BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TEORI PENUNJANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usahanya. Fungsi perbankan dalam sistem perekonomian adalah sebagai lembaga

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya Indonesia. Peran yang dijalani oleh Bank tidak terlepas dari fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan dua penelitian sebelumnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa peraturan yang ditetapkan institusi berwenang yaitu penilian tingkat kesehatan bank serta peraturan lainnya yang bertujuan agar perbankan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, ternyata tidak selalu searah. Penelitian kredit perbankan di Indonesia menunjukkan bahwa respon penawaran kredit bankbank di Indonesia positif terhadap spread suku bunga, kekuatan market share, total kredit bank pesaing, sumber dana (DPK) dan negatif terhadap efisiensi usaha (BOPO) dan CAR. NPL tidak dijadikan bank sebagai dasar penawaran kredit. Dengan demikian bank belum berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Penelitian hubungan antara tingkat kesehatan bank terhadap penyaluran kredit di USA menunjukkan bahwa pada masa terjadi pelemahan kredit (kredit crunch,1985-1993) di Amerika Serikat (regulasi perbankan diperketat), peningkatan peringkat komposit CAMEL membawa dampak negatif terhadap penyaluran kredit khususnya pada kredit komersial, industri dan kredit real estate, namun tidak terjadi pada kredit komsumsi. Pada masa pemulihan ekonomi (1994 2004) dan tidak terdapat kaitan antara peringkat komposit CAMEL bank terhadap penyaluran kredit. Peningkatan peringkat komposit ternyata membawa dampak negatif terhadap penyaluran kredit pada masa kredit crunch (1985-1993) dan tidak terdapat kaitan antara peringkat komposit bank terhadap penyaluran kredit pada masa pemulihan ekonomi (1994 2004). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sumber model yang digunakan adalah model yang digunakan diperoleh dari Timothy J. Curry, Gary S. Fissel, Carlos D Ramirez (FDIC, Centre For Financial Research, working paper No. 2006-12, the effect of bank supervision on loan growth). Persamaan model menggunakan lag dependent variabel karena dampak 25

26 penilaian tingkat kesehatan bank tidak secara langsung mempengaruhi kredit. 3.2. Perumusan Model Persamaan Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan oleh Timothy J. Curry, Gary S. Fissel, Carlos D Ramirez untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap penyaluran kredit telah diuraikan pada BAB 2 pada persamaan (2.1) berikut: I = α + β1 I + θ CAMEL+ γ Control + ε Pada persamaan tersebut, CAMEL merupakan peringkat komposit berdasarkan hasil pemeriksaan dan Control merupakan peringkat score bank yang dikeluarkan instansi berwenang di USA dan PDB. Mengingat bahwa data peringkat komposit atau CAMEL serta peringkat score bank tidak dapat diperoleh, maka dilakukan penyesuaian model sesuai perolehan data. Data dalam pelitian ini terbatas hanya pada Laporan Publikasi Bank dan pada sisi lain pengelompokan bank dilakukan berdasarkan kepemilikan bank. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penyesuaian model sebagai berikut: - Peringkat yang digunakan bukan peringkat komposit, melainkan peringkat faktor-faktor CAMEL tanpa unsur manajemen. Faktor-faktor yang digunakan adalah faktor Kecukupan Permodalan, Kualitas Aset, Rentabilitas dan Likuiditas. Hal ini dilakukan karena dari laporan publikasi bank tidak dapat dilakukan evaluasi faktor manajemen. Peringkat faktor management hanya diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan atau laporan bank yang disampaikan langsung kepada Bank Indonesia. - Control yang digunakan hanya pendapatan (GDP). Dalam hal ini peringkat score yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang tidak digunakan karena data indeks score bank umum di Indonesia tidak diperoleh - Untuk mengetahui karakteristik penyaluran kredit pada masing-masing kelompok bank digunakan metode Fixed Effect. Hal ini dilakukan karena

