PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BERITA RESMI STATISTIK

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN III TAHUN 2014

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2014

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014 SEBESAR 4,24 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017

Transkripsi:

TON PERSEN BAB 1 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00-20.00-30.00 VOLUME IMPOR gvolume IMPOR (yoy) Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan I-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong oleh beberapa sektor yaitu pertanian, industri pengolahan dan pengangkutan & komunikasi. Sementara kinerja sektor utama lainnya seperti bangunan, perdagangan-hotel-restoran, dan jasa-jasa tumbuh lebih baik. SEKTOR *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran I II III IV I II III IV I 1. PERTANIAN 199,867.15 208,963.24 220,032.12 172,006.97 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 223,179.82 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6,598.38 7,201.25 8,075.46 8,100.89 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 8,257.09 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 49,541.55 50,217.76 54,645.14 54,674.27 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 57,776.66 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,671.48 3,717.00 3,956.30 3,975.53 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 4,384.61 5. BANGUNAN 51,741.84 55,806.71 61,951.72 63,211.36 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 66,678.94 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 89,093.06 91,504.41 96,618.96 96,677.34 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 109,420.78 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 66,344.73 70,067.35 72,850.58 73,236.47 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 81,140.56 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 56,112.23 57,160.68 60,347.79 60,994.17 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 66,363.76 9. JASA-JASA 124,164.08 130,541.17 140,416.72 136,651.22 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 143,204.96 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647,134.48 675,179.94 718,894.91 669,527.79 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 760,407.19 SEKTOR 2009 2010 2009 2010 I II III IV I II III IV I 1. PERTANIAN 7.74 5.42 (2.89) 5.18 1.52 1.35 1.22 14.10 9.99 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9.23 12.91 20.17 14.82 20.65 13.07 7.52 3.20 3.72 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.38 2.32 4.76 1.48 11.05 10.33 6.96 7.23 5.02 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.51 6.53 7.85 4.30 7.72 9.15 5.63 8.79 10.86 5. BANGUNAN 9.78 12.86 18.91 15.87 19.25 12.84 8.86 7.26 8.06 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7.60 8.20 10.35 8.46 9.02 9.79 10.59 11.35 12.66 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.56 9.82 11.01 7.29 11.81 9.17 9.10 9.52 9.38 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6.92 7.23 10.95 11.00 8.36 9.50 9.08 8.88 9.14 9. JASA-JASA 7.00 7.49 11.82 13.60 10.92 9.34 4.18 3.84 3.98 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 8.38 7.33 5.71 9.26 8.42 2011 2011 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 9

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Kinerja sektor pertanian triwulan I-2011 masih relatif melambat 9,99% (y.oy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 yang mencapai 14,10% (y.o.y). Melambatnya sektor pertanian ini terkait produksi jagung sementara produksi padi cukup baik. Dilihat dari pertumbuhannya, pertanian jagung tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan produksi jagung tercatat 47,84% (y.o.y) meskipun cukup baik namun masih dibawah pertumbuhan triwulan IV-2010 yang tercatat 258,19% (y.o.y). Produksi jagung ini masih didominasi oleh Kab. Pohuwato sementara untuk Kab. Gorontalo produksinya relatif menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu perkembangan pertanian padi pada triwulan I-2011 menunjukkan pertumbuhan 35,24% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 26,67% (y.o.y). Melemahnya kinerja pertanian pada triwulan I-2011 juga ditunjukkan oleh hasil survei kegiatan dunia usaha dimana sebagian besar responden petani menyatakan terjadi penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.22 Grafik 1.23 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama Grafik 1.24 Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Sampai dengan akhir tahun 2011, secara kumulatif tahunan perkembangan pertanian padi diperkirakan akan lebih baik namun untuk pertanian jagung diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2010. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM I-2011 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 sebesar 297.396 ton atau tumbuh 17 % (y.oy) dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 253.563 ton sementara produksi jagung tahun 2011 mencapai 686.344 ton atau hanya tumbuh 1% (y.o.y) dibandingkan produksi jagung tahun 2010 sebesar 679.168 ton. Semakin terbatasnya luas lahan menjadi kendala yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo. Tabel 1.3 ARAM I Pertanian Padi Tabel 1.4 ARAM I Pertanian Jagung Berdasarkan angka ramalan I-2011 menunjukkan bahwa poduksi jagung hingga akhir tahun 2011 mencapai 686.344 ton, hal tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kuota ekspor luar negeri yang harus dipenuhi oleh Gorontalo kepada negara mitra dagang. Kuota ekspor yang diperjanjikan antara Gorontalo dengan Malaysia (1 juta ton) dan Gorontalo dengan Korea (1,5 juta ton). Ekstensifikasi lahan sudah sangat terbatas untuk dilakukan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 11

