BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida. Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan. Upaya meningkatkan kualitas SDM seharusnya dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan. Status gizi anak dan status gizi ibu merupakan gambaran status gizi masyarakat. Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. Laporan USAID s, A2Z, Micronutrient and Child Blindness Project, ACCESS Program, and Food and Nutrition Technical Assistance (2006) menunjukkan bahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Selain itu, defisiensi mikronutrient (vitamin A, B6, B12, riboflavin dan asam folat) dan faktor kelainan keturunan seperti thalasemia dan sickle cell disease juga telah diketahui menjadi penyebab anemia (Soekirman, 2000). Defisiensi zat besi adalah kekurangan total besi dalam tubuh. Sebelum terjadi anemia karena kekurangan zat besi terlebih dahulu terjadi deplesi zat besi, kemudian defisiensi zat besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi zat besi. Deplesi besi merupakan permulaan kekurangan zat besi dimana cadangan zat besi di dalam tubuh berkurang atau tidak ada, tetapi besi di dalam plasma masih normal dan hemoglobin (Hb) juga normal. Anemia defisiensi besi terjadi bila cadangan zat besi dalam plasma dan Hb berkurang dari normal (Conrad, 2006). Anemia gizi besi pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), keguguran, lahir sebelum waktunya, perdarahan sebelum dan sesudah melahirkan serta pada anemia berat dapat menimbulkan kematian pada ibu dan bayi. Untuk bayi yang dilahirkan menderita kurang zat besi akan berdampak buruk pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak, sehingga anak mengalami gangguan pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi badan yang optimal dan dapat mengurangi kecerdasan anak (Depkes RI,1996). 1

Ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko kematian hingga 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia (Rush, 2000). Masalah dan keadaan yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama masa kehamilan, perilaku gizi yang salah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil sebaiknya tidak hanya mengikuti selera makan saja, karena selera makan belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Seseorang yang mendapatkan akses pangannya dengan mudah bisa saja memilih makanan yang kurang atau tidak bergizi karena ketidaktahuannya akibatnya menderita kekurangan gizi (Mawaddah & Hardinsyah, 2008). Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin (Ojofeitimi, 2008). Kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan pendidikan, status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi (Fatimah dkk, 2011). Pendidikan kesehatan dan perawatan prenatal yang memadai penting mengurangi risiko yang terkait dengan anemia defisiensi besi ibu selama kehamilan (School & Hediger, 1994). Program suplementasi besi merupakan upaya penanggulangan anemia yang paling banyak dilakukan, di samping upaya lain seperti fortifikasi bahan makanan dengan zat besi dan pendidikan gizi lewat strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (Depkes, 1996). Namun belum bisa mengatasi masalah anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh rendahnya kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet besi (Schultink, 1993). Analisis cakupan pemberian suplementasi besi-folat/tablet tambah darah (Fe3) dan cakupan pemeriksaan kehamilan (K4) menunjukkan adanya kesenjangan yang besar antara cakupan Fe3 dengan cakupan K4. Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa di perkotaan 19,7% wanita usia subur (WUS) menderita anemia dan 24,5% menderita anemia pada saat hamil. Riskesdas 2010 menunjukan 80,7% WUS yang hamil mendapat/membeli tablet Fe. Sebanyak 18,0% yang minum tablet Fe dengan jumlah hari 90 atau lebih, 19,3% tidak minum tablet besi dan 15,3% yang menjawab tidak tahu. Pada kelompok ibu 2

