BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PANCASILA BAHAYA NARKOBA

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba sebagai zat yang sangat diperlukan untuk pengobatan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Data yang dihimpun oleh Direktorat Tindak pidana Narkoba di Indonesia

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran.1 Sebagai mana yang kita ketahui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba kini mengintai setiap generasi muda khususnya para pelajar, masyarakat, keluarga, dan sekolah memikul tanggung jawab untuk menjaga para pelajar dari ancaman narkoba. Tempat bermain, rumah dan sekolah harus aman bagi para pelajar. Para pelajar harus dibekali pegetahuan, sekaligus kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba harus tersampaikan dengan sangat jelas kepada seluruh remaja khususnya para pelajar, bahkan ketika mereka tidak dengan sengaja bermaksud mencari informasi tersebut. Untuk menghadapi perubahan pada masa remaja khususnya yang berkaitan dengan masalah kenakalannya, remaja perlu memiliki sikap yang positif terhadap pergaulan dan kesehatannya agar remaja dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan menjadi remaja yang sehat serta menerima kedewasaannya secara bertanggung jawab. Modal utama dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Generasi muda merupakan salah satu Sumber Daya Manusia yang menjadi kunci suksesnya pembangunan dan berada pada posisi utama untuk mempersiapkan masa depan bangsa dan negara. Untuk mendapatkan generasi muda yang berkualitas, maka kesehatan generasi muda sudah selayaknya mendapatkan 1

perhatian yang serius, baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat luas (Mappiare, 1998). Generasi muda terutama usia remaja merupakan masa transisi/peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa peralihan itulah terjadi perubahan yang cepat pada diri seseorang baik secara fisik, biologis maupun psikologis. Berbagai perubahan yang dialami remaja sering kali menimbulkan serangkaian konflik, baik dari dalam individu yang bersangkutan ataupun dalam berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Keadaan tersebut dapat berakibat buruk pada kehidupan intelektual dan kesehatan remaja serta menimbulkan konflik dalam kehidupan (Sarlito, 2005). Salah satu konflik yang paling besar terjadi dikalangan remaja adalah penyalahgunaan Narkoba, yang diantaranya Narkotika, Psikotropika dan Zat-zat adiktif lainnya (NAPZA). Penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba dari tahun ketahun semakin meningkat, sementara fenomena narkoba itu sendiri bagaikan gunung es (Ice Berg) artinya yang tampak dipermukaan lebih kecil dibandingkan yang tidak tampak atau dibawah permukaan laut (Hawari, 2001). Berdasarkan hasil penelitian Badan Koordinasi Narkoba Daerah (BKND) hampir 90 % yang menjadi korban dan sasaran pengedar narkoba adalah remaja. Korban narkoba di Indonesia diperkirakan sekarang ini 3.000.000 orang, maka jumlah remaja yang menjadi korban 2.700.000 orang (Hikmat, 2007). 2

Banyaknya jumlah remaja yang menjadi pemakai sekaligus korban penyalahgunaan narkoba memang sangat dimungkinkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai pemberitahuan kasus narkoba, baik di media cetak maupun media elektronik, pelakunya sebagian besar adalah remaja. Menurut penelitian remaja Jakarta dalam seharinya menghabiskan uang sebesar Rp.l,3 Miliar untuk membeli ekstasi, shabu shabu, narkotik dan obatobat terlarang lainnya. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa betapa banyaknya remaja yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Dalam setahun kini diperkirakan 15.000 remaja tewas akibat penyalahgunaan narkoba diseluruh Indonesia ( Bambang, 2007). Narkoba itu adalah singkatan dari Narkotika dan Obat - obatan berbahaya atau bisa disebut juga NAPZA, singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkotika adalah Zat yang menyebabkan orang tertidur. Disamping itu narkotika juga bersifat adiktif, yaitu menyebabkan orang kecanduan. Psikotropika sendiri pengertiannya adalah zat yang mengandung alkohol. Terungkapnya kasus manufaktur Narkoba yang dikategorikan terbesar ketiga di dunia, telah membuat kita sadar bahwa masalah narkoba merupakan masalah bagi kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan negara Indonesia untuk menuju kehidupan aman, makmur, dan sejahtera. Di samping itu, hal ini juga menandakan bahwa penyalahgunaan Narkoba sudah semakin marak dimana-mana. Tidak hanya di kota-kota besar saja, namun telah menyebar luas ke pinggiran kota, kota-kota kecil bahkan ke pedalaman (pedesaan) dengan menyentuh seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal batas. 3

