I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan

I. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81


PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BUKU SAKU KOMODITAS HORTIKULTURA TAHUN 2015

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG AGRIBISNIS BUAH

Perkembangan Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. sebagian penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Perkembangan komoditas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi keluarga petani., menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar penduduk Indonesia masih mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002). Disamping itu sektor pertanian juga memberi imbas dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor non migas yang lain yaitu sebesar 7,3% yang berarti sektor pertanian mampu memberikan sumbangsih terhadap pendapatan nasional(bps, 2009). Berbasis agroindustri ini merupakan strategi yang dapat membantu optimalisasi potensi yang ada di wilayah sasaran,terutama wilayah-wilayah yang masih mengandalkan sumberdaya alam atau pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Hidayat, 2005).

Pembangunan pertanian pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, menciptakan lapangan pekerjaan di sektor pertanian, dan meningkatkan hasil produksi pertanian, sehingga dapat mengurangi impor hasil pertanian yang selama ini dilakukan, selain itu juga dapat mendukung pembangunan industri yang sedang berjalan. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling berperan dalam mengembangkan pembangunan Indonesia yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lain. Salah satu komoditas yang dapat dikembangkan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat adalah komoditas hortikultura. Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan dalam sektor pertanian di Provinsi Lampung. Selain itu komoditas hortikultura diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani karena mampu memberikan nilai tambah bagi kemajuan sektor pertanian di Indonesia, dan juga mampu menunjang ketersediaan bahan pangan dalam negeri dan memperbaiki kualitas gizi masyarakat. Salah satu komoditas hortikultura yang potensial dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah buah-buahan. Salah satu komoditas buah yang eksotik adalah buah manggis. Manggis mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena merupakan primadona ekspor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Manggis dijuluki Ratu Buah Tropik, karena memiliki cita rasa yang eksotik dan keindahan kulit buah dan daging buah yang berwarna merah keputihan dan bersih, yang tidak dimiliki oleh buah-buahan eksotik lainnya (Dirjen Hortikultura DEPTAN, 2007).

Sebagian besar produksi manggis Indonesia dipasarkan untuk tujuan ekspor. Sebenarnya permintaan akan manggis dari luar negeri cukup besar, terutama China, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura,China, Eropa,Amerika Serikat dan Amerika Latin. Berikut ini adalah perkembangan volume dan ekspor manggis dan negara tujuan dalam Tabel 1. Tabel 1 PerkembanganVolume dan ekspor Manggis 2001-2008 No. Tahun Produksi (ton) Ekspor (ton) Dollar 1. 2001 60412 4868 $3.953.234 2. 2002 62055 6512 $6.956.915 3. 2003 62100 9305 $9.306.042 4. 2004 62117 3045 $3.291.855 5. 2005 62711 8472 $6.386.091 6. 2006 63305 13899 $9.480.327 7. 2007 63889 19326 $12.574.563 8. 2008 64483 24753 $15.668.799 Sumber:Data BPS,2008 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus, produksi dan produktivitas Manggis dari tahun 2001 2008 mengalami peningkatan dari luas tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun dari luas tanaman menghasilkan (TM) dapat dilihat di Daftar Tabel Lampiran.

Tabel 2 Ekspor Manggis Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 No. Negara Vol Vol Vol (ton) US$ (ton) US$ (ton) US$ 1 Taiwan 1.127,74 844,87 - - 44,4 26,28 2 Hongkong 7.143,50 7654,5 2314,4 2631,96 4241,78 3581,7 3 Malaysia 420,88 169,33 241,442 98,022 18,86 5,088 4 Singapura 138,53 1127,5 17,148 10,51 77,7 55,5 5 UEA 260,79 254,2 187,22 171,87 360,4 289,12 6 Saudi 50,32 53,17 60,235 44,49 100,72 81,76 Arabia 7 Belanda 35,32 39,077 9,643 10,34 28,97 58,82 8 China 53,79 27,2 362,82 296,3 3462,57 2185,64 9 Jerman - - - - - 10 Perancis 4,82 5,98 14,524 13,76 26,7 17,29 11 Italia 0,504 0,5 - - - - 12 Argentina 1,008 1,008 - - - - 13 Kep. 1,378 2,067 - - - - Faroe 14 Qatar 0,224 0,112 2,561 1,34 7,46 4,872 15 Samoa 1,07 1,07 - - - 16 Amerika 36,7 130,73 7,84 6,86 - - Serikat 17 Mexico 8 2,8 - - - - 18 India 19,6 6,86 - - - -- 19 Inggris ` 0,72 0,26 0,26 - - 0,36 20 Lainnya - - 7,3 6,16 103,29 80 Jumlah 9304,511 9306,042 3045,37 3291,86 8472,,77 6386,09 Sumber data : BPS,2007 B. Identifikasi Masalah Manggis setidaknya menjadi alternative komoditas unggulan usahatani di masa mendatang. Namun kenyataannya hanya sedikit petani yang mau menanam manggis secara Standar Operasional Prosedure (SOP). Produsen manggis yang mau membeli mangis sangat sedikit, hal ini menjadi penyebab utama kurangnya minat petani untuk menanam manggis secara SOP karena petani tidak tahu manfaat menanam manggis secara SOP, sebagian petani

