BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen semu (quasy experimental

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x 1 Penyusunan proposal X x x X 2 Seminar & Revisi 3 Permohonan Izin 4 Penyusunan Instrumen N Jenis Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji

2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya dibedakan menjadi penelitian eksperimen dan non eksperimen. 2 Peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 107) menyatakan bahwa metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Elsa Okti Inkamawarni 1, Pamujo 2, Sri Harmianto 3. Elementary School Teacher, FKIP Muhammadiyah Purwokerto University ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. A.Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semester ganjil Tahun Ajaran pada semester ganjil. bulan (Desember-Januuari 2014) Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mencakup uraian tentang: tempat penelitian, waktu, dan tatalaksana penelitian yang meliputi : metode penelitian; variabel penelitian dan desain operasional; pupulasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel penelitian; teknik pengumpulan data; uji validitas dan reliabilitas instrumen; teknik analisis data; dan hipotesis statistik. A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Kota Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah dengan subjek penelitian siswa kelas X SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut. 1) Peneliti berdomisili di Kota Yogyakarta sehingga lebih berkonsentrasi terhadap penelitian. 2) Penggunaan model pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar dalam bahasa Indonesia masih didominasi oleh model pembelajaran konvensional. 3) memiliki tingkat akreditasi, prestasi, dan kurikulum yang sama. 4) Jumlah populasi memungkinkan untuk dilakukan penelitian. B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 sampai bulan April 2016. Persiapan penelitian dimulai dengan mengajukan judul sekaligus menyusun proposal dilakukan pada bulan Juli. Setelah penyusunan proposal kemudian diadakan seminar proposal dan dilanjutkan dengan revisi proposal tesis pada bulan Agustus. Persiapan penelitian selanjutnya adalah mengurus izin penelitian sekaligus menyusun instrumen penelitian pada bulan September 2015. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan melakukan ujicoba instrumen pada bulan September 2015, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis hasil uji coba. Pelaksanaan eksperimen dilakukan pada bulan Oktober hingga November 48

49 2015 dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulan November hingga Desember 2015. Proses pengolahan dan analisis data hasil penelitian dilakukan pada bulan maret yang dilanjutkan dengan penyusunan Bab IV dan V mulai bulan Januari hingga Maret 2016. Sedangkan proses penyelesaian penelitian dilakukan pada bulan April 2016. Tabel 1. Pelaksanaan Penelitian No. Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Mengajukan Judul b. Menyusun Proposal c. Seminar Proposal d. Revisi Proposal e. Mengurus Izin f. Menyusun Instrumen 2. Pelaksanaan Penelitian a. Ujicoba Instrumen b. Menganalisis Hasil Uji Coba c. Melaksanakan Eksperimen d. Mengumpulkan Data e. Mengolah dan Analisis Data f. Menyusun Bab IV dan V 3. Penyelesaian Penelitian a. Seminar Hasil Penelitian b. Revisi Hasil Penelitian c. Ujian Tesis d. Revisi Tesis e. Penggandaan Tesis Bulan Juli Agust Sept. Okt. Nov. Des Jan Feb. Maret April C. Tatalaksana Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penggunaan metode penelitian eksperimen ini untuk menguji efek perlakuan terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Sebelum menguji efek perlakuan terlebih dahulu dilakukan pengecekan aspek minat membaca karya sastra siswa. Adapun perlakuan yang dieksperimenkan adalah penerapan metode reciprocal learning dan metode talking stick pada pembelajaran mengapresiasi cerita pendek.

50 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 2x2. Penggunaan desain faktoril 2x2 dikarenakan rancangan ini menggunakan dua faktor yang masing-masing faktornya menggunakan dua kategori yang diselidiki secara bersamaan (Budiyono, 2015: 240). Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 2. Desain Faktorial 2x2 Metode Minat Membaca Karya Sastra (B) Pembelajaran (A) Tinggi (B1) Rendah (B2) Metode Reciprocal A1B1 A1B2 Learning (A1) (Kelompok 1) (Kelompok 3) Metode Talking A2B1 A2B2 Stick (A2) (Kelompok 2) (Kelompok 4) Total B1 B2 Total A1 A2 Keterangan: A1 : Kelas siswa yang diajar dengan metode pembelajaran reciprocal learning. A2 : Kelas siswa yang diajar dengan metode pembelajaran talking stick. B1 : Siswa yang memiliki minat membaca karya sastra tinggi. B2 : Siswa yang memiliki minat membaca karya sastra rendah. A1B1 : Kelas siswa yang diajar dengan metode reciprocal learning yang memiliki aspek minat membaca karya sastra tinggi. A2B1 : Kelas siswa yang diajar dengan metode talking stick yang memiliki aspek minat membaca karya sastra tinggi. A1B2 : Kelas siswa yang diajar dengan metode reciprocal learning yang memiliki aspek minat membaca karya sastra rendah. A2B2 : Kelas siswa yang diajar dengan metode talking stick yang memiliki aspek minat membaca karya sastra rendah.

