BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia Tahun 2013 )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

UPAYA POLRI DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN SEPEDA MOTOR (Studi Di Unit Resmob Polrestabes Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan pada suatu perusahaan. Kehadiran teknologi komputer dengan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. bermotor semakin meningkat. Kasus pencurian kendaraan bermotor di kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA [LN 2010/130, TLN 5168]

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat modern dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sering

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kurun waktu, setiap zaman memiliki penjahatnya sendiri atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Sistem pengawasan atau surveillance system

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Hukum. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

UNDANG-UNDANG NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2010/122, TLN 5164]

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bersaing secara ketat dengan perusahaan lain. Berbagai tantangan dan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HMP Architects adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa perancangan arsitektur yang didirikan oleh Bapak Heru Mudito Prasetyo. Didasari d

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

I. PENDAHULUAN. Kajian mengenai rasa takut menjadi korban kejahatan (fear of crime) telah

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. pembatasan masalah, tujuan dari Tugas Akhir, dan sistematika penulisan Tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk penanganan korban, saksi, dan pelaku akan diurusi oleh pihak Reserse.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perencanaan produksi adalah kegiatan yang rutin dan wajib dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

untuk memproses pelaporan yang dilakukan oleh korban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM MEMBERI SANKSI PIDANA DALAM KASUS PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, seakan-akan tidak pernah ada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindak kejahatan memiliki definisi yang menurut J.M. Bemmelem dalam (S. Husein 2003: 1) adalah suatu tindakan anti sosial yang menimbulkan kerugian ketidakpatutan dalam masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdapat kegelisahan, dan untuk menentramkan masyarakat, negara harus menjatuhkan hukuman pada penjahat. M.A. Elliot dalam (S. Husein 2003: 1) mengatakan bahwa kejahatan adalah suatu masalah dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dapat dijatuhi hukuman penjara, hukuman mati dan hukuman denda dan seterusnya. Menurut Paul Moedikdo Moeliono dalam (S. Husein 2003: 1) kejahatan adalah perbuatan pelanggaran norma hukum yang ditafsirkan atau patut ditafsirkan masyarakat sebagai perbuatan yang merugikan, menjengkelkan sehingga tidak boleh dibiarkan (negara bertindak). Pencegahan tindak kejahatan dilakukan oleh masyarakat dan petugas kepolisian. pencegahan tindak kejahatan yang dilakukan oleh salah satu instansi pemerintah dilakukan salah satunya dengan kring reserse. Berdasarkan standar operasional prosedur revitalisasi kring reserse tahun 2012, kring reserse adalah wilayah reserse tertentu yang dinilai perlu dijadikan wilayah prioritas dalam rangka penangkalan, pencegahan, penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus-kasus kejahatan yang terjadi maka perlu ditunjuk atau ditempatkan petugas khusus untuk menangani wilayah tersebut. Penentuan wilayah kring reserse dapat didasarkan atas tingginya frekuensi kejahatan pada suatu daerah dan padatnya informasi kejahatan pada suatu daerah tertentu,setiap timbulnya kejahatan pada setiap kring reserse dapat termonitor dan dapat dilakukan segera. Berdasarkan informasi tersebut maka perlu adanya suatu hal yang dapat membantu dalam pelaksanaan kring reserse dengan memprediksi jumlah tindak kejahatan pada suatu wilayah dan menentukan prioritas kring reserse pada suatu wilayah agar kepolisian bisa menentukan wilayah kring reserse

2 dengan cepat sebagai suatu tindakan pencegahan atau antisipasi kepolisian untuk mengurangi berbagai tindak kejahatan yang merugikan masyarakat. B. Santosa & P. Willy (2011: 225) menjelaskan bahwa Simulated annealing atau SA merupakan salah satu metode untuk mencari solusi optimum dari suatu permasalahan. Masalah yang menggunakan pendekatan simulated annealing merupakan masalah optimasi kombinasi, dimana ruang pencarian solusi yang ada terlalu besar sehinga hampir tidak mungkin ditemukan solusi terhadap permasalahan itu. SA memiliki kelebihan tersendiri diantara metode minimasi yang lain karena SA bekerja berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, contohnya jika pada saat perbandingan terdapat kemungkinan yang baik dan buruk, maka metode minimasi yang lain pada umumnya membuang kemungkinan buruk dan menjadikan kemungkinan yang baik sebagai solusi yang kemudian dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkinan baik yang lain, tetapi SA tidak membuang kemungkinan buruk tersebut, melainkan menghitung kembali kemungkinan terburuk tersebut dengan membandingkannya dengan suatu ukuran tertentu sampai kemungkinan buruk tersebut benar-benar pantas dibuang yang akhirnya menggunakan kemungkinan yang baik untuk selanjutnya dibandingkan dengan berbagai kemungkinan yang lain. Informasi suatu wilayah yang terdiri dari data history tindak kejahatan yang kemudian dioptimasi menggunakan metode simulated annealing berfungsi sebagai suatu bentuk antisipasi kepada kepolisian terhadap wilayah yang perlu menjadi prioritas dalam pengamanan dan pengawasan terhadaphal-hal yang merugikan masyarakat yang salah satunya adalah tindakan pencurian kendaraan bermotor atau disingkat curanmor. Curanmor pada dasarnya merupakan kejadian yang tidak terduga sehingga mempersulit petugas kepolisian untuk memprediksi wilayah mana yang menjadi prioritas dalam pengamanan dan pengawasan atau kring reserse. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibuat suatu sistem yang bertujuan untuk keperluan penentuan prioritas pengamanan suatu daerah dengan menggunakan hasil prediksi tindak kejahatan curanmor yang menggunakan data history tindak kejahatan curanmo. Sistem ini menggunakan model analisa time series dan optimasi metode simulated annealing (SA). Sistem ini menggunakan

