PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan

BAB III Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

ANALISIS METODE ACTIVITY

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber:

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Internal Value Chain Starbucks

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

Memanfaatkan Teknologi dalam Mengoptimalisasi Proses Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA,

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

NARA SUMBER : aan/

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

PERAN PENERAPAN ANALISIS RANTAI NILAI TERHADAP EFISIENSI BIAYA GUNA MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN

Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

KONSEP SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: supplier, Strategy-Activity Based Management, Activity Based Costing System, profitability. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Transkripsi:

1 PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING Cici Safitri Kandou cicisafitri@ymail.com Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to identify and to analyze the value activity on the company and to find out and to analyze the application of Value Chain analysis in order to achieve competitive advantage. The research object from 2011 to 2012.The data collection technique is using interview and documentation technique while the data analysis technique is using qualitative method with descriptive approach which focuses on the current research, and some elements which become the object of research.in the company s activities each stage of value chain which has been identified is categorized by Value Added activities. It can be concluded from the analysis that Non Value Added activity can be eliminated so cost efficiency can be applied to 2011 and 2012. Besides, a company is necessary to support cost reduction on external chain value by developing technology in order to improve company performance to compete with other companies Keywords: Value Chain Analysis, Cost Investigation, Cost Efficiency, NVA Cost,External Value Chai ABSTRAK Tujuan dari peneliltian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas nilai yang ada pada perusahaan serta untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan analisis Value Chain guna mencapai keunggulan bersaing. Dalam hal ini obyek penelitian mengambil penelitian yaitu pada tahun 2011 dan 2012.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu memfokuskan penelitian yang dihadapi pada saat ini, serta deskriptif dari elemen-elemen yang menjadi obyek penelitian.dalam aktivitas perusahaan setiap tahapan value chain yang diidentifikasi selanjutnya digolongkan dalam aktivitas value added. Dari analisis tersebut maka dapat diketahui aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi sehingga dapat dilakukan efisiensi biaya pada tahun 2011 dan 2012. Selain ini perusahaan juga perlu mendukung penggurangan biaya pada Eksternal Value Chain dengan cara pengembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam pesaingan dengan perusahaan lain Kata Kunci : Analisis Value Chain, Identifikasi biaya, Efisiensi biaya, NVA cost, Eksternal Value Chain PENDAHULUAN Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini memacu persaingan yang ketat antara perusahaan yang menyediakan jasa atau produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing, dan dapat memberikan nilai yang

2 lebih pada konsumen. Sehingga untuk memenuhi itu perusahaan memerlukan standart kerja yang lebih tinggi. Perubahan lingkungan dipasar memaksa perusahaan untuk melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam struktur organisasi serta mempertimbangkan keunggulan-keunggulan bersaing jangka pendek dan panjang yang berkesinambungan. Usaha perusahaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Persaingan bisnis menuntut untuk menciptakan kepuasan pelanggan dengan memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing, maupun pelayanan yang baik merupakan faktor penunjang keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Untuk mencapai keunggulan dalam bersaing perusahaan harus mampu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing, karena tiap aktivitas dapat menimbulkan biaya. Dengan mengetahui aktivitas-aktivitas yang mendukung perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing dapat memicu manajemen untuk mengelola aktivitas sehingga lebih efektif dan selektif dalam memilih aktivitas yang tepat. Melakukan perbaikan terhadap aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan senantiasa mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity) dapat diterapkan perusahaan untuk mencapai efisien dan efektifitas. Salah satu strategi bersaing yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif adalah keunggulan biaya (cost leadership) dan diferensiasi (differentiation). Strategi cost leadership dipilih apabila perusahaan siap menjadi perodusen dengan biaya rendah dalam industrinya, melayani banyak segmen industri, dan memiliki cakupan yang luas. Perusahaan akan menjadi cost leader jika menghasilkan produk sama dengan pesaingnya dengan biaya paling rendah sedangkan strategi differentation menuntut perusahaan untuk memilih atribut yang dapat membedakan dirinya dengan pesaingnya dan perusahaan menyediahkan sesuatu untuk pelanggan yang tidak disediahkan oleh pesaingnya. Sehingga diperlukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap aktivitas yang bernilai tambah (value added activities) maupun berusaha untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) agar bisa digunakan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Dalam usaha menfokuskan perhatiannya untuk penciptaan nilai yang lebih bagi para pelanggannya serta mencapai efisiensi dan efektifitas dalam melakukan aktivitasaktivitas maka perusahaan harus dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui suatu strategi. Semakin penting strategi dan luasnya peran strategi, mendorong perubahan dalam akuntansi manajemen. Perubahan tersebut menyebabkan akuntansi manajemen harus dihubungkan dengan strategi, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan menuju Manajemen Biaya Strategi (Strategic Cost Management). Strategic Cost Management mencoba memperbaiki akuntansi manajemen dengan melihat biaya lebih luas, menganalisa biaya dengan memperhatikan fokus eksternal dan melihat mata rantai perusahaan. Dalam hal ini analisa biaya menjadi hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mengambil dan menentukan suatu keputusan, salah satu pemikiran terbaru yang dikembangkan adalah konsep Value Chain. Menurut Blocher, Chen dan Lin (2007:53), Analisi value chain merupakan alat analisis strategi yang digunakan untuk memahami keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value chain dapat

