BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA OPTIMALISASI PANGAN BERBASIS TEPUNG NONBERAS SEBAGAI PENGEMBANGAN UMKM KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup semakin dituntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan Diversifikasi Pangan

One Day No Rice (sebuah evaluasi)

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

PEMENUHAN PANGAN BAGI MASYARAKAT

PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN ORASI ILMIAH ORASI ILMIAH. Prof. Dr. Ir.

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DAN OPTIMALISASI KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS POTENSI LOKAL

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DIVERSIFIKASI PANGAN MELALUI GERBANG HILU LIWANYA DI KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

I. PENDAHULUAN. serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan (Kementan RI, 2012). keunggulan yang sangat penting sebagai salah satu pilar pembangunan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

LAND AVAILABILITY FOR FOOD ESTATE. Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

GAMBARAN KERAGAMAN PANGAN LOKAL SUMBER KARBOHIDRAT DI DESA GRAJEGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

Pendahuluan. Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008

Penyusutan Luas Lahan Tanaman Pangan Perlu Diwaspadai Rabu, 07 Juli 2010

Rubrik Utama MODEL. Oleh: Dr. Ir. Suswono, MM Menteri Pertanian RI Kabinet Indonesia Bersatu II ( ) Agrimedia

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat di dunia dan juga Indonesia sedang menghadapi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

I. PENDAHULUAN. beras, jagung, singkong, ubi jalar, sagu dan sukun. Tepung tersebut dapat diolah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

I. PENDAHULUAN. rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan gizi yang cukup memadai

1.1.2 Tentang Acara Hari Susu Anak Sekolah Sedunia Peringatan Hari Susu Anak Sekolah Sedunia yang diperingati setiap hari Rabu terakhir di bulan Septe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka yang panjang dalam Skripsi H. Siagian (Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

BAB I PENDAHULUAN. Diversifikasi pangan merupakan program alternatif yang digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Hal itu menimbulkan suatu perilaku sosial. Perilaku sosial adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pandang belum makan nasi berarti belum makan sudah melekat di benak masyarakat Indonesia. Memang, nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia tetapi anehnya, jika belum makan yang namanya nasi, apapun makanan yang telah dikomsumsi walaupun sifatnya mengenyangkan, hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa kita sudah makan. Belum lengkap rasanya jika belum makan nasi. Cara pandang masyarakat inilah yang menyebabkan ketergantungan terhadap nasi. Beras menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan budaya pangan Indonesia. (Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, 2013:24) Beras memang menjadi pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak hanya telah menjadi budaya, dari sisi sosial masyarakat bahkan menganggap beras memiliki citra yang lebih baik dibanding dengan bahan pangan karbohidrat lainnya. (Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, 2012: 12). Ketergantungan terhadap nasi (beras) ini membuat pemerintah Indonesia mengambil beberapa alternatif untuk mengurangi komsumsi pangan beras di Indonesia demi menanggulangi krisis pangan dunia. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization) 2012, kawasan Asia merupakan kawasan pengkomsumsi beras terbesar di dunia dengan jumlah yaitu 1.056,4 juta per tahun. Di Indonesia komsumsi terhadap beras dapat dua kali lipat dari negara tetangga, bahkan tertinggi di dunia. (Arjuna, 2012) Universitas Kristen Maranatha 1

Fakta ini diperkuat dengan 10 peringkat teratas negara dalam mengomsumsi jagung, gandum, dan nasi menurut US Department of Agriculture, Production, Supply, & Distribution 2013. Indonesia sama sekali tidak masuk peringkat dalam mengomsumsi jagung, dibandingkan gandum dan nasi, Indonesia termasuk dalam peringkat 3 teratas. Indonesia mendapatkan peringkat ke-2 sedunia dalam mengomsumsi gandum dan ke-3 dalam mengomsumsi nasi. (Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, 2013:16). Hal ini menyebabkan Indonesia harus mengimpor beras dari negara lain seperti: Vietnam, India, dan Thailand. Beras impor masih belum dapat dihilangkan, hal ini dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam detikfinance, masih terdapat 51 ribu ton beras yang diimpor pada bulan September tahun 2013 yang seharga Rp. 306,2 miliar. Indonesia masih terus impor beras dengan harga mencapai Rp. 306 miliar dalam sebulan. (Maikel, 2013) Menurut Menteri Pertanian Suswono dalam Okezone (2012), produksi beras Thailand hanya menghasilkan 20 juta ton per tahun, namun negara ini dapat melakukan ekspor dibandingkan dengan Indonesia yang dapat menghasilkan 37 juta ton per tahun tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan beras 200 juta lebih penduduk. Hal ini dikarenakan oleh jumlah penduduknya tidak sebesar Indonesia yang jumlahnya tiga kali lebih besar dibanding Thailand. Tambahnya, Indonesia terlalu banyak mengomsumsi beras, sementara komsumsi umbi-umbian kecil dan menurun, sehingga perlu dilakukan pemanfaatan lahan dan produktifitas pangan pertanian. Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok mengutip dalam Revolusi Mindset (2013), di tahun 2010 pangan selain beras dalam pola komsumsi pangan pokok nyaris hilang dibanding beras dan terigu dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Universitas Kristen Maranatha 2