51 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga macam variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas berupa metode pembelajaran apresiasi cerita pendek dan minat membaca karya sastra. Variabel minat membaca karya sastra merupakan variabel bebas atributif yang dibagi menjadi dua taraf, yaitu minat membaca karya sastra tinggi dan minat mmebaca karya sastra rendah. Adapun variabel terikatnya ialah kemampuan mengapresiasi cerita pendek. b. Definisi Operasional Definisi operasioanal dalam penelitian ini dapat dipahami sebagai berikut. 1) Definisi Konseptual dan Operasional Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek a) Definisi Konseptual Kemampuan mengapresiasi cerita pendek adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam mengenal, memahami, menghayati, menikmati, serta memberi penilaian, dan penghargaan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-niai yang terkandung di dalam sebuah karya cerita pendek. b) Definisi Operasional Secara operasional, kemampuan mengapresiasi cerita pendek adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita pendek. Tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang dilakukan ialah tes objektif dan tes esai.

52 2) Definisi Konseptual dan Operasional Aspek Minat Membaca Karya Sastra a) Definisi Konseptual Minat membaca karya sastra adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca karya sastra sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Selain itu minat juga dapat diartikan sebagai kondisi individu yang akan berusaha selalu dekat dan sedapat mungkin memiliki objek yang menjadi minatnya. Selanjutnya, minat dapat dikategorikan menjadi minat tinggi dan minat rendah. Dengan demikian minat membaca karya sastra berarti mempunyai kecenderungan untuk dekat dan memiliki/melakukan kegiatan membaca karya sastra. b) Definisi Operasional Minat membaca karya sastra secara operasional dapat didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan angket minat membaca karya sastra. Tes minat membaca karya sastra ini dilakukan untuk mengukur tinggi rendahnya minat membaca karya sastra siswa. Tes minat membaca karya sastra yang dilakukan ialah berupa angket. 3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri di Kota Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 2691 siswa. Dipilihnya siswa kelas X dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa secara psikologis siswa telah mampu menyerap materi yang disampaikan oleh guru berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.

53 b. Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang memiliki skor tes awal yang sama dari seluruh SMA Negeri di Kota Yogyakarta yang sudah di sampling. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dan random sampling. Teknik cluster random sampling digunakan untuk menentukan 2 sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian dan diperoleh SMA Negeri 10 Yogyakarta dan SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik random sampling digunakan untuk menentukan kelas mana yang akan dijadikan sampel penelitian. c. Teknik Pengampilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah two stage randome sampling. Pertama menggunakan cluster random sampling untuk menentukan dua sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian. Kedua secara random sampling untuk menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Setelah menentukan dua kelas, kemudian dua kelas tersebut ditentukan secara acak, satu kelas sebagai kelas kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. 4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini terdapat dua data, yaitu data kemampuan mengapresiasi cerita pendek dan data minat membaca karya sastra. Data kemampuan mengapresiasi cerita pendek dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes objektif dan esai yakni berupa tes pilihan ganda dan tes esai siswa. Tes objektif dan esai tersebut digunakan untuk mendapatkan data kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa, baik yang digunakan untuk tes awal maupun tes akhir pada pelaksanaan eksperimen. Data minat membaca karya sastra dikumpulkan dengan menggunakan angket. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan angket. Tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa, baik yang digunakan untuk

54 tes awal maupun tes akhir pada pelaksanaan eksperimen. Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang minat membaca karya sastra. a. Penyusunan Instrumen Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi cerita pendek digunakan kolaborasi dua tes, yaitu tes objektif dengan bentuk pilihan ganda dan tes esai dalam bentuk uraian. Jumlah soal untuk tes objektif direncanakan ada 45 butir soal dengan alternatif jawaban dan kriteria jawabannya jika benar dinilai satu, jika salah dinilai nol. Sementara tes esai direncanakan sebanyak 5 butir soal dengan menggunakan model penilaian tugas dengan bobot masing-masing unsur, nilai tertinggi 5 dan terendah 0. Skor 5 apabila jawaban benar, rincian benar, ulasan lengkap; skor 4 untuk jawaban benar, rincian benar, ulasan tidak lengkap; skor 3 untuk jawaban benar, rincian salah; skor 2 untuk jawaban salah, rincian benar; skor 1 untuk jawaban salah, rincian salah; dan skor 0 untuk yang tidak menjawab atau kosong. b. Penyusunan Instrumen Minat Membaca Karya Sastra Minat membaca karya sastra adalah akumulasi skor angket berbentuk rating skala. Skor untuk masing-masing jawaban secara berurutan adalah 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju,3 untuk jawaban tiidak tahu, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen penelitian yang berupa soal tes dan angket perlu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas butir soal dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan pada siswa anggota populasi di luar sampel penelitian. Uji coba dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat validitas dan tingkat reliabilitas tes atau alat instrumen yang bersangkutan. Validitas instrumen/butir soal (pilihan ganda) kemampuan mengapresiasi cerita pendek diuji kevalidannya menggunakan rumus Koefisien korelasi Point Biserial (Djaali, et al., 2000: 122) sebagai berikut.

55 r bis (i) = X i X t S t p i q i Rumus Koefisien Korelasi Point Biserial Keterangan: rbis (i) Xi Xt St pi qi : koefisien korelasi biserial antara skor soal nomor 1 dengan skor total : rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i : rata-rata skor total semua responden : standar deviasi skor total semua responden : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i : proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i (1-pi) Hasil uji validitas terhadap butir soal (pilihan ganda) kemampuan mengapresiasi cerita pendek dengan menggunakan rumus koefisien korelasi point biserial, jumlah soal kemampuan mengapresiasi cerita pendek berjumah 45 butir soal diberikan kepada 29 responden. Setelah dihitung, diperoleh 40 butir soal valid. Sementara itu, 5 butir soal kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang lain dinyatakan tidak valid atau gugur. Hal ini disebabkan 5 butir soal tersebut lebih kecil dari r-kritis 0,367 yaitu dengan taraf nyata = 0,05 dan n = 29. Sedangkan penilaian validitas soal esai dalam bentuk uraian tidak dilakukan validitas secara empiris dengan teknik statistik. Penilaian validitas instrumen ini dikonsultasikan pada ahlinya (Expert Judgment) dalam hal ini yaitu guru bahasa Indonesia. Penghitungan tingkat validitas butir angket minat membaca karya sastra digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu dengan

56 mengkorelasikan skor item dengan skor total. Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut. n x i x t ( x i. x t ) r xi x t { x 2 i ( x i ) 2 } { x 2 i ( x i ) 2 } Rumus Korelasi Product Moment Keterangan: rxixt : koefisien korelasi antara skor butir pernyataan dan skor total yang dicari n : jumlah responden uji coba xi xt : skor hasil butir pernyataan untuk butir ke-1 : skor hasil total Hasil uji validitas terhadap butir soal angket minat membaca karya sastra dengan menggunakan rumus koefisien korelasi point biserial, jumlah soal angket minat membaca karya sastra berjumah 45 butir soal diberikan kepada 29 responden. Setelah dihitung, diperoleh 40 butir soal valid. Sementara itu, 5 butir soal angket yang lain dinyatakan tidak valid atau gugur. Hal ini disebabkan 5 butir soal tersebut lebih kecil dari r-kritis 0,367 yaitu dengan taraf nyata = 0,05 dan n = 29. Penghitungan reliabilitas intrumen/butir soal (pilihan ganda) kemampuan mengapresiasi cerita pendek, digunakan rumus reliabilitas KR- 20 (Nurgiyantoro et al., 2009: 347) sebagai berikut. r = k k 1 (1 pq σ 2 ) Rumus Reliabilitas KR-20

57 Keterangan: r k Σpq σ 2 : koefisien reliabilitas yang dicari : banyak butir pertanyaan (soal) : jumlah proporsi jawaban benar kali salah per butir pertanyaan : varians skor tes Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0.00-1.00, dengan ketentuan sebagai berikut: Koefisien 0.800-1.000 = sangat tinggi Koefisien 0.600-0.799 = tinggi Koefisien 0.400-0.599 = cukup Koefisien 0.200-0.399 = rendah Koefisien 0.000-0.199 = sangat rendah Hasil perhitungan uji reliabilitas yang ada menggunakan rumus KR-20 pada soal kemampuan mengapresiasi cerita pendek menunjukkan hasil reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan yang dilakukan setelah ujicoba diperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,945 untuk soal pre tes dan 0,942 untuk soal pos tes. Penghitungan reliabilitas butir pernyataan angket minat membaca karya sastra, digunakan rumus Alpha Cronbach (Nurgiyantoro et al., 2009: 352) berikut. r = k k 1 (1 σi2 σ 2 ) Rumus Alpha Cronbach Keterangan: r k σi 2 σ 2 : koefisien reliabilitas yang dicari : jumlah utir pertanyaan (soal) : varians butir(-butir) pertanyaan (soal) : varians skor tes