3 ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain. Dengan menggunakan value chain diharapkan perusahaan memahami kekuatan strategi perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya dan perusahaan harus tetap memiliki keunggulan bersaing agar tetap eksis di pasar global. Perusahaan dapat mengukur kinerjanya untuk kepentingan strategis karena dalam analisis value chain biaya-biaya yang terjadi akan dipisahkan sesuai dengan aktivitas-aktivitasnya masingmasing. Dengan demikian akan dapat menigkatkan kinerja para manajer dan perusahaan tetap bertahan dipasar global dengan memilih keunggulan bersaing. Atas dasar pemikiran diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian analisis biaya dengan menggunakan analisis biaya Value Chain dengan tujuan agar perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan para supplier serta para pelanggannya dan perusahaan dapat mengurangi biaya yang tidak terpakai sehingga perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam bersaing. TINJAUAN TEORETIS Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan suatu sifat atau proses maupun keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum yaitu: 1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perhitungan harga pokok produk, jasa dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan Pada akhir abad 21, akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan tantangan dunia global. Akuntansi manajemen tradisional mulai tergeser dengan munculnya beberapa konsep dan teknik akuntansi maupun manajemen yang baru dan modern. Perubahan tersebut didorong oleh persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif. Dalam persaingan ini munculah strategi dengan konsep-konsep manajemen yang disebut Strategic Cost Management. Tekanan yang ditimbulkan dari persaingan global, perubahan teknologi yang sangat cepat, dan perubahan dalam proses bisnis menyebabkan manajemen menjadi lebih penting dan dinamis dibandingkan sebelumnya. Strategic Cost Management Pencapaian keunggulan kompetitif bisnis dalam persaingan memerlukan suatu alat yang bisa membantu bisnis dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan perusahaan dapat mempengaruhi posisi bersaing jangka panjang dan pendek

4 serta harus memperhatikan elemen strategis seperti pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2000:368), kunci untuk mencapai sasaran ini adalah memenangkan keunggulan bersaing, yaitu dengan Strategic Cost Management ( Manajemen Biaya Strategi ) yang artinya penggunaan biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi unggul yang menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategic Cost Management adalah pengunaan informasi biaya dimana elemen-elemen strateginya lebih diakui dan mengklasifikasikan strategi yang unggul sehingga akan menghasilkan keunggulan yang berkelanjutan. Strategi kepemimpinan biaya tidak bebas dari resiko, Menurut Hitt, ireland, Hoskisson, (2001:166) resiko persaingan dari strategi kepemimpinan biaya adalah: 1. Peralatan manufaktur biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya, inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat yang lebih rendah dari pada pemimpin biaya 2. Terlalu banya faktor pada pengurangan harga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan dengan dimensi persaingan lainnya 3. Berkaitan dengan imitasi (penjiplakakan), dengan menggunakan kompetensi intin yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk-produk yang ada saat ini dengan harga yang bahkan lebih rendah atau dengan menambahkan ciri-ciri yang dihargai oleh pelanggan sambil tetap mempertahankan harga. 4. Peralatan manufaktur biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya, inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat yang lebih rendah dari pada pemimpin biaya 5. Terlalu banya faktor pada pengurangan harga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan dengan dimensi persaingan lainnya 6. Berkaitan dengan imitasi (penjiplakakan), dengan menggunakan kompetensi intin yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk-produk yang ada saat ini dengan harga yang bahkan lebih rendah atau dengan menambahkan ciri-ciri yang dihargai oleh pelanggan sambil tetap mempertahankan harga. Definisi Value Chain Untuk mengetahui dengan jelas pengertian definisi Value Chain, maka berikut ini akan dikemukakan definisivalue Chainyang diambil dari beberapa ahli. PertamaMenurut Blocher, Chen, dan Lin (2007:53), analisis value chain merupakan analisis strategi yang digunakan untuk memahami secara lebih baik keunggulan kompetitif untuk mengidentifikasi dimana value chain pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan

5 biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industry.menurut Blocher, Chen, dan Lin (2007:53)Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami, yaitu 1. Internal Value chain Internal Value chain merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi atau dilakukan dalam bagian satu rantai perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen ( 2006:13), Internal Value Chain adalah rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mengirimkan produk serta jasa kepada pelanggan. Ada yang perlu ditekankan dalam rantai nilai internal perusahaan adalah sistem akuntansi manajemen harus memahami berbagai informasi tentang jenis aktivitas yang tersebar dalam rantai nilai perusahaan. 2. Eksternal Value Chain Eksternal Value Chain adalah hubungan rantai nilai dalam perusahaan yang dilakukan oleh pelanggan dan pemasoknya. Dengan hubungan eksternal diharapkan dapat mencapai hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan, pemasok, dan pelanggan.hubungan eksternal value chain bermanfaat bagi perusahaan dimana perusahaan harus memahami seluruh rangkaian aktivitas dan bukan hanya bagian dari rantai nilai perusahaan. Tahapan-Tahapan Value Chain Value chain organisasi bisnis merupakan bagian integral dari kegiatan yang lebih besar. Mulai dari supplier yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang lebih besar sampai dengan pengguna akhir. Menurut Blocher, Chen, Lin (2007:54), mengatakan bahwa terdapat dua langkah dalam analisisvalue chain yaitu: 1. Mengidentifikasi aktivitas value chain Perusahaan mengidentifikasi aktivitas dalam value chain yang harus dilakukan oleh organisasi bisnis dalam proses desain, manufaktur, dan pelayanan kepada pelanggan. Pengembangan dalam value chain berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi yang lebih terperinci, yaitu level unit bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelolah sebagai bisnis yang terpisah. Biaya merupakan salah satu pendorong timbulnya value chain yang berbeda. Setiap aktivitas mempunyai struktur perilaku biaya yang berbeda. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat berubah karena hubungan dengan kegiatan lain dalam perusahaan atau dengan kegiatan diluar bisnis. Setelah value chain dapat ditentukan maka dilakukan penentuan biaya dan pendapatan yang terjadi untuk masing-masing value chain. Analisis value chain memilih industri ke dalam kegiatan secara strategis berbeda dan merupakan upaya untuk melakukan analisis biaya untuk mengidentifikasi value chain dan menetapkan aktiva dan biaya pada setiap nilai aktivitas. 2. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memotong biaya atau menambah nilai.

6 Tahap selanjutnya dalam menyusun value chain adalah dengan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai. Cara menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dengan cara mempelajari aktivitas nilai dan cost drivernya yang telah diidentifikasi. Analisis Value Chain dan Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi konsumennya lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang dibayarkan oleh konsumen atau keunggulan berdasarkan dari penawaran harga yang lebih baik rendah dari harga pesaing untuk nilai yang sama atau penawaran manfaat unik dengan harga yang sesuai. Keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan keunggulan biaya sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengelolah rantai nilai lebih baik dibandingkan pesaingnya. Analisisvalue chain memiliki keunggulan yaitu memadukan fokus perhatian pada internal dan eksternal perusahaan. Pembagian aktivitas perusahaan memudahkan dalam mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai., serta perusahaan dapat mengukur kinerja secara lebih obyektif melalui perhitungan return setiap aktivitas yang dihasilkan dari selisih biaya dan revenue atau profit dan pemanfaatan biaya. Menurut Porter (1999:33), mengatakan bahwa cara yang sistematik untuk memeriksa semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana semua aktivitas itu berinteraksi diperlukan suatu alat untuk menganalisis sumber keunggulan bersaing. Oleh sebab itu, analisis value chain menjadi pilihan dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan karena berguna dalam : 1. Analisis biaya internal Menentukan sumber-sumber yang menghasilkan laba dan posisi biaya relatif dari suatu proses penciptaan nilai internal. 2. Analisis diferensiasi internal Memahami sumber diferensiasi dalam penciptaan nilai internal 3. Analisis keterkaitan vertical Memahami hubungan serta biaya-biaya yang terkait antar perusahaan dengan supplier dan pelanggannya, dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai bagi konsumen serta meminimalkan biaya serendah mungkin. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan didalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada umumnya penelitian deskriptif tidak memerlukan perumusan hipotesis karena merupakan penelitian non hipotesis dan penelitian kualitatif. Perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi, khususnya pembangunan infrastruktur dan properti. Ikut serta berpartisipasi melalui usaha penyediaan produk-produk Beton Siap Pakai, Beton Masonry dan Batu Pecah Mesin/base Coarse, serta bahan bangunan lainnya yang berbahan baku semen.

