MENGONTROL LAJU PELEPASAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UTAMA IKLIM

dokumen-dokumen yang mirip
Menentukan Solusi Numerik Model Dinamik Suhu dan Tekanan Udara di Atmosfer Dengan Metode Runge Kutta Orde Empat

MENCARI PERLUASAN MODEL DINAMIK UNSUR-UNSUR UTAMA IKLIM

PERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.

TUGAS AKHIR. Oleh Erdina Sri Febriyanti NRP Dosen Pembimbing Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. Setijo Winarko, M.Si

Iklim Perubahan iklim

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

MENENTUKAN TINGKAT IMUNISASI DAN PENGOBATAN OPTIMAL DARI MODEL EPIDEMIK PENYAKIT CAMPAK DENGAN METODE MINIMUM PONTRYAGIN

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

OPTIMASI ENERGI LOKAL PADA KENDALI KERETA API DENGAN LINTASAN MENANJAK

MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer

APA ITU GLOBAL WARMING???

MERANCANG MODEL PENJADWALAN SHIFT KERJA RESEPSIONIS HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus: Swiss BelHotel Palu)

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

KONTROL OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Modifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

STAF LAB. ILMU TANAMAN

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

STRUKTURISASI MATERI

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

FENOMENA GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

IDENTIFIKASI PARAMETER PENENTU KESTABILAN MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK DENGAN WAKTU TUNDA

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI

Jaman dahulu Sekarang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

Penentuan Koefisien Daya Angkat Pesawat Terbang Layang Terhadap Gerakan Angin Vertikal

II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

ANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KONTROL OPTIMAL MODEL EPIDEMIK HOST-VECTOR DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN FORWARD-BACKWARD SWEEP METHOD

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

BAB II LANDASAN TEORI

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

PENENTUAN KUALITAS BIOGAS UNTUK PEMENUHAN ENERGI SKALA RUMAH TANGGA BERBASIS FUZZY LOGIC

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

LOGO SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Rifdatur Rusydiyah Dosen Pembimbing : DR. Subiono, M.Sc

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

ANALISA KESTABILAN DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PEMANENAN FITOPLANKTON-ZOOPLANKTON

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

Transkripsi:

JIMT Vol. 12 No. 1 Juni 2015 (Hal. 12-22) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENGONTROL LAJU PELEPASAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UTAMA IKLIM N. S. Wahyuni 1, R. Ratianingsih 2, A. I. Jaya 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. 1 Niluhsriwahyuni@rocketmail.com, 2,3 ratianingsih@yahoo.com ABSTRACT The caloric exchange rate in the atmosphere is one of the main causes of temperature and pressure changes. In order to control ok, the caloric exchange rate must be control. The effort is arranged to keep the interaction of the temperature and pressure normaly. In this study, the interaction among the temperature, pressure and concentration of CO 2 are expressed in a mathematical model of main climate unsure in the form of nonlinear differential equations system. The problem of controlling the caloric exchange rate is considered as optimal control problem where the objective function is controlling the caloric exchange rate. Theoptimal solution of the controlled model is obtained by applying the minimum Pontryagin principle of heatwith the controller parameteru. The mathematical model is simulated to shows that the increasing of caloric exchange problem could overcome by controlling it with parametic controlled rate is 10%. Keyword : Air Pressure, Calor, Minimum Pontryagin, Optimal Control, Temperature ABSTRAK Laju pelepasan kalor di atmosfer merupakan salah satu yang menyebabkan perubahan suhu dan tekanan udara. Untuk mengendalikan laju pelepasan kalor di atmosfer dilakukan pengontrolan laju pelepasan kalor pada suhu dan tekanan udara. Usaha ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan interaksi unsur-unsur utama iklim yaitu suhu dan tekanan udara. Dalam penelitian ini interaksi antara suhu (T), tekanan udara (P) dan konsentrasi karbon (X) dinyatakan dalam model matematika dalam bentuk system persamaan diferensial tak linier. Masalah pengontrolan laju plepasan kalor diatmosfer dipandang sebagai masalah kontrol optimal dimana fungsi objektifnya adalah pengontrol laju pelepasan kalor pada suhu dan tekanan udara. Solusi optimal dari model pengontrolan laju pelepasan kalor di atmosfer diperoleh dengan menerapkan metode Minimum Pontryagin untuk menyelesaikan masalah kontrol optimal kalor pada suhu dan tekanan udaradengan parameter pengontrol u. Simulasi dari model matematika laju pelepasan kalor memperlihatkan bahwa peningkatan kalor di atmosfer dapat diatasi dengan tingkat pengontrolan laju pelepasan kalor pada suhu dan tekanan udara sebesar 10%. Kata Kunci : Kalor, Kontrol Optimal, Minimum Pontryagin, Suhu, Tekanan Udara 12

