VARIAN TULISAN MUS{H}AF AL-QUR AN RASM UTHMA<NI< QIRA< AH A<S{IM RIWAYAT H{AFS{ DI INDONESIA. Tesis. Oleh: M. Solahudin NIM:

dokumen-dokumen yang mirip
-2- Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara

BAB III KAJIAN MUSHAF AL-QUR AN STANDAR USMANI INDONESIA DAN MUSHAF MADINAH

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh

URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI

INDEKS Vol. 5, No. 1 2, 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M/1437 H

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

QIRA AT AL-QUR AN (Makna dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira at)

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

Ilmu Qira at. Oleh: Eka Safitri Anasari (C ) Faisal Abdillah (C ) Jurusan Sastra Arab. Fakultas Sastra dan Seni Rupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

MUSHAF UTSMANI Sejarah Ringkas, Metode Penulisan dan Riwayat Hafsh

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Mengenal Mushaf Al-Qur an Standar Usmani Indonesia Studi Komparatif atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

PROGRAM/ KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Bismillahirrahmanirrahim

Merenungkan Sejarah Alquran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB 5 KESIMPULAN. kesimpulan akan dibuat terhadap kajian kitab Tafsir Quran Marbawi beserta ketokohan

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

MAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT

KRITERIA DAN KETENTUAN QIRA AT AL-QUR AN. M. Ridha DS Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonomi Islam STAIN Kerinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

(Studi Kasus : SMA Muhammadiyah 8 )

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. agama, yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu Bahasa Arab sangat penting bagi umat Islam,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB SATU PENGENALAN. Hikmat terbesar daripada penurunan al-qur an al-karim dengan tujuh

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. kelas selama ini termasuk di SMP Negeri 1 Pegandon. pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran yang menggunakan

STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

SEJARAH ISLAM AHMADIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Al quran. Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

BAB I PENDAHULUAN. agama yang rahmatan lil alamin. Konsekuensinya adalah agama Islam harus

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,

Seminar Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

Transkripsi:

VARIAN TULISAN MUS{H}AF AL-QUR AN RASM UTHMA<NI< QIRA< AH A<S{IM RIWAYAT H{AFS{ DI INDONESIA Tesis Oleh: M. Solahudin NIM: 922.001.14.004 PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KEDIRI 2015

VARIAN TULISAN MUS{H}AF AL-QUR AN RASM UTHMA<NI< QIRA< AH A<S{IM RIWAYAT H{AFS{ DI INDONESIA (Kajian atas Surah al-fa>tih{ah dan Juz Amma pada Mus{h{af al-qur an Terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, al-hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thayyibah Kudus) A. Latar Belakang Masalah Tidak ada informasi yang pasti kapan pertama kali ditemukan mus}h}af di Indonesia. Diduga kuat keberadaan mus}h}af di negeri ini bersamaan dengan kehadiran Islam itu sendiri. Karena, seperti yang berlaku hingga saat ini, membaca al-qur an adalah pelajaran awal yang diajarkan kepada anak-anak Muslim sebelum mereka mempelajari kitab-kitab atau buku-buku lain tentang ajaran Islam. Dengan kata lain, kemampuan membaca al-qur an atau mengenal aksara Arab adalah pelajaran dasar yang harus dikuasai setiap anakanak Muslim tidak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai dunia Islam lainnya. Tentu saja keberadaan mus}h}af menjadi hal yang wajib dalam proses belajar-mengajar ini. Di samping itu, kebiasaan umat Islam pada umumnya adalah membaca al-qur an setiap hari meski hanya beberapa ayat saja yang dibaca. Jadi, mereka yang telah mengenal aksara Arab akan membaca al-qur an setiap hari, dan mereka yang belum mampu membaca tulisan Arab akan belajar secara bertahap dengan tujuan agar mampu membaca al-qur an. Selanjutnya, setelah mampu membaca al-qur an, jika ingin mengetahui atau mendalami isinya, mereka akan mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu lain yang terkait. Dan, bagi mereka yang mencukupkan diri dengan membaca al-qur an

