BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis augmented reality untuk menunjang promosi gedung Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

Penelitian dan Pengembangan R&D

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab terdahulu dan rekomendasi bagi berbagai pihak atas temuan-temuan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. produk tertentu, dan menguji keefektifan. Orientasi dari penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) dalam penelitian ini terletak

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

= Hasil/keadaan awal kemampuan berpikir kritis kelompok middle.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 1989:266),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian dan pengembangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

44 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti menetapkan dua jenis lokasi untuk penelitian ini, lokasi pertama merupakan lokasi pengembangan produk, yaitu di SLB Bina Kasih Kota Bandung. Lokasi kedua adalah sekolah yang siswa-siswanya dilibatkan dalam uji efektivitas produk, yaitu di SLB YW Kota Bandung B. Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan siswa-siswa tunarungu dan guru pendidikan khusus bagian tunarungu di kelas rendah Sekolah Dasar Luar Biasa. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa di kelas rendah Sekolah Dasar siswa tunarungu mulai belajar untuk berkomunikasi, membaca dan menulis secara formal yang dalam pembelajarannya akan banyak melibatkan penguasaan kosakata. Selain itu, kamus tematik bergambar yang dikembangkan menjadi multimedia ini pada dasarnya memang diperuntukkan bagi anak-anak prasekolah hingga sekolah dasar yang sedang belajar kosakata. Terdapat dua kelompok siswa tunarungu yang disertakan dalam penelitian ini, kelompok pertama adalah tiga orang siswa tunarungu di SLB Bina Kasih yang dilibatkan dalam pengembangan produk pada tahap uji coba media. Kelompok kedua atau kelompok eksperimen adalah para siswa tunarungu dari SLB YW yang dilibatkan dalam uji efektivitas terbatas dari multimedia yang telah disempurnakan. C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang telah teruji validitasnya berdasarkan keilmuan dan efektivitasnya berdasarkan fungsi dan manfaatnya. Sugiyono (2008:hal. 297)

45 mengemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Van den Akker (2006; hal. 59) menjelaskan keutamaan penelitian desain atau penelitian pengembangan adalah penelitian pengembangan mengharuskan para peneliti dan praktisi untuk berkolaborasi dalam mengidentifikasi masalahmasalah pembelajaran dan mengajar yang terjadi di lapangan, menciptakan prototipe pemecahan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan yang ada, serta ujicoba dan perbaikan baik protipe maupun prinsip-prinsip rancangannya hingga memperoleh hasil yang memuaskan. Apabila digambarkan dalam Gambar, maka prinsip-prinsip penelitian Akker adalah sebagai berikut: Analisis masalahmasalah praktis oleh peneliti berkolaborasi dengan para praktisi Gambar 3.1 Desain Penelitian Pengembangan Pengembangan Solusi berdasarkan informasi dari prinsip-prinsip desain yang ada serta inovasi teknologi pengembangan menurut Van den Siklus ujicoba dan perbaikan solusi dalam praktek secara berulangulang Refleksi untuk menghasilkan "Prinsip Desain" dan meningkatkan Implementasi Solusi D. Desain Penelitian Dick dan Carey (dalam Borg dan Gall (2003: hal.571) menguraikan sepuluh langkah menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan (R & D) dalam penelitian pendidikan: 1) melakukan asesmen kebutuhan untuk menentukan tujuan 2) melakukan analisis instruksional 3) menganalisis siswa dan dan konteks 4) menentukan tujuan kinerja 5) mengembangkan instrumen asesmen

