BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA PUBLIK KELURAHAN BITUNG KARANG RIA DI KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

International Fash on Institute di Jakarta

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. mengemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KELURAHAN SINDULANG I KOTA MANADO

ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP RANCANGAN

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan suatu tempat dimana masyarkat dapat menyelanggarakan berbagai kegiatan berupa kegiatan kebudayaan, pelayanan umum, perdagangan, peretemuan dsb. (Krier, 1979). Gambar 2.1 Contoh Ruang Terbuka Publik (sumber:yudhayuwana.wordpress.com) Keberadaan ruang publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik itu dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang di dalamnya 6

yang memberikan banyak manfaat. Dalam pengembangan ruang publik dalam konteks perkotaan, perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh didalamnya. Sebagai suatu ruang terbuka publik yang baik, perlu diketahui karakteristik pemanfaatan ruangnya agar tercipta ruang luar yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. 2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka terbentuk karena pengaruh dari beberapa faktor, baik lingkungan alam itu sendiri maupun lingkungan buatan. Suatu ruang baik itu tertutup maupun terbuka, merupakan gambaran sifat dan suasana dari faktor-faktor penyusunan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ruang terbuka tersebut menurut Sugata (2004) yaitu : a) Pembatas Setiap ruang selalu dibatasi oleh elemen pembentuk ruang, baik itu berupa lantai,langit-langit,maupun vertikal, misalnya dinding,pagar,tiang dll. b) Skala Arsitektur diperuntukan bagi manusia dan selalu berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, skala dalam perencanaan suatu produk arsitektur harus selalu menunjukan perbandingan antara elemen ruang dan elemen kebutuhan manusia. 7

c) Bentuk Bentuk dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu alami dan ciptaan manusia. Berdasarkan tampilannya, bentuk dibagi menjadi tiga,yaitu:- Teratur Bentuk teraur merupakan bentuk-bentuk geometris,kotak,kubus,kerucut dan sebagainya yang dapat memberikan kesan statis, stabil, formal, dan mengarah pada sifat yang massif dan monoton. Bentuk lengkung Bentuk lengkung merupakan bentuk alam yang berkesan dinamis,tuntas,dan selalu bergerak. Bentuk tidak teratur Bentuk yang tidak teatur seperti bentuk segitiga dan meruncing, yang selalu member kesan aktif,energik,serta mengarah pada sesuatu. 2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Publik Keberadaan ruang terbuka publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang didalamnya. Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang memiliki berbagai macam fungsi bila dipandang dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu: 8

a) Aspek Sosial Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk menampung wadah aktivitas dalam bersosialisasi satu sama lain baik sama kerabat bahkan orang yang tidak dikenal. b) Aspek Ekonomi Ruang terbuka publik dapat berfungsi sebagai lahan berjualan bagi pedagangpedagang dikarenakan ramainya aktivitas yang ada di ruang terbuka publik yang mampu menampung aktivitas aktivitas dagang yang banyak disekitarnya. c) Aspek Budaya Ruang terbuka publik yang dapat menampung acara-acara yang menonjolkan kebudayaan. d) Aspek Politik Ruang terbuka publik sebagai tempat pagelaran acara-acara Negara serta menyampaikan aspirasi masyarakat seperti pemilu dan demonstrasi. e) Aspek Ekologis Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, maupun keindahan lingkungan. Selain itu berfungsi juga tempat untuk mendapatkan udara segar dan menyerap air hujan. 9

f) Aspek Arsitektural Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana penghubung satu tempat dengan tempat yang lainnya dan berfungsi sebagai pembatas diantara massa bangunan, pelembut arsitektur bangunan. Banyak fungsi-fungsi lain dari ruang terbuka publik bila dikaji menurut pandangan orang-orang, Stephen Carr (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis, dan bermakna. Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Demokratis berarti ruang terbuka publik yang harus dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya serta aksesibel yang bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia, dan berbagai macam kondisi fisik manusia. Bermakna berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial. Merupakan simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk menciptakan interaksi antar kelompok masyarakat. 2.1.4. Tujuan Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka publik merupakan suatu wadah umum yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan terbuka atau tidak memiliki penutup yang 10

memiliki tujuan, menurut Carr (1992) secara umum tujuan ruang terbuka publik dibagi menjadi 5 tujuan, yaitu: a) Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan masyarakat menjadikan motivasi dasar dalam bentuk penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa santai dan bebas. b) Peningkatan Visual Keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkannya kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah. c) Peningkatan Lingkungan Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi. d) Pengembangan Ekonomi Pengembangan ekonomi menjadi tujuan umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik. e) Peningkatan Kesan Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuk publik namun selalu ingin dicapai. 11

