MINGGU 6. MARKETING MARGIN

dokumen-dokumen yang mirip
TATANIAGA PERTANIAN (lanjutan) OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MARGIN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN DAN ELASTISTAS TRANSMISI. Lecture Notes : Tatiek Koerniawati A.,SP.MP.

MINGGU 4. PRODUKSI PERTANIAN DAN PENAWARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA KONSEPTUAL

MINGGU 2. PASAR INPUT DAN PASAR OUTPUT

BIAYA DAN MARJIN PEMASARAN

IV. METODE PENELITIAN

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV METODE PENELITIAN

Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum Esculentum L. Mill.) Di Desa Bangun Rejo Kecamatan

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

TATANIAGA PERTANIAN. Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

MINGGU 5. MARKET PRICE

ANALISIS TATANIAGA BERAS DI KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pemasaran Hasil Pertanian/Peternakan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

3. KERANGKA PEMIKIRAN

PERAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

BAB III METODE PENELITIAN

81 Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009) 1 & 2

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

TELAAHAN TERHADAP JALUR PEMASARAN KEDELAI DI DAERAH TRANSMIGRASI JAMBI

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

MINGGU 6. MARKETING MARGIN Oleh TIM TATANIAGA PRODUK AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

MARGIN TATANIAGA Konsep Margin Tataniaga (Margin Total) merupakan perbedaaan harga di tingkat petani produsen dg harga di tingkat konsumen akhir. Mrpkan bagian (porsi) dari rupiah atau dollar yg dibayarkan oleh kons pangan, serat yg diteruskan kpd lbg/prs pangan/serat. Pengertian margin (di tkt lembaga tataniaga) dapat juga merupakan selisih harga jual dg harga beli. Dg dmk MT = jumlah dari Mi; (i =1,2, adalah tkt lembaga2 yg terlibat dlm sistem ttng) Pengertian Margin yg lebih luas adalah margin merupakan cerminan dari aktivitas2 bisnis yang dilakukan dlm sistem tataniaga tsb.

Pengertian Margin Ttng adalah harga dari semua nilai guna (nilai tambah) dari aktivitas dan penanganan fungsi dari prsh pangan/serat. Harga ini meliputi biaya penanganan fungsi dan juga keuntungan lbg/prsh tsb. Dlm kurva margin ttng adalah grs PrPf

P Marketing Margins (Marjin Tataniaga) S r S f P r P f D r D f Q r,f Q

Banyak salah pengertian tentang margin ttng : (a) apabila margin kecil, maka ttng lebih efisien dan ini yg lebih diinginkan? Bgmn bila MT = 0? (b) MT tinggi mencerminkan terlalu banyak ped perantara, dpt ditekan dg mengurangi perantara. Ped perantara dpt dieliminasi tetapi, fungsi ttng tidak. (c) MT tinggi menyebabkan Pf rendah dan peningkatan MT harus menurunkan harga di petani. Bgmn dg pnjang or pendek rantai ttng? Ukuran MT merupakan salah satu kriteria efisiensi Ttng (operasional)

Pengertian /definisi marjin tataniaga : 1. Perbedaan harga ditingkat petani (Pf) dengan harga di tk konsumen akhir (Pr) MT=Pr-Pf hanya perbedaan harga tidak membuat perbedaan dengan quantity di pasar. 2. Merupakan harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran sebagai akibat adanya permintaan dan penawaran (Dr,Df dan Sr, Sf).

Pengertian fungsi lebih tepat, karena memberikan pengertian adanya nilai tambah (added Value) dari kegiatan pemasaran dan mengandung pengertian dari konsep derived supply dan derived demand. MT = Biaya-Biaya Ttng + Profits Lbg-lbg Ttng. Pengertian derived demand dapat diperluas : Elastisitas di tingkat petani ( Ef ) Elastisitas di tingkat konsumen ( Er ) dan Elastisitas transmisi ( ET )

ET seberapa jauh perubahan harga di tingkat pasar petani (Ef) ditransmisikan ke perubahan harga di pasar konsumen akhir (Er) dpr/pr ET = ------------ dpf/pf

3. Nilai dari MM VMM= (Pr Pf)*Q r,f dapat dilihat secara aggregate (keseluruhan) atau dapat dilihat dalam dua aspek komponen yaitu marketing costs dan marketing charges.

Komponen dari marketing costs (returns to factors) adalah penerimaan dari input yang dipergunakan dalam proses pengolahan atau jasa pemasaran yang dipergunakan dari tingkat petani sampai dengan konsumen akhir. Termasuk di komponen ini adalah : wages, interest, rents dan profit. Komponen marketing charges (returns to intitutions) : retailers, wholesalers, processors and assemblers. Margin dapat diukur secara absolut dan persentase.

Ada beberapa konsep dari π (profits) : sesuatu sebagai balas jasa (reward) dari aktivitas yang efisien dan mencari π, sangat diperlukan akibat biaya menurun dan menciptakan produk atau memperbaiki produk. π adalah biaya lain dari aktivitas bisnis π adalah biaya dari menarik kapital untuk investasi dalam pertumbuhan dan efisiensi dari sistem tataniaga pangan. Membandingkan laju π (profit rates) antara perusahaan-perusahaan dan industri adalah penuh resiko (resiko besar): Perbedaan cara perhitungan dan teknik laporan Π tergantung kepada resiko bisnis, sifat kompetisi di pasar.

Meskipun demikian. Membandingkan laju π ini sering dilakukan untuk antar perusahaan atau industri. MT = Pr Pf MT = Biaya-biaya + π lbg Dimana : MT = Margin total Pr = Harga di tingkat retail (tingkat konsumen akhir) Pf = Harga di tingkat produsen atau farmer s share π lbg = Profit lembaga tataniaga akibat adanya sistem tataniaga pangan dan serat. Biaya-biaya = Cost dari adanya sistem tataniaga.

Keuntungan dan biaya-biaya, sering disebut marketing cost. Mi = margin di tingkat tataniaga ke i, dimana i = 1, 2,..., n Mi = Pjl Pbeli Pjl = harga jual untuk konsumen tertentu Pbl = Harga beli Pf = Harga di tk petani untuk komoditi ttt (farmer s share yaitu Pf/Pr * 100 % adl proporsi petani dari hg kons akhir) M T n i 1 M i M T P r P f

Untuk keragaan pasar (market performance), tidak cukup indikatornya dari profit saja. Tinggi atau rendahnya π dicerminkan oleh : 1. manajemen yang sangat berkuasa atau operasional efisien, 2. pasar bersaing atau terkonsentrasi, 3. diferensi produk 4. ada hambatan atau tidak untuk masuk atau keluar dari pasar / industri

keragaan pasar dapat dilihat dari : 1. analisis profit, 2. biaya pemasaran, 3. resiko, 4. opportunity cost, 5. diferensiasi produk, 6. tingkat kompetisi atau penguasaan pangsa pasar (pasar memusat / konsentrasi atau menyebar) 7. kepuasan konsumen.

Ada dua ukuran marjin tataniaga yaitu : 1. The marketing Bill Total aggregate dari margin untuk semua pangan. Market basket total aggregate dari margin untuk sejumlah pangan tertentu. The marketing Bill adalah dugaan dari total biaya tataniaga dari produk pangan domestik yang dibeli konsumen (sipil) diluar konsumsi petani dan angkatan darat--> adalah ukuran dari perbedaan antara belanja masyarakat sipil untuk pangan(total expenditure) dan penerimaan petani dari nilai pangan (Total Revenue).Ada kecendrungan semakin >>

2. The farm retail price spread sebaran harga diantara Pf Pr adalah pendekatan untuk komoditi tertentu (menganalisis margin tataniaga untuk komoditas-komoditas tertentu).