tanpa mengetahui maknanya, hal itu tidak menjadi persoalan dan bukan merupakan hal yang sia-sia. Karena, membaca al-qur an dalam keyakinan umat Islam berpahala meski pembacanya tidak tahu artinya sama sekali. Dengan alasan ini, mampu membaca al-qur an, baik mengetahui maknanya atau tidak, menjadi sesuatu yang penting bagi setiap orang Muslim, dan tentunya ini membutuhkan kehadiran mus}h}af al-qur an itu sendiri. Mula-mula proses penyalinan mus}h}af al-qur an di Indonesia dilakukan dengan cara manual (menulis ulang). Ketika itu mesin cetak belum ditemukan atau belum marak seperti sekarang. Karena itu, di beberapa wilayah di Nusantara ditemukan beberapa mus}h}af al-qur an yang masih dalam bentuk manuskrip. Para penulis mus}h}af ini menulis sendiri tanpa ada pihak yang menjadi pentashihnya. Dengan kata lain, sejak Islam masuk ke Indonesia hingga seperempat terakhir abad XX belum ada apa yang dikenal sebagai Lajnah Pentashih Al-Qur an yang kemudian melahirkan mus}h}af al- Qur an standar Indonesia. Di Indonesia ketika itu yang beredar adalah mus}h}af al-qur an terbitan dari Bombai India dan dari Istambul Turki yang dikenal dengan al-qur an Bahriyah. Gagasan tentang mus}h}af al-qur an standar Indonesia mulai muncul sejak dilaksanakan Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli al-qur an I se- Indonesia di Ciawi Bogor, 5-9 Februari 1974. Salah satu keputusan dari muker ini adalah menjadikan al-qur an yang terkenal dengan nama Bahriyah cetakan Istambul Turki sebagai pedoman mus}h}af al-qur an di Indonesia, dengan catatan apabila terdapat kalimat-kalimat yang sukar dibaca akan diberikan penjelasan tersendiri. Lalu dilaksanakan beberapa kali Muker

Ulama Ahli al-qur an. Di antara keputusan Muker Ulama Ahli al-qur an IX di Jakarta, 18-20 Februari 1983, adalah menyetujui hasil penulisan al-qur an standar Usmani sebagai al-qur an standar Indonesia dan melanjutkan penulisan al-qur an Bahriyah sebagai al-qur an standar para huffazh. Pada 1984 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama nomor 25 tentang penetapan al- Qur an Standar Indonesia, yaitu al-qur an Standar Usmani, Bahriyah dan al- Qur an Braille. Berikutnya pada tahun yang sama dilaksanakan Muker Ulama Ahli al-qur an X di Masjid Istiqlal Jakarta. Di antara keputusan muker ini adalah menetapkan al-qur an standar Usmani, al-qur an Bahriyah dan al- Qur an Braille hasil Muker Ulama Ahli al-qur an I-IX sebagai al-qur an standar Indonesia, menyambut baik dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Agama No. 25 Tahun 1984 tentang penetapan al-qur an standar dan menetapkannya sebagai pedoman dalam mentashih al-qur an, dan memasyarakatkan al-qur an standar di kalangan para penerbit al-qur an dan umat Islam di seluruh Indonesia. Dengan begitu, penerbit di Indonesia yang ingin mencetak mus}h}af al-qur an harus mendapatkan surat keputusan dari Lajnah Pentashih al-qur an. Selain itu, para penerbit di Timur Tengah (Lebanon, Suriah, Mesir, dan lain-lain) juga menjajakan mus}h}af al-qur an cetakannya di Indonesia. Tentu saja mus}h}af al-qur an terbitan Timur Tengah ini tidak (perlu) mendapatkan tanda tashih dari Lajnah Pentashih mus}h}af al-qur an Indonesia. Juga para jamaah haji Indonesia yang pulang dari tanah suci mendapatkan hadiah mus}h}af al-qur an dan terjemahnya dalam bahasa Indonesia.