masih menganggap tidak memiliki keuntungan apabila menanam manggis secara SOP. Selain petani, pengusaha usahatani manggis juga menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi para pengusaha manggis adalah para pemasok manggis masih mengandalkan peningkatan produksi, belum mengutamakan kualitas produk. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab harga manggis di pasaran tidak pernah stabil. Pemeliharaan dan penanganan panen dan pasca panen tanaman manggis yang masih menggunakan cara tradisonal juga menjadi kendala pengusaha usahatani manggis, karena dengan mengandalkan alam dan alat panen dan pasca panen yang masih manual, dapat menyebabkan manggis mengalami penurunan kualitas. Sementara pasar membutuhkan dan hanya mengakui buah manggis yang masuk Great Super dengan harga lebih tinggi dan kualitas baik. Kendala dan resiko yang dihadapi dalam memproduksi manggis cukup banyak, namun prospek dan potensi manggis di Provinsi Lampung khususnya dan Indonesia umumnya cukup cerah di pasaran dunia. Hal ini dikarenakan manggis salah satu jenis buah yang kulitnya mengandung Xanthone yang mempunyai sifat antioksidan yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit yaitu: kanker payudara, wasir, kanker paru-paru, leukemia dan 30 jenis penyakit lainnya.

Perkembangan produksi manggis secara nasional mengalami peningkatan, dari 62.055 ton pada tahun 2002, menjadi 62.117 ton pada tahun 2004 dan meningkat lagi menjadi 62.711 ton pada tahun 2005. Peningkatan produksi manggis ternyata tidak diikuti dengan peningkatan ekspor (buah bermutu), dari 6.512 ton pada tahun 2002 menurun menjadi 3.045 ton pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 8.163 ton pada tahun 2005 (Ditjen Hortikultura, DEPTAN Tahun 2007). Pemasaran ekspor manggis melalui perantara pengusaha atau eksportir nasional yang jumlahnya puluhan. Manggis yang di ekspor sebagian besar berasal dari kebun rakyat yang ditanam nenek moyang petani pada lahanlahan pekarangan tegalan dan merupakan tanaman hutan seperti yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Lima Puluh Koto, Lahat, Bogor, Tasikmalaya, Purwakarta, Trenggalek, Purworejo dan termasuk salah satunya adalah Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung. Dari total luas panen dan produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Tanggamus tahun 2006 sebesar 187.738 ton/tahun diperoleh data, luas produksi buah-buahan tertinggi adalah Salak seluas 46,93%, kemudian, Manggis 14,11%, Durian 11,56%, Pisang 9,51% dan nangka 9,26%, diikuti Mangga, duku dan buah-buahan yang lain( Dinas Pertanian TPH Kabupaten Tanggamus,2007 ). Tanggamus merupakan satu-satunya kabupaten pemasok buah manggis terbesar di Provinsi Lampung. Angka tetap Direktorat Jendral Hortikultura

Tahun 2001-2005, menunjukkan bahwa Kabupaten Tanggamus merupakan daerah penghasil Manggis terbesar dan pusat Pengembangan Tanaman Manggis terluas di Provinsi Lampung(Ditjen Hortikultura, DEPTAN Tahun 2007). Tabel 3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan Di Kabupaten Tanggamus Tahun 2007 No. Jenis Buah Luas panen Produksi (Ha) (Ton) 1. Alpukat 218 1463 2. Mangga 337 6512 3. Rambutan 1462 1183 4. Duku 395 3563 5. Jeruk 55 365 6. Durian 1527 21696 7. Jambu Biji 149 154 8. Jambu Bol 129 55 9. Sawo 39 17 10. Pepaya 635 2620 11. Pisang 5355 17862 12. Nenas 30 21 13. Salak 357 88114 14. Belimbing 103 30 15. Manggis 1593 26502 16. Nangka 257 17401 17. Sirsak 67 20 18. Sukun 121 160 Jumlah 12829 187738 Sumber: Data BPS Kabupaten Tanggamus, 2008 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa manggis merupakan potensi dalam pengembangan sentra produksi dan memperluas pemasaran ekspor ke luar negeri karena dilihat dari jumlah produksi manggis masih sedikit tetapi jumlah ekspornya cukup besar. Untuk itu, perlu terus dilakukan pembenahan dalam teknologi budidaya dan penanganan panen dan pasca panen dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya(ditjen Hortikultura, DEPTAN Tahun 2007 ).