46 6) mengembangkan strategi instruksional 7) mengembangkan dan memilih materi-materi instruksional 8) mengembangkan dan mengerjakan formulasi evaluasi dari instruksi 9) Memperbaiki instruksi 10) Merancang dan melakukan kesimpulan evaluasi. Menurut Borg dan Gall (2003;hal. 570) Penelitian dan Pengembangan dalam pendidikan menuntut sumber-sumber yang substansial. Akan sulit bagi peneliti untuk memperoleh dukungan finansial dan sumber daya untuk dapat menyelesaikan sebuah proyek penelitian R & D secara utuh. Untuk itu, Borg dan Gall menyarankan akan lebih baik bagi penelitian dan pengembangan untuk proyek tesis dan desertasi dilakukan dalam skala kecil yang hanya melibatkan rancangan instruksional original yang terbatas, caranya adalah dengan menghindari penggunaan media yang mahal seperti membuat film dan sinkronisasi rekaman slide. Cara lain adalah, dengan membatasi pengembangan dengan menyederhanakan beberapa langkah pada siklus R & D. Mengikuti saran Borg dan Gall, dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya terutama pada subjek penelitian dan alokasi waktu, maka langkahlangkah penelitian ini disederhanakan menjadi beberapa langkah utama. Berikut merupakan rancangan penelitian dan pengembangan Multimedia Kamus Bergambar Tematik untuk Anak Tunarungu yang telah disederhanakan dalam bentuk Gambar sebagai berikut:

47 Gambar 3.2 Rancangan Penelitian dan Pengembangan Kamus Bergambar Tematik Untuk Anak Tunarungu

48

49 Adapun rincian pelaksanaan kegiatan penelitan dan pengembangan Media Kamus Bergambar Tematik bagi Anak Tunarungu pada setiap tahapannya akan disajikan sebagai berikut: 1. TAHAP I: Studi Pendahuluan 1) Asesmen Kebutuhan Media Belajar Kosakata Anak Tunarungu Studi pendahuluan diperlukan sebagai need of assessment atau asesmen kebutuhan media belajar kosakata anak tunarungu. Peneliti melakukan studi literatur yang berkaitan dengan pembelajaran bagi anak tunarungu dan pengembangan media belajar. Untuk mengetahui media belajar kosakata siswa tunarungu, peneliti memerlukan data-data yang berkaitan dengan kondisi ketunarunguan siswa, penguasaan kosakata siswa, dan media belajar kosakata yang selama ini digunakan di kelas. 2) Menyusun Desain dan Storyboard Media Setelah data kebutuhan media belajar kosakata anak tunarungu diperoleh, peneliti bersama tim Focus Group Discussion (FGD) mulai memetakan kebutuhan belajar kosakata, mendiskusikan saran dan solusi permasalahannya, kemudian merancang susunan materi dan bentuk medianya. Setelah itu, Peneliti mulai menyusun storyboard, guna mendapatkan gambaran tampilan media dan urutan penyajian konten. 3) Validasi Ahli. Draf rancangan dan storyboard yang telah disusun diserahkan kepada pakar pendidikan khusus bagian tunarungu dan pakar media pembelajaran untuk dinilai kesesuaian rancangan media dengan kebutuhan belajar kosakata anak tunarungu. Selain memeberikan validasi rancangan media, para ahli juga memberikan rekomendasi dan saran-saran untuk pengembangan media tahap selanjutnya. 2. TAHAP II: Pengembangan Media Pengembangan media terdiri dari tahap-tahap: 1) Pengembangan Prototipe

50 Peneliti mengembangkan media dalam skala kecil guna memperoleh gambaran tampilan dan kinerja media. Kemudian mengujicobakan prototipe secara terbatas kepada pengguna yaitu siswa tunarungu, guru, dan praktisi media. Hasil ujicoba berupa respon-respon pengguna dibahas dalam forum FGD. FGD akan memberikan saran-saran perbaikan dan rekomendasi pengembangan media secara utuh untuk tahapan pengembangan media selanjutnya. 2) Pengembangan Media Tahap I Prototipe dikembangkan menjadi media yang utuh dengan mengaplikasikan perbaikan-perbaikan dan saran pengembangan dari FGD. Setelah selesai, media diujicobakan kembali kepada pengguna kemudia dicatat respon-responnya untuk didiskusikan kembali dalam FGD. Tim FGD merekomendasi perbaikan-perbaikan untuk pengembangan media tahap berikutnya. 3) Pengembangan Media Tahap II, Pengembangan media tahap II merupakan tahap perbaikan dari media yang telah dikembangkan. Peneliti menambahkan, menghilangkan, ataupun menyederhanakan tampilan-tampilan media sesuai kebutuhan yang disarankan FGD sebelumnya. Ujicoba kembali dilakukan setelah perbaikan media selesai. Respon-respon pengguna dicatat dan didiskusikan kembali di forum FGD. Ketika FGD menilai sudah tidak terdapat permasalahan berarti baik dari segi materi, tampilan, dan kinerja media, maka FGD merekomendasikan untuk melanjutkan ke tahap pengembangan akhir atau finalisasi media. 4) Finalisasi Media Di tahap pengembangan akhir, peneliti melakukan perbaikanperbaikan untuk menyempurnakan performa media. Perbaikan-perbaikan bersifat merapihkan tampilan dan memperbaiki teknis operasional media yang dirasakan belum maksimal.