58 Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0.00-1.00, dengan ketentuan sebagai berikut: Koefisien 0.800-1.000 = sangat tinggi Koefisien 0.600-0.799 = tinggi Koefisien 0.400-0.599 = cukup Koefisien 0.200-0.399 = rendah Koefisien 0.000-0.199 = sangat rendah Hasil perhitungan uji reliabilitas yang ada menggunakan rumus alpha cronbach pada soal angket minat membaca karya sastra menunjukkan hasil reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan yang dilakukan setelah ujicoba diperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,8997. Berdasarkan konsep tersebut, maka validitas butir tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang berbentuk soal objektif diukur menggunakan rumus Korelasi Point Biserial, sedangkan validitas angket minat membaca karya sastra diukur dengan rumus Korelasi Product Moment. Sementara itu, reliabilitas tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek berbentuk soal objektif diukur menggunakan rumus KR-20, sedangkan reliabilitas angket minat membaca karya sastra diukur menggunakan rumus Alpha Cronbach. Selanjutnya, untuk validitas tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang berbentuk soal esai, tidak diuji secara statistik, tetapi hanya dikonsultasikan pada ahlinya (Expert Judgment) dalam hal ini yaitu guru bahasa Indonesia. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik karena data yang peneliti ambil merupakan data kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi: (1) analisis deskriptif; (2) uji persyaratan; dan (3) analisis data secara inferensial.

59 a. Analisis Deskriptif Analisis data deskriptif dalam penelitian ini meliputi: penghitungan tendensi sentral (mean, modus, median) dan penghitungan tendensi penyebaran (varians dan standar deviasi atau simpangan baku). Selain itu, penyusunan distribusi frekuensi nilai dan histogram. b. Uji Persyaratan Uji persyaratan meliputi uji normalitas dengan teknik Lilliefors dan uji homogenitas dengan teknik Bartlett. Penggunaan teknik Lilliefors untuk menguji normalitas data dikarenakan 2 kelompok sampel yang digunakan sama jumlahnya. Uji Lilliefors untuk menguji data yang memiliki sebaran normal atau tidak dan uji homogenitas varian dengan teknik Bartlett dengan taraf kepercayaan α = 0,05. c. Analisis Data Inferensial Analisis data inferensial dimaksudkan untuk keperluan pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik Analisis Varian Dua jalan (ANAVA dua jalan). Untuk menguji hipotesis digunakan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut. nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) = banyaknya data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij n h = rerata harmonik frekuensi seluruh sel = N = i,j n ij = banyaknya seluruh data amatan 2 SSij = X ijk k [ k X ijk] 2 n ij pq 1 i,j nij = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

60 AB ij =rerata pada sel ij Ai = AB j ij = jumlah rerata pada baris ke-i Bj = AB i ij = jumlah rerata pada baris ke-j G = AB i,j ij = jumlah rerata semua sel Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut. (1) = G2 ; pq (2) = i,j SS ij ; (3) = A i 2 q ; i (4) = B 2 j 2 j (5) = i,j AB ij p ; Terdapat lima jumlah kuadrat pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom (JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat (JKG), dan jumlah kuadrat total (JKT). Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat diturunkan formula-formula untuk JKA, JKB, JKAB, JKG, dan JKT sebagai berikut: JKA = n h {(3) (1)} JKB = n h {(4) (1)} JKAB = n h {(1) + (5) (3) (4)} JKG = (2) JKT adalah: = JKA + JKB + JKAB + JKG Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut dka = p-1 dkb = q-1 dkab = (p-1)(q-1) dkg = N-pq dkt = N-1 Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, diperoleh rerata kuadrat berikut: RKA = JKA dka RKB = JKB dkb

61 RKAB = JKAB dkab RKG = JKG dkg Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini ialah: 1) Untuk H0A adalah Fa = RKA RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq; 2) Untuk H0B adalah Fb = RKB RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan N-pq; 3) Untuk H0AB adalah Fab = RKAB RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-1)(q-1) dan N- pq. Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah: 1) Daerah kritis untuk Fa adalah DK = {F F > Fα;p-1, N-pq} 2) Daerah kritis untuk Fb adalah DK = {F F > Fα;q-1, N-pq} 3) Daerah kritis untuk Fab adalah DK = {F F > Fα;(p-1)(q-1), N-pq} 7. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah: a. H0 : µmprl < µmpts (Budiyono, 2015: 229-231) Kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran reciprocal learning tidak lebih baik hasilnya daripada kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran talking stick. Ha : µmprl > µmpts Kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran reciprocal learning lebih baik daripada siswa yang diajar dengan metode pembelajaran talking stick. b. H0 : µmmt < µmmr Kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara siswa yang memiliki minat

62 membaca karya sastra tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki minat membaca karya sastra rendah. Ha : µmmt > µmmr Kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara siswa yang memiliki minat membaca karya sastra tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki minat membaca karya sastra rendah. c. H0 : MP>< MM = 0 Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan minat membaca karya sastra terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Ha : MP >< MM < 0 Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan minat membaca karya sastra terhadap kemampuan mengaresiasi cerita pendek.