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan I-2011 menunjukkan kondisi yang melambat. Pada triwulan I-2011 sektor ini tumbuh 9,38% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010 sebesar 9,52% (y.o.y). Perlambatan yang terjadi didorong oleh melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat, terkait kendala keterbatasan BBM yang terjadi di Gorontalo, sementara untuk sub sektor lainnya masih cukup baik. Melambatnya kinerja sub sektor angkutan darat dikonfirmasi oleh tingkat konsumsi BBM. Tingkat konsumsi bahan bakar transportasi darat selama triwulan I-2011 tumbuh sebesar 12,57% (y.o.y) untuk premium lebih rendah dibandingkan pertumbuhan selama triwulan IV-2010 yang mencapai 13,97% (y.o.y). Sementara itu melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat juga ditunjukkan oleh melambatnya pertumbuhan penghimpunan pajak kendaraan bermotor. Sampai dengan triwulan I-2011 penghimpunan pajak kendaraan bermotor melambat 26,03% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 35,35% (y.o.y) Grafik 1.26 Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Grafik1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat Disisi lain sub sektor angkutan udara mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Tercatat selama triwulan I-2011 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani tumbuh sebesar 20,62% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2010 (18,67%). Jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat dari Gorontalo juga meningkat dari 677 penerbangan menjadi 755 penerbangan dengan dibukanya jalur penerbangan Garuda Indonesia di Gorontalo. 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan I-2011 juga menunjukkan peningkatan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat sebesar 21.674 orang atau tumbuh 25,28% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan IV-2010 yang melayani 24.400 penumpang dengan laju 24,21 (y.o.y). Sementara arus barang melalui laut mengalami penurunan, jumlah kargo laut mencapai 175.943 ton atau terkontraksi 9,93% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kontraksi pada triwulan IV-2010 yang mencapai 6.87% (y.o.y). Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut 1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan I-2011 tumbuh 12,66% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 11,35% (y.o.y). Besarnya peningkatan realisasi belanja barang/jasa pemerintah selama peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo mendorong peningkatan kinerja di sektor ini. Sub sektor perdagangan tumbuh dari 12,48% (y.o.y) pada triwulan IV-2010 menjadi 13,90% (y.o.y) pada triwulan laporan. Tumbuhnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh meningkatnya pertumbuhan kredit perdagangan. Sampai dengan triwulan I-2011 kredit perdagangan tumbuh 38,92% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2010 yang tumbuh 16,67% (y.o.y). Demikian juga untuk volume bongkar yang tumbuh cukup baik selama triwulan I-2011. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 13

Grafik 1.31 Grafik 1.32 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Sementara itu sub sektor perhotelan diperkirakan meningkat, hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan peningkatan selama triwulan I-2011. TPK bulan Maret mencapai 38,20% lebih tinggi dibandingkan kondisi Desember 2010 sebesar 34,00% Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, pada triwulan I-2011 kinerja sektor ini diperkirakan tumbuh sebesar 8,06% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,26 % (y.o.y) Grafik 1.34 Grafik 1.35 Penjualan Semen Belanja Modal APBD Meningkatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka penjualan semen dan pertumbuhan Belanja Modal APBD. Angka penjualan semen pada Maret 2011 terkontraksi 3,44% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya yang mencapai 19,37% (y.o.y 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan diperkirakan tumbuh 9,14% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 8,88% (y.o.y). Kondisi ini lebih didorong oleh tumbuhnya sub sektor keuangan sementara sub sektor lainnya relatif tumbuh stabil. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat. Sampai dengan bulan Maret 2011, NIM perbankan mencapai Rp 134 Miliar atau tumbuh 44,64% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Desember 2010 yang tumbuh 42,61% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga perbankan. Grafik 1.36 Grafik 1.37 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban 1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan I-2011 tumbuh 5,02% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 6,96% (y.o.y). Melambatnya kinerja disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu realisasi kredit industri pengolahan, penjualan BBM industri, penjualan listrik industri, ekspor luar negeri komoditas gula dan survei industri pengolahan besar-sedang. Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, menurunnya kinerja industri tampak pada industri pakaian jadi, serta industri barang-barang dari kayu. Kontraksi terbesar pada industri kayu yang ditunjukkan oleh kosongnya ekspor kayu Gorontalo selama dua triwulan terakhir. Hasil liaison menunjukkan bahwa bahan baku menjadi kendala utama keterbatasan produksi. Menurunnya kinerja industri pengolahan ditunjukkan oleh perkembangan kredit industri yang masih melambat 25,41% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010 yang tumbuh 30,30%(y.o.y). Angka penjualan listrik dan BBM turut mengkonfirmasi penurunan kinerja sektor industri di Gorontalo. Konsumsi listrik industri tumbuh 27,07 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 37,00% BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 15