hamil yang sebenarnya membutuhkan tablet Fe yaitu pada usia terlalu muda <20 tahun dan terlalu tua 35 tahun keatas, mengalami kehamilan > 4 kali, serta jarak kelahiran <24 bulan, tapi justru mereka terbanyak tidak minum tablet Fe. Ibu hamil tidak minum tablet Fe untuk mencegah anemia yang tinggal di perdesaan (24,8%) lebih tinggi di banding ibu yang tinggal di perkotaan (14,1%). Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2013, prevalensi anemia ibu hamil adalah 18,24%. Berdasarkan data Profil Puskesmas I Kembaran tahun 2013, prevalensi ibu hamil anemia yaitu 21,9% lebih tinggi dari prevalensi anemia ibu hamil Kabupaten Banyumas. Prevalensi anemia lebih dari 20% sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran. Profil Kesehatan Puskesmas I Kembaran tahun 2013 menunjukkan untuk cakupan Ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 sebesar 98,03 % (Banyumas : 95,78%) dan Fe 3 sebanyak 89,26 % (Kabupaten Banyumas : 89,73%). Persentase BBLR sebanyak 5,63% lebih tinggi dibanding persentase BBLR di Kabupaten Banyumas yaitu 5,4 %. Persentase Abortus di Puskesmas I Kembaran sebanyak 5,22% lebih tinggi dibandingkan persentase abortus di Kabupaten Banyumas yaitu 3,35%. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan Apakah ada hubungan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. 3

2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. b. Mendeskripsikan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. c. Mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. d. Mengetahui hubungan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. e. Menghimpun informasi dan mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi ibu hamil terkait dengan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor-faktor penyebab, dampak dan cara mencegah kejadian anemia pada ibu hamil. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi setempat maupun pihak-pihak yang terkait mengenai kebijakan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. 4

E. Keaslian Penelitian Beberapa hasil penelitian yang dilakukan mengenai anemia dalam kehamilan dan konsumsi tablet zat besi antara lain : 1. Penelitian Maria Tanawani (2005) Penelitian berjudul Hubungan Pola Makan dan Pola Kerja Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Kecamatan Yapen Selatan Kabupaten Yapen Waropen. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kecamatan Yapen Selatan Kabupaten Yapen Waropen ditinjau dari aspek pola makan dan pola kerja selama hamil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan pada subyek penelitian (ibu hamil) dan objek penelitian (anemia). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan pada jenis penelitian,lokasi penelitian dan metode penelitian dimana penelitian ini tidak melakukan studi kualitatif. 2. Penelitian Subarda (2008) Penelitian berjudul Hubungan Pelayanan Antenatal Care Dalam Pengelolaan Anemia dengan Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Kabupaten Asahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan antenatal care dalam pengelolaan anemia sebagai salah satu upaya meningkatkan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan pemeriksaan anemia dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional, subyek penelitian yaitu ibu hamil, objek penelitian (anemia ibu hamil) dan penentuan kepatuhan minum tablet besi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan pada variabel penelitian, lokasi penelitian dan metode penelitian dimana penelitian ini tidak melakukan studi kualitatif. 3. Penelitian Siti Fatimah, dkk (2011) Penelitian berjudul "Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan". Penelitian bertujuan untuk menilai 5

hubungan pola konsumsi dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan pendidikan, status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi. Persamaan dalam penelitian ini adalah disain penelitian croos sectional dan obyek penelitian ibu hamil sedangkan perbedaannya pada variabel penelitian, lokasi penelitian dan metode penelitian dimana penelitian ini tidak melakukan studi kualitatif. 4. Penelitian M. Dawam Jamil (2002) Penelitian berjudul Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Kabupaten Bantul, Yogyakarta 2000. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peranan suami dalam menanggulangi masalah anemia ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan gizi suami mampu meningkatkan kepatuhan ibu minum pil besi sebesar 16% serta mampu meningkakan kadar hemoglobin ibu secara bermakna 1,3 poin. Persamaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yaitu anemia ibu hamil sedangkan perbedaannya pada subyek penelitian, lokasi penelitian dan metode penelitian dimana penelitian ini tidak melakukan studi kualitatif. 5. Penelitian Hamam Hadi (2001) Penelitian berjudul Meningkatkan Kepatuhan Minum Tablet Besi Ibu Hamil : Pentingnya Peranan Suami. Penelitian ini bertujuan mengetahui pentingnya peranan suami dalam meningkatkan kepatuhan minum pil besi dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran suami merupakan faktor penting untuk meningkatkan kepatuhan minum pil besi untuk meningkatkan Hemoglobin dari Ibu hamil terutama mereka yang memiliki hemoglobin awal yang rendah. Persamaan dalam penelitian adalah subyek penelitian yaitu ibu hamil sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian dan metode penelitian dimana penelitian ini tidak melakukan studi kualitatif. 6