2.1.5. Manfaat Ruang Terbuka Publik Menurut penelitian Amelia (2012) manfaat ruang terbuka publik bagi masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Dilihat dari aspek ekonomi pun juga mempunyai manfaat bagi kehidupan perekonomian penduduk sekitar lokasi ruang terbuka publik dimana mereka bisa memanfaatkan lahan ruang terbuka publik sebagai suatu kesempatan untuk bekerja. Apabila dilihat dari aspek arsitektural, ruang terbuka publik bermanfaat membuat suatu daerah menjadi lebih indah estetikanya apalagi suatu ruang terbuka publik didesain secara indah dan fungsional. 2.1.6.Elemen Ruang Terbuka Publik Terdapat dua elemen dasar sebagai elemen pembentuk ruang terbuka public,yaitu: a) Elemen Keras (Hard Material) Elemen keras merupakan unsur yang dapat memberikan sifat ruang terbuka menjadi kuat, misalnya bangunan, pedestrian, atau perlengkapan jalan yang menggunakan bahan yang berkesan tidak kaku. b) Elemen Lunak (Soft Material) Elemen lunak merupakan suatu unsur yang memberikan rasa kelembutan dan menggambarkan suatu yang nyata. Karena pada dasarnya kehidupan manusia 12

memang fleksibel dan elastis. Tanaman merupakan elemen utama dari elemen lunak, karena fungsinya yang tidak hanya sebagai elemen estetika namun juga untuk menambah kualitas lingkungan. 2.1.7. Kriteria Ruang Terbuka Publik Sebuah ruang terbuka publik yang baik, harus mampu memenuhiu kebutuhan penggunanya setiap saat yang meliputi masyarakat di kawasan tersebut maupun masayarakat di luar kawasan lain. Dengan demikian, ruang terbuka publik tidak memihak pengguna manapun yang akan beraktivitas di dalamnya. Adapun tiga prinsip utama ruang terbuka publik menurut Carr (1995), yaitu: a) Tanggap Tanggap disini berarti tanggap terhadap keinginan serta kebutuhan pengguna meliputi : Comfort Comfort yang kita ketahui adalah nyaman, kenyamanan adalah salah satu pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu ruang publik. Relaxation Sama halnya dengan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna juga mengharapkan suatu relaksasi di ruang publik yang menampung segala aktivitas pengguna. 13

Passive Engagement with Environment Ruang publik harus dapat menampung aktivitas pasif yang bersifat mengamati objek,dimana pengguna tidak terkait atau berinteraksi secara langsung dengan objek yang dimaksud. b) Demokratis Demokratis disini maksudnya dapat digunakan oleh siapa saja untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Hal yang meliputi antara lain: Acces Terkait dengan kemampuan untuk memasuki ruang publik yang mencakup aspek fisik dan visul. Freedom of Action Kebebasan beraktivitas tetap mempertimbangkan aktivitas orang lain pada ruang dan waktu yang bersamaan, atau terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis. Claim Kontrol terhadap tingkat penggunaan ruang publik yang masih terkait dengan kebutuhan psikologis. Change Kemampuan untuk berkembang dan berubah setiap saat dan sepanjang waktu. 14