I. PENDAHULUAN Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsure iklim yang mempunyai kencenderungan naik atau turun secara nyata. Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas diatmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dan nitrous oksida (N 2 O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia. Unsur-unsur iklim meliputi suhu dan tekanan udara merupakan unsur iklim yang utama (Iin Sarvina, 2009).Matahari adalah sumber panas utama bagi bumi dan atmosfernya. Namun panas matahari yang sampai ke permukaan bumi berbeda-beda di setiap tempat. Hal ini menyebabkan suhu udara di setiap tempat berbeda-beda pula. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan suhu yaitu datangnya sudut sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin, arus laut, lamanya penyinaran, dan awan. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tinggi suatu tempat makin rendah kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara makin ke atas makin rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan udara adalah tinggi rendahnya tempat dan temperatur. Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan menyengat di hidung dan tenggorokan. Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman. Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, ia dapat mencapai 10 kali lebih besar dari konsentrasi di atmosfer terbuka. Hubungan interaksi antara suhu, tekanan udara dan konsentrasi karbon di atmosfer akan dikaji dalam penelitian ini. Melalui hukum Thermodinamika yang ditinjau pada kondisi gas ideal (Jaya, A.I, 2011) menggambarkan interaksi antara suhu dan tekanan udara di atmosfer dalam bentuk sistem persamaan diferensial tak linear. Pengamatan terhadap kestabilan perluasan sistem tersebut menunjukkan adanya peran penting laju perubahan kalor sebagai penentu kestabilan sistem. Mengingat peran penting tersebut, maka pengontrolan laju perubahan kalor di atmosfer sangat perlu untuk dilakukan. 13

Penelitian ini dilakukan untuk membangun pengontrol model matematika laju pelepasan kalor di atmosfer melalui prinsip minimum Pontryagin. Prinsip minimum Pontryagin merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh penyelesaian kontrol optimal yang sesuai dengan tujuan (meminimumkan performance index). Prinsip ini dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear dan nonlinear. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kajian kuantitatif terhadap SPD linear dengan menggunakan Metode Minimum Pontryagin. Adapun langkah langkah pengontrolan optimum adalah sebagai berikut: a. Menentukan fungsi tujuan b. Menentukan fungsi Hamilton c. Sistem memenuhi persamaan state, co-state, dan kondisi stationer. d. Mensubtitusi hasil yang didapatkan dari kondisi stationer ke sistem. e. Simulasi f. Kesimpulan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Model Matematika Unsur Utama Iklim Metode ini merupakan kajian terhadap model dinamik unsur utama iklim yang dilakukan dengan menentukan pengontrol optimal dari model matematika unsur utama iklim pada persamaan di bawah ini: T = Q [αpq+c p TQ ]...(1) P = C p [C p Kα Q] Q [K PQ ] [C p Kα Q]... (2) X = b ( T ex ) (1 cx)...(3) P 1+X denganc p = 36,775 J / mol K, K = 0,23, α = 2,36 (Ratianingsih,2011) 3.2. Pengontrolan Laju Pelepasan Kalor 1. Pengontrolan Suhu (T) Pengontrolan pada model dinamik unsur utama iklim yang dilakukan dengan meminimumkan laju pelepasan kalor untuk mengendalikan suhu dilakukan dengan membangunperfomance index sebagaiberikut: J(u) = 1 2 (A 1u 1 2 + A 2 T 2 ) t a... (4) 14

2. Pengontrolan Tekanan Udara (P) Pengontrolan pada model dinamik unsur utama iklim yang dilakukan dengan meminimumkan laju pelepasan kalor untuk mengendalikan tekanan udara dilakukan dengan membangun performance index sebagai berikut: J(u) = 1 t a (A 2 1u 2 2 + A 2 P 2 )...(5) 3. Pengontrolan Suhu (T) dan Tekanan Udara (P) secara Bersamaan Pengontrolan pada model dinamik unsur utama iklim yang dilakukan dengan meminimumkan laju pelepasan kalor untuk mengendalikan suhu dan tekanan udara secara bersamaan dilakukan dengan membangun perfomance index sebagai berikut: J(u) = 1 t a (A 2 1u 2 1 + A 1 u 2 2 + A 2 T 2 + A 3 P 2 )...(6) 3.3. Model Pengontrol Laju Pelepasan Kalor 1. Model Pengontrol Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) Min J(u) = 1 t a (A 2 1u 2 2 + A 2 P 2 ) dengan kendala T = H = Q [αpq+c p (1 u 1 )TQ ] λ 1 C p [C p Kα Q]... (7) P = H λ 2 = Q [K PQ ] [C p Kα Q] X = H = b ( T ex ) (1 cx) λ 3 P 1+X } 2. Model Pengontrol Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Tekanan Udara(P) Min J(u) = 1 t a (A 2 1u 2 2 + A 2 P 2 ) dengan kendala T = H = Q [αpq+c p TQ ] λ 1 C p [C p Kα Q]... (8) P = H = Q [K (1 u 2 )PQ ] λ 2 [C p Kα Q] X = H = b ( T ex ) (1 cx) λ 3 P 1+X } 3. Model Pengontrol Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) dan Tekanan Udara (P) secara Bersamaan 15