27 penelitian dilakukan berdasarkan kepemilikan bank (BPD, BUSN Devisa, BUSN Non Devisa, Bank Campuran dan Bank Asing). - Mengingat bahwa pengaruh pengawasan bank terhadap penyaluran kredit belum tentu berdampak seketika atau memerlukan proses waktu, maka diperlukan variabel lag atau variabel kelambanan waktu. Berdasarkan hal tersebut maka persamaan model menjadi: K = α + β1 K + β2 CA+ β3 KA+ β4 E+ β5 L+ β6 PDB + ε...(3.1) Dengan penjelasan: K = Perubahan Kredit β1 = Koefisien pengaruh kelambanan (lag) β2 = Koefisien perubahan Permodalan bank C = Perubahan rata-rata tertimbang penilaian permodalan bank β3 = Koefisien perubahan Kualitas Aset bank KA = Perubahan rata-rata tertimbang penilaian Kualitas Aset bank β4 = Koefisien perubahan rentabilitas bank E = Perubahan rata-rata tertimbang penilaian Rentabilitas bank β5 = Koefisien perubahan Likuiditas bank L = Perubahan rata-rata tertimbang penilaian Likuiditas bank β6 = Koefisien perubahan PDB PDB = Perubahan Pendapatan Domestik Bruto ε = Faktor gangguan 3.3 Jenis, Sumber, Pengumpulan Data dan Pengolahan data 1) Jenis Data Data yang digunakan merupakan data sekunder bank dengan aset berskala menengah (Rp 1 trilyun s.d Rp 10 Trilyun). Periode data adalah 2005 s.d tahun 2008 karena sistem penilaian tingkat kesehatan bank (CAMELS Rating) baru diterapkan pada pertengahan tahun 2004. 2) Sumber Data Data tentang faktor-faktor tingkat kesehatan bank-bank dengan aset berskala menengah diolah dari Laporan Publikasi Bank pada Web Site Bank Indonesia, Laporan Publikasi Bank pada media (surat khabar), Indonesian stock exchange, Bank Indonesia (Direktori Perbankan Indonesia), Indonesian Banking Indicator & Financial Performance Rating (31 Desember 1994 30 Juni 2009), PT. Ekofin Konsulindo Banking & Financial Consultant.

28 Sejak tahun 2005 s.d 2008, terdapat 32 bank dengan aset berskala menengah (Rp 1 trilyun Rupiah s.d 10 trilyun Rupiah) yang terdiri dari 13 Bank Pembangunan Daerah (Bali, DIY, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Barat dan BPD Sumatera Selatan), 8 (delapan) BUSN Devisa (Agro, Bumi Arta, Bumi Putera, Kesawan, Maspion Indonesia, Mayapada, Mestika dan Bank Nusantara Parahyangan), 4 (empat) BUSN Non Devisa (Eksekutif Internasional, Harda Internasional, Jasa Jakarta dan Bank Victoria Internasional), 5 (lima) Bank Campuran (BNP Paribas, China Trust, Korea Exchange Bank, OCBC Indonesia dan Bank Woori Indonesia) dan 2 (dua) Bank Asing (Bangkok Bank dan JP Morgan Chase Bank). 3) Pengolahan data dilakukan dengan program Eviews dan menggunakan data panel dengan metode Fixed Effect. 3.4. Definisi, Operasional dan Pengukuran Variabel 1) Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan adalah faktor Permodalan bank (CA), Kualitas Aset (KA), Rentabilitas (E) dan Likuiditas (L). a. Permodalan ( CA ) Nilai kesehatan Permodalan merupakan rata-rata akumulasi nilai atau peringkat kesehatan komponen kecukupan pemenuhan modal minimum (KPMM), komposisi permodalan dan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dibandingkan dengan Modal Bank. Komponen KPMM terhadap ketentuan yang berlaku mengindikasikan kecukupan modal menutupi potensi kerugian. (M. Inti + M. Pelengkap + M. Tambahan ) - Penyertaan ATM Risiko + (12.5 x Beban Modal Untuk Risiko Pasar)