(y.o.y), sementara itu konsumsi BBM tumbuh 2,01% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,80% (y.o.y). Grafik 1.38 Grafik 1.39 Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.40 Tabel 1.5 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan I-2011 tumbuh 10,86% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 8,79% (y.o.y), khususnya pada sub sektor listrik. Daya tersambung sampai dengan Maret 2011 mencapai 108.340 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Desember 2010 yang mencapai 106.191 KVA. Meningkatnya daya tersambung ini terkait beberapa PLTD baru yang telah dioperasikan oleh PLN. Grafik 1.41 Grafik 1.42 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa. 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2011 meningkat dibandingkan triwulan IV-2010. Sektor ini tumbuh 3,72% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,2% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan perningkatan, karena pertambangan di Gorontalo sampai dengan saat ini masih didominasi oleh bahan galian C. Sementara itu Pemerintah Provinsi telah memberikan izin kepada PT Gorontalo Mineral untuk melakukan eksplorasi emas di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Menurut Pemerintah Daerah, diperkirakan melalui hasil pertambangan emas dimaksud mampu memberikan kontribusi pada PDRB hingga mencapai Rp 10 Triliun/tahun. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan I-2011 tumbuh 3,98% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 3,84% (y.o.y). Meningkatnya kinerja jasa-jasa terutama didorong oleh meningkatnya jasa pemerintahan umum. Jasa Pemerintahan umum ini erat kaitannya dengan pembiayaan APBD Pemda. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 17

BOKS I : GORONTALO DI TENGAH RENCANA PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA Sesuai masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia tahun 2011-2025 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Pemerintah telah menetapkan 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia (KEI) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. KEI terdiri atas KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi Maluku Utara, KE Bali-Nusa Tenggara, KE Papua Maluku. KE tersebut disusun dengan maksud untuk membentuk suatu konektivitas yang mampu menghubungkan pusat-pusat ekonomi regional kepada infrastruktur pendukungnya. DASAR PEMIKIRAN KAWASAN EKONOMI INDONESIA KE tidak diarahkan pada kegiatan eksploitasi dan ekspor sumber daya alam melainkan lebih pada penciptaan nilai tambah. KE tidak diarahkan untuk menciptakan konsentrasi ekonomi pada daerah tertentu namun lebih pada pembangunan ekonomi yang beragam dan inklusif. Ini memungkinkan semua wilayah di Indonesia untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing. KE tidak menekankan pada pembangunan ekonomi yang dikendalikan oleh pusat namun pada sinergi pembangunan sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif nasional. KE tidak menekankan pembangunan transportasi darat saja namun pada pembangunan transportasi yang seimbang antara darat, laut, dan udara. KEI tidak menekankan pada pembangunan infrastruktur yang mengandalkan anggaran pemerintah semata namun juga pembangunan infrastruktur yang menekankan kerjasama pemerintah dengan swasta (KPS) Gambar 1.1 Rencana Pengembangan KEI Sumber : Kemenko Perekonomian 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

Gambar 1.2 KE Sulawesi - Malut Dalam konsep pengembangan KEI, Provinsi Gorontalo tergabung dalam wilayah KE Sulawesi-Malut yang masuk dalam jaringan 5 hub yaitu Manado Gorontalo Kendari Mamuju dan Makassar. KE Sulawesi-Malut difokuskan pada pengembangan 4 (empat) sektor utama yaitu - tanaman pangan, - tanaman perkebunan, - perikanan, dan - pertambangan nikel. Dalam peta pengembangan KE Sulawesi-Malut, Provinsi Gorontalo direncanakan sebagai sentra pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan kelapa dalam. Dalam hal pertanian tanaman pangan, pengembangan itu dimaksudkan untuk peningkatan ketahanan pangan nasional dan sementara untuk perkebunan diarahkan pada upaya peningkatan nilai tambah produk. Melihat catatan historikal produksi tanaman pangan di Gorontalo hal tersebut cukup layak mengingat secara umum Provinsi Gorontalo dikategorikan sebagai Provinsi dengan surplus produksi tinggi. Namun dengan semakin terbatasnya lahan serta bertambahnya jumlah penduduk, maka perlu dicermati apakah produktivitas yang ada mampu mengejar kebutuhan kedepan yang semakin meningkat. Tabel 1.6 Produksi Tanaman Pangan Gorontalo Sumber : Dinas Pertanian Prov. Gorontalo Untuk memetakan daerah-daerah potensial pendukung produksi dapat digunakan pendekatan Location Quotient (LQ) maupun Growth Ratio On Subject Area (GRS). Pendekatan LQ berusaha melihat keunggulan komparatif suatu kabupaten terhadap kabupaten lainnya dengan membandingkan antara share produksi tanaman pangan terhadap sektor pertanian di suatu wilayah kab/kota terhadap kondisi Provinsi secara BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 19