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah sentra produksi hortikultura buah-buahan di Provinsi Lampung. Sebagian besar masyarakat pedesaan di Kabupaten Tanggamus menggantungkan nafkahnya di sektor pertanian. Sebagai daerah persawahan dan perkebunan, lahan merupakan salah satu asset penting dalam usaha tani di sektor pertanian. Menurut Badan Pusat Statistik (2007), di Kabupaten Tanggamus terdapat luas panen tanaman buah-buahan 11.829 ha/tahun dengan produksi 187.738 ton/ha, dengan salah satunya pemasok terbesar adalah komoditas Manggis (Garcinnia mangostana Linn). Total produksi buah-buahan di Kabupaten Tanggamus sebesar 187.738 ton ha/tahun komoditas pemasok terbesar adalah salak 46,93%, manggis 14,11 %, durian 11,56%, pisang 9,51 % dan berturut-turut adalah nangka 9,26%, mangga 3,4% duku 1, 89% serta papaya 1,39%. Produksi manggis Kabupaten Tanggamus pada tahun 2007 mengalami penurunan, akibat turunnya produktivitas tanaman manggis. Walaupun kabupaten Tanggamus merupakan sentra produksi manggis di provinsi Lampung, namun produktivitasnya masih rendah dibandingkan dengan produksi potensial yang seharusnya 670 ton/ha (Dirjen Hortikultura DEPTAN, 2007). Hal ini menunjukkan usaha tani manggis di Kabupaten Tanggamus masih belum efisien. Produktivitas manggis yang rendah di Kabupaten Tanggamus disebabkan oleh produksi yang belum maksimal. Rendahnya produkstivitas manggis ini

disebabkan oleh teknik budidaya yang belum diterapkan dengan baik, misalnya saja penggunaan faktor-faktor produksi seperti pupuk yang belum dialokasikan secara tepat (baik jumlah,jenis waktu,dosis maupun sasaran). Apabila faktor-faktor produksi sudah optimum tentunya peningkatan hasil produksi dapat dicapai oleh petani (Syaifudin, 2005). Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya ketergantungan aktivitas pertanian pada alam, dimana pengaruh buruk alam telah banyak mempengaruhi hasil pertanian (Soekartawi,dkk.1985). Petani manggis tanggamus terkadang buahnya tidak bisa terkirim keluar (ekspor maupun lokal), karena tanaman tidak bisa berbuah tepat waktu, karena keadaan cuaca pada saat pembungaan, apabila cuaca panas atau tidak turun hujan, maka proses pembungaan akan berlangsung dengan baik, sehingga tanaman bisa berbuah tepat waktu. Dengan demikian apabila iklim dan keadaan cuaca yang sesuai dengan musim tepat waktu (Oktober-Maret/April-September), maka hasil produksi yang maksimal akan tercapai. Usahatani manggis menghadapi resiko yang cukup besar, selain karena faktor cuaca, faktor harga juga menjadi resiko yang sangat mempengaruhi pendapatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keuntungan yang diterima petani. Harga manggis di tingkat petani di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2001-2008 bisa dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan harga manggis di tingkat petani di KabupatenTanggamus 2001 2008 No. Tahun Harga manggis (Rp/Kg) 1. 2001 4500 2. 2002 4500 3. 2003 4500 4. 2004 4500 5. 2005 4500 6. 2006 5000 7. 2007 5500 8. 2008 4500 9. 2009 5000 Sumber: Petani Manggis Pekon Mulang Maya,2009 Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui bahwa harga manggis di tingkat petani pada tahun 2007 mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun yang lainnya tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Bila dibandingkan dengan harga di tingkat konsumen yaitu antara Rp.6000- Rp. 8000/kg, dapat diketahui bahwa harga yang diterima petani termasuk rendah. Rendahnya harga manggis di tingkat petani disebabkan oleh karakteristik buah yang mudah rusak, memaksa petani untuk tetap menjual hasil produksinya walaupun dengan harga yang rendah. Jika harga manggis tinggi, maka keuntungan yang didapatkan petani akan besar, dan sebaliknya jika harga manggis rendah, maka keuntungan yang diperoleh petani kecil. Naik turunnya keuntungan yang diterima petani akan mempengaruhi sikap petani dalam berusaha tani manggis. Jika keuntungan yang diterima petani besar, maka petani akan berusaha meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi, dan mereka akan mengolah usahataninya seefisien mungkin, dengan harapan produksinya akan meningkat. Jika keuntungan yang diterima petani

kecil, maka hal ini akan mempengaruhi modal yang dimiliki petanipun turun. Hal ini berakibat pada pengurangan faktor-faktor produksi yang digunakan petani. Uraian tersebut menunjukkan bahwa perilaku petani dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian akan mempengaruhi efisiensi produksi usahatani manggis. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagaiberikut: 1 Bagaimana tingkat kelayakan finansial usahatani manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus? 2 Bagaimana tingkat sensitivitas usahatani manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus terhadap perubahan harga pupuk, harga jual, dan produksi manggis? 3 Bagaimana prospek pengembangan usahatani manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus dimasa mendatang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1 Mengetahui tingkat kelayakan finansial usahatani manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus. 2 Menganalisis sensitivitas pengaruh perubahan harga pupuk, harga jual, dan produksi manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus.

3 Menganalisis prospek pengembangan usahatani manggis di Pekon Menggala Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus. D. Kegunaan Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan: 1. Bahan pertimbangan bagi penentuan kebijakan pengembangan usahatani manggis sebagai komoditas ekspor. 2. Bahan pertimbangan dan informasi bagi pengusaha manggis untuk mengembangkan usahatani manggis. 3. Bahan tambahan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya tentang usahatani manggis.