29 Kriteria peringkat dan nilai komponen adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Peringkat dan Nilai KPMM 1 15 KPMM > 12% 2 12 9%< rasio KPMM < 12%; 3 9 8% rasio KPMM 9%; 4 6 6% < rasiokpmm < 8% 5 3 KPMM < 6% Komponen Komposisi Permodalan mengindikasikan kemampuan real capital bank untuk menyerap potensi kerugian. Semakin besar rasio maka real capital semakin baik.. Modal Inti. Modal Pelengkap + Modal Pelengkap Tambahan Kriteria peringkat komponen ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Peringkat dan Nilai Komposisi Permodalan 1 15 Tier 1 > 150% (Tier 2 + Tier 3) 2 12 125% (Tier 2 + Tier 3) < Tier 1 150% (Tier 2 + Tier3) 3 9 100% (Tier 2 + Tier 3) < Tier 1 125% (Tier 2 + Tier3) 4 6 75% (Tier 2+Tier 3) < Tier 1 < 100% (Tier 2 + Tier 3) 5 3 Tier 1 < 75% (Tier 2 + Tier 3) Komponen Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dibandingkan dengan Modal Bank mengindikasikan kecukupan modal Bank dalam menutupi kerugian akibat dari memburuknya penanaman dana bank pada aktiva produktif.

30 Aktiva Produktip Yang Diklasifikasikan Modal Bank Kriteria Peringkat dan nilai adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Peringkat dan Nilai APYD Terhadap Modal Bank 1 10 APYD < 5% 2 8 5% < Rasio < 20% 3 6 20% < Rasio <50% 4 4 50% < Rasio < 100% 5 2 APYD > 100%. Secara umum penilaian faktor Permodalan bertujuan mengevaluasi kecukupan modal Bank dalam menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. Semakin besar rasio mengindikasikan Bank semakin solvable dan diharapkan kredit akan meningkat. Untuk memperoleh nilai/peringkat komponen tersebut Pengolahan data dilakukan berdasarkan data triwulanan dengan cara: - Menetapkan peringkat dan nilai kesehatan masing-masing komponen faktor Permodalan - Melakukan perkalian antara nilai dengan aset masing-masing bank dan menghitung rata-rata nilai berdasarkan kelompok bank. - Melakukan konversi nilai rata-rata tersebut menjadi nilai logaritma. Selanjutnya menghitung perubahan nilai tersebut antar triwulan untuk dimasukkan kedalam persamaan matematika (model yang telah ditetapkan)

31 b. Kualitas Aset (KA) Nilai kesehatan Kualitas Aset merupakan rata-rata akumulasi nilai atau peringkat kesehatan komponen Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan total Aktiva Produktif, Perkembangan Aktiva Produktif bermasalah/non Performing Aset dibandingkan dengan Aktiva Produktif dan Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Komponen Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif mengindikasikan tingkat permasalahan aktiva produktif. Semakin besar rasio berarti Kualitas Aktiva Produktif dan kinerja manajemen resiko kredit yang semakin memburuk. Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Aktiva Produktif Tabel 3.4 Peringkat dan Nilai APYD Terhadap Aktiva Produktip 1 15 Rasio < 0,5% 2 12 0,5% < Rasio < 3% 3 9 3% sampai dengan 6% 4 6 6% Rasio < 12%; 5 3 Rasio > 12%. Komponen Perkembangan Aktiva Produktif bermasalah/non Performing Asset dibandingkan dengan Aktiva Produktif mengindikasikan perkembangan kinerja aktiva produktif bermasalah. Semakin besar rasio mengindikasikan kinerja/kualitas aktiva produktif yang semakin memburuk. Aktiva Produktif Bermasalah Aktiva Produktif