Analisis marjin tataniaga yang sering dilakukan adalah yang ke-dua yaitu sebaran harga antara di tingkat petani sampai konsumen akhir. Analisis Margin Tataniaga juga dipergunakan untuk pendekatan Fungsi-fungsi dan lembaga-lembaga yang ada didalam sistem pemasaran produk-produk tertentu (Pendekatan Fungsi dan Kelembagaan Tataniaga).

Farm Retail Price spreads : A 1.00 B 0.75 0.50 A 1 B 1 D r 0.25 D f 0 3 6 Quantity Gambar Ilustrasi dari dua tingkat pasar yaitu di tingkat Petani (Df) dan Pengecer (Dr).

Dr adalah permintaan konsumen atau pengecer (retail), kurva Dr disebut primary demand atau permintaan awal, sedangkan permintaan yang dihadapi petani adalah Df dan disebut derived demand atau permintaan turunan. Perbedaan kedua tingkat harga pada kedua tingkat pasar tersebut adalah biaya pemasaran (the marketing cost) atau marjin tataniaga, pada setiap tingkat quantity tertentu.

Dr dan Df pararel / sejajar, menunjukkan setiap tingkat produk memiliki sebaran harga pemasaran diantara petani ke pengecer adalah konstan dan ini menunjukkan slope yang sama pada pasar persaingan sempurna. Faktanya tdk selalu demikian.

Farm Retail Price spreads : 1.00 0.75 0.50 0.15 A A 1 B 1 B D r D f 0 3 6 Quantity Gambar Ilustrasi dari dua tingkat pasar yaitu di tingkat Petani (Df) dan Pengecer (Dr).

Food Marketing Costs Menjelaskan marketing margin pangan dan dampak thd harga di tk petani dn konsumen pngn Menjelaskan kenaikan marketing bill dn evaluasi profit & upah Memahami Farmer s share dan bervariasi antar produk yg berbeda Profit, inefficiency, high marketing costs high retail prices & low farm prices

Selalu menjadi pertanyaan yg berhub dg biaya ttng adalah: 1. mengapa biaya ttng pangan lbh besar dan selalu meningkat? 2. Bgmn perubahan dlm biaya ttng dpt mempengaruhi harga di petani (Pf) dan di konsumen (Pr)? 3. Apakah mungkin biaya ttng dpt di tekan? 4. Apakah profit dari prsh pangan lbh bsr?

Food Marketing Margin. Konsumen mengeluarkan atau membayar untuk ttng (biaya dn jasa) dan komponen usahatani (produk di petani) Apabila ada perubahan dlm ttng dan usahatani akan ada dampaknya terhadap biaya, profits dan jasa dari petani dan prsh-prshaan panganserat (lembaga ttng). Peranan fungsi tataniaga!

Alokasi uang yg dikeluarkan konsumen untuk petani dan prsh lembaga ttng, merupakan satu aspek yg kontroversial dari ttng pangan. Ada kecenderungan Marketing Bill (margin ttng aggregate) semakin besar perbedaannya terhadap Farm value belanja konsumen semakin tinggi!

Profits in Food Marketing Untuk prsh individu, profit mencerminkan efisiensi, mrpkan balas jasa dari aktivitas bisnis dg biaya yg rendah. Profits in food manufacturing cendrung meningkat Penyebab meningkat krn diferensiasi produk tinggi,diversifikasi dari komponen pangan ke non pgn

Farm Retail Price Spreads and Farmer s Share The marketing bill mrpkan aspek aggregate dari (selisih) belanja konsumen antara petani dan prusahaan ttng pangan all foods Farm-retail price Spreads mrpkn individu produk pangan tertentu (per komoditi) individual foods Hati-hati dg F-r price spreads perhitungan kesetaraan jumlah!

Farmer s share adalah selisih Pr dg MT adalah bagian yg diterima petani dari harga yg dibayar kons akhir Farmer s share per komoditi! Lihat perbedaan Perbedaan F s share setiap komoditi mencerminkan perbedaan dlm nilai tambah dari waktu, bentuk dan tempat kegunaan dari petani dan prsh ttng pangan Perbedaanya krn tk pengolahan, mudah rusak, bulky or musiman produk dn biaya transportasi