HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan. Demikian halnya dengan

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Umi Sa adah, Asih Setyorini

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Oleh : Suyanti ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU MEMANDIKAN BAYINYA DI PUSKESMAS BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO. Nurma Ika Zuliyanti

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Yulisetyaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha ABSTRAK Semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan potensi diri dalam bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan. Ibu yang sibuk bekerja mengakibatkan perhatian terhadap anak menjadi berkurang, bahkan tidak memperhatikan kondisi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Desa Kaligono. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Kaligono dimana berdasarkan hasil study pendahuluan bulan Desember tahun 2013 berjumlah 230 balita dan sampel yang diambil adalah 146 balita. Uji statistic yang digunakan Chi-Square dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisis ada hubungan status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono ditunjukkan dengan hasil nilai p=0,000<0,05.berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa status pekerjaan berpengaruh terhadap motorik kasar pada balita. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p=0,000<0,05. Kata kunci: Status pekerjaan, motorik kasar, balita PENDAHULUAN Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan memengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat untuk landasan perkembangan selanjutnya.dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehinggal hal ini perlu mendapat perhatian (Adriana, 2011). Perkembangan anak adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Salah satu perkembangan balita adalah perkembangan motorik, secara umum perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah sebagian dari aktivitas motor yang melibatkan ketrampilan otot-otot

besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, dan mengangkat leher. Gerakan inilah yang terjadi pada tahun pertama anak (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Kualitas masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Sehingga deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai penyimpanan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan sejak dini. Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Perkembangan motorik yang baik pada anak akan menjadikan anak lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Kemampuan beradaptasi tersebut mendorong anak lebih dapat berteman dengan sesama saat melakukan aktivitas.perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan (Marmi dan Rahardjo, 2012). Menurut Gunarsa dalam (Apisah, 2008), semakin tingginya tingkat pendidikan pada perempuan menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan potensi diri dengan cara mengaktualisasikannya dalam bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan.fenomena tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif.dengan bekerja paling tidak dapat memperoleh masukan tambahan dan mendapat pengalaman, Namun demikian pada kenyataannya karena sibuk bekerja atau berkarir mengakibatkan perhatian terhadap keluarga termasuk anak menjadi berkurang, bahkan tidak sedikit yang akhirnya tidak memperhatikan kondisi anak. Salah satu fakor yang mempengaruhi perkembangan anak yang kita lihat pada era sekarang adalah banyaknya ibu- ibu yang bekerja demi memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi keluarga atau sekedar memenuhi tuntutan karier. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2012, jumlah balita di Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebanyak

13.898.951 jiwa dari 234.292.695 jiwa (5,93%) penduduk Indonesia. Jumlah balita di Provinsi Jawa Tengah tercatat 1.921.998 jiwa dari 34.564.511 jiwa (5,56%) penduduk di Provinsi Jawa Tengah. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, jumlah anak balita tahun 2012 di Kabupaten Purworejo sebanyak 39.239 jiwa. Jumlah balita di Desa Kaligono pada bulan Desember 2013 sebanyak 230 jiwa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Desember 2013 terhadap 16 balita, terdiri dari golongan usia 12-24 bulan sebanyak 3 balita, golongan usia 24-36 bulan sebanyak 6 balita, golongan usia 36-48 bulan sebanyak 3 balita dan golongan usia 48-60 bulan sebanyak 4 balita. Dari jumlah tersebut yang mempunyai perkembangan motorik kasar kategori baik adalah sebagai berikut: usia 12-24 bulan sebanyak 2 balita, usia 24-36 bulan seluruhnya baik, usia 36-48 bulan sebanyak 2 balita kategori baik, dan usia 48-60 bulan sebanyak 3 balita kategori baik.di tinjau dari jenis pekerjaan ibu diketahui bahwa sebanyak 5 orang ibu bekerja sebagai PNS, 3 orang ibu bekerja sebagai petani, 1 orang ibu bekerja sebagai pedagang dan sebanyak 7 orang ibu tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga). Diketahui pula bahwa kebanyakan dari ibu yang bekerja meninggalkan anaknya atau menitipkan anak pada orang lain, nenek atau kakeknya, tanpa mempertimbangkan perkembangan pada anaknya, terutama yang terkait dengan tumbuh kembang yaitu perkembangan motorik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Status Pekerjaan Dengan Motorik Kasar Pada Balita Di Desa Kaligono. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan waktu secara potong lintang atau cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing pada bulan April 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Kaligono sebanyak 230 balita.