32 Tabel 3.5 Peringkat dan Nilai APB Terhadap Aktiva Produktip 1 10 Rasio < 2% 2 8 2% < Rasio < 5% 3 6 5% sampai dengan 8% 4 4 8% < Rasio < 12% 5 2 Rasio > 12% Komponen Kecukupan Pembentukan PPAP mengindikasikan kemampuan PPAP yang telah dibentuk menutup kemungkinan kerugian akibat aktiva produktif non lancar. Semakin kecil rasio mencerminkan rendahnya kemampuan Bank menutup kemungkinan kerugian aktiva produktif non lancar. PPAP yang telah dibentuk PPAP yang wajib dibentuk Tabel 3.6 Peringkat dan Nilai PPAP Yang Dibentuk Terhadap PPAP Wajib 1 10 Rasio > 110%; 2 8 105% < Rasio < 110% 3 6 100% < Rasio < 105% 4 4 70% < Rasio < 100% 5 2 Rasio < 70% Secara umum penilaian faktor Kualitas Aset adalah untuk mengevaluasi kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit.

33 Pengolahan data dilakukan berdasarkan data triwulanan dengan cara: - Menetapkan peringkat dan nilai kesehatan masing-masing komponen faktor Kualitas Aset - Melakukan perkalian antara nilai dengan aset masing-masing bank dan menghitung rata-rata nilai berdasarkan kelompok bank. - Melakukan konversi nilai rata-rata tersebut menjadi nilai logaritma. Selanjutnya menghitung perubahan nilai tersebut antar triwulan untuk dimasukkan kedalam persamaan matematika (model yang telah ditetapkan) c. Rentabilitas (E) Nilai kesehatan Rentabilitas merupakan rata-rata akumulasi nilai atau peringkat kesehatan komponen Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). Komponen Return on Asset (ROA) mengindikasikan kemampuan manajemen menghasilkan laba atas seluruh aktivitasnya. Semakin kecil rasio berarti Bank kurang baik mengelola aktiva untuk memperolah laba. Tabel 3.7 Peringkat dan Nilai ROA 1 15 ROA > 1,5% 2 12 1,25% < ROA 1,5% 3 9 0,5% sampai dengan 1,25% 4 6 0,0% < ROA 0,5%; 5 3 ROA 0,0% Sumber : SE BI No 6/73/INTERN tanggal 24 Desember 2004 perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS RATINGS) Formula yang digunakan untuk ROA adalah: Laba sebelum pajak Rata-rata total aset

34 Komponen Return on Equity (ROE) mengindikasikan besarnya laba yang dihasilkan dari penggunaan modal Bank. Semakin besar rasio ini memberi arti bahwa kemampuan, modal menghasilkan laba semakin baik. Laba setelah pajak Rata-rata modal inti Tabel 3.8 Peringkat dan Nilai ROE 1 15 ROE > 15% 2 12 12,5% < ROE 15% 3 9 5% sampai dengan 12,5% 4 6 0,0% < ROE 0,5% 5 3 (ROE negatif) atau ROE 0,0% Komponen Net Interest Margin (NIM) mengindikasikan kemampuan pendapatan bunga menutupi beban bunga, pembentukan cadangan sekaligus return terhadap rata-rata total aset. Tabel 3.9 Peringkat dan Nilai NIM 1 10 NIM > 3% 2 8 2% < NIM 3% 3 6 1,5% sampai dengan 2% 4 4 1% < NIM 1,5% 5 2 NIM 1% Formula yang digunakan untuk NIM adalah: Pendapatan bunga bersih Rata-rata aktiva produktif