Hal yang menarik ternyata beberapa mus}h}af al-qur an yang beredar di Indonesia ini tidak memiliki keseragaman tulisan atau ada beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tulisan ini tidak saja antara mus}h}af al-qur an yang terbit di Indonesia (telah ditashih oleh Lajnah Pentashih al-qur an) dan mus}h}af al-qur an terbitan Timur Tengah serta mus}h}af yang dibawa para jamaah haji, tapi juga sesama mus}h}af al-qur an terbitan Indonesia yang tentunya telah lolos tashih, misalnya mus}h}af al-qur an terbitan Karya Toha Putra Semarang dan Al-Hidayah Surabaya. Apa saja perbedaannya menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam. Lebih lanjut, apakah perbedaan tersebut menyalahi kaidah ilmu rasm atau tidak menjadi pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Dengan begitu akan diketahui tulisan mus}h}af al-qur an di Indonesia mengikuti madzhab siapa, dan apa saja yang perlu dibenahi dalam tulisan tersebut untuk mengurangi kesalahan baca yang mungkin timbul. B. Rumusan Masalah Tesis ini mengkaji tulisan al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari mus}h}af al- Qur an qira> ah A<s}im riwayat H{afs} dari lima mus}h}af yang beredar di Indonesia, yaitu mus}h}af terbitan Dar al-fajr al-islami Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, al-hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thayyibah Kudus. Agar lebih sistematis, penelitian ini dibimbing dengan tiga pertanyaan berikut: 1. Bagaimana bentuk tulisan dan tanda baca surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari mus}h}af al-qur an terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus,

Karya Toha Putra Semarang, al-hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thayyibah Kudus? 2. Apa saja persamaan dan perbedaan tulisan dan tanda baca surah al- Fa>tih}ah dan Juz Amma dari lima mus}h}af al-qur an tersebut? 3. Apa saja perbedaan tulisan surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari lima mus}h}af ini yang dapat menimbulkan salah baca? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk tulisan dan tanda baca surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari mus}h}af al-qur an terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, al-hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thayyibah Kudus. 2. Untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan tulisan dan tanda baca surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari lima mus}h}af al-qur an tersebut. 3. Untuk mengkritisi perbedaan tulisan dan tanda baca surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari lima mus}h}af tersebut yang dapat menimbulkan salah baca. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan terhadap khazanah intelektual Islam, terutama kajian al-qur an, khususnya ilmu rasm.

E. Kajian Pustaka Keberadaan mus}h}af Indonesia sebenarnya telah lama menarik minat para pengkaji untuk menelitinya. Maftuh Basthul Birri misalnya, menulis buku berjudul Mari Memakai al-qur an Rosm Utsmaniy (RU): Kajian Tulisan Qur an dan Pembangkit Generasinya. Dalam bukunya ini, pengasuh Madrasah Murottilil Qur anil Karim (MMQ) Lirboyo Kediri ini menyimpulkan bahwa mus}h}af Indonesia secara umum tidak lagi sesuai dengan Rasm Uthma>ni>. Menurutnya, mus}h}af di negeri ini yang tulisannya dapat dikategorikan sebagai Rasm Uthma>ni> adalah mus}h}af hadiah dari Rabithah Alam Islami yang dikirim ke Indonesia. Adapun mus}h}af yang tulisannya dapat dipertanggungjawabkan orisinalitas Rasm Uthma>ninya adalah mus}h}af yang biasanya diterbitkan oleh para penerbit di Mesir, Arab Saudi maupun Lebanon. 1 Untuk mempopulerkan mus}h}af Rasm Uthmani, Maftuh hanya membolehkan murid-muridnya menggunakan al-qur an terbitan Timur Tengah. Dan meski menerbitkan banyak buku, Maftuh tidak mau menerbitkan mus}h}af Rasm Uthmani karena kuatir dianggap hanya mencari keuntungan finansial dengan mempopulerkan mus}h}af Rasm Uthmani. Dia mempersilakan murid-muridnya membeli mus}h}af al-qur an terbitan Timur Tengah di toko-toko kitab atau buku. Tulisan Maftuh ini memberikan banyak informasi, terutama nama-nama kitab yang menjadi standar dalam pengkajian Rasm Uthma>ni>. Hanya saja, buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 1996, sehingga banyak informasi yang perlu diperbaharui untuk saat ini. Karena, tidak sedikit mus}h}af 1 Maftuh Basthul Birri, Al-Qur an Rosm Utsmaniy (RU) Kajian Tulisan Qur an dan Pembangkit Generasinya (Kediri: Madrasah Murottilil Qur anil Karim, 1417 H/1996 M), 45-48.