Sampel pada penelitian ini adalah balita yang ada di Desa Kaligono. Teknik sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi DDST dan kuesioner (Identitas). Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat a. Karakteristik responden Pada penelitian ini karakteristik responden meliputi umur ibu, umur balita dan jenis kelamin balita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan umur ibu Umur Ibu 20 24 tahun 25 29 tahun 30 34 tahun 35 39 tahun Frekuensi (N) 25 54 53 14 Prosentase (%) 17,1 37 36,3 9,6 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014. Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa ibu balita dengan umur 25 29 tahun sebanyak 54 orang (37%). Sedangkan ibu balita dengan umur 35-39 tahun sebanyak 14 orang (9,6%). Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan umur balita Umur Balita 12 15 bulan 16 19 bulan 20 24 bulan 25 36 bulan 37 48 bulan 49 60 bulan Frekuensi (N) 10 12 16 45 34 29 Prosentase (%) 6,8 8,2 11 30,8 23,3 19,9 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014. Ditinjau dari umur balita diketahui bahwa sebagian besar balita berusia antara 25 36 bulan yaitu 45 balita (30,8%). Sedangkan balita yang berumur 12-15 bulan yaitu 10 balita (6,8%). Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin balita Jenis Kelamin Laki laki Perempuan Frekuensi (N) 68 78 Prosentase (%) 46,6 53,4 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014. Sedangkan dilihat dari jenis kelaminnya, sebagian besar balita

memiliki jenis kelamin perempuan yaitu 78 balita (53,4%). Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 68 balita (46,6%). 1) Variabel status pekerjaan Pada penelitian ini status pekerjaan ibu digolongkan menjadi 2, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pekerjaan Status pekerjaan Frekuensi (N) Prosentase (%) Bekerja Tidak 80 66 54,8 45,2 bekerja Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa status pekerjaan sebagian besar responden adalah bekerja sebanyak 80 orang (54,8%). Sedangkan ibu yang tidak bekerja yaitu 66 orang (45,2%). 2) Variabel motorik kasar Pada penelitian ini status motorik kasar balita dikategorikan menjadi 2, yaitu baik dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perkembangan motorik kasar Motorik kasar Frekuensi (N) Prosentase (%) Baik Kurang 123 23 84,2 15,8 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014. Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sebagian besar balita dengan motorik kasar kategori baik yaitu 123 balita (84,2%) dan hanya sebagian kecil dengan motorik kasar kurang yaitu 23 balita (15,8%).

Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas (status pekerjaan) dengan variabel terikat (motorik Status pekerjaan PNS Swasta Wiraswasta Petani Buruh tani Tidak bekerja kasar balita). Hasil analisa bivariat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7Tabulasi silang hubungan status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono Motorik kasar Total Nilai Baik Kurang N % N % N % P Value PR 3 2,1 1 0,7 4 2,7 0,000 0,712 31 21,2 15 10,3 46 31,5 7 4,8 0 0 7 4,8 13 8,9 3 2,1 16 11 3 2,1 4 2,7 7 4,8 66 45,2 0 0 66 45,2 Jumlah 123 84,2 23 15,8 146 100 Sumber data primer tahun 2014. Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diuraikan bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS memiliki balita dengan motorik kasar kategori baik yaitu 3 balita (2,1%), dan kategori kurang yaitu 1 balita (0,7%). Ibu yang bekerja swasta memiliki balita dengan motorik kasar kategori baik 31 balita (21,2%), kategori kurang 15 (10,3%). Ibu yang bekerja wiraswasta memiliki balita dengan kategori baik yaitu 7 balita (4,8%), kategori kurang 0 balita (0%). Ibu yang bekerja sebagai petani memiliki balita dengan kategori baik sebanyak 13 balita (8,9%), kategori kurang yaitu 3 balita (2,1%) dan ibu yang bekerja sebagai buruh tani memiliki balita kategori baik yaitu 3 balita (2,1%), kategori kurang sebanyak 4 balita (2,7%). Sedangkan ibu yang tidak bekerja memiliki balita dengan motorik kasar kategori baik yaitu 66 balita (45,2%). Berdasarkan pola sebaran data pada tabel silang tersebut ada kecenderungan bahwa apabila ibu tidak bekerja cenderung memiliki balita dengan motorik kasar yang baik. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi Square,