Min J(u) = 1 t a (A 2 1u 2 1 + A 1 u 2 2 + A 2 T 2 + A 3 P 2 ) dengan kendala T = H = Q [αpq+c p (1 u 1 )TQ ] λ 1 C p [C p Kα Q] P = H = Q [K (1 u 2 )PQ ] λ 2 [C p Kα Q]... (9) X = H = b ( T ex ) (1 cx) λ 3 P 1+X } 3.4. Penyelesaian Optimal Kontrol Hal pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan optimal kontrol adalah dengan menentukan fungsi Hamilton. 1. Penyelesaian Optimal Kontrol dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) Untuk persamaan (7) diperoleh sebagai berikut : H = f(x, u, t) + λg(x, u, t) H = 1 2 A 1u 2 1 + 1 2 A 2T 2 + λ 1 ( Q [αpq + C p (1 u 1 )TQ ] Q [K PQ ] ) + λ C p [C p Kα Q] 2 ( [C p Kα Q] ) + λ 3 (b ( T ex ) (1 cx) )...(10) P 1+X Dari persamaan Hamilton diperoleh persamaan state, co-state dan kondisi stasioner sebagai berikut : a. Kondisi State T = H = Q [αpq+c p (1 u 1 )TQ ] λ 1 C p [C p Kα Q] P = H λ 2 =, T(0) = T 0 Q [K PQ ], P(0) = P 0 [C p Kα Q] X = H = b ( T ) (1 cx) ex λ 3 P, X(0) = X 0 1 + X b. Persamaan co-state λ 1 = H T = A 2T λ 1Q( (1 u 1 )Q) C P (C P Kα Q) λ 3b(1 cx) P λ 2 = H P = λ 1 Q(αQ) C P (C P Kα Q) λ 3 = H X = λ 3 ( btc P e 1 + X + ex (1 + X) 2) λ 2Q( Q) (C P Kα Q) + λ 3bT(1 cx) P 2 16

c. Kondisi Stasioner H u 1 = 0, Dengan kondisi batas 0,1 u 0.9, sehingga diperoleh u 1 = maks {min [ λ 1 Q(TQ) C P (C P Kα Q) A 1, 0.9] 0,1} 2. Penyelesaian Optimal Kontrol dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Tekanan Udara (P) Untuk persamaan (8) diperoleh sebagai berikut: H = f(x, u, t) + λg(x, u, t) H = 1 2 A 1u 2 2 + 1 2 A 2P 2 + λ 1 ( Q [αpq + C p TQ ] C p [C p Kα Q] ) + λ 2 ( Q [K (1 u 2 )PQ ] ) [C p Kα Q] + λ 3 (b ( T ex ) (1 cx) )...(11) P 1+X Dari persamaan Hamilton diperoleh persamaan state, co-state dan kondisi stasioner sebagai berikut : a. Kondisi State T = H = Q [αpq + C p TQ ], T(0) = T 0 λ 1 C p [C p Kα Q] P = H = Q [K (1 u 2)PQ ], P(0) = P 0 λ 2 [C p Kα Q] X = H = b ( T ) (1 cx) ex λ 3 P, X(0) = X 0 1 + X b. Persamaan co-state λ 1 = H T = λ 1 Q( Q) C p [C p Kα Q] λ 3b(1 cx) P λ 2 = H P = A λ 1 Q(αQ) 2P C P (C P Kα Q) λ 2Q( (1 u 2 )Q) (C P Kα Q) λ 3 = H X = λ 3 ( btc P e 1 + X + ex (1 + X) 2) c. Kondisi Stasioner H u 2 = 0, Dengan kondisi batas 0,1 u 0.9, sehingga diperoleh u 2 = maks {min [ λ 2 Q(PQ) (C P Kα Q) A 1, 0.9] 0,1} + λ 3bT(1 cx) P 2 17