7 Satuan Kajian Satuan kajian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada analisis rantai nilai perusahaan, aktivitas-aktivitas apa saja yang membentuk rantai nilai dan pemicu biaya apa saja yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada dalam rantai nilai serta pengendalian cost driver dalam setiap aktivitas-aktivitas hal tersebut dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing pada perusahaan, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis value chain pada setiap aktivitas nilai yang ada pada perusahaan secara internal 2. Analisis cost driver untuk setiap aktivitas nilai yang ada pada perusahaan. 3. Analisis keunggulan bersaing perusahaan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mengidentifikasikan Aktivitas Value Chain Dalam penelitian penulis memfokuskan pada bidang usaha perdagangan beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Inbound Logistic Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini meliputi aktivitas penerimaan barang dari klien, aktivitas penyimpanan barang dan aktivitas pemindahan barang ke gudang. Biaya-biaya yang terjadi antara lain biaya bongkar muat barang yang pada tahun 2011 sebesar Rp 115.550.000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 324.800.000 2. Operation Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini adalah aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam proses pengiriman barang yang datang dari klien untuk dikirim kembali ke konsumen. Biaya-biaya yang terjadi antara lain biaya pengemasan yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp. 230.650.000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 275.000.000 3. Outbound Logistic Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini meliputi aktivitas pengiriman barang ke pelanggan. Aktivitas ini dimasukkan dalam aktivitas outbound logistic karena berhubungan dengan usaha bagaimana barang tersebut sampai ke tujuan tepat waktu. Peningkatan aktivitas outbound logistic ini dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Biaya-biaya yang terjadi pada outbound logistic adalah biaya pemeliharaan truck pada tahun 2011 sebesar Rp. 39.250.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp. 42.625.000. Biaya penyusutan truck untuk tahun 2011 sebesar Rp. 38.125.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp. 38.125.000. Biaya BBM untuk tahun 2011 sebesar Rp. 700.500.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp. 890.800.000. Biaya penyimpanan barang untuk tahun 2011 sebesar Rp 360.000.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp. 428.750.000 4. Marketing dan Sales Aktivitas yang dikelompokan dalam aktivitas ini meliputi aktivitas iklan kepada klien. Biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas ini adalah biaya iklan untuk tahun 2011 sebesar Rp.650.750.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp. 760.500.000