Produksi beras dalam negri tidak dapat memenuhi kebutuhan negara sendiri yang jumlah penduduknya sangat banyak. Ironis memang, disaat luas sawah Indonesia yang lebih luas dari Thailand justru harus mengimpor beras dari sana. Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Dahlan Iskan mengatakan di tahun 2014, Indonesia tidak perlu mengimpor beras karena cadangan beras di BULOG (Badan Urusan Logistik) sebanyak 3,6 juta ton dan 20% nya dalam bentuk gabah. (detikfinace (tv), 2013). Pada tahun sebelumnya, 2012-2013, Menteri Suswono pun mengatakan hal yang sama, dikutip dari Dakwatuna (2013) Indonesia tidak akan mengimpor beras karena cadangan beras di BULOG sudah cukup, yakni 2 juta ton. Bayangkan yang akan terjadi jika masyarakat Indonesia tetap memiliki ketergantungan terhadap nasi tanpa adanya penyediaan beras yang cukup. Sehingga, pemerintah mendorong untuk menggeser komsumsi bahan makanan pokok ke umbiumbian untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras yang berlebihan. Upaya ini dilakukan juga untuk menganggulangi krisis pangan di masa mendatang. Sementara tingginya komsumsi beras menyebabkan rendahnya komsumsi pangan nasional, mendorong Badan Ketahanan Pangan Nasional untuk melaksanakan penganekaragaman komsumsi pangan atau diversifikasi pangan. Hal ini juga penting untuk mengembangkan keseimbangan gizi dalam pola komsumsi pangan untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. (Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, 2012: 12-13). Telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Komsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal, sehingga pengurangan beras bukan digantikan oleh komsumsi gandung/terigu yang hampir seluruhnya impor, melainkan oleh pangan lokal setempat, seperti sagu, Universitas Kristen Maranatha 3

ubi kayu, ubi jalar, talas, pisang, labu kuning, dan sukun. (Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, 2012: 13) Diversifikasi pangan merupakan suatu amanah yang penting untuk dilaksanakan secara bersama-sama di setiap lapisan masyarakat dan kepemerintahan, yang diwujudkan tentu sesuai dengan kewenangan masing-masing setiap daerah dan juga saling mendukung, apalagi dalam upaya mengurangi kemiskinan. (Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, 2012: 14) Gerakan yang muncul akibat Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Komsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal adalah Gerakan One Day No Rice. One Day No Rice (ODNR) adalah gerakan yang bermaksud menumbuhkan kesadaran untuk mengubah pola pikir masyarakat sehingga mereka mau mulai mengurangi komsumsi nasi dan mulai membiasakan mengomsumsi makanan yang bersumber daya lokal. Gerakan ini bukanlah untuk mengharamkan dan melarang mengomsumsi nasi. (Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, 2013: i) Kembali kepada kewenangan masing-masing daerah, sehingga tidak semua gerakan One Day No Rice memiliki kebijakan yang sama dalam mempublikasikannya dan keberhasilannya. Depok adalah satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang benarbenar mendukung gerakan ODNR dengan baik. Walikota Depok adalah mantan Menteri Kehutanan RI dan memiliki latar belakang akademis dalam bidang pangan, sehingga beliau mempunyai kepedulian dan mendukung penuh terhadap gerakan ODNR. Universitas Kristen Maranatha 4

Keberhasilan Depok dapat dibuktikan melalui penghargaan yang telah didapat oleh Walikota Depok, yaitu penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2013 kategori Pembina Ketahanan Pangan yang diserahkan lansung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono. (Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, 2013:i) Menurut Kepala Sub-Bagian, Analisa Kebijakan Publik Diskominfo, Rita, keberhasilan sosialisasi ODNR dapat terlihat juga dari media-media cetak dan televisi yang meliput lansung Walikota Depok dan kegiatan beliau tentang ODNR. Walikota pun tidak segan untuk menjadi narasumber dan memfasilitasi studi banding terhadap ODNR di Depok maupun di luar Depok. Program diawali dengan dikeluarkannya Surat Edaran Walikota Depok Nomor 500/1688-Ekonomi tentang Gerakan Satu Hari Tanpa Nasi (One Day No Rice), pada tanggal 27 Desember 2011, yakni satu hari tanpa nasi pada hari selasa. (Dinas Komunikasi dan Informasi, 2013: 27). Telah 3 tahun gerakan tersebut digalakkan, namun, keberhasilan gerakan ODNR masih seputar di area pemerintah Depok. Hal ini diakui oleh, Fathir Fajar, Koordinator Humas dan Sekertariat Depok, bahwa cara pandang masyarakat yang masih menganggap terlalu serius gerakan-gerakan yang berasal dari kepemerintahan. Ditambah, media-media yang dipergunakan oleh pemerintah sebagai media sosialisasi adalah tidak jauh dari artikel dan tulisan akademis, serta pemerintah kota Depok menyadari bahwa mengubah pola pikir adalah hal yang sulit sehingga dalam setiap sosialisasinya Walikota Depok melakukannya secara demokratis. Apalagi dengan nama One Day No Rice yang berasal dari bahasa Inggris menambah pula keseriusan gerakan ini. Diakui olehnya lagi, gerakan One Day No Rice, sulit untuk out of the box sehingga sulit untuk mempunyai visual yang menarik dan dapat menggapai target gerakan yang seharusnya. Universitas Kristen Maranatha 5