terbitan negeri ini yang penulisannya mengikuti mus}h}af terbitan Timur Tengah. Ketika Maftuh menyelesaikan tulisannya tersebut, memang kebanyakan mus}h}af terbitan Indonesia memiliki tulisan yang berbeda dengan mus}h}af terbitan Timur Tengah. E. Badri Yunardi pernah menulis artikel berjudul Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia. Artikel tersebut dimuat dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 3 No. 2, 2005. Artikel ini, seperti terlihat dari judulnya, membicarakan sejarah kemunculan mus}h}af Indonesia. Banyak informasi penting yang diberikan dalam artikel ini, khususnya kapan saja dilaksanakan Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli al-qur an. 2 Informasi tentang sejarah mus}h}af Indonesia juga dapat ditemukan dalam Mengenal Mushaf al- Qur an Standar Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Agama (Balitbang) Departemen Agama pada 1984. Buku yang disebutkan terakhir ini menginformasikan banyak hal tentang tanda baca yang digunakan mus}h}af Indonesia. 3 Karya tulis lainnya yang membicarakan mus}h}af Indonesia adalah Prinsip-Prinsip Penulisan dalam al-qur an Standar Indonesia yang ditulis oleh Mazmur Sya roni. Artikel ini dipublikasikan dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 5 No. 1, 2007. Lalu ada tulisan dari Abdul Aziz Sidqi yang berjudul Sekilas tentang Mushaf Standar Indonesia. Artikel ini dapat ditemukan dalam Perkembangan Mushaf, Terjemahan, dan Tafsir al-qur an di Indonesia yang diedit oleh Ali Akbar. Kedua artikel ini banyak mem- 2 E. Badri Yunardi, Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 3 No. 2, 2005, 279-296 3 Proyek Penelitian Keagamaan, Mengenal Mushaf al-qur an Standar Indonesia (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Agama (Balitbang) Departemen Agama, 1984).

bicarakan tanda baca yang digunakan dalam mus}h}af Indonesia. 4 Tulisan lain yang membincangkan mus}h}af Indonesia adalah artikel dari Zaenal Arifin yang berjudul Kajian Ilmu Rasm Usmani dalam Mushaf al-qur an Standar Usmani Indonesia. Artikel ini menginformasikan sejarah mus}h}af di Indonesia. Berbeda dengan pendapat Maftuh Basthul Birri yang disebutkan sebelumnya, Zaenal Arifin menyimpulkan bahwa mus}h}af Indonesia dapat dikatakan telah sesuai dengan mus}h}af Rasm Uthma>ni>. 5 Meski isi beberapa tulisan di atas membandingkan tulisan mus}h}af al- Qur an di negeri ini, dari penelusuran mengenai kajian mus}h}af di Indonesia, penulis tidak menemukan kajian yang secara khusus membandingan bentuk tulisan dan tanda baca surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma dari mus}h}af al- Qur an terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, al-hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thayyibah Kudus. Jadi, tema besar tesis yang akan ditulis ini merupakan sesuatu yang baru atau belum dilakukan peneliti lain sebelumnya. F. Landasan Teori Ada dua istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu mus}h}af al-qur an Rasm Uthma>ni> dan qira> ah A<s}im riwayat H{afs}. Yang dimaksud mus}h}af al-qur an Rasm Uthma>ni> adalah tulisan al-qur an yang sudah diterbitkan berdasarkan tulisan yang dibakukan pada masa Uthma>n bin 4 Mazmur Sya roni, Prinsip-Prinsip Penulisan dalam al-qur an Standar Indonesia dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 5 No. 1, 2007, 127-149; dan Abdul Aziz Sidqi, Sekilas tentang Mushaf Standar Indonesia dalam Ali Akbar (ed.), Perkembangan Mushaf, Terjemahan, dan Tafsir al-qur an di Indonesia (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-qur an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2011), 14-21. 5 Zaenal Arifin, Kajian Ilmu Rasm Usmani dalam Mushaf al-qur an Standar Usmani Indonesia, 55.