8 5. Services Aktivitas pelayanan ini berhubungan dengan penyediaan layanan untuk menjaga nilai barang yang telah dikirim. Misalnya, complain dari pelanggan dan aktivitas penggatian barang yang rusak, karena kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada saat pengiriman. Biaya yang terjadi pada aktivitas ini adalah biaya penggantian barang yang rusak pada tahun 2011 sebesar Rp 145.250.000. dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 187.550.000 Aktivitas Pendukung ( Support Activities ) Aktivitas-aktivitas pendukung dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Procurement Aktivitas yang digolongkan ke dalam aktivitas ini meliputi aktivitas pembelian alat tulis dan perlengkapan kantor. Aktivitas pembelian ini tidak hanya dilakukan oleh bagian tertentu dalam perusahaan tetapi aktivitas ini cenderung tersebar merata di tiap bagian perusahaan. Biaya untuk pembelian alat tulis dan perlengkapan kantor lainnya adalah pada tahun 2011 sebesar Rp. 750.800.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 950.750.000 2. Technology Development Pengembangan teknologi terdiri dari beragam aktivtas yang secara umum dapat digunakan untuk memperbaiki suatu kinerja dalam suatu manajemen. Biaya biaya yang terjadi pada aktivitas ini antara lain adalah biaya untuk tenaga akhli untuk pengembangan dan perbaikan. Biaya tersebut pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 11.000.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 13.500.000 3. Human Resources Management Aktivitas yang digolongkan dalam aktivitas ini meliputi pelatihan dan pengembangan karyawan, system pemberian upah dan gaji, tunjangan dan lain-lain yang berhubugan untuk menigkatkan kinerja dalam suatu manajemen perusahaan. Biaya yang timbul pada aktivitas ini antara lain adalah biaya gaji, tunjangan, diklat dan pelatihan, biaya perjalan dinas dan jaminan kesehatan. Biaya gaji untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp 2.180.500.000 dan untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp. 2.600.250.000. Biaya tunjangan karyawan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 410.250.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.470.500.000.Biaya diklat dan pelatihan karyawan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 145.800.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 165.700.000. Biaya perjalanan dinas luar adalah pada tahun 2011 sebesar Rp 78.450.000. dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.112.650.000 Biaya jaminan kesehatan karyawan adalah pada tahun 2011 sebesar Rp 145.800.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 275.600.000 4. Firm Infrastructure Aktivitas ini meliputi aktivitas yang dilakukan untuk memperlancar kegiatan perusahaan, seperti aktivitas administrasi, keuangan, akuntansi dan lain sebagainya. Biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas ini antara lain adalah biaya PBB kantor, pemeliharaan dan penyusutan peralatan kantor. Biaya PBB kantor pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.10.750.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 12.450.000 Biaya pemeliharaan peralatan kantor adalah pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 25.450.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 24.950.000 Biaya administrasi

9 dan keuangan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 5.560.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.5.900.000 Biaya penyusutan peralatan kantor pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.98.450.000 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 112.500.000 Alokasi Biaya pada Aktivitas Nilai Aktivitas Primer 1.Inbound Logistic Table 1 Komposisi Biaya pada Aktivtas Nilai dengan Pendekatan Value Chain Tahun 2011-2012 Keterangan 2011 2012 Biaya Bongkar Muat Barang 115,550,000 324,800,000 2. Operation Biaya Pengemasan 230,650,000 275,000,000 3. Outbound Logistic Biaya Pemeliharaan Truck 39,250,000 42,625,000 Biaya Penyusutan Truck 38,125,000 38,125,000 Biaya BBM 700,500,000 890,800,000 Biaya Penyimpanan Barang 360,000,000 428,750,000 4. Marketing dan Sales Biaya Iklan 650,750,000 760,500,000 5. Services Biaya Pergantian Barang Rusak 145,250,000 187,550,000 Total Aktivitas Primer 2,280,075,000 2,948,150,000 Aktivitas Pendukung 1. Procurement Biaya Perlengkapan Kantor 750,800,000 950,750,000 2. Tecnology Development Biaya Tenaga Ahli 11,000,000 13,500,000 3. Human Resources Management Biaya Gaji 2,180,500,000 2,600,250,000 Biaya Tunjangan 410,250,000 470,500,000 Biaya Diklat dan Pelatihan 145,800,000 165,700,000 Biaya Perjalanan Dinas Luar 78,450,000 112,650,000 Biaya Jaminan Kesehatan 145,800,000 275,600,000 4. Firm Infrastucture Biaya PBB Kantor 10,750,000 12,450,000 Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor 25,450,000 24,950,000 Biaya Administrasi dan Keuangan 5,560,000 5,900,000 Biaya Penyusutan Peralatan kantor 98,450,000 112,500,000