3. Penyelesaian Optimal Kontrol dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) dan Tekanan Udara (P) secara Bersamaan Untuk persamaan (9) diperoleh sebagai berikut : H = f(x, u, t) + λg(x, u, t) H = 1 2 A 1u 2 1 + 1 2 A 2u 2 2 + 1 2 A 3T 2 + 1 2 A 4P 2 + λ 1 ( Q [αpq + C p (1 u 1 )TQ ] ) C p [C p Kα Q] +λ 2 ( Q [K (1 u 2)PQ ] ) + λ [C p Kα Q] 3 (b ( T ex ) (1 cx) )...(12) P 1+X Dari persamaan Hamilton diperoleh persamaan state, co-state dan kondisi stasioner sebagai berikut : a. Kondisi State T = H = Q [αpq + C p (1 u 1 )TQ ], T(0) = T 0 λ 1 C p [C p Kα Q] P = H = Q [K (1 u 2)PQ ], P(0) = P 0 λ 2 [C p Kα Q] X = H = b ( T ) (1 cx) ex λ 3 P, X(0) = X 0 1 + X b. Persamaan co-state λ 1 = H T = A 3T λ 1Q( (1 u 1 )Q) C p [C p Kα Q] λ 3b(1 cx) P λ 2 = H P = A λ 1 Q(αQ) 4P C P (C P Kα Q) λ 2Q( (1 u 2 )Q) (C P Kα Q) λ 3 = H X = λ 3 ( btc P e 1 + X + ex (1 + X) 2) c. Kondisi Stasioner + λ 3bT(1 cx) P 2 H = 0, H = 0, Dengan kondisi batas 0,1 u 0.9, sehingga diperoleh u 1 u 2 u 1 = maks {min [ λ1q(tq) C P (C P Kα Q) A 1, 0.9] 0,1} dan u 2 = maks {min [ λ2q(pq) (C P Kα Q) A 2, 0.9] 0,1} 3.5. Simulasi Penyelesaian optimal kontrol ini menggunakan program Matlab yang mendefinisikan masalah optimal kontrol dengan parameter yang diketahui. 18

Tabel 1 : Parameter dan Nilainya Parameter Nilai Q 1.98 α 2.36 C p 36.775 K 0.23 A 1, A 2, A 3 1 B 0.1 E 0.1 C 0.1 Sumber : (Moh. Afandi, 2015) Tabel 2 : Parameter Komputasi Parameter Komputasi Simbol Nilai Waktu Awal 2015 Waktu Akhir t 1 2017 Batas Kontrol u 1 0.1 Batas Kontrol u 2 0.1 Suhu T 33 Tekanan P 1.98 Konsentrasi Karbon X 339 Sumber : (Moh. Afandi, 2015) 1. Simulasi dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) Gambar 1 (a) (b) : suhu dan tekanan udara (a) sebelum dikontrol dan (b) sesudah dikontrol Pada gambar 1 memperlihatkan simulasi pengontrolan pelepasan kalor dengan pengontrol suhu. Dimana gambar ini menunjukkan suhu selama 2 tahun. Pada grafik yang berupa garis berwarna biru menunjukan besarnya suhu sebelum dikontrol misalnya tahun 2017 suhu 40,77 derajat celcius dan grafik yang berupa garis 19

berwarna merah menunjukan besarnya suhu sesudah dikontol misalnya tahun 2017 suhu 40,12. Pengontrol ini mengakibatkan tekanan udara mengalami penurunan. Misalkan pada tahun 2017 tekanan udara yang terjadi adalah 1,617 atm. 2. Simulasi dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Tekanan Udara (P) (a) (b) Gambar 2 : suhu dan tekanan udara (a) sebelum dikontrol dan (b) sesudah dikontrol Gambar 2 memperlihatkan simulasi pengontrolan pelepasan kalor dengan pengontrol tekanan udara. Dimana gambar ini menunjukan tekanan udara selama 2 tahun. Pada grafik yang berupa garis berwarna biru menunjukkan besarnya tekanan udara sebelum dikontrol naik sangat cepat misalnya tahun 2017 yaitu 30,99 atm dan grafik yang berupa garis berwarna merah menunjukan besarnya tekanan udara sesudah dikontrol menurun misalnya tahun 2017 yaitu 1,617. Pengontrol ini mengakibatkan suhu mengalami peningkatan yaitu ± 40,99 derajat celcius pada tahun 2017 tetapi peningkatannya ini masih berada pada interval yang diinginkan. 3. Simulasi dari Model Laju Pelepasan Kalor dengan Pengontrol Suhu (T) dan Tekanan Udara (P) secara Bersamaan Gambar 3 : suhu dan tekanan udara yang dikontrol bersamaan 20