didapatkan nilai sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05 maka Ho ditolak dan Hα diterima artinya ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita. Pada penelitian ini status pekerjaan menjadi faktor protektif karena nilai PR yang didapat adalah 0,712 atau PR<1 artinya ibu yang bekerja, balitanya mempunyai risiko mengalami motorik kasar 0,712 kali lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. PEMBAHASAN Status pekerjaan Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan manusia. Bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Masalah pengasuhan anak, biasanya dialami oleh ibu yang bekerja yang mempunyai anak balita, yang mempengaruhi motorik kasar pada anak. (Anonim, 2012). Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti di Desa Kaligono, didapatkan bahwa sebagian besar responden dengan status bekerja yaitu 66 orang (88%). Dari hasil kuesioner (Identitas) diketahui bahwa pekerjaan yang dimiliki responden bervariasi yaitu buruh tani 7 orang (4,8%), petani 16 orang (11%), PNS 4 orang (2,7%), swasta 46 orang (31,5%) dan wiraswasta 7 orang (4,8%). Seorang wanita yang bekerja dan berumah tangga pada dasarnya tetap menjalankan suatu peranyang tradisional, yaitu sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, hanya saja waktu untukmengurus rumah tangga bagi ibu yang bekerja tidak sebanyak waktu yang diberikan oleh wanitayang tidak bekerja (Gunarsa, 2004). Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan diketahui bahwa alasan responden bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Hal ini sesuai dengan teori Handayani dan Artini dalam Anik (2013) yang menyatakan bahwa alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga karena keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu, harga-harga

kebutuhan pokok yang semakin meningkat, pendapatan keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya perekonomian keluarga. Sedangkan untuk urusan anak, mereka yang bekerja cenderung melimpahkan tanggung jawab mereka kepada orang tuanya. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan karakteristik responden status pekerjaan yaitu ibu dengan status bekerja sebanyak 80 orang (54,8%) dan yang tidak bekerja 66 orang (45,2%). Motorik kasar pada balita Dari hasil penelitian diketahui bahwa motorik kasar pada balita sebagian besar adalah baik 123 balita (84,2%). Adapun faktor yang mempengaruhi motorik kasar salah satunya yaitu karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Peran ibu terhadap keluarga dapat dilihat dari waktu yang diberikan ibu untuk keluarga. Aspek lain yang berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan ibu, tempat ibu bekerja serta banyaknya waktu untuk bekerja. Dampak ibu bekerja terhadap anak sangatlah luas, yaitu dapat menyangkut kesehatan, keamanan, kebahagiaan, pendidikan anak dan sebagainya. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seharusnya anak mendapatkan rangsangan atau stimulasi yang tepat sesuai dengan tahap perkembangannya. Jika ibu sebagai pengasuh utama banyak meninggalkan anaknya untuk bekerja, maka kemungkinan akan terjadi kemunduran perkembangan kognitif dan perilaku anak (Anonim, 2006). Menurut Sulistyowati (2014) stimulasi perkembangan anak adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar berkembang secara optimal. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat dilingkungan sekitarnya. Dengan demikian mengupayakan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan

sekitar merupakan salah satu kegiatan untuk stimulasi tumbuh kembang anak. Kurangnya stimulasi dapat mengakibatkan penyimpangan tumbuh kembang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdiningsih (2012) dengan judul Peran ibu dalam pemenuhan dasar anak terhadap perkembangan anak usia prasekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus p=0.001 dengan coefficient correlation 0.406, perkembangan motorik kasar p=0.007 dengan coefficient correlation 0.331, perkembangan bahasa 0.369 dengan coefficient correlation 0.11, perkembangan personal sosial p=0.001 dengan coefficient correlation 0.400. Kesimpulannya adalah ada hubungan peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap perkembangan motorik halus, motorik kasar dan personal sosial anak prasekolah usia 3-6 tahun di TK Baptis Setia Bakti Kediri. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan motorik kasar balita dalam kategori baik yaitu 123 balita (84,2%) dan kategori kurang yaitu 23 balita (15,8%). Hubungan status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita Status pekerjaan merupakan semua jenis kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang. Motorik kasar yaitu kemampuan anak untuk melakukan gerakan dan sikap tubuh sesuai dengan tingkatan umurnya (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05 maka Ho ditolak dan Hα diterima artinya ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja kurang memiliki waktu berkumpul dengan anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Dengan terbatasnya waktu yang dimiliki ibu maka terbatas pula stimulant yang dapat diberikan kepada anaknya. Akan tetapi apabila ibu yang bekerja dengan kuantitasnya bertemu sedikit dapat memanfaatkan waktu tersebut, maka akan menjadi waktu yang berkualitas

untuk memberikan stimulan agar perkembangan anak optimal. Menurut Azizah (2012) ibu yang bekerja cenderung memilih solusi praktis ditengah keterbatasan waktu yang dimilikinya untuk berinteraksi dengan anak akibat tuntutan pekerjaan yang dijalaninya. Hal ini membuat ibu menyerahkan urusan mengasuh anak kepada pengasuh. Pengasuh adalah mereka yang mendapat imbalan jasa untuk mengurus anaknya. Selain itu ibu yang bekerja cenderung merasa lelah ketika telah tiba dirumah, akan tetapi pada kenyataannya ibu yang bekerja ketika sampai dirumah melihat buah hatinya yang melihat anaknya rasa capeknya hilang. Ibu akan memanfaatkan waktu yang terbatas untuk dapat berinteraksi dengan anak, maka waktu yang sedikit tersebut dapat menjadi waktu yang berkualitas untuk memberikan berbagai stimulasi yang dapat mendukung perkembangan anak terutama anak usia dibawah 72 bulan. Ibu bekerja mempunyai peran ganda selain sebagai wanita karir juga sebagai ibu rumah tangga. Salah satu dampak negatif dari ibu yang bekerja adalah tidak dapat memberikan perhatian yang penuh pada anaknya sehingga mempengaruhi tumbuh kembang anak (Apisah, 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apisah dengan judul Hubungan antara status pekerjaan ibu dan tingkat kemandirian anak usia prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Dengan hasil p=0,002<0,05, sehingga ada hubungan antara status pekerjaan dan tingkat kemandirian anak usia prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hidayati dengan judul Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan psikomotor anak usia 3-5 tahun di Desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Dengan hasil p=0,253>0,05, sehingga tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan psikomotor anak usia 3-5 tahun di Desa Sarirejo

Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. KETERBATASAN 1. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional sehingga cukup lemah untuk menunjukkan hubungan sebab akibat. 2. Jenis analisa data pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat yang hanya mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak sampai pada analisis multivariate sehingga tidak cukup untuk menentukan besarnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. 3. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang dimiliki peneliti dalam mengumpulkan data menjadi kendala dalam melakukan penelitian. Karena jarak antar posyandu yang berjauhan serta letak geografis yang berbeda-beda. SIMPULAN 1. Status pekerjaan