10 Total Aktifitas Pendukung 3,862,810,000 4,744,750,000 Sumber Data : Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton Mengidentifikasi Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai Untuk menentukan cost driver, setiap tahapan Value Chain beberapa aktivitas utama perusahaan akan diidentifikasi. Setelah aktivitas-aktivitas tersebut diidentifikasi, selanjutnya aktivitas-aktivitas tersebut digolongkan ke dalam aktivitas Value Added. Penggolongan aktivitas-aktivitas tersebut dimaksudkan untuk mencapai efisiensi biaya dengan cara menggurangi aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Tabel 2 Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai 31 Desember 2011-2012 No Aktivitas Cost Driver Nilai Tahun Nilai Tahun 2011 2012 1 Penerimaan Barang Jumlah Penerimaan Barang 566,056,000 703,929,250 2 Pengawasan Jam Tenaga Kerja Langsung 64,000,000 75,700,000 3 Pemeriksaan Barang Jam Tenaga Kerja Langsung 46,483,470 56,450,350 4 Penyimpanan Barang Jumlah Persediaan Digudang 361,000,000 374,500,000 5 Penjualan Jumlah Pesanan Barang 28,279,627,800 35,590,037,500 6 Pengemasan Jumlah Barang yang Dikirim 230,650,000 275,000,000 7 Palebelan Jumlah Kemasan 302,550,000 309,800,000 8 Pengiriman Jumlah Pengiriman Barang 403,600,000 458,597,000 9 Pemrosesan Pesanan Jumlah Pesanan Penjualan 360,000,000 428,750,000 10 Promosi Jumlah Konsumen 525,385,000 602,125,000 11 Penanganan keluhan dan pengantian barang Jumlah Komplain Konsumen 145,250,000 187,550,000 12 Frekuensi Pengiriman Dokumen Pengiriman Dokumen dan Laporan dan Laporan 45,640,000 57,520,000 13 Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan Jam Pemakaian Kendaraan 59,500,000 67,150,000 14 Pemeriksaan Kualitas Barang Jam Pemeriksaan 165,000,000 215,500,000 Sumber Data : Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton Penentuan Jenis Aktivitas Setelah diketahui masing-masing biaya pada aktivitas-aktivitas maka selanjutnya adalah menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada tersebut. Analisis ini dikelompokan untuk mengelompokan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai bisnis. Berdasarkan peryataan di atas maka setelah penulis melakukan analisa terhadap keseluruhan aktivitas yang ada diperoleh hasil sebagai berikut :

11 Table 3 Analisis Aktivitas No Aktivitas Jenis Aktivitas 1 Penerimaan Barang BVA 2 Pengawasan BVA 3 Pemeriksaan Barang RVA 4 Penyimpanan Barang NVA 5 Penjualan RVA 6 Pengemasan RVA 7 Pelebelan RVA 8 Pengiriman RVA 9 Pemrosesan Pesanan RVA 10 Promosi RVA 11 Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang RVA 12 Pengiriman Dokumen dan Laporan BVA 13 Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan BVA 14 Pemeriksaan Kualitas Barang NVA Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Mengembangkan Keunggulan Bersaing dengan Cost Reduction atau menambah nilai Dalam menjalankan usaha, setiap perusahaan harus mampu untuk menekan biaya (cost reduction) dengan cara mengurangi dan engliminasi aktivitas-aktivitas serta menambah nilai bagi para pelanggan. Penguranggan aktivitas-aktivitas difokuskan oleh non value activity dan business value activity. Sedangkan eliminasi difokuskan kepada non value added activity dengan menghapusnya dari aktivitas perusahaan. Aktivitas-aktivitas perusahaan yang perlu dilakukan penggurangan dalam mencapai cost reduction antara lain : 1. Aktivitas Penyimpanan Barang Aktivitas dimana kegiatan ini memakan waktu dan beresiko. Aktivitas ini merupakan aktivitas non value added karena memakan biaya yang tidak sedikit. Aktivitas ini dapat dieliminasi apabila perusahaan melakukan pengiriman tepat waktu atau sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu perusahaan menerapkan economic order quality (EOQ) dan titik pemesanan kembali dengan cermat untuk menghindari biaya habisnya persediaan dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, pengiriman harus dilakukan pada saat yang tepat. Apabila aktivitas ini direduksi maka akan terjadi penghematan pada tahun 2011 sebesar Rp. 361,000,000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp374,500,000 2. Aktivitas Pemeriksaan Kualitas Barang Aktivitas ini dilakukan perusahaan karena ingin meyakikan kualitas barang yang akan dijual kepada konsumen. Tetapi sebenarnya aktivitas ini tidak perlu dilakukan apabila dalam proses produksinya dilakukan secara cermat pada pertama kalinya, sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