Gambar 3 memperlihatkan simulasi pengontrolan pelepasan kalor dengan pengontrol suhu dan tekanan udara secara bersamaan. Dimana gambar ini menunjukan penelitian selama 2 tahun. Pada grafik yang berupa garis berwarna biru menunjukkan besarnya suhu dan tekanan udara sebelum dikontrol naik sangat cepat misal tahun 2017 yaitu suhu naik 226 derajat celcius dan tekanan udara naik 30,99 atm dan grafik yang berupa garis berwarna merah menunjukan besarnya suhu dan tekanan udara sesudah dikontrol, suhu meningkat 40,99 derajat celcius tetapi masih dalam interval yang di inginkan dan tekanan udara menurun 1,617 atm. 3.6. Pembahasan Hasil yang diperoleh pada gambar 1 memperlihatkan bahwa dengan mengontrol laju pelepasan kalor di atmosfer dapat menekan laju perubahan suhu di atmosfer. Dimana suhu sebelum dikontrol meningkat sedangkan ketika sesudah dikontrol suhu tetap meningkat tetapi peningkatannya masih dapat dijaga dalam interval yang diinginkan. Pada gambar 2 juga memperlihatkan bahwa dengan mengontrol laju pelepasan kalor di atmosfer dapat menekan laju perubahan tekanan udara di atmosfer. Ketika belum dikontrol tekanan udara sangat cepat naiknya tetapi ketika sesudah dikontrol tekanan udara mengalami penurunan. Dan pada gambar 3 memperlihatkan pengontrolan pada suhu dan tekanan udara secara bersamaan. Dimana diperoleh hasilnya yaitu ketika suhu dan tekanan udara belum dikontrol terjadi peningkatan yang sangat cepat, tetapi suhu ketika dikontrol tetap meningkat tetapi masih dalam interval yang diinginkan sedangkan tekanan udara mengalami penurunan saat sudah dikontrol. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika pengontrolan dilakukan pada suhu, suhu mengalami peningkatan dan tekanan udara mengalami penurunan. Tetapi keduaduanya masih terkontrol pada interval yang diinginkan. Sedangkan pengontrolan pada tekanan udara mengakibatkan tekanan udara terkontrol dan suhu secara otomatis ikut terkontrol juga. Adapun untuk pengontrolan suhu dan tekanan udara secara bersamaan mendapatkan hasil yang sama dengan pengontrolan pada tekanan udara saja. Jadi pengontrolan suhu dan tekanan udara secara bersamaan tidak harus dilakukan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengontrol optimal dari model dinamik unsur utama iklim paling baik adalah dengan melakukan pengontrolan pada T dan P yaitu dengan meminimalisir laju pelepasan kalor di atmosfer. 2. Pengontrolan optimal dari model dinamik unsur utama iklim ditentukan dengan : a) Membangun performance index untuk meminimumkan laju pelepasan kalor di atmosfer. 21

b) Menyelesaikan persamaan optimal kontrol yang dilakukan dengan menentukan fungsi Hamilton c) Fungsi Hamilton memberikan persamaan state, co-state, dan kondisi stationer. d) Mensubtitusi optimal kontrol yang diperoleh dalam keadaan state. 3. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika pengontrolan dilakukan pada suhu, suhu mengalami peningkatan dan tekanan udara mengalami penurunan. Tetapi kedua-duanya masih terkontrol pada interval yang diinginkan. Sedangkan pengontrolan pada tekanan udara mengakibatkan tekanan udara terkontrol dan suhu secara otomatis ikut terkontrol juga. Adapun untuk pengontrolan suhu dan tekanan udara secara bersamaan mendapatkan hasil yang sama dengan pengontrolan pada tekanan udara. Jadi pengontrolan suhu dan tekanan udara secara bersamaan tidak harus perlu dilakukan. DAFTAR PUSTAKA [1]. Jaya A.I. 2011. Mencari Perluasan Model Dinamaik Unsu unsur Utama Iklim. JIMT,Vol.8,No.1. Palu. [2]. Murdiyarso, D. 2003. Konvensi Perubahan Iklim. Buku Kompas. Jakarta. [3]. Naidu, Desineni Subbaram. 2002. Optimal Control System. Idaho State Univesity. Pacatello. Idaho USA. [4]. Ratianingsih. 2011. Dynamic Model of Pressure, Temperature and CO 2 Concentration: Identification of Stability Parameters Potency. Proceeding of International Conference of The 6-th SEAMS-GMU 2011. [5]. Subiono. 2013. Sistem Linear dan Kontrol Optimal. ITS. Surabaya. 22