BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN GAJI AUDITOR PADA KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. pemerintah bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya dan

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor. Tugas Auditor yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perekonomian di dunia bisnis saat ini berdampak pada pesatnya persaingan yang semakin sulit dan kompetitif di kalangan auditor dan menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar mampu menjadi auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan produk audit yang berkualitas tinggi. Kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Mulyadi, 2002:11). Kinerja dari profesi auditor independen saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat terjadinya skandal-skandal besar di negara maju dan berkembang seperti Amerika Serikat dan di Indonesia. Pertama Kasus Enron dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen yang sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar, karena perbuatan mereka inilah, keduanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar, sedangkan KAP Arthur Andersen kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap 1

kinerja KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen. Selain kasus yang berhubungan dengan independensi, juga terdapat kasus yang berhubungan langsung dengan kinerja seorang auditor eksternal yaitu kasus KAP Hans Tuanakotta & Mustofa. PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Masalah yang terjadi kerena kesalahan penyajian berkaitan dengan persediaan karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. Berdasarkan penyelidikan BAPEPAM, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Akibatnya pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan (material misstatement) atau salah saji material yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi yang salah secara material. Diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi agar para auditor independen dapat lebih hati-hati serta lebih teliti lagi dalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan yang diauditnya dan tetap menjaga prinsipprinsip dan kode etik profesi akuntan independen. Kasus-kasus di atas tersebut telah memerlihatkan bahwa dalam mewujudkan KAP yang berkualitas dan profesional sangat ditentukan oleh kinerja auditornya, karena semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, maka akan menuntut profesi akuntan publik 2

untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan (Herawaty dan Susanto, 2008). Berhasil tidaknya kinerja karyawan yang telah dicapai organisasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat kinerja karyawan secara individu maupun kelompok. Ristio dkk (2014) menyatakan, kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor tersebut. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007). Auditor yang memiliki kinerja yang baik dapat dinilai dari peningkatan kualitas audit yang terlihat dari ketepatan strategi dan kebijakan yang diambil manajer perusahaan (Rangkuty, 2008). Larkin (1990) (dalam Trisnaningsih, 2007) menyatakan bahwa terdapat empat dimensi personalitas dalam mengukur kinerja auditor, yaitu kemampuan (ability), komitmen profesional, motivasi, dan kepuasan kerja. Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan cakap dalam menyelesaikan pekerjaan. Auditor yang komitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut. Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Kepuasan kerja auditor adalah tingkat kepuasan individu auditor dengan 3

posisinya dalam organisasi secara relatif dibandingkan dengan teman sekerja atau teman seprofesi lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) menurut para ahli diantaranya; Simamora (1995:53) menyatakan kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi. Wirawan (2009:5) juga menjelaskan bahwa kinerja SDM merupakan hasil sinergi dari tiga faktor, yaitu faktor internal karyawan, faktor internal organisasi dan faktor eksternal, sedangkan menurut Davis 1989 (dalam Mangkunegara, 2010:15), faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja SDM adalah kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Auditor sebagai individu yang mempunyai faktor bawahan juga diperkirakan memengaruhi kinerja auditor. Faktor bawahan ini berupa locus of control dan kemampuan yang dirasakan. Locus of control (LOC) adalah derajat sejauh mana seseorang meyakini bahwa mereka dapat menguasai nasib mereka sendiri (Robbins, 2008:138). LOC internal adalah individu yang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya, dan selalu mengambil peran serta tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan. LOC internal berpandangan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang dimilikinya (misalnya kemampuan, pengetahuan atau usaha). Auditor yang mempunyai LOC internal lebih mempunyai kontribusi positif pada kinerja melaksanakan tugas audit, hal ini dikarenakan mereka memandang LOC internal sebagai usaha yang harus dilakukan jika ingin berhasil. Auditor yang mampu mengontrol aktivitas dan perilakunya untuk penugasan audit akan 4

berpengaruh pada kinerjanya. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Kartika dan Wijayanti (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja auditor dan penerimaan perilaku disfungsional audit menjelaskan bahwa karakteristik individual auditor memengaruhi secara signifikan kinerja auditor, dimana auditor yang memiliki LOC internal berkinerja lebih baik dari auditor yang memiliki LOC eksternal. Mahdy (2012) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa auditor yang memiliki LOC internal cenderung lebih sulit untuk terpengaruh oleh tekanan dan faktor-faktor lain diluar kendali dirinya. Faktor lain yang juga penting dan dapat memotivasi kinerja auditor yaitu gaji. Menurut As ad (1995:93) gaji adalah banyaknya uang yang diterima dan sudah pasti dan waktunya selalu tepat, misalnya setiap awal bulan, seorang auditor akan menerima sejumlah uang yang disebut gaji. Menurut Sikula mengenai gaji yang dikutip oleh Hasibuan (2005:119), gaji adalah kompensasi tetap yang dibayarkan kepada pemangku jabatan, pimpinan, atau posisi atas dasar yang teratur (seperti tahunan, caturwulanan, bulanan, atau mingguan). Penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa (2013) membuktikan bahwa secara simultan terdapat pengaruh gaji (upah) dan tunjangan terhadap kinerja karyawan. Beberapa faktor penting yang memengaruhi gaji yang adil, diantaranya adalah pendidikan, pengalaman, tanggungan, kemampuan perusahaan, kondisikondisi pekerja (Manullang, 2004). Gaji yang cukup baik akan menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja bagi karyawan. Harvey dan Bowin (1996:220) dan Mello (2002:329) menyatakan bahwa pada tingkat tertentu kompensasi (gaji) secara psikologis dapat meningkatkan penampilan kerja dan kepuasan kerja (job 5

satisfaction) karyawan, serta hasil kerja (outcome). Sehingga dapat dikatakan bahwa auditor dalam mencapai tujuannya memerlukan suatu rangsangan berupa gaji untuk dapat meningkatkan kinerjanya dan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan perusahaan. Selain LOC internal dan gaji auditor, faktor kecerdasan spiritual juga dapat memengaruhi kinerja auditor. Penelitian Choiriah (2013) menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dengan menyimpulkan bahwa semakin baik kecerdasan spiritual maka kinerja yang diberikan auditor juga akan semakin baik. Hasil penelitian tersebut juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Munir (2000:32) yang dukitip oleh Trihandini (2005) menunjukkan hasil bahwa seorang pekerja dapat menunjukkan kinerja yang prima apabila mereka sendiri mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan seluruh potensi diri sebagai manusia. Hal tersebut dapat muncul apabila seseorang dapat memaknai pekerjaannya dan menyelaraskan antara emosi, perasaan dan otak. Penelitian yang dilakukan oleh Trihandini (2005) menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahmasari (2012) dengan menyatakan hasil bahwa kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian yang dilakukan oleh Waryanti (2011), Khairunnisa (2013), Kusnadi (2015), dan Ariati (2014). Variabel ini meliputi LOC, gaji auditor, kecerdasan spiritual dan kinerja auditor yang 6

diadopsi dari penelitian mereka. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menambahkan variabel kecerdasan spiritual sebagai variabel moderasi. Alasan lain ditambahkannya variabel kecerdasan spiritual adalah karena di duga kecerdasan spiritual merupakan faktor lain yang dapat memotivasi peningkatan kinerja auditor. Kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dan dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa. Hal tersebut diperlukan karena dalam menjalankan tugas audit, KAP selalu membagi auditornya dalam sebuah tim atau kelompok, sehingga dari hal tersebut kita dapat melihat pentingnya kecerdasan spiritual dalam memengaruhi kinerja auditor. Diharapkan dengan adanya variabel ini akan mampu memberikan bukti yang empiris apakah kecerdasan spiritual memperkuat atau memperlemah hubungan antara LOC internal dan gaji auditor pada kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Apakah LOC internal berpengaruh pada kinerja auditor? 2) Apakah gaji auditor berpengaruh pada kinerja auditor? 3) Apakah kecerdasan spiritual memoderasi pengaruh LOC internal pada kinerja auditor? 7

4) Apakah kecerdasan spiritual memoderasi pengaruh gaji auditor pada kinerja auditor? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh LOC internal pada kinerja auditor. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh gaji auditor pada kinerja auditor. 3) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan kecerdasan spiritual memoderasi pengaruh LOC internal pada kinerja auditor. 4) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan kecerdasan spiritual memoderasi pengaruh gaji auditor pada kinerja auditor. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah. 1) Kegunaan Teoritis (1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja auditor. (2) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah referensi bagi mahasiswa ekonomi atau pihak-pihak yang berkepentingan dan untuk memperkaya bahan bacaan di 8

perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentang audit. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi KAP atau pun pihak terkait untuk lebih memahami tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja auditor. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini tersusun menjadi lima (5) bab yang mana antara bab satu dengan bab lainnya memiliki keterkaitan. Gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menjabarkan teori-teori penunjang atau pendukung terhadap masalah yang diangkat dalam skripsi ini, pembahasan mengenai hasil sebelumnya serta hipotesis penelitian Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. 9

Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjabarkan data penelitian, karakteristik penelitian, hasil pengujian instrumen penelitian dan pembahasan hasil dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menjabarkan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian ini beserta saran-saran yang dianggap perlu bagi para peneliti selanjutnya dan organisasi Kantor Akuntan Publik pada khususnya. 10