PENATAAN TEPIAN SUNGAI CENRANAE DENGAN PENDEKATAN EKOLOGIS DI KOTA SENGKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

PUSAT OLAHRAGA TINJU DI MAKASSAR PENERAPAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

GALERI TANAMAN HIAS DI MAKASSAR PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI HASIL PERANCANGAN

RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

Arsitektur Hijau pada Morfologi Permukiman Tepi Sungai Tallo

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

ABSTRAK. Kata Kunci :desain ulang, pedagang, Social Sustainable Architecture

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

BAB III DATA DAN ANALISA

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. xii xiii xiv vii

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAWASAN PEMUKIMAN VETERAN MAKASSAR PENEKANAN ARSITEKTUR KOLONIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERENCANAAN TAMAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU ATRIBUT KOTA HIJAU DI KECAMATAN GEDEBAGE, BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

Adrenalin Sports Park di Kawasan BSD Kota Tanggerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi Kampung Pulo Sumber: hasil olahan pribadi

International Fash on Institute di Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

ECO PARK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN BANJIR IBU KOTA JAKARTA DAN SARANA PARIWISATA (STUDI KASUS: SITU PEDONGKELAN DEPOK, JAWA BARAT)

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB III METODE PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENATAAN TEPIAN SUNGAI CENRANAE DENGAN PENDEKATAN EKOLOGIS DI KOTA SENGKANG Sri Setianingsih 1, Sriany Ersina 2, Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN-Alauddin Makassar E-mail ; nengsih.srhi@gmail.com Abstrak Tepian Sungai adalah salah satu ruang kota yang sering dimanfaatkan sebagai wadah untuk beragam aktifitas masyarakat kota. Pemanfaatan tepian sungai sudah banyak mengalami perubahan fisik. Sehingga menyebabkan adanya perubahan nilai lingkungan yang semakin tidak teratur. Sekarang ini banyak kota-kota di Indonesia menerapkan aspek Ekologis sebagai salah satu aspek terpenting dalam sebuah perancangan sebuah ruang kota. Dengan pendekatan ekologis terhadap gagasan konsep perancangan kota yang di terapkan pada tepian Sungai Cenranae di harapkan mampu menjadi ruang kota yang berwawasan lingkungan dan memiliki nilai Eco-Sustainable pada kota Sengkang. Kata Kunci : Ruang Kota, Tepian Sungai, Ekologi Abstract The banks of the river is one of spaces that is often used as a place for a variety of urban community activities. Utilization of the riverbank has undergone many physical changes. In order to cause a change in the environmental value increasing irregularly. Today many cities in Indonesia applying Ecological aspects as one of the most important aspects in designing of an urban space. With an ecological approach to the idea of urban design concept is applied to the banks of the River Cenranae expected to become environmentally sound urban space and has a value of Eco -Sustainable in Sengkang city Key Word : City Hall, River Bank, Ecology 1 Alumni Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar, Angkatan 2015 2 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar Halaman 1