Affa>n. Adapun maksud dari qira> ah A<s}im riwayat H{afs} adalah varian bacaan al-qur an berdasarkan apa yang disampaikan A<s}im bin Abi> al-nuju>d (w. 128 H/745 M), salah seorang tokoh qurra dari qira> a>t sab yang diakui mutaw>atirah, berdasarkan riwayat H{afs} bin Sulayma>n (w. 180 H/796). H{afs} adalah salah seorang perawi otoritatif dari qira> ah A<s}im. Perawi lain dari A<s}im adalah Syu bah bin Ayyasy (w. 193 H). Obyek penelitian dalam tesis ini adalah mushaf al-qur an Rasm Uthma>ni> menurut qira> ah A<s}im riwayat H{afs} yang ada di Indonesia, yaitu mushaf yang diterbitkan oleh Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, Al-Hidayah Surabaya, Menara Kudus dan Mubarakatan Thayyibah Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan multi disipliner, yakni menggabungkan pendekatan filologi, ilmu rasm dan ilmu tajwid. Filologi digunakan untuk membandingkan bentuk tulisan dari lima mus}h}af yang diteliti. Dalam istilah bahasa Arab, filologi disebut dengan tah}qi>q. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seperti dikutip oleh Oman Fathurahman, filologi adalah ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis. Istilah filologi sendiri awalnya berasal dari bahasa Yunani: philos yang artinya cinta dan logos yang artinya kata. Lalu, filologi disimpulkan sebagai investigasi ilmiah atas teks-teks tertulis (tangan) dengan menelusuri sumbernya, keabsahan teksnya, karakteristiknya, serta sejarah lahir dan penyebarannya. 6 Dalam perkem- 6 Oman Fathurahman, Filologi Indonesia: Teori dan Metode (Jakarta: Prenadamedia Group bekerjasama dengan UIN Jakarta Press, 2015), 12-13; dan Mahrus el-mawa, Filologi dan Studi Islam Kontemporer, Makalah Workshop Penelitian di STAIN Kediri, 27 Nopember 2013.

bangannya, filologi juga dapat diterapkan pada tulisan-tulisan baru atau yang telah dicetak. Obyek penelitian filologi adalah naskah atau tulisan tangan. Dalam kajian filologi, isi dari naskah disebut dengan teks. Jadi dibedakan antara naskah dan teks: naskah bersifat kongkret sedangkan teks bersifat abstrak. 7 Adapun ilmu rasm digunakan untuk menelusuri madzhab yang dianut oleh mus}h}af-mus}h}af yang dikaji. Seperti diketahui, dalam ilmu rasm, dikenal dua tokoh yang dapat disejajarkan imam madzhab dalam kajian fikih, yaitu al-da>ni> (w. 444 H) dan Abu Da>wu>d (w. 496 H), misalnya Mus}h}af Jamahiriyah Libya mengikuti madzhab al-da>ni> dan Mus}h}af Madinah mengikuti madzhab Abu Da>wu>d. 8 Sementara mus}h}af-mus}h}af yang beredar di Indonesia yang diteliti dalam tesis ini, khususnya surah al-fa>tih}ah dan Juz Amma, belum mendapat perhatian, apakah mengikuti madzhab al-da>ni> atau Abu> Da>wu>d, misalnya lafal al- a>lami>n dimana setelah huruf ayn terkadang ada alif dan terkadang tidak. Adapun ilmu tajwid dipakai untuk menganalisis kemungkinan salah baca dari tulisan mus}h}af-mus}h}af yang ada. Misalnya, pada lafal alla>h surah al- Ikhla>s} (112): 2, di sebagian mus}h}af ditemukan harakat fathah pada hamzah was}l yang terdapat pada permulaan alla>h, sementara sebagian mus}h}af lainnya tidak memberinya harakat atau hanya ada tanda hamzah was}l berupa bulatan kepala s}a>d kecil di atas huruf hamzah. Jika ayat pertama dan kedua dalam surah ini dibaca bersambung, tidak berhenti pada akhir ayat pertama, 7 Siti Baroroh Baried, dkk., Pengantar Teori Filologi (Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM, 1994), 6. 8 Zainal Arifin, Kajian Ilmu Rasm Usmani dalam Mushaf al-qur an Standar Usmani Indonesia dalam Suhuf, Vol. 6, No. 6, 2013: 43.