12 Apabila aktivitas ini dieliminasi maka akan ada penghematan pada tahun 2011 sebesar Rp. 165,000,000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 215,500,000 Table 4 Penggolongan Aktivitas Tahun 2011 No Aktivitas RVA BVA NVA 1 Penerimaan Barang 566,056,000 2 Pengawasan 64,000,000 3 Pemeriksaan Barang 46,483,470 4 Penyimpanan Barang 361,000,000 5 Penjualan 28,279,627,800 6 Pengemasan 230,650,000 7 Pelebelan 302,550,000 8 Pengiriman 403,600,000 9 Pemrosesan Pesanan 360,000,000 10 Promosi 525,385,000 11 Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang 145,250,000 12 Pengiriman Dokumen dan Laporan 45,640,000 13 Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan 59,500,000 14 Pemeriksaan Kualitas Barang 165,000,000 Total 30,293,546,270 735,196,000 526,000,000 Persentase 95,85 % 2,33% 1,66% Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Setelah aktivitas-aktivitas diklasifikasikan sesuai dengan golongannya yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan (Real Value Added), aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk proses produksi ( Bussines Value Added ), dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan (Non Value Added ). Maka pada tabel di atas disimpulkan bahwa aktivitas pada tahun 2011 adalah 95.85 % termasuk aktivitas dalam Real Value Added, 2.33% Bussines Value Added dan 1.66% termasuk aktivitas Non Value Added. Table 5 Penggolongan Aktivitas Tahun 2012 No Aktivitas RVA BVA NVA 1 Penerimaan Barang 703,929,250 2 Pengawasan 703,929,250 3 Pemeriksaan Barang 56,450,350 4 Penyimpanan Barang 374,500,000 5 Penjualan 35,590,037,500 6 Pengemasan 275,000,000

13 7 Pelebelan 309,800,000 8 Pengiriman 458,597,000 9 Pemrosesan Pesanan 428,750,000 10 Promosi 602,125,000 11 Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang 187,550,000 12 Pengiriman Dokumen dan Laporan 57,520,000 13 Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan 67,150,000 14 Pemeriksaan Kualitas Barang 215,500,000 Total 37,908,309,850 1,532,528,500 590,000,000 Persentase 94,7 % 3,83 % 1,47% Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Setelah aktivitas-aktivitas diklasifikasikan sesuai dengan golongannya yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan (Real Value Added), aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk proses produksi ( Bussines Value Added ), dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan (Non Value Added ). Maka pada tabel di atas disimpulkan bahwa aktivitas pada tahun 2012 adalah 94.7 % termasuk aktivitas dalam Real Value Added, 3.83% Bussines Value Added dan 1.47% termasuk aktivitas Non Value Added. Identifikasi Aktivitas Eksternal Value Chain Untuk meningkatkan kinerja manajemen melalui value chain analysis, selain membutuhkan koordinasi dan optimasi antar aktivitas nilai internal perusahaan juga harus diimbangi dengan melakukan menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan. Dengan hubungan eksternal tersebut diharapkan akan dicapai hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan dan konsumen. Aktivitas-aktivitas yang diperlukan oleh perusahaan untuk membina hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Hubungan Pihak Perusahaan dengan Konsumen Menjalin hubungan baik dengan konsumen sangat diperlukan bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Hubungan yang baik dengan konsumen akan membantu perusahaan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Untuk cost leadership strategy pemilihan jalur distribusi dan pengendalian yang efektif dapat digunakan untuk menghasilkan harga yang lebih murah tetapi tidak mengabaikan masalah kualitas dan pelayanan. Aktivitas yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen antara lain : a. Menyediahkan layanan informasi secara cepat dan tepat. Informasi produk kepada pelanggan diberikan sebelum berangkat ke konsumen. Kepada para konsumen sudah disediahkan berbagai macam produk yang disediahkan oleh pihak perusahaah.