35 Komponen Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) mengindikasikan kemampuan pendapatan operasional untuk menutup biaya operasional. Peningkatakan rasio mencerminkan bank kurang efisien. Total beban operasional Total pendapatan Tabel 3.10 Peringkat dan Nilai BOPO 1 10 BOPO 90% 2 8 94% sampai dengan 96% 3 6 90% < BOPO 94% 4 4 96% < BOPO 100% 5 2 BOPO > 100% Secara umum penilaian faktor Rentabilitas digunakan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasional dan permodalan. Semakin baik peringkat rentabilitas, diharapkan penyaluran kredit juga akan mengalami peningkatan, demikian pula sebaliknya. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data triwulanan dengan cara: - Menetapkan peringkat dan nilai kesehatan masing-masing komponen faktor Rentabilitas - Melakukan perkalian antara nilai dengan aset masing-masing bank dan menghitung rata-rata nilai berdasarkan kelompok bank. - Melakukan konversi nilai rata-rata tersebut menjadi nilai logaritma. Selanjutnya menghitung perubahan nilai tersebut

36 antar triwulan untuk dimasukkan kedalam persamaan matematika (model yang telah ditetapkan). d. Likuiditas (L) Nilai kesehatan Likuiditas merupakan rata-rata akumulasi nilai atau peringkat kesehatan komponen Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan, 1- Month Maturity Mismatch Ratio dan Loan to Deposits Ratio (LDR). Komponen Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan mengindikasikan posisi gap (maturity mismatch) yang terkait dengan kewajiban yang bersifat sangat segera. Semakin kecil rasio, maka semakin kurang baik kondisi likuiditas bank. Aktiva Likuid < 1 bulan Pasiva Likuid < 1 bulan Tabel 3.11 Peringkat dan Nilai Aktiva Likuid Terhadap Pasiva Likuid (kurang 1 bulan) 1 15 Rasio > 25% 2 12 20% < Rasio 25% 3 9 1 5% < Rasio 20% 4 6 10% Rasio 15% 5 3 Rasio 10% Komponen 1-Month Maturity Mismatch Ratio mengindikasikan besaran posisi gap terhadap pasiva, semakin kecil gap maka likuiditas semakin baik. Selisih Aktiva pasiva yang akan jatuh tempo 1 bl Pasiva yang akan jatuh tempo 1 bl

37 Tabel 3.12 Peringkat dan Nilai Selisih Aktiva Pasiva Terhadap Pasiva Jatuh Tempo 1 15 Rasio 10% 2 12 10% < Rasio 20% 3 9 20% < Rasio 25% 4 6 25% < Rasio 30% 5 3 Rasio > 30% Komponen Loan to Deposits Ratio (LDR) mengindikasikan besarnya portopolio kredit yang bersumber dari dana pihak ketiga.. Kredit. Dana Pihak Ketiga Tabel 3.13 Peringkat dan Nilai LDR 1 10 50 < Rasio 75% 2 8 75% < Rasio 85% 3 6 85% <Rasio< 100% atau Rasio 50% 4 4 100% < Rasio 120% 5 2 Rasio > 120% Secara umum penilaian faktor Likuiditas bertujuan mengetahui kondisi dan kemampuan bank memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data triwulanan dengan cara:

38 - Menetapkan peringkat dan nilai kesehatan masing-masing komponen faktor likuiditas - Melakukan perkalian antara nilai dengan aset masing-masing bank dan menghitung rata-rata nilai berdasarkan kelompok bank. - Melakukan konversi nilai rata-rata tersebut menjadi nilai logaritma. Selanjutnya menghitung perubahan nilai tersebut antar triwulan untuk dimasukkan kedalam persamaan matematika (model yang telah ditetapkan) e. Produk Domestik Bruto Mencerminkan kondisi perekonomian/tingkat pendapatan nasional di Indonesia. Untuk memperoleh perubahan nilai PDB dilakukan konversi dalam nilai logaritma dan selanjutnya dihitung perubahan nilai antar triwulan tersebut. 2) Variabel Terikat Variabel terikat yang digunakan adalah besarnya penyaluran kredit bank. Besarnya kredit yang disalurkan merupakan seluruh kredit tanpa membedakan atas jenis/fungsi kredit. Setelah diperoleh besarnya nilai kredit masing-masing bank, dilakukan konversi menjadi nilai logaritma dan selanjutnya dilakukan penghitungan perubahan nilai antar triwulan untuk digunakan dalam model.