Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam Mata Pelajaran IPA Kelas VSDN Lenju

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Rukmia. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Siswa Kelas III SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Induktif Siswa Kelas IV SDN 6 Watuoge

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 3 Siwalempu

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Transkripsi:

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek tindakan dan pengamatan utama yaitu peningkatan hasil belajar pada materi sifat cahaya mata pelajaran IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen. Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa di SDN No. I Balukang. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat cahaya pembelajaran IPA di SDN No 1 Balukang dengan penerapan metode eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN No 1 Balukang, melibatkan 22 orang siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 40,90% dan daya serap klasikal 59,09. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 95,45% dan daya serap klasikal 82,95% Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 80%.Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II yang nilainya sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa di SDN No.1 Balukang. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode eksperimen, Sifat Cahaya I. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta aspek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari 170

dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam semesta. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa mata pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan suatu bentuk ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh lewat hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia yang tersusun secara sistematis. Dalam suasana pembelajaran IPA yang bernuansa ke SD-an, memiliki ciri khas yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran IPA siswa harus dibiasakan untuk melaksanakan eksperimen, observasi, mengumpulkan data, menguji konsep dan menarik suatu kesimpulan. Dengan kata lain setelah melakukan pembelajaran, siswa dapat melaksanakan atau mengaplikasikan apa-apa yang dipelajarinya di sekolah dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-harinnya atau dalam istilah pendidikan disebut dampak pengiring. Salah satu kajian materi yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Sains 2006 kelas V SD adalah materi sifat cahaya, dimana materi ini sangat dekat dengan lingkungan keseharian siswa. Olehnya itu siswa harus mampu memahami dan menguasai konsep tersebut dengan baik, sehingga dapat diaplikasikannya dalam memahami fenomena-fenomena yang mungkin terjadi di lingkungannya yang berhubungan dengan sifat cahaya. Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transsaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan didalam proses belajar mengajar trsebut. Oleh sebab itu hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Belajar adalah aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi anak dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa megikuti dalam program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek konitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan seseorang guna memperoleh dan menambah pengetahuan yang disampaikan oleh orang yang mempunyai keahlian 171

pada suatu bidang tertentu dan mentransfer pengetahuannya tersebut kepada orang lain. Proses pembelajaran umumnya dilakukan di lingkungan yang formal seperti sekolah, yang menerima pembelajaran adalah siswa dan yang memberi atau mentransfer pengetahuan tersebut adalah guru. Menurut Hamalik (2011:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Agus N. Cahyo (2013: 18) Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajarsesuai dengan kebetuhan dan minatnya. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkunganya. Hasil belajar sains tentu saja harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA yang telah dicantumkan dalam garis-garis besar program pengajaraan IPA di sekolah dengan tidak melupakan hakikat IPA itu sendiri. Oleh sebab itu tujuan pelajaran mengambarkan hasil belajar yang harus dimiliki siswa dan cara siswa memperoleh hasil belajar tersebut. Hasil belajar IPA dikelompokan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk dan proses. Hal ini didasarkan paada pendapat Hungerford (Patta dkk, 2007) yang menyatakan bahwa IPA terbagi dalam 2 bagian yaitu (1) the investigation (proses) seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan dan menyimpulkan. (2) the knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip dan hukum IPA sebagai proses. Jika ditelaah tujuan IPA di SD dapat disimpulkan bahwa tujuan tersebut telah berorientasi pada teori hasil belajar tersebut di atas yakni pada pencapaian IPA dari segi produk, proses dan sikap keilmuan. Dari segi produk siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Dari proses siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang diperolehnya sehari-hari. Dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat ntuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab 172