sementara hamzah was}l diharakati fath}ah, tentu akan menimbulkan salah baca, yakni ah}adun alla>hu. Padahal, tidak ada bacaan iz}ha>r dalam ayat ini. Jadi, ilmu tajwid digunakan untuk mengetahui bagian mana saja dari tulisan mus}h}af yang diteliti yang dapat menimbulkan salah baca. G. Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat deskriptif-eksplanatif. Data yang menjadi sumber dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua: data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer adalah mus}h}af al-qur an yang diterbitkan oleh Da>r al- Fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, Al-Hidayah Surabaya, Menara Kudus, dan Mubarakatan Thoyyibah Kudus, sedangkan data sekunder adalah buku-buku yang membicarakan filologi, ilmu rasm dan ilmu tajwid, seperti Filologi Indonesia: Teori dan Metode karya Oman Fathurahman, Al- Muqni fi> Rasm Mas}a>h}if al-ams}a>r karya Abu> Amr Uthma>n bin Sa i>d al- Da>ni> (w. 444 H) dan Niha>yah al-qawl al-mufi>d fi> Ilm al-tajwi>d karya Muh}ammad Makki> Nas}r, maupun buku-buku lain dan artikel-artikel yang masih berkaitan dengan kajian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelusuran ke tempattempat yang memungkinkan tersedia bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini, misalnya toko buku dan perpustakaan. Untuk menjawab persoalan yang disebutkan dalam rumusan masalah di atas digunakan pendekatan filologis, ilmu rasm dan ilmu tajwid.

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, mengumpulan data dengan inventarisasi seluruh data terkait dengan penelitian ini, baik data primer maupun data sekunder. Seperti disebutkan di atas, yang dimaksud data primer adalah lima mus}h}af al-qur an yang dikaji dalam penelitian ini, sementara data sekunder adalah kitab-kitab maupun buku-buku yang masih terkait dengan penelitian ini, khususnya yang membicarakan filologi, ilmu rasm dan ilmu tajwid. Kedua, melakukan kritik sumber, baik kritik intern maupun kritik ekstern. Kritik intern berfungsi untuk menguji kesahihan isi sumber (data), sementara kritik ekstern untuk menguji keaslian sumber. Ketiga, melakukan analisis data, dengan membandingkan untuk mencari sisi-sisi persamaan dan perbedaan dari lima mus}h}af al-qur an yang diteliti, dengan pendekatan filologi, ilmu rasm dan ilmu tajwid. Dalam membandingkan ini, penulis ingin menemukan perbedaanperbedaan tulisan yang dapat menimbulkan salah baca dan yang tidak. Keempat, menyimpulkan hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah sehingga dapat menimbulkan pemahaman baru atas varian tulisan mus}h}af al-qur an yang beredar di Indonesia. Oman Fathurahman menyebutkan enam alur tertib penelitian filologi, yaitu (1) penentuan teks, (2) inventarisasi naskah, (3) deskripsi naskah, (4) perbandingan naskah dan teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks, dan (7) analisis isi. 9 Empat hal ini telah terwakili dalam metode penelitian yang disebutkan di atas. Adapun suntingan teks, terjemahan teks dan analisis isi tidak perlu dilakukan terkait dengan penelitian ini. 9 Fathurahman, Filologi, 69.

H. Sistematika Pembahasan Tesis ini direncanakan terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Sejarah al-qur an, Mus}h}af al-qur an di Indonesia, Perbandingan Mus}h}af al-qur an di Indonesia, dan Penutup. Bab I yaitu Pendahuluan membicarakan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. Bab ini menggambarkan secara umum apa yang akan ditulis pada bab-bab berikutnya. Bab II adalah Sejarah al-qur an yang membicarakan bagaimana al- Qur an dijaga keasliannya agar terus dapat dikaji oleh generasi-generasi berikutnya pasca era Nabi Muhammad. Dalam sejarah dikenal dua cara dalam usaha menjaga keaslian al-qur an, yaitu melalui hapalan dan tulisan. Hapalan al-qur an telah dilakukan sejak masa Nabi dan hapalan itulah sebenarnya yang menjadi standar dalam penulisan al-qur an. Dalam perkembangannya, hapalan al-qur an ini memunculkan Qira at Sab (tujuh varian bacaan ), Qira at Ashr (10 varian bacaan) hingga Qira at Arba Ashrah (14 varian bacaan). Hal ini dijelaskan dalam sub bab Sejarah Lahirnya Qira ah. Kemudian, sub bab Sejarah Penulisan al-qur an mendiskusikan bagaimana proses penulisan al-qur an sejak masa Nabi hingga lahirnya Rasm Uthmani pada masa Uthman bin Affan (Khalifah ke-3 dari al-khulafa> al- Ra>shidu>n), serta setelah lahir Rasm Uthmani hingga munculnya tanda baca. Karena, pada masa Nabi, tulisan al-qur an masih gundul, yakni tanpa ada titik yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya dan tanpa tanda baca (fath}ah, kasrah, d}ammah, dan lain-lain). Dalam sub bab ini juga