51 Secara keseluruhan Tahap Pengembangan ini melibatkan beberapa nara sumber yang terdiri dari para ahli dan praktisi antara lain: a. Tiga orang siswa tunarungu kelas 1 sampai dengan 3 SDLB b. satu orang parktisi (guru) bagian tunarungu c. satu orang praktisi pengembang multimedia. d. satu orang ahli pendidikan khusus bidang ketunarunguan e. satu orang orang ahli media pembelajaran 3. TAHAP III: Uji Efektivitas Media Uji efektivitas diperlukan guna mengetahui sejauh mana media Kamus Tematik Bergambar berpengaruh terhadap penguasaan kosakata siswa tunarungu. Uji efektifitas dilakukan kepada siswa tunarungu yang tidak terlibat dalam ujicoba media sebelumnya. Siswa-siswa ini disebut dengan Kelompok Eksperimen, sebanyak lima orang dan memiliki karakter ketunarunguan yang hampir sama dengan siswa kemlompok ujicoba media dan duduk di kelas rendah SDLB YW. Uji efektitivitas dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan kamus tematik bergambar selama 1 jam dalam satu hari, selama seminggu/enam hari. Prates dan postes diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan media, guna mengetahui perolehan kosakata siswa setelah menggunakan Kamus Tematik Bergambar. E. Definisi Operasional a. Penguasaan Kosakata Anak Tunarungu Penguasaan kosakata merupakan kemampuan seseorang dalam mengenal, memahami, mengasosiasi, mengelompokkan atau disebut reseptif dan menangkap dan menggunakan (ekspresif) sekumpulan kosakata. Proses penguasaan kosakata mencakup tiga tahapan, dari; (1) tidak mengenali, (2)

52 memperoleh, dan (3) menguasai. Anak tunarungu menguasai kata secara visual dalam memahami maupun menggunakan kata dengan isyarat. Kosakata dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok kata dasar dan jenis kata. Kosakata pada masing-masing kelompok memiliki tingkat kesulitan penguasaan kata. Pada kata dasar, kata-kata yang dekat dengan pengguna lebih mudah dikuasai, dan kata-kata dasar yang lebih luas cakupannya lebih sulit dikuasai. Pada jenis kata, kata-kata yang bersifat konkret paling mudah dikuasai seperti kata benda dan kata kerja yang dapat dipergakan, kata sifat sulit dikuasai karena bersifat abstrak dan sulit dijelaskan. b. Software Kamus Tematik Bergambar Software Kamus Bergambar Tematik adalah program komputer yang mengadaptasi fungsi dari Kamus Tematik Bergambar. Proses merubah Kamus Tematik Bergambar menjadi sebuah software atau aplikasi komputer adalah dengan menambahkan unsur-unsur multimedia seperti video, audio, grafik, dan animasi pada tampilannya dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar kosakata anak tunarungu. F. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Literatur Studi literatur dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh data berupa referensi-referensi teoritis yang dijadikan pedoman dalam penelitian pengembangan ini. Literatur yang berhubungan dengan penguasaan, pemerolehan, dan pembelajaran kosakata, ketunarunguan, kurikulum, dan pengembangan media/multimedia. Referensi-referensi tersebut diperoleh baik dari sumber cetak ataupun internet. b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru, guna mengetahui secara langsung kebutuhan belajar kosakata terutama yang berkaitan dengan multimedia. Mengetahui letak-letak permasalahan berkaitan pembelajaran dan media belajar

53 kosakata serta bentuk dan tampilan media belajar kosakata yang diharapkan oleh guru ataupun siswa. Jenis wawancara yangdilakukan peneliti adalah wawancara tidak berstruktur. Sugiyono (2008;140) menjelaskan bahwa wawancara tidak berstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan ataumalahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasiawal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menetukan secara pasti permasalahan atau variabel. c. Observasi Peneliti melakukan observasi non-partisipan atau peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diamati, namun lebih berperan sebagai pengamat independen. Catatan-catatan yang diperoleh selama kegiatan observasi merupakan data pendukung dalam menganilisis temuan penelitian. Kegiatan observasi menitik beratkan pada aspek-aspek evaluasi dalam pengembangan media sebagaimana dikemukakan oleh Reddi dan Mishra (2003), antara lain mengenai efektivitas pembelajaran, unsur hiburan, teknologi ramah pengguna (user friendly technology), dan desain tampilan. Rincian poin-poin yang diamati dari masing-masing aspek terdapat pada instrumen observasi (terlampir). d. Tes Di tahap pendahuluan, peneliti melakukan asesemen untuk memperoleh data kondisi awal penguasaan kosakata siswa. Peneliti memberikan jenis tes menjodohkan gambar dan kinerja untuk mengetahui kemampuan kosakata reseptif dan ekspresif siswa. Data terakhir diperoleh dari hasil pra dan pasca tes. Data berupa skor perolehan penguasaan kosakata sebelum dan sesudah menggunakan media Kamus Tematik Bergambar. Dari hasil tes dapat diketahui berhasil atau tidaknya Multimedia Kamus Bergambar Tematik dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan

54 kosakata anak tunarungu adalah tes menjodohkan video bahasa isyarat dengan gambar yang mewakili kata yang diuji. Materi yang di tes kan tergantung pada konten yang dikembangkan dalam penelitian. G. Analisis Data Terdapat dua jenis data yang diperoleh sepanjang proses penelitian pengembangan ini, sehingga peneliti perlu melakukan analisis baik secara kualitatif dan kuantitatif. Pada jenis data kualitatif, analisis dilakukan secara deskriptif guna menjawab pertanyaan penelitian. Data-data yang diperoleh disusun dan dirumuskan, dan dipaparkan secara sistematis berdasarkan unsurunsur yang terdapat dalam penyusunan kamus, pengembangan multimedia, dan penguasaan kosakata bagi anak tunarungu menjadi sebuah desain software kamus bergambar tematik. Untuk data kuantitatif yang diperoleh uji efektivitas media, analisis data yang diaplikasikan adalah Single Group pretest-posttest design. Dikarenakan jumlah siswa tunarungu di kelas rendah yang di jadikan sampel untuk ujicoba ini terbatas, sehingga peneliti menggunakan sampel purposif, yaitu dengan memperlakukan siswa tunarungu yang ada. Penksoran serta kriteria keberhasilan dari implementasi media terhadap penguasaan kosakata siswa tunarungu, diperoleh dari formulasi sebagai berikut: Dengan: <g> = gain ternormalisasi Tf = Skor pascates Ti = Skor pretes SI = Skor ideal (Skor Maksimum)

55 Tinggi rendahnya efektifitas pembelajaran berdasarkan skor perolehan (gain) dapat dilihat dari kriteria berikut: Tabel 3.1 Kriteria efektifitas pembelajaran (Hake, 1998) Rata-rata skor gain ternormalisasi Efektivitas 0,00<(<g>) 0,30 Rendah 0,30<(<g>) 0,70 Sedang 0,70<(<g>) 1,30 Tinggi