dapat bekerja sama dan mandiri serta mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan tuhan. Dengan demikian untuk mengatasi masalah-masalah di atas maka dipandang perlu memilih metode yang tepat sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA, apalagi dalam materi sifat cahaya dan pemanfaatannya yang membutuhkan banyak percobaan-percobaan, sehingga pantaslah mengapa peneliti memilih metode eksperimen sebagai metode yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut juga, didukung oleh Samatowa (2006 :76) yang menyatakan bahwa bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakuan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. Sejalan dengan itu pula, mengemukakan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan alam telah lama mengembangkan metode eksperimen dengan hasil yang memuaskan. Sehingga masalah-masalah seperti: (1) mengunakan metode ceramah dalam pembelajaran, (2) kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa kurang aktif, (3) contoh hanya diilustrasikan di papan tulis, dan (4) pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik IPA. Tidak akan terulang lagi dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian di atas, bahwa pemberian materi dan penggunaan metode yang kurang tepat akan berbanding lurus dengan hasil belajar yang buruk pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi masalah itu dengan melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya dan Kegunaanya pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart dalam Dahlia (2012:132). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) 173

Refleksi. catatan lapangan. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 1 Cara pengumpulan data dengan cara observasi, tes, dokumentasi dan Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Balukang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Balukang, dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Analisis data kuantitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir. Data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN 1 Balukang). 1) Persentase daya serap individu = Skor yang diperoleh siswa skor maksimum soal x 100% Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu > 65%. 2) Ketuntasan belajar secara Klasikal = Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa x 100% Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika > 70% siswa yang telah tuntas. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa. Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi, dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase Nilai Rata-rata (NR) = 85 % NR 100 % sangat baik 65 % NR 84 % baik 55 % NR 64 % cukup 35 % NR 54 % kurang 0 % NR 34 % sangat kurang III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Jumlah Skor X 100 % skor maksimum Pada tahap awal peneliti menemui kepala SDN 01 Balukang. Untuk melakukan koordinasi agar diizinkan untuk melaksanakan penelitian pada sekolah 174

yang dipimpinnya. Hasil koordinasi ternyata diizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian pada sekolah tersebut. Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya pada guru kelas V untuk membicarakan rencana selanjutnya. Peneliti langsung menemui guru kelas V untuk berdiskusi dalam melakukan observasi, pengambilan data hasil tes formatif tentang Sifat Cahaya dan langsung menetapkan jadwal rencana pelaksanaan tindakan siklus I. Dalam diskusi antara peneliti dan guru kelas V disepakati bahwa observasi dan pengambilan data hasil tes formatif. Tes formatif diikuti oleh semua siswa kelas V SDN 01 Balukang yang berjumlah sebanyak 22 orang siswa. Berdasarkan hasil tes formatif diperoleh data bahwa hampir semua siswa mendapatkan nilai yang cukup bahkan kurang. Pada hari yang sama, peneliti melanjutkan berdiskusi dengan guru kelas V tentang gambaran pembelajaran metode eksperimen sebagai langkah awal yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan pembelajaran tentang sifat cahaya yang dapat kembali dan tidak dapat kembali melalui metode eksperimen di kelas V SDN No 1 Balukang dilaksanakan satu kali pertemuan. Pelaksanaannya pada hari rabu tanggal 13 Maret 2014 mulai pukul 07.15-08.40 yang diikuti oleh siswa kelas V SDN No 1 Balukang pada kelas V sebanyak 22 orang. Proses pembelajaran materi sifat cahaya yang dapat kembali dan tidak dapat kembali dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berdasarkan hasil observasi siswa, diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 68,75 dengan kategori cukup. Melalui observasi yang dilakukan oleh pengamat, ada beberapa hal yang pengamat temukan dalam pelaksanaan siklus satu yang dilakukan oleh guru dan siswa, yaitu: a) Kurang efektifnya guru dalam menjelaskan materi sehingga masih banyak siswa yang kurang memahami materi. b) Masih kurangnya guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam bertanya. c) Kurang heterogenya pembagian kelompok karena masih ada kelompok yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata kelompok lain d) Guru tidak menyampaikan secara jelas tujuan eksperimen yang akan dilakukan 175