Maraknya narkoba atau obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masalah penyalahgunaaan narkoba saat ini menjadi perhatian serius di berbagai kalangan. Tidak saja di Indonesia tapi berbagai negara di belahan dunia telah menyatakan perang terhadap narkoba. Beberapa negara maju yang telah lama menabuh genderang perang bagi penyalahgunaan narkoba dengan hukuman mati diantaranya jepang, Malaysia, Korea, Singapura, Thailand dan lain-lain. Di Indonesia, masalah penyalahgunaan narkoba menjadi perhatian berbagai kalangan. Mulai dari pemerintah, LSM, Ormas, bahkan masyarakat juga turut serta membicarakan tentang bahaya narkoba. Hampir semuanya mengingatkan sekaligus menginginkan agar masyarakat Indonesia, khususnya pelajar (generasi muda) untuk tidak sekali-kali mencoba dan mengkonsumsi barang haram bernama Narkoba. Saat ini, jumlah penyalahgunaan narkoba meningkat drastis dan pada titik menghawatirkan. Tidak ada kabupaten, kecamatan, kelurahan yang bebas dari narkoba.bahkan menurut data WHO jika ada 1 kasus maka sesungguhnya ada 10 kasus di tempat tersebut. Narkoba sudah menjalar ke segala usia terutama bagi remaja. Narkoba tak mudah terlepas dari kalangan remaja seperti sudah menjadi suatu kebutuhan, sudah dianggap wajar dan biasa saja. Pecandu narkoba pada umumnya berusia antara 15 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengkonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok, karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan 4

pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang orang yang sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba lalu kemudian mengalami ketergantungan. Penyalahgunaan obat terlarang di kalangan remaja atau pelajar merupakan masalah yang kompleks. Karena tidak saja menyangkut pada remaja atau pelajar itu sendiri, tetapi juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi. Kepala Bagian Pengawasan dan Pengendalian Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sri Hastuti mengatakan, kerentanan remaja dipengaruhi faktor lingkungan. Kondisi mental remaja yang biasanya ingin tahu dan labil, jika ditambah pergaulan yang tidak sehat, bisa menjerumuskan mereka. Jumlah remaja yang meninggal akibat kecanduan narkoba tiap tahun kian meningkat. Khususnya di DKI Jakarta, 20% dari 4 Juta pemakai narkoba adalah anak di bawah usia 18 tahun atau remaja. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, pada tahun 2008, jumlah pengguna Narkoba di Indonesia mencapai 3,3 juta jiwa atau sekitar 1,99 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengalami ketergantungan Narkoba. Dari jumlah tersebut, 1,3 juta diantaranya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Di sisi lain, jumlah korban meninggal dunia akibat penggunaan Narkoba selama kurun 2006-2008 mencapai 15.000 5

jiwa. Artinya, setidaknya 41 jiwa melayang perhari dengan 78 persen terjadi pada anak muda usia 19-21 tahun. Data Terbaru BNN menyebutkan, Indonesia telah menjadi pasar utama dalam hal perdagangan Narkoba dengan jumlah pengguna sebanyak 3,6 juta jiwa atau sekitar 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN bekerjasama dengan pusat penelitian Univ. Indonesia pada tahun 2011 diketahui bahwa angka prevalansi penyalahgunaan narkoba di indonesia telah mencapai sebesar 2,2% dari total populasi penduduk (berusia 10-60 tahun) atau 3,8 juta orang. Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang. Oleh karena itu dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di Indonesia yang dapat memerangi narkoba. Salah satunya konselor sebagai pendidik dilingkungan pendidikan juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut. Di DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah pengguna narkoba di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna narkoba berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang. 6

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa puber. Pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa "pancaroba" keadaan remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang. Para pemula pengguna narkoba awalnya hanya ingin mencoba, ingin mengetahui rasanya seperti apa, mungkin hanya mencoba yang dirasa tidak akan membuat ketagihan serta tidak bahaya. Pandangan seperti ini harus segera dijauhkan, karena para pecandu awalnya mempunyai anggapan seperti itu. Risiko yang timbul akibat penggunaan narkoba sangat banyak, salah satunya adalah masalah kesehatan. Penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda kian meningkat. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar para pelajar atau remaja kapan saja. Mengkhawatirkannya, target utama pasar narkoba ini adalah para remaja dan pelajar. 7

Menurut Hastaning Sakti (2002), dari sudut perkembangan mental remaja, dihadapkan dua dilemma, yaitu mengikuti norma atau mengikuti orangtuanya yang hamper selalu kontradiktif. Disinilah terjadi ketidakseimbangan emosi, perasaan tidak puas, frustasi dan berkompetensi untuk mendapat kemenangan. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat, sikap membuat seseoran mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian dan keyakinan. Jika pendirian dan keyakinan kuat maka pelajar akan menjauhkan dan menghindari diri dari penggunaan narkoba, dan sebaliknya jika pendirian atau keyakinan lemah artinya mudah terpengaruh orang lain maka resiko untuk menggunakan narkoba jauh lebih besar. SMK Wipama Tangerang terletak dikawasan yang rawan, yang berdekatan dengan pasar, dimana dimungkinkan banyak terdapat kelompok preman-preman yang barangkali bisa memberikan pengaruh hal-hal yang negatif melalui senior sehingga senior bisa dijadikan jembatan untuk melakukan pendekatan ke junior (adik kelas). Selain itu sebelumnya di SMK Wipama pernah terdapat dua pelajar yang diketahui menggunakan narkoba. Oleh karena itu bila kebutuhan pelajar kurang diperhatikan, maka pelajar akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang lemah bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam dunia penyalahgunaan narkoba. Sebagaimana kita ketahui generasi muda adalah sebagai generasi penerus 8

