a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

VISI DAN MISI BUPATI MENUJU KAB BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATRIK REALISASI CAPAIAN LAKIP TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 25 Februari 2017 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB IV P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

BAB IV PENUTUP. 1. Ketentuan Hukum dan Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. L K j - I P D i n a s K e s e h a t a n P r o v. S u l s e l T A

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Revisi ke 02 Tanggal : 30 September 2016

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2017 BELANJA LANGSUNG

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

Transkripsi:

IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016 2021, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sudah menyusun Laporan Kinerja SPKD Dinas Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat yang bertugas dan berwenang dalam mencapai keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang tercantum dalam RPJMD pada agenda Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan prioritas pada Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan tujuan terwujudnya Masyarakat Sumatera Barat peduli sehat, mandiri, berkualitas dan berkeadilan yang sudah tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) 2016 2021. Untuk mencapai tujuan dari Misi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang diidentifikasikan pada 10 (sepuluh) Sasaran Strategis yang diukur dengan 14 Indikator Kinerja Utama (IKU), sudah ditetapkan melalui proses bertingkat oleh tim Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2016, yaitu : 1)Jumlah Tenaga kesehatan yang mendapat sertifikat pelatihan terakreditasi (IKU),2) Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS (IKU), 3) Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan (IKU), 4) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (IKU), 5) Prevalensi Gizi Kurang (Berat Badan per Tinggi Badan) (IKU), 6) Sarana Air Minum yang dilakukan Pengawasan(IKU), 7). Persentase ketersedian obat dan vaksin di pelayanan kesehatan dasar (IKU), 8) Jumlah Puskesmas yang terakreditasi minimal 1 per Kecamatan (IKU), 9) Jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi minimal 1 per Kab/Kota (IKU), 10) Persentase anak usia 0 sampai 18 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap (IKU), 11) Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1000 penduduk(iku), 12) Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD <49 per 100.000 penduduk (IKU), 13 ) Rata-rata indeks kepuasan masyarakat (IKU), 14) Persentase Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional BPJS Kesehatan (IKU) Hasil pencapaian pengukuran kinerja dari 10 (sepuluh) sasaran strategis yang ditetapkan pada tahun 2016, diantaranya 6 (enam) Sasaran Strategis hasil capaiannya > 100 %, yaitu : 1). Meningkatnya Perilaku Hidup Sehat di masyarakat, iv

2) Meningkatnya pengawasan dan penyehatan kualitas lingkungan, 3) Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan mutu obat dan vaksin, 4) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan sesuai standar 5) Meningkatnya kualitas pelayanan publik,6) Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak Sedangkan sasaran Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato capaiannya hanya 69,27 % hal ini disebabkan karena masih banyaknya badan usaha yang belum mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta jaminan kesehatan, kesadaran masyarakat sebagai peserta mandiri masih rendah, berkurangnya kepesertaan jaminan kesehatan sumatera barat sakato karena duplikasi dan tidak tepat sasaran hasil rekonsiliasi data dan perubahan definisi operasional cakupan jaminan kesehatan oleh pemerintah pusat yaitu kepesertaan sistem jaminan sosial nasional, tentu berdampak pada perubahan target dan sasaran cakupan jaminan kesehatan Sumatera Barat. Hasil capaian kinerja Sasaran diatas tersebut diukur dalam 14 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan hasil capaian sebagai berikut : a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-18 bulan ( 68,8 %) dengan capaian sebesar 75,60 %,2).Jumlah Tenaga Kesehatan yg mendapat Sertifikat Pelatihan Terakreditasi ( target 500 org realisasi 470 orang) dan capaian kinerja 94 %, 3). Persentase Persalinan oleh Nakes di Fasilitas kesehatan ( target 87 % dan realisasi 86,84 %) dan capaian kinerja 88,82 %, 4). Persentase Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional ( target 73, 96 dan realisasi 69,27 % ) dengan capaian kinerja sebesar 93,66 % Untuk pencapaian 10 (sepuluh) sasaran strategis dan 14 (empat belas) indikator tersebut diatas didukung dengan 15 program dan 137 kegiatan yang didanai oleh APBD TA 2016 dan 6 Program dan 30 Kegiatan didanai oleh APBN TA 2016. Untuk kinerja keuangan realisasi penyerapan Belanja Langsung anggaran APBD pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 119.890.159.433,- (96.65%) dari jumlah anggaran sebesar Rp. 124.051.570.815,- dengan capaian fisik kegiatan sebesar 99.22%, sedangkan realisasi penyerapan anggaran APBN sebesar Rp. 31.989.125.203,- ( 91,57 %) dari jumlah anggaran sebesar Rp. 34.933.055.000,- dengan capaian fisik kegiatan 99.34 %. v

Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Organsasi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 telah dapat dilaksanakan dengan baik dimana sebagian besar capaian Indikator diatas sesuai target yang telah ditetapkan Pada tahun 2016 yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan dituangkan dalam Rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 dengan mengacu kepada visi, misi dan tujuan serta program prioritas Gubernur yang terdapat dalam RPJMD 2016-2021. Untuk beberapa indikator terutama terhadap beberapa indikator yang masih belum tercapai dan masih menjadi issue dan permasalahan ditengahtengah masyarakat akan tetap akan ditindaklanjuti, antara lain : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya promotif dan preventif, terutama dalam rangka meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 2. Untuk menurunkan kematian pada bayi dan Ibu melahirkan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain : - Meningkat akses pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB serta mendorong persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui pendampingan kepada Ibu hamil oleh kader kesehatan di desa dan jorong. - Meningkatkan universal access & coverage untuk pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB). - Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan emergensi PONEK (Pelayanan Obstetri & Neonatal Komprehensif) dan PONED (Pelayanan Pelayanan Obstetri & Neonatal Dasar) 3. Peningkatan kualitas pelayanan pada sarana kesehatan dengan mendorong Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Akreditasi Puskesmas dan RS. 4. Untuk peningkatan capaian cakupan penduduk yang mempunyai vi

jaminan kesehatan akan dilaksanakan kembali sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat dengan melibatkan Lintas Sektor dan stakeholder terkait serta berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terhadap kepatuhan Badan usaha melakukan pendaftaran Jamkes pekerjanya. Selanjutnya juga akan berkonsolidasi dengan kementerian Agama agar setiap pasangan yang akan menikah untuk mendaftarkan diri menjadi peserta jamkes mandiri. 5. Untuk meningkatkan cakupan Imunisasi pada anak perlu mengampanyekan kembali manfaat vaksinasi ke masyarakat dengan menggandeng tokoh- tokoh agama dan masyarakat lainnya, membuat suatu kebijakan/peraturan daerah/edaran/himbauan yang mewajibkan orang tua memberikan hak anak untuk mendapat imunisasi serta Advokasi, fasilitasi dan pembinaan program terutama dalam hal pemetaan masalah capaian program dan kualitas data imunisasi per KabupatenKota, melalui kegiatan Data Quality Assessment (DQS), Efecttive Vaksin Supply Management (EVSM) dan supervisi suportif imunisasi. vii