Fathir Fajar, Koordinator Humas dan Sekertariat Depok, menambahkan tujuan dari gerakan One Day No Rice adalah menciptakan sebuah lifestyle di kalangan anakanak dan remaja. Pemerintah Depok ingin membuat cara pandang keren jika mengomsumsi pangan-pangan lokal.hal inilah yang belum dapat dicapai oleh Pemerintah Depok sendiri Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan dengan pembuatan media visual yang sesuai dengan target harapan Pemerintah Depok dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap jalannya gerakan One Day No Rice dan juga diharapkan dapat menyukseskan program pemerintah dalam menangani krisis pangan negara di masa mendatang. Oleh karena itu dengan strategi pemasaran, media, dan visual yang lebih menarik akan dilakukan kepada remaja untuk mewujudkan harapan Pemerintah Depok dalam menjadikan One Day No Rice sebagai gaya hidup yang baru. 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan 1. Bagaimana upaya menanamkan pola pikir masyrakat Depok melalui gerakan ODNR bahwa komsumsi umbi-umbian akan berdampak positif terhadap diri sendiri dan negara Indonesia? 2. Bagaimana membuat gerakan ODNR menjadi lebih menarik dari melalui kampanye periklanan sehingga gerakan dapat menjadi gaya hidup masyarakat? Universitas Kristen Maranatha 6

1.2.2 Ruang Lingkup Ruang Lingkup yang akan dikaji adalah seputar keberhasilan sosialisasi dan pandangan gerakan One Day No Rice, serta pengkajian visual kepada masyarakat Depok sebagai proyek percontohan. Dengan segmentasi remaja dengan usia di atas 17 tahun, kemudian para dewasa berusia 26 35 tahun. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap media ODNR, pengetahuan mereka tentang ODNR dan permasalahan yang sebetulanya terjadi. Terakhir juga tentang pengetahuan pangan-pangan lokal yang menyehatkan untuk mengetahui seberapa besar para target peduli tentang kesehatan mereka sendiri. 1.3 Tujuan Perancangan 1. Upaya menanamkan pola pikir masyrakat Depok melalui gerakan ODNR bahwa komsumsi umbi-umbian akan berdampak positif terhadap diri sendiri dan negara Indonesia. 2. Membuat gerakan ODNR menjadi lebih menarik lewat kampanye periklanan sehingga gerakan dapat menjadi gaya hidup di antara masyarakat. 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber dan Teknik Pengumpulan Data yang akan dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Sumber data dari instansi. Sumber data yang akan diperopleh dari Instansi Depok dan Jawa Barat yang menangani lansung tentang pangan umbi-umbian terlebih tentang ODNR. Universitas Kristen Maranatha 7

2. Wawancara Kegiatan tanya jawab yang akan dilakukan kepada pihak yang mengetahui perkembangan sosialisasi gerakan ODNR dan kepada target harapan pemerintah untuk mengetahui dampak sebenarnya yang terjadi di mata mereka. 3. Observasi Pengamatan lansung terhadap kegiatan ODNR yang terdapat di wilayah Depok. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar antusiasme para masyarakat dan kepemerintahan Depok dalam melaksanakan gerakan ini. 4. Studi Pustaka Pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber yang terkandung di dalam buku dan data-data dari internet. Terutama buku yang dikeluarkan oleh Pemerintah Depok mengenai ODNR dan buku yang membahas tentang kesehatan akan mengomsusi pangan lokal Indonesia dibanding beras. Serta studi tentang kampanye dan komunikasi yang baik, dan juga pengetahuan tentang pangan-pangan lokal yang menyehatkan. 5. Kuisioner Kuisioner disebarkan kepada responden harapan pemerintah Depok untuk mengetahui benar selera visual target, pengetahuan, serta permasalahan sebenarnya yang sedang terjadi diseputar mereka perihal ODNR. Universitas Kristen Maranatha 8

1.5 Skema Perancangan Sosialisasi One Day No Rice yang kurang berhasil terhadap masyarakat Depok. Kampanye Iklan Data: Observasi Wawancara dan Kuisioner Studi Pustaka Analisis Data & Fakta Analisis Strategi (brief) Teori: Iklan Branding Kampanye Iklan Komunikasi Pemilihan Media Packaging Konsep Perancangan Startegi Kreatif (Iklan) Strategi Komunikasi Strategi Media Goal Objective Diagram 1.1 Skema Perancangan Universitas Kristen Maranatha 9