utama dalam keberlangsungan bangsa ini, dan mereka adalah matahari yang memberikan sinar dan warna indonesia dimasa yang akan datang. Selain itu pengetahuan pelajar harus di tingkatkan tentang informasi mengenai narkoba. Karena pelajar yang mengkonsumsi narkoba dapat mengakibatkan gangguan pada sel-sel syaraf otak sehingga pikiran- pikiran, perasaan dan prilaku menjadi tidak normal dan berpeluang menderita penyakit jantung, ginjal, paru-paru, liver serta HIV/AIDS atau penyakit yang menyerang anggota tubuh lainnya. Dan tidak lupa diberikan informasi mengenai wujud dan penggunaan informasi tentang akibat yang ditimbulkan yang mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan yang membahayakan sistem syaraf pun perlu diberikan. Sehingga jika pelajar mengetahui bahwa narkoba akan berpengaruh buruk bagi dirinya dan berbahaya bagi pelajar itu sendiri. Mereka akan selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan terutama dalam penggunaan narkoba dan mencegah agar terhindar dari narkoba dengan bersikap positif guna mencerdaskan kehidupan bangsa yang berguna. 1.2 Identifikasi Masalah Sikap merupakan suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek atau dapat juga dikatakan, tanggapan seseorang yang dapat berpengaruh pada rangsangannya. Jadi sikap terhadap penggunaan narkoba pada dasarnya bagaimana tahapan pelajar menggunakan narkoba dari mulai pelajar tersebut iseng-iseng atau coba- 9

coba saja sampai mengalami ketagihan yang memerlukan peran serta dari banyak pihak. Dukungan dari banyak pihak sangat dibutuhkan oleh pelajar pada keadaan ini. Kebanyakan pelajar yang menggunakan narkoba diantara dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pribadi seperti keinginan yang harus dituruti, tuntutan yang berlebihan, tidak cepat puas terhadap apa yang diperoleh atau yang diberikan orang tua karena sifat yang mudah menimbulkan persoalan pada anak dan tentu juga sekelilingnya. Faktor keluarga menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar - dasar kepribadian yang ikut menentukan cara-cara dan gambaran kepribadian setelah dewasa. Jadi gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan pelajar, banyak ditentukan oleh keadaan proses-proses yang terjadi sebelumnya, yang dialami dalam lingkungan keluarganya. Lingkungan sosial seharusnya menjadi perhatian kita semua agar bisa menjadi lingkungan yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada pelajar. Adapun lingkungan sosial yang menjadi penyalahgunaan narkoba adalah lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat atau sosial. Dengan adanya pengetahuan mereka akan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 1.3 Pembatasan Masalah Narkoba pada kalangan pelajar sudah sangat menghawatirkan. Banyaknya pelajar yang mengkonsumsi narkoba biasanya dipengaruhi oleh faktor pribadi, keluarga, faktor lingkungan sosial dan tingkat pengetahuan 10

pelajar. Dalam hal ini penulis hanya membatasi pada pengetahuan pelajar tentang narkoba. 1.4 Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan pelajar tentang narkoba dengan sikap terhadap penggunaan narkoba? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan pelajar tentang narkoba dengan sikap terhadap penggunaan narkoba di SMK Wipama Tangerang 1.5.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden berupa jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan orang tua. b. Mengidentifikasi pengetahuan pelajar tentang narkoba c. Mengiidentifikasi sikap terhadap penggunaan narkoba d. Menganalisa hubungan antara pengetahuan pelajar tentang narkoba dengan sikap terhadap penggunaan narkoba 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Institusi Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara institusi penelitian dan institusi pendidikan 11

1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan a. Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu audit internal kualitas pengajaran b. Memperoleh masukan yang positif untuk diterapkan dalam program selanjutnya. c. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bacaan bagi pengembangan studi kesehatan masyarakat pada manajemen rumah sakit berdasarkan situasi terkini yang didapatkan penulis selama meneliti dilapangan 1.6.3 Bagi Mahasiswa a. Dapat memperoleh pengalaman belajar dan ketrampilan untuk dapat menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat yang propesional b. Diperoleh pengalaman yang sangat berharga untuk menambah wawasan dalam berpikir secara alamiah serta untuk mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku kuliah melalui praktek langsung dilapangan c. Sebagai pengalaman yang bermanfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang di dapat. 12