INDEKS GRS BAB 1 keseluruhan. Sementara pendekatan GRS untuk membandingkan pertumbuhan sektor tanaman pangan di suatu wilayah kab/kota terhadap pertumbuhan sektor tanaman pangan di Provinsi secara keseluruhan. Untuk menganalisis hal dimaksud digunakan rentang tiga tahun kebelakang dengan memanfaatkan data PDRB kab/kota yang telah dirilis oleh BPS masing-masing. Suatu wilayah yang memiliki LQ dan GRS dengan arah positif berarti potensial untuk dikembangkan di masa depan karena akan memberikan efek yang cukup signifikan bagi pengembangan kondisi Provinsi secara keseluruhan. 10.0000 8.0000 6.0000 4.0000 2.0000 - (2.0000) (4.0000) PERKEMBANGAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KAB/KOTA di GORONTALO Kota Gorontalo + INDEKS LQ - 0.5000 1.0000 1.5000 - Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Grafik 1.43 Produksi Tanaman Pangan Gorontalo Tampak pergerakan indeks LQ dalam tiga tahun terakhir untuk Kabupaten Gorontalo, Boalemo, Pohuwato dan Gorontalo Utara relatif memiliki keunggulan komparatif yang lebih baik dibandingkan wilayah Kab. Bone Bolango maupun Kota Gorontalo. Hasil produksi tanaman pangan di daerah tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal namun juga untuk kebutuhan luar daerah. Namun beberapa hal patut mendapatkan perhatian untuk daerah-daerah yang laju produksinya mulai mengalami perlambatan seperti wilayah Kab. Boalemo dan Kab. Gorontalo (yang ditunjukkan oleh nilai GRS yang negatif). Optimisme masih nampak pada wilayah Gorontalo Utara dan Pohuwato yang merupakan dua wilayah pemekaran baru di Provinsi Gorontalo. 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

Dari hasil analisis singkat diatas beberapa hal patut mendapat perhatian : 1. Peran Gorontalo dalam mendukung masterplan Koridor Ekonomi Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional khususnya untuk wilayah KE Sulawesi-Malut cukup penting karena posisi Gorontalo yang menghubungkan sentra produksi di utara (Manado) dan selatan (Makassar). 2. Pemerintah menjadikan sentra produksi pertanian pangan dan perkebunan kelapa dalam sebagai sentra fokus dalam pengembangan Koridor Ekonomi di Gorontalo sehingga kebijakan Agropolitan yang telah dirintis oleh Pemerintah Daerah relevan untuk terus dikembangkan di masa depan. Namun penciptaan nilai tambah perlu dikaji lebih mendalam untuk pengolahan produksi turunan daripada sekedar menjual produk mentah. 3. Dalam pengembangan sentra produksi pertanian pangan di Provinsi Gorontalo wilayah kabupaten yaitu Kab. Gorontalo, Kab. Boalemo, Kab. Pohuwato dan Kab. Gorontalo Utara memiliki keunggulan komparatif yang lebih baik untuk dikembangkan dalam mempercepat tercapainya tujuan program, karena di empat wilayah kabupaten tersebut pertanian pangan telah menjadi sektor basis dengan indikator tingginya surplus produksi. Namun terdapat hal yang patut dicermati, meskipun telah menjadi wilayah basis khususnya di wilayah Boalemo dan Kab. Gorontalo perlu mendapat perhatian mengingat laju pertumbuhannya yang relatif mulai melambat. Sementara untuk wilayah Pohuwato dan Gorontalo Utara harus terus dijaga kesinambungannya. 4. Sarana dan prasarana angkutan darat yang mengubungkan jalur trans-sulawesi telah dipelihara cukup baik, namun sarana/prasarana laut yang terdiri atas pelabuhan dan kargo masih perlu dikembangkan. Dermaga III yang saat ini belum dapat dioperasionalkan perlu ditinjau ulang mengingat jangka waktu bongkar kapal telah dirasakan cukup lama oleh importir. Selain itu ongkos pengiriman via laut masih menjadi kendala karena terkesan adanya monopolistik oleh beberapa perusahan pelayaran sehingga tingkat harga persisten tinggi. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 21

Halaman ini sengaja dikosongkan 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA