Oleh: Hafidz Abdurrahman

dokumen-dokumen yang mirip
Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

Demikian pula keterangan asy-syaikh Ibnu Baz (Majmu Fatawa Ibnu Baz 13/20).

Keistimewaan Hari Jumat

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Shalat Witir, Tarawih dan 'Ied

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Bukti Cinta Kepada Nabi

Khutbah Jum'at. Sebelum Ramadhan Pergi. Bersama Dakwah 1

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

: :

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Salat Sunah Berjamaah Dan Munfarid

Sifat Surga dan Penghuninya

Agar Nabi Muhammad Mencintai Kita

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Tuntunan Hari Raya Idul Fitri Sesuai Pemahaman Muhammadiyah

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Berkawan dengan Orang Shalih

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Umur Untuk Amal Shaleh

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Tafsir Surat Al-Kautsar

Mari Shalat Subuh Berjamaah di Masjid

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mari Bershalawat Rabu, 07 April 04

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

SHALAT-SHALAT SUNNAH (Ustzh. Dian, S.Ag, M.Ag, Dosen STAI Bina Madani, Tangerang)

Mendulang Sunnah Nabi Pada Hari Raya 'Iedul Fitri

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

LAMPIRAN TERJEMAH. NO HAL BAB TERJEMAH 1 2 I Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci. (HR. Muslim)

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

BAB XIII SALAT JAMAK DAN QASAR

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

3 Wasiat Agung Rasulullah

Para wanita di bulan ramadhan

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Jangan Kau Tunda Apalagi Sampai Kau Tinggalkan Shalat


TENTANG MA MUM MASBUQ

Menggemarkan Shalat Sunnah Rawatib

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian). (Al-Hijr : 99)

Shalat Jum'at. Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan


UNTUK KALANGAN SENDIRI

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Bagaimana Setelah Ramadhan?

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

Dunia Yang Membuat Lupa Mati

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

Shalat Jumat ????????????????????????????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Renungan Pergantian Tahun

Munakahat ZULKIFLI, MA

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Merasakan Manisnya Keimanan

1. Kewajiban mandi Jumaat atas setiap lelaki dewasa dan keterangan tentang beberapa hal yang dianjurkan

Menyambut Idul Adh-ha

SHOLAT WITIR (Bagian Tiga : Macam-Macam Sholat Sunnah)

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

Transkripsi:

Oleh: Hafidz Abdurrahman Membayangkan bagaimana kebijakan Khilafah terhadap perayaan Idul Fitri dan Idul Adhha, tentu tidak bisa dilepaskan dari sunnah baginda Nabi Muhammad saw. Karena Khilafah ini adalah Khilafah ala Minhaj an-nubuwwah, bukan Khilafah yang lain. Karena itu, bagaimana Rasulullah saw. merayaan Idul Fitri menarik untuk dikaji terlebih dahulu. Dari sana, kita bisa menarik kesimpulan, seperti apa kira-kira kebijakan Khilafah dalam merayakan Idul Fitri dan Idul Addha itu. Sunnah Nabi Ketika matahari tenggelam di malam Idul Fitri, Rasul SAW mulai mengumandangkan takbir, untuk melaksanakan perintah Allah SWT: Sempurnakanlah bilangan (bulan) itu, serta agungkanlah asma Allah sesuai dengan apa yang Dia tunjukkan kepada kalian agar kalian bisa bersyukur (kepada-nya). (Q.s. al-baqarah [02]: 185). Dalam kitab as-sunan al-kubra, karya al-baihaqi, dituturkan bahwa takbir yang dikumandangkan Nabi itu berbunyi, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Lailaha Ill-Llahu wal-lahu akbar, Allahu akbar wa li-llahi al-hamd. Takbir ini dikumandangkan dengan suara keras hingga esok harinya, ketika imam berdiri untuk shalat Idul Fitri. Di pagi hari, sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri, Nabi saw. mandi sunnah, sebagaimana tatacara mandi junub, untuk membersihkan seluruh tubuh baginda saw. Baginda pun memakai pengharum untuk mengharumkan tubuh mulianya. Setelah itu, baginda pun mengenakan baju yang paling bagus, berdandan dan mengoleskan minyak wangi ke pakaian baginda sehingga yang tercium adalah bau harum. Menurut Ibn Qayyim al-jauziyyah, baginda saw mempunyai baju khusus yang baginda kenakan di hari raya dan hari Jumat. Setelah itu, Nabi pun sarapan pagi terlebih dahulu, baru setelah itu keluar menuju tempat shalat 1 / 5

Idul Fitri. Anas bin Malik radhiya-llahu anhu menuturkan, bahwa yang dimakan baginda saw. sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri adalah beberapa butir kurma. Baginda pun memakannya dalam hitungan ganjil Bukhari). Satu butir, tiga, lima, tujuh atau hitungan ganjil lainnya.. Sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri, baginda memerintahkan dikeluarkan zakat Fitrah. Setelah itu, Nabi berangkat ke tempat shalat Idul Fitri, dengan berjalan kaki sembari membaca takbir, tahlil dan tahmid untuk mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, yang baginda baca dengan suara keras sepanjang perjalanan dari rumah baginda hingga ke tempat shalat Id. Tempat yang biasa digunakan oleh Nabi saw. untuk mengerjakan shalat Id itu berada di luar masjid Nabawi, letaknya kira-kira 200 m dari B abus Salam, Masjid Nabawi, di Madinah. Kini di tempat itu, didirikan bangunan masjid, yang diberi nama Masjid Ghamamah. Baginda pernah mengirim surat kepada Amru bin Hazm agar mengakhirkan pelaksanaan shalat Idul Fitri dan menyegerakan pelaksanaan shalat Idul Adha. Ini untuk memberi kesempatan kepada kaum Muslim yang hendak mengeluarkan zakat fitrah agar bisa menunaikannya sebelum imam memulai shalatnya (Ibn Qudamah, al-mughni, 412). Baginda saw. pun memerintahkan anak-anak perempuan, istri-istri baginda dan wanita kaum Muslim untuk keluar ke tempat shalat Idul Fitri. Dalam riwayat lain, Ummu Athiyyah menuturkan, Kami diperintahkan oleh Nabi untuk mengeluarkan para perempuan dewasa, termasuk wanita-wanita yang sedang haid untuk menyaksikan kebaikan dan seruan kaum Muslim. Khusus bagi wanita yang sedang haid, dijauhkan dari tempat shalat. Muttafaq alaih) Begitu tiba di tempat shalat, Nabi memulai prosesi shalat Idul Fitri dengan shalat dua rakaat, sebelum khutbah Bukhari-Muslim). Shalat dua rakaat itu tanpa adzan dan iqamat. Shalat ini dimulai dengan takbiratul al-ihram, dilanjutkan dengan takbir sebanyak tujuh kali. Setelah itu, baginda saw. melanjutkan dengan membaca al-fatihah dan surat al-a la, dengan suara keras. 2 / 5

r. Muslim dari an-nu man bin Basyir), atau al-fatihah dengan surat Qaf Muslim dari al-laitsi). Pada rakaat kedua, sebelum membaca al-fatihah, baginda melakukan takbir sebanyak lima kali. Setelah itu, baru membaca al-fatihah dan surat al-ghasyiyah, atau Iqtarabati as-sa ah. Semuanya dilakukan dengan bacaan keras ( jahr ). Usai melaksanakan shalat, baginda saw. berdiri di hadapan jamaah, berhadap-hadapan dengan mereka, untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri. Kepada baginda diserahkan tombak atau tongkat. Baginda saw. pun bersandar kepadanya Ahmad dan at-thabrani). Setelah membaca hamdalah, beliau memerintahkan takwa kepada Allah dan menaati-nya, serta menyerukan amar makruf dan nahi munkar. Setelah usai menyampaikan khutbah di hadapan kaum pria, baginda pergi ke tempat shalat kaum wanita, serta menyampaikan khutbah yang sama kepada mereka Muslim, Ahmad, at-thabrani, an-nasai dan Abu Dawud). Abu Hurairah menuturkan, bahwa pernah suatu ketika hujan turun di saat Id, maka Nabi saw. shalat bersama para sahabat dan kaum Muslim di masjid al-hakim dan disetujui oleh ad-dzahabi). Setelah selesai khutbah, sebagai imam dan kepala negara, baginda saw. berdiri di tengah-tengah tempat shalat, dalam riwayat lain, baginda berdiri di pasar yang letaknya tidak jauh dari masjid Nabawi dan masjid Ghamamah. Baginda melihat jamaah yang tengah berjalan meninggalkan tempat shalat. Untuk beberapa saat baginda berdiri di sana, setelah itu baru beliau saw. meninggalkan tempat Ahmad dan at-thabrani). Nabi saw. kembali ke rumah dengan berjalan kaki, melintasi jalan yang berbeda dengan jalan yang baginda lalui saat berangkat Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibn Majah, al-hakim dan al-baihaqi). Sesampai di rumah, beliau 3 / 5

shalat dua rakaat Huzaimah dan Ibn Majah). Ibn Dalam riwayat Ahmad, dengan isnad yang jayyid, dituturkan, bahwa telah menjadi kebiasaan para sahabat Rasulullah saw. jika mereka bertemu satu dengan yang lain di hari raya, mereka saling mendoakan seraya berkata, Taqaballa hu minna wa minkum (Semoga Allah menerima seluruh amal kami dan kalian). Ahmad). Selain itu, baginda merayakan hari raya dengan nyanyian, memukul kendang dan rebana, meniup seruling dan melakukan tarian dengan pedang. Ketika Abu Bakar masuk ke rumah baginda saw. ada dua wanita Anshar sedang menyanyi sebagaimana yang dilantunkan kaum Anshar saat Peristiwa Bu ats, meski kedua wanita itu bukan berprofesi sebagai penyanyi. Abu Bakar pun berkomentar, Apakah boleh di rumah Rasulullah ada seruling syetan? Mendengar itu, Nabi yang saat itu ada di rumah Aisyah bersabda, Wahai Abu Bakar, tiap kaum mempunyai hari raya, dan ini adalah hari raya kita. Bukhari, Muslim dan Ahmad). Kebijakan Khilafah Secara umum, sunnah Nabi saw. di atas tetap akan dipertahankan sebagai bentuk ittiba. Namun, Khilafah bisa saja menambahkan hal-hal baru yang dimubahkan di luar tatacara ritual yang telah digambarkan di atas. Khalifah, misalnya, menyampaikan pidato dan ucapan selamat Idul Fitri di malam 1 Syawal. Pidato ini bisa disampaikan oleh Khalifah, setelah istbat (penetapan) 1 Syawal dilakukan oleh Khalifah. Pidato ini untuk memberikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, disertai dengan pesan yang diperlukan terkait dengan isu mutakhir, dan doa untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia. Pidato ini disiarkan melalui seluruh jaringan televisi, baik satelit, kabel maupun internet. 4 / 5

Ditetapkannya hari raya Idul Fitri, termasuk Idul Adhha, sebagai hari libur seluruh wilayah Khilafah. Karena hari raya ini merupakan hari raya umat, bukan hari raya individu atau kelompok. Dengan begitu, seluruh rakyat, khususnya umat Islam, bisa merayakan hari raya ini dengan baik. Negara bisa saja menyelenggarakan perayaan untuk menggambarkan kegembiraan, keceriaan dan kebahagiaan yang disiarkan melalui berbagai media. Karena ini merupakan perayaan umat. Dengan catatan, tidak sampai melalaikan mereka dari mengingat Allah SWT. Melakukan kegiatan Open House, yaitu membuka Dar al-khilafah sebagai rumah rakyat. Dengan diadakan jamuan makan, khususnya untuk fuqara wa masakin. Di sana, rakyat bisa bertemu dengan Khalifah, dan seluruh pejabat negara. Bagi orang-orang Kaya yang hendak membagikan pakaian, atau bingkisan untuk orang yang membutuhkan, bisa dilakukan di sana. Tradisi ini dilakukan oleh para Khalifah di masa lalu. Semoga, ini adalah hari raya terakhir tanpa Khilafah. Semoga, hari raya esok, bisa kita rayakan di bawah naungan Khilafah Rasyidah. Amin.[] 5 / 5