c) Bermakna d) Ruang terbuka publik harus bersifat jelas dan mudah untuk dipahami. 2.2. Generator Aktivitas 2.2.1. Definisi Generator Aktivitas Generator aktivitas adalah pergerakan segala macam aktivitas dan fungsi yang berperan dalam memaksimalkan penggunaan suatu ruang publik (Shirvani, 1985). Pada penelitian ini aktivitas yang dilakukan di ruang publik adalah aktivitas olahraga. 2.2.2. Jenis Jenis Generator Aktivitas Berdasarkan tempatnya, maka generator aktivitas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu generator aktivitas dalam site dan generator aktivitas di luar site : a) Generator aktivitas di dalam site muncul akibat tersedianya fasilitas-fasilitas di suatu site. Contoh generator aktivitas di dalam site yaitu area parkir, pusat perbelanjaan, restoran, kafe dan area komersial. b) Generator aktivitas di luar site terjadi akibat fungsi, fasilitas dan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Contoh generator aktivitas di luar site yaitu rekreasi, perkantoran, pusat perbelanjaan Pada studi ini, bundaran ini termasuk generator aktivitas yang berada di dalam site yaitu di dalam Perumahan Cemara Asri. 15

2.2.3. Kriteria Generator Aktivitas Beberapa kriteria dalam perancangan tempat pergerakan aktifitas olahraga adalah sebagai berikut : 1. Memiliki karakter daerah setempat, dihadirkan keragaman dan intensitas kegiatan dalam ruang tersebut. 2. Perlu adanya koordinasi antara kegiatan dengan ruang yang dirancang, guna menggerakan dan membentuk kehidupan yang lebih ramai pada melakukan aktifitas utama. 3. Memeberikan warna tehadap kultur sosial dalam bentuk kegiatan timbal balik antar pengguna. 4. Harus dirancang dengan pola, bentuk, dan dimensi lokasi yang teratur sesuai skala manusia. 5. Diperlukan fasilitas lingkungan yang berupa tempat duduk untuk beristirahat, tempat bermain untuk pengguna supaya dapat menikmati suasana di sekelilingnya. 2.3. Aktivitas Olahraga 2.3.1. Definis Aktivitas Olahraga Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang dilakukan oelh manusia dalam upaya agar tubuh dan pikiran dapat menjadi lebih segar dan dapat membuat tubuh manusia tersebut menjadi lebih sehat (Marbun, 2007). Olahraga juga dapat dikatakan 16

sebagai hidup aktif, karena hidup aktif merupakan sesuatu yang hampr setiap orang alami sebelum mereka mencapai keuntungan dari modernisasai industri. 2.3.2. Kaitan Olahraga dan Ruang Terbuka Menurut Shirvani (1986), ruang terbuka bisa jadi merupakan lans kap, jalan, dan perkerasan lainnya di daerah kota, Ruang terbuka dapat berfungsi sebagai lahan untuk kegiatan olahraga. Olahraga yang dilakukan di ruang terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahraga yang lebih baik jika dibandingkan dengan melakukan olahraga di ruang tertutup (Marbun, 2007). Pada penelitian ini, ruang terbuka yang dimaksud adalah Bundaran Cemara Asri yang tergolong sebagai taman pada perumahan Cemara Asri. Menurut Rini (2012) Aktivitas olahraga merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang di ruang terbuka dan tergolong rekreatif. Di suatu kota, aktivitas olahraga dapat dilakukan di ruang terbuka di pusat kota dan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat. Adapun jenis olahraga yang biasa dilakukan di ruang terbuka, antara lain: a) Jogging Jogging adalah kegiatan lari santai yang umumnya dilakukan di atas perkerasan dengan ukuran sesuai kebutuhan manusia. Umumnya lebar area yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini berkisar antara 1,5 2 meter 17

sehingga masih tersisa ruang untuk berpapasan dengan pengguna lainnya. ( Lihat Gambar 2.4) Gambar 2.2 Aktivitas jogging yang dilakukan di ruang terbuka (sumber:chibi-arif.blogspot.com) b) Senam Olahraga ini memerlukan area yang lebih luas karena memerlukan kebebasan untuk bergerak. (Lihat Gambar 2.5) Gambar 2.3 Kegiatan senam yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: unnes.ac.id) 18

c) Bersepeda Bersepeda dapat dilakukan oleh siapa saja mulai dari anak anak hingga orang dewasa dan sangat umum dilakukan di ruang terbuka. (Lihat Gambar2.6) Gambar 2.4 Kegiatan bersepeda yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: chibi-arif.blogspot.com) Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa ruang terbuka sangat erat kaitannya dengan aktivitas olahraga, Karena Olahraga yang dilakukan di daerah terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahrga yang lebih baik. 19