e) Kurangnya penguasaan kelas yang baik. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 1 f) Guru kurang malakukan pembimbingan dalam diskusi kelompok. g) Guru kurang cepat memberikan umpan balik terhadap permasalahan dalam kegiatan eksperimen. h) Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru disebabkan jumlah siswa yang banyak i) Masih banyak siswa yang tidak serius dalam melaksanakan eksperimen yang menyebabkan kurang dipahaminya tujuan eksperimen j) Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya. k) Masih banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru. l) Siswa kurang percaya diri dalam mempersentasekan hasil eksperimennya di depan kelas. m) Masih banyak siswa merasa kesulitan menyelesaikan tes formatif diakibatkan kurang memperhatikan tujuan eksperimen n) Masih banyak siswa yang bermain-main dalam kegiatan eksperimen sehingga tujuan yang dicapai tidak optimal. Berikut adalah data hasil evaluasi tes akhir siklus I Tabel 1. Hasil Analisis Tes Hasil belajar Siswa Siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 Nilai Tertinggi 85 2 Nilai Terendah 45 3 Rata-rata 59,09 4 Banyaknya siswa yang tuntas 9 orang 5 Banyaknya siswa yang tidak tuntas 13 orang 6 Persentase daya serap klasikal 59,09% 7 Persentase ketuntasan belajar klasikal 40,90% Sumber: Daftar nilai siswa keseluruhan tindakan Dari hasil pengamatan dan tes selama pelaksanaan siklus I, maka dari hasil diskusi antara pengamat dan peneliti diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Pada pelaksanaan kegiatan awal guru masih kurang dalam penguasaan kelas sehingga banyak informasi yang tidak secara baik ditangkap oleh siswa sehingga dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya menjadi tidak maksimal 176

b) Dalam kegiatan inti, guru sudah mengawasi pelaksanaan eksperimen tiap-tiap kelompok, seperti mengawasi proses pembakaran lilin dan kertas.tetapi karena jumlah siswa yang terlalu besar pengawasan itu kurang maksimal c) Guru sudah menggunakan media pembelajaran berupa LKS tapi karena jumlah siswa dalam tiap kelompok yang banyak maka fungsi dari LKS itu kurang maksimal karena hanya dikuasai oleh ketua kelompok. d) Dalam kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang kurang memperhatikan atau membuat kegiatan lain diluar tujuan yang akan dicapai sehingga mempengaruhi keharmonisan dalam kelompok yang harus segera ditanggani oleh guru. e) Berdasarkan penilaian atau evaluasi yang dilakukan diakhir pembelajaran diambil kesimpulan bahwa rata-rata siswa banyak yang menggalami kesulitan dalan menjawab soal tes yang diberikan, dimana sebagian siswa mendapatkan nilai dibawah indikator keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan refleksi di atas dan mengacu kepada kriteria sukses yang ditetapkan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran untuk tindakan siklus 1 belum berhasil dikarenakan keberhasilan siswa selama proses dan hasil belum sesuai yang diharapkan peneliti yaitu apabila secara keseluruhan siswa memperoleh ketuntasan klasikal 40,90% dan daya serap klasikal 59,09%. Data Tindakan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II melalui metode eksperimen di kelas V SDN 1 Balukang dilaksanakan satu kali pertemuan. Pelaksanaannya pada hari rabu tanggal 21 Maret 2014 mulai pukul 07.15-08.40 WITA yang diikuti oleh 22 siswa kelas V.Proses pembelajaran sifat cahaya yang dapat kembali dan tidak dapat kembali kebentuk semula dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Keberhasilan peneliti dalam melaksanakan keseluruhan tahap-tahap dalam pembelajaran dikarenakan peneliti sudah mengadakan perbaikan dalam pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi konsep energi panas. Perbaikan ini dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dalam melaksanakan eksperimen. 177

Berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase aktivitas guru siklus II diperoleh hasil 92,4% atau dalam kategori sangat baik. Selain kegiatan guru, kegiatan siswapun diamati. Berdasarkan hasil observasi siswa, diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 68,75 dengan kategori kurang. Pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Berikut adalah data hasil tes siklus II Tabel 2. Hasil Analisis Tes Hasil belajar Siswa Siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 Nilai Tertinggi 100 2 Nilai Terendah 65 3 Rata-rata 82,95 4 Banyaknya siswa yang tuntas 21 orang 5 Banyaknya siswa yang tidak tuntas 1 orang 6 Persentase daya serap klasikal 82,95% 7 Persentase ketuntasan belajar klasikal 95,85% Sumber : Daftar nilai siswa keseluruhan tindakan Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus II ini kemajuan yang ditemukan sudah sangat baik, kemampuan guru dalam mengajarkan materi sifat cahaya dengan metode eksperimen jauh lebih baik. Ini dibuktikan dengan hasil penilaian tes formatif dimana persentase ketuntasan klasikal sudah mencapai 95,45% dan daya serap klasikal 82,95% dan sudah mencapai indicator keberhasilan kinerja yang telah ditetapkan, sehingga pembelajaran dinyatakan telah tuntas. Pembahasan Sebelum peneliti mengadakan tindakan pembelajaran terlebih dahulu dilakukan tes awal yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan konsep pada materi sifat cahaya dan menjadi dasar nilai untuk melanjutkan ke siklus I. Pada waktu melakukan tes awal, siswa diberi kebebasan untuk menjawab soal sesuai yang mereka fahami dan ketahui. Dan dalam tes awal itu peneliti mendapat data awal yang menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian nanti,setelah melakukan tes awal maka hasil yang didapatkan masih sangat jauh dari apa yang diharapkan,rata-rata siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan baik dan benar, 178

Berdasarkan hasil observasi awal dari 22 orang siswa, diperoleh hasil yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 hanya 7,3% atau 3 orang siswa saja yang seharusnya nilai yang diperoleh pada rata- rata siswa 70% seperti yang sudah di jadikan standar keberhasilan pengajaran. Maka penelitian dilajutkan ke siklus I. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2014 pada jam 07.15-08.40, tetapi sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen, rencana pelaksanaan pengajaran dan tes formatif. Dalam tindakan penelitian peneliti terlebih dahulu menjelaskan apa itu sifat cahaya kepada para siswa, kemudian masuk kedalam kegiatan eksperimen dimana peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari eksperimen yang akan dilakukan,tetapi sebelumnya peneliti telah membagi siswa dalam beberapa kelompok yang berkisar antara 4-5 orang siswa dalam satu kelompok dan diakhir tindakan penelitian tidak lupa diberikan tes formatif kepada para siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I. Dalam tindakan siklus I ada beberapa hal yang menjadi kekurangan yang bisa berasal dari guru maupun siswa itu sendiri, misalnya guru dalam mengajarkan materi kurang efektif yang diakibatkan kurangnya penguasaan kelas yang baik, dalam pembagian kelompok yang kurang heterogen dimana ada kelompok yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata kelompok lain, kurangnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, kurangnya melakukan pembimbingan dalam diskusi kelompok, kurang cepat memberikan umpan balik sehingga masih ada siswa yang kurang serius dalam pembelajaran, adanya siswa yang bermain-main atau keluar dari tujuan eksperimen yang dilakukan, masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang diadakan pada siklus I terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPA ini dibuktikan dari adanya kenaikan persentase tingkat penguasaan materi yang pada tes awal yang dikategorikan baik dengan persentase ketuntasan klasikal 40,90% dan daya serap klasikal 59,09%. Walaupun terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I namun belum memenuhi standar indikator keberhasilan penelitian yaitu 70%, sehingga tindakan penelitian dilanjutkan pada siklus II. 179

Pada siklus II, perencanaan masih sama seperti pada siklus I, tindakan penelitian dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014 pada kelas V dengan materi sifat cahaya, yang diikuti oleh 22 siswa. Dalam tindakan penelitian siklus II kegiatan awal dilakukan seperti biasanya namun pada kegiatan inti setelah menjelaskan materi sifat cahaya, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dimana dalam pembagian kelompok ini diusahakan kemampuan rata-rata kelompok itu sama, setelah itu siswa diberikan LKS dan guru menjelaskan tujuan dari eksperimen ini dilakukan tidak lupa guru memberikan kesempatan bertanya kepada para siswa, dalam kegiatan eksperimen siswa diawasi secara ketat dalam melakukan kegiatan, setelah setiap kelompok menpersentasekan hasil eksperimennya didepan kelas, maka diadakan tes formatif yang ditujukan pada masing-masing individu. Kemudian masuk pada kegiatan akhir yang dimana guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk senantiasa rajin belajar. Pada siklus II ini, peneliti berusaha untuk memperbaiki segala kekurangan-kekurangan pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada akhir tindakan penelitian maka pengamat melihat banyak hal-hal yang lebih baik dibandingkan pada siklus II dimana terlihat peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 95,45% dan daya serap klasikal 8,95%. Selain itu ada juga peningkatan selama proses pengajaran dimana pengelolaan kelas yang lebih baik, pembagian kelompok yang benar-benar merata tingkat kemampuan siswanya, pembagian LKS yang sangat cukup pada masing-masing kelompok sehingga adanya ganguan dalam kegiatab eksperimen dapat dikurangi, pengawasan yang sangat ketat dalam kegiatan eksperimen sehinnga tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan eksperimen dapat tercapai, adanya pemberian kesempatan bertanya yang sebesarbesarnya kepada siswa, penggunaan waktu yang sangat efisien dalam kegiatan pembelajaran, siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat antusias,aktif dalam kegiatan kelompok, namun masih ditemukan siswa yang ragu-ragu untuk bertanya, tetapi dalam penyelesaian tes formatif siswa tidak mendapat kesulitan yang berarti. Dari hasil evaluasi yang didapat pada siklus II ini maka peneliti mengangap bahwa penelitian sudah berhasil karena indikator keberhasilan penelitian yang ingin dicapai sudah mencapai target. Sehingga penelitian diangap selesai pada siklus III ini. 180

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengunaan metode eksperimen pada materi sifat cahaya dalam mata pelajaran IPA dikelas V SDN 1 Balukang memberikan peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan terhadap para siswa yaitu ketuntasan klasikal sebesar 95,45% dan daya serap klasikal 8,95%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tatih dan Sumarni. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, paparan data, pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. langkah-langkah metode eksperimen dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan /perencanaan kemudian masuk kedalam tahap pelaksanaan pengajaran pada tahap ini langkah-langkah eksperimen sudah mulai nampak kelihatan, setelah kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen maka masuklah pada langkah-langkah eksperimen yaitu mengemukakan tujuan eksperimen, dimana tujuan eksperimen harus jelas dimengerti oleh siswa, Menyiapkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen, mengemukakan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen hal ini dalam bentuk LKS, kemudian menarik kesimpulan. Pada tahap ketiga yaitu kegiatan pasca eksperimen dimana setiap perwakilan kelompok mengemukakan eksperimennya setelah itu evaluasi. hasil 2. Jika langkah-langkah metode eksperimen ini dilaksanakan secara tepat maka Saran akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sifat cahaya pada mata pelajaran IPA kelas V ini dibuktikan dengan adannya peningkatan hasil belajar pada siswa setelah melalui dua siklus pada penelitian ini yaitu ketuntasan belajar klasikal pada siklus I 40,90% dan pada siklus II meningkat menjadi 95,45%. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, diajukan beberapa saran yang perlu dipertimbangkan: 181

1. Bagi guru dengan adanya skripsi ini, maka diharapkan menerapkan metode ini pada mata pelajaran IPA sehingga terjadi pembelajaran yang inovatif, yang pada akhirnya akan ada peningkatan hasil belajar dalam proses belajar mengajar dikelas. 2. Bagi lembaga dinas dan penyuluhan pendidikan sebaiknya lebih mengadakan pengajaran dan bimbingan bagi tenaga pendidik tentang pembelajaran yang inovatif sehingga akan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. 3. Bagi calon peneliti hendaknya membaca dan mencoba metode eksprimen ini dalam membuat penelitian tapi dengan materi yang berbeda sehingga akan banyak rujukan yang bermamfaat bagi dunia pendidikan 4. Bagi Peneliti semoga dengan penelitian ini dapat menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA. DAFTAR PUSTAKA Patta, B, Ratna, K. (2007). Konsep Dasar IPA I. Makassar: Universitas Makassar. Negeri Cahyo, N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar. Yokyakarta Diva Press: Dahlia, (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Grafika Hamalik. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. 182