3 data pencurian kendaraan bermotor kota Bandung dari semua kecamatan kota Bandung dari tahun 2006 sampai tahun 2012. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana sistem rekomendasi mampu mendukung dalam pengamanan wilayah tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor? 2. Bagaimana melakukan prediksi jumlah tindak kejahatan curanmor pada semua wilayah kecamatan? 3. Bagaimana mengetahui selisih atau kerapatan jumlah tindak kejahatan tiap kecamatan berdasarkan hasil prediksi? 4. Bagaimana mengetahui prioritas pengamanan dan pengawasan di kota Bandung berdasarkan selisih atau kerapatan jumlah tindak kejahatan curanmor? 1.3. Batasan Masalah Berikut beberapa batasan masalah dari penelitian ini 1. Data didapat dari Bagian operasi polrestabes Bandung. 2. Data yang digunakan hanya jumlah tindak kejahatan curanmor kota Bandung dari lima wilayah kecamatan dari tahun 2006 sampai tahun 2012. 3. Tidak membahas pelaku, motif dan modus yang berhubungan dengan tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor. 4. Tidak membahas pencurian kendaraan bermotor berdasarkan merk kendaraan. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pengerjaan skripsi ini yaitu 1. Membangun sistem rekomendasi penentuan wilayah pengamanan wilayah tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor. 2. Mengetahui kerapatan nilai kejahatan setiap wilayah kecamatan kota Bandung dengan metode Square euclidean berdasarkan hasil prediksi

4 tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor pada tahun yang telah ditentukan dengan metode least square. 3. Mengetahui wilayah yang menjadi prioritas penanggulangan kejahatan curanmor berdasarkan hasil prediksi yang kemudian dioptimasi menggunakan Simulated Annealing dengan pendekatan Model Square Euclidian. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah hasil penelitian ini yaitu 1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang prediksi tindak kejahatan. 2. Membantu petugas kepolisian dalam memproyeksikan wilayah yang menjadi prioritas dalam kring reserse terutama dalam tindak kejahatan curanmor. 3. Sedangkan bagi penulis, penelitian ini dapat menambah ilmu tentang metode simulated annealing. 1.6. Metodologi Penelitian Tahapan yang akan dilalui pada skripsi ini adalah sebagai berikut 1. Studi Literatur, dilakukan pengkajian mengenai SA dari berbagai sumber. 2. Pengumpulan Informasi, dilakukan dengan wawancara pada beberapa narasumber terkait dengan SA. 3. Analisa dan Perancangan Sistem, dilakukan analisa dan perancangan sistem SA. 4. Implementasi Sistem, dilakukan implementasi berdasarkan hasil analisa dan perancangan dengan menggunakan bahasa Basic sebagai bahasa pemogramannya. 5. Pengujian dan Evaluasi, dilakukan pengujian pada sistem yang telah dibuat kemudian hasilnya dievaluasi.

5 1.7. Sistematika Laporan Laporan disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca, ditelusuri, dievaluasi. Sistematika penulisan laporan skripsi ini terbagi menjadi lima bab sebagai berikut BAB 1 Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika laporan. BAB 2 Kajian Pustaka Bab ini membahas teori-teori yang mendukung dalam penyusunan skripsi seperti peramalan,simulated annealing dansistem informasi geografis. BAB 3 Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan tahapan penelitian dan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskantahapan yang harus dilalui dari mulai peramalan data sampai pada optimasi lokasi tindak kejahatan. Tahapannya akan dijelaskan secara rinci. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskanbeberapa kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Pada bagian saran, diisi rekomendasi dari penulis untuk penelitian selanjutnya.