dibicarakan madzhab dalam penulisan mus}h}af Rasm Uthmani. Selanjutnya, ada sub bab Sejarah Pencetakan Mus}h}af al-qur an yang membicarakan sejarah pencetakan mus}h}af al-qur an, baik di luar negeri maupun di negara kita. Dengan adanya sub bab ini, kita akan mengetahui bagaimana proses peralihan dari penulisan mus}h}af secara manual (dalam bentuk manuskrip) hingga dalam bentuk cetakan seperti yang kita kenal sekarang, meskipun penulisan secara manual masih dilakukan oleh kalangan tertentu. Berikutnya Bab III berisi kajian secara umum Mus}h}af al-qur an di Indonesia. Dalam bab ini dibicarakan bagaimana qira ah A<s}im riwayat H{afs} dianut oleh mayoritas umat Islam Indonesia sehingga hal itu juga berpengaruh terhadap mus}h}af yang ada di negeri ini, yakni tulisannya disesuaikan dengan qira ah A<s}im riwayat H{afs. Ada mus}h}af lokal dan mus}h}af nasional. Maksud dari mus}h}af lokal adalah mus}h}af yang umumnya masih berbentuk tulisan tangan (manuskrip) yang ada di daerah-daerah di Indonesia, misalnya Sunda, Lombok, dan lain-lain. Sementara mus}h}af nasional adalah mus}h}af yang biasanya telah dicetak dan mendapat pengesahan dari Lajnah Pentashih al-qur an. Mus}h}af impor dari negara-negara Timur Tengah dapat disejajarkan dengan mus}h}af nasional. Sejarah lahirnya Lajnah Pentashih al-qur an diuraikan dalam sub bab tersendiri. Bab IV yang menjadi inti dari tesis ini diberi judul Perbandingan Mus}h}af al-qur an di Indonesia. Dalam bab ini dibahas bentuk tulisan dan tanda baca dari lima mus}h}af yang diteliti, yaitu mus}h}af terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus, Karya Toha Putra Semarang, Al-Hidayah Surabaya, Menara Kudus dan Mubarakatan Thayyibah Kudus. Berikutnya diuraikan perbedaan

dan persamaan tulisan dan tanda baca dari kelima mus}h}af tersebut. Dengan begitu akan diketahui madzhab tulisan Rasm Uthmani yang diikuti dan timbulnya kemungkinan salah baca akibat dari tulisan atau tanda baca yang ada. Adapun Bab V merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah, sedangkan saran berisi anjuran-anjuran dari penulis terkait dengan kajian mus}h}af.

RENCANA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kajian Pustaka F. Landasan Teori G. Metode Penelitian H. Sistematika Pembahasan BAB II SEJARAH AL-QUR AN A. Sejarah Lahirnya Qira ah 1. Qira> at Sab 2. Qira> at Ashr 3. Qira> at Arba Ashrah B. Sejarah Penulisan al-qur an 1. Sebelum Lahir Rasm Uthmani 2. Setelah Lahir Rasm Uthmani 3. Madzhab Rasm Uthmani C. Sejarah Pencetakan Mus}h}af al-qur an 1. Pencetakan Mus}h}af al-qur an di Luar Negeri 2. Pencetakan Mus}h}af al-qur an di Indonesia BAB III MUS{H}AF AL-QUR AN DI INDONESIA A. Masuk Islam B. Qira ah A<s}im riwayat H{afs} C. Penulisan al-qur an di Indonesia 1. Mus}h}af Lokal 2. Mus}h}af Nasional D. Lahirnya Lajnah Pentashih al-qur an BAB IV PERBANDINGAN MUS{H{AF AL-QUR AN DI INDONESIA A. Bentuk Tulisan dan Tanda Baca 1. Mushaf Terbitan Da>r al-fajr al-isla>mi> Damaskus 2. Mushaf Terbitan Karya Toha Putra Semarang 3. Mushaf Terbitan Al-Hidayah Surabaya 4. Mushaf Terbitan Menara Kudus 5. Mushaf Terbitan Mubarakatan Thayyibah Kudus B. Persamaan Tulisan dan Tanda Baca C. Perbedaan Tulisan dan Tanda Baca D. Kemungkinan Salah Baca BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran