salah satu

penjual Baju Sisa Import Awul-Awul jadi memudahkan dia untuk mendapatkan akses barang-barang ber-merk. 4.3.3 Profil Informan Ketiga Informan ketiga bernama Putri Riski berusia 24 tahun berasal dari Salatiga. Sudah sejak SMA dia gemar membeli dan menggunakan Baju Sisa Import Awul- Awul. Ia merupakan penggila fashion atau pengikut mode tetapi dengan asumsi menurutnya bahwa tampil stylist/fashionable tidak perlu mahal. Menurut pengalamannya, ia selalu mencoba mendatangi tiap penjual baju Sisa Import Awul-Awul di Salatiga, dari semua tempat yang paling sering ia datangi adalah di depan Terminal Lama Salatiga karena memang di situ merupakan tempat penjualan paling luas dan besar. Selain tempat paling luas, barang-barangnya pun juga paling lengkap di antara yang lain maka dari itu ia menjadi pelanggan tetap. 4.3.4 Profil Informan Keempat Informan keempat bernama Putut Setyoko berusia 22 tahun berasal dari Ampel. Awal ia menyukai dan mulai membeli barang sisa impor awul-awul ketika ia duduk dibangku SLTP. Bermula dari ajakan ibunya yang awalnya ia hanya melihat lihat saja kemudian ia membeli dan menjadi ketagihan sampai sekarang. Dari semua baju yang dimilikinya, sebagian besar merupakan baju sisa impor awul-awul. Pemuda bergaya rock n roll ini mengakui style yang ada pada dirinya sekarang ini terilhami oleh band luar yaitu Gun n Roses.