14 b. Ketepatan waktu dalam mendistribusikan barang Dalam melakukan aktivitas pengiriman barang mengutamakan ketepatan waktu. Dalam pengiriman barang kepada konsumen untuk waktu normalnya selama sehari sehingga apa yang dibutuhkan oleh konsumen secara cepat dapat teratasi dan apabila terdapat kendala dalam pengiriman barang, pihak perusahaan selalu menyiapkan armada yang dapat mengganti armada yang mengalami kerusakan atau kendala dijalan. 2. Hubungan perusahaan dengan Patner bisnis Hubungan dengan patner merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Patner biasanya dapat djadikan sebagai komunitas usaha dalam mengembangkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Apabila terdapat suatu kendala, maka perusahaan dapat memanfaatkan jasa patner bisnis untuk dapat dijadikan sebagai jalan akhir untuk memecahkan problem yang di alami oleh perusahaan. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan patner bisnis adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kinerja manejemen dengan mengutamakan pelayanan kepada konsumen. Perusahaan dalam memenuhi ketepatan waktu dalam pengiriman barang selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik serta membuat konsumen dapat menikmati hasil kerja perusahaan dalam pengiriman barang tepat pada waktunya. b. Perusahaan memilih ongkos biaya yang lebih meringankan konsumen Dalam pelaksanaan pengiriman barang, perusahaan selalu mengutamakan kepentingan pihak konsumen, sehingga apabila konsumen mengalami masalah dengan kenaikan biaya pengiriman barang, maka perusahaan bisa diajak untuk bernegosiasi untuk mencari jalan terbaik dan dapat diterima oleh kedua belah pisak. c. Pemberiaan bonus kepada karyawan yang berdedikasi bagi perusahaan Dalam menjalankan aktivitas usahanya selalu memberikan apresiasi terhadap karyawan yang berdedikasi bagi perusahaan. Pada kenyataannya karyawan merupakan pilar bagi perusahaan, jika karyawan karyawan tidak mendapatkan apa yang menjadi hak bagi karyawan, biasanya kewajiban karyawan sebagai pekerja juga tidak dapat memeberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Sehingga perusahaan selalu memebrikan motivasi kepada para karyawan berupa pemberian bonus kepada karyawan yang mepunyai prestasi dan pengabdian baik untuk kemajuan perusahaan Usaha Untuk Mendukung Penguranggan Biaya Pada Eksternal Value Chain. Pada dasarnya perusahaan memerlukan pengembangan teknlogi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan lain. Dengan seakin majunya teknologi informasi, maka perusahaan dituntut untuk mengikuti trend dimana konsumen sudah tidak mau lagi kehilangan banyka waktu. Perkembangan dunia computer melalui website dengan mengadopsi Microsoft windows, maka situs ini muklat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Begitu juga email, sangat diperlukan perusahaan untuk

15 memudahkan konsumen dalam membutuhkan informasi dan memberikan bentuk kejasama serta peminat-peminat bisnis lainnya untuk menjalin kerja sama baik dengan perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis value chain dapat digunakan sebagai alternative evaluasi dan pengendalian biaya untuk mencapai keunggulan bersaing. Analisis ini secara spesifik memandang perusahaan sebagai rangkaian aktivitas yang saling berkaitan dan mengelompokkan aktivitas yang mepunyai nilai tambah dengan cara menentukan cost driver dari masing-masing aktivitas sehingga dapat diketahui pemicu biaya dari masingmasing aktivitas tersebut. Dan pada analisis aktivitas juga terdapat aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah ( Non Value Added ), aktivitas ini dipandang tidak memberikan nilai pada pelanggan maupun perusahaan sehingga perlu untuk di lakukan eliminasi terhadap aktivitas-aktivitas ini. 2. Analisis Value Chain dapat membantu perusahaan untuk mengetahui aktivitasaktivitas potensial untuk dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan. Namun untuk bertahan dan menang tidak cukup dengan hanya mengembangkan aktivitasaktivitas yang potensial namun perusahaan harus dapat menjaga suatu produk yang dihasilkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan perlu melakukan eliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu pada aktivitas penyimpanan dan pemeriksaan kualitas barang. Apabila perusahaan tidak melakukan eliminasi pada aktivitasini maka akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan. 2. Perusahaan harus selalu meningkatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan dapat melakukan aktivitas usahanya tidak tertinggal dengan perusahaan lain serta konsumen dapat melakukan transaksi bisnis secara online yang dapat memberikan kemudahan secara cepat. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E, J. K.H. Chen, dan T, W. Lin. 2007. Cost Managemen.ThreeEdition.The McGraw-Hill Companies, Inc. TerjemahanAriyanto. ManajemenBiaya. Jakarta. SalembaEmpat.

16 Hansen, D.R. & M.M. Mowen. 2000. Management Accounting. Fourty Edition. Thomson Learing. United States of America. Terjemahan. Krista. 2003. AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat.2004. Management Accounting. Fourty Edition. Cengange Learning. Singapore. Terjemahan. Krista. 2007. AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat. 2006. Management Accounting. Fourty Edition. Cengange Learning. Singapore. Terjemahan. Krista. 2009. AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat Hitt, M, A. & I. Duane. 2001. Strategic Management: Competitiveness and Globalization. Fourty Edition. Thomson Learning. United States of American.Terjemahan.R. Rimendi.2001. ManajemenStrategi:Daya Saing Dan Globalisasi.Jakarta.Erlangga