PENDAHULUAN Keberadaan Sungai Cenranae bagi sebagian penduduk kota Sengkang sangat besar pengaruhnya, dimana disepanjang kawasan sungai berbagai aktifitas masyarakat dilakukan, baik aktifitas permukiman ataupun aktifitas sosial ekonomi lainnya. Berkenaan dengan kondisi yang berkembang sekarang jalur/badan sungai yang melewati pusat kota saat ini telah dimanfaatkan sebagai pusat perdagangan/jasa dan area publik. Munculnya berbagai lapak-lapak yang illegal menyebabkan menyebabkan kawasan ini nampak kumuh. Berbagai kegiatan yang berbeda dan aktiftas campuran menjadikan fungsi kawasan bantaran Sungai Cenranae ini menjadi tidak teratur. Tingginya kebutuhan ruang aktifitas di Kota Sengkang serta adanya kompetisi dalam pemanfaatan lahan mengakibatkan naiknya nilai ekonomis untuk lahan-lahan yang strategis, jika dikaitkan dengan tidak sesuainya peruntukan lahan dengan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan dan penurunan nilai fungsi kawasan, contohnya pada bantaran Sungai Cenranae. Pada bantaran Sungai Cenranae mengalami degradasi fisik dan tidak terdapat zonasi fungsi kawasan, perlu diadakan zonasi kawasan, melihat fungsi kawasan pada daerah ini merupakan fungsi campuran. Selain itu berdasarkan tiga pilar kota berkelanjutan yakni sosial, ekonomi dan lingkungan, maka untuk mendukung pemanfaatan ruang kota yang mengintegrasikan kepentingan berlangsungnya fungsi-fungsi lingkungan, diperlukan penataan ruang kota yang berbasis pada ekologi pada bantaran Sungai Cenranae. Desain bantaran sungai yang berwawasan pada lingkungan akan mewujudkan kota berkelanjutan. BATASAN PEMBAHASAN 1. Pembahasan ditekankan pada perencanaan penataan Tepian Sungai Cenranae dengan pendekatan Ekologi. 2. Penulisan ditinjau berdasarkan pada disiplin ilmu arsitektur serta disiplin ilmu lainnya yang berkaitan dan dapat menunjang pembahasan. 3. Pembahasan diarahkan pada pembahasan arsitektural yang berupa rancangan tapak, fisik, persyaratan serta kelengkapan perencanaan. LINGKUP PEMBAHASAN Pembahasan dalam hal ini dibatasi pada masalah perencanaan desain fisik kawasan yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, terkhusus pada penataan perkotaan, selain disiplin ilmu arsitektur, penulis juga menggunakan disiplin ilmu lain sebagai pendukung sehingga terwujudnya sempadan sungai sebagai ruang kota yang ekologis dan memiliki fungsi Eco-Sustainable. METODE PEMBAHASAN Pembahasan didasarkan pada data yang diperoleh dari studi lapangan, studi literatur untuk mendapatkan data konkrit yang dilanjutkan strukturalisasi data dan analisis untuk mendapatkan alternatif terbaik untuk konsep perencanaan fisik. KONSEP EKOLOGI KOTA A. Strategi Konsep Ekologis Pada Ruang Kota Pada perancangan kota ekologi, ada tiga prinsip utama yang harus dipenuhi yaitu: 1. Kesesuaian dengan iklim 2. Efisiensi sumberdaya Halaman 2

3. Efisiensi energi Berdasarkan pada prinsip keberlanjutan fungsi ekologis dalam Mukaryanti (2006), maka penataan ruang kota harus dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut : 1. Memahami peran dan fungsi kota dalam konteks ekosistem. 2. Konservasi ruang-ruang alami yang berfungsi ekologis. 3. Penyediaan ruang-ruang buatan penunjang fungsi ekologis. 4. Penyediaan ruang-ruang pengelola limbah untuk melindungi keberlangsungan fungsi ekogis. 5. Optimalisasi pemanfaatan ruang terbangun. B. Strategi Konsep Ekologi Pada Perancangan 1. Perencanaan ruang terbuka pada tapak. Penerapan konsep ekologis untuk ruang terbuka pada tapak menggunakan material-material lantai yang mengurangi refleksifitas cahaya matahari pada siang hari kemudian mengurangi efek silau pada tapak, sehingga walaupun pada siang hari suasana ruang terbuka pada tapak akan terasa nyaman. Gambar.1: Penerapan Konsep Ekologis pada Tapak 2. Perencanaan fasilitas pendukung seperti bangunan Pusat Informasi Wisata Danau Tempe dan bangunan Sanggar Belajar semuanya menggunakan bahan material yang ramah lingkungan dan bentuk-bentuk dari arsitektur local daerah bugis. 3. Perencanaan pedestrian baik sepanjang tepian Sungai Cenranae maupun yang tidak termasuk sisi tepian Sungai. Gambar.2: Konsep Jalur Pejalan Kaki pada Tepian Sungai Halaman 3

Gambar. 1: Konsep Pejalan Kaki di Luar Tepian Sungai 4. Penggunaan saluran biopori pada tapak sebagai resapan air hujan pada tapak dan mengurangi resiko banjir pada tapak. A. Lokasi Perancangan HASIL PERANCANGAN Gambar.4: Lokasi Perancangan Sumber: Google Earth Dimodifikasi, 2015 Lokasi perencanaan berada di pusat kota Sengkang yakni di jalan sungai Cenranae kota Sengkang kabupaten Wajo. Masyarakat setempat menamai kawasan ini sebagai kawasan Padduppa, istilah tersebut diambil karena pada kawasan ini merupakan pertemuan antara dua arus sungai, yaitu sungai Walanae dari kabupaten Bone dan sungai Cenranae dari kabupaten Sidrap. Kata Padduppa di ambil dari dasar kata dalam bahasa setempat (bugis) yaitu siduppa yang berarti bertemu. Sungai Cenranae merupakan Sungai yang memiliki lebar paling luas di Kabupaten Wajo yakni mencapai 115 meter dan kedalaman 7 meter. Sungai Cenrana melintas ditengah pusat Halaman 4

perkotaan Kota Sengkang, yaitu di Kawasan Padduppa. Adapun lingkup batasan lokasi site kawasan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara :berbatasan dengan Jalan Hj. Andi Ninong dan jalan Jendral Sudirman Sebelah Timur :berbatasan dengan Sungai Walanae Sebelah Selatan :berbatasan dengan Jalan Sungai Bilah Sebelah Barat :berbatasan dengan Jalan Sungai Walanae B. Tata Massa Penataan massa pada perencanaan perancangan tepian sungai cenranae ini menggunakan penataan massa secara linier atau satu arah mengikuti garis tepian sungai Cenranae dan penerapan masing-masing pada kedua sisi tepian Sungai. Pembagian massa didasarkan pada pola penzoningan kawasan. Gambar.5: Pola Linier pada Penataan Massa Gambar.6: Aplikasi Penataan Massa Halaman 5

C. Sirkulasi Sirkulasi manusia dan kendaraan disesuaikan dengan bentuk tapak yang melengkung. Gambar.7: Sirkulasi Manusia dan Kendaraan Gambar.8: Parkir Sumber: Hasil Desain, 2015 Gambar.9: Jalur Pejalan Kaki Sumber: Hasil Desain, 2015 D. Ruang Terbuka Penataan ruang terbuka pada perencanaan tepian sungai Cenranae mengedepankan aspek kenyamanan dalam tatanan fungsi ekologis. Halaman 6

Gambar.10: Perletakan Ruang Terbuka Gambar. 2: Ruang Terbuka Sumber: Hasil Desain, 2015 E. Penanda Penanda pada perancangan tepian Sungai Cenranae ini semua fasad penanda diadopsi dari motif kain sutera corak ombak (bombang) agar penanda pada kawasan dapat juga menjadi landmark pada kawasan. Halaman 7

Gambar.12: penanda F. Site Plan Gambar.13: Site Plan G. Tampak Kawasan Gambar.14: Tampak Kawasan Area Main Gate Gambar.15: Tampak Kawasan Areea Plaza Halaman 8

DAFTAR PUSTAKA Arief dkk, 2013, Pengembangan Kawasan Sungai Tallo : Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Kota Makassar, Temu Ilmiah IPLBI 2013, Makassar, Sulawesi Selatan. BAPPEDA Kabupaten Wajo. 2013. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Permukiman Tepian Sungai Walennae Kabupaten Wajo Tahun 2013. Budiharjo dan Sujarto, 2009, Kota Berkelanjutan, Penerbit : P.T. Alumni, Bandung Chairunnissa, 2007, Skripsi : Perencanaan Sungai Jingga Waterfront, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Esti Poedjioetami, Penataan Ulang Bantaran Kawasan Sungai dengan Menghadirkan Sentra Ekonomi dan Rekreasi Kota, Jurnal Rekayasa Perencanaan Vol. 4 Juni 2008, Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Hadi dkk, 2005, Manajemen Kota Perspektif Spasial, Penerbit : Pustaka Belajar, Yogjakarta. Hamid Shirvani (1985) Bahan Kuliah Metode dan Teknik Rancang Kota, Teknik Arsitektur, Universitas Islam Negeri Makassar. Heinz Frick dkk, 2011, Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis, Penerbit : Kanisius, Institut Teknologi Bandung, Yogjakarta. Heinz Frick, 1996, Arsitektur dan Lingkungan, Penerbit : Kanisius, Soegijapratama University Press, Semarang. Hesti Mulyandari, 2011, Pengantar Arsitektur Kota, Penerbit : ANDI, Yogjakarta. I Wayan Suweda, Jurnal Imiah Teknik Sipil : Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan Berdaya Saing dan Berotonomi, Vol. 15, No. 2, Juli 2011, Fakultas Teknik, Universitas Udyana, Denpasar. Isfa Sastrawati, 2003, Prinsip Perancangan Kawasan Tepi Air, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Penerbit : Institut Teknologi Bandung, Bandung. Muhammad Ilyas, 2011, Skripsi: Perancangan Kawasan Puja Sera Riverfront di Palampang Kabupaten Pangkep, Universitas Islam Negeri Alauddin, Samata-GOWA. Neufert. Ernst, 2002, Data Arsitek Jilid 33 Edisi ke-2, Penerbit : PT. Gelora Angkasa Pratama, Jakarta. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Pengasaan Sungai dan bekas Sungai. Peraturan Daerah Kabupaten Wajo tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupatten Wajo Tahun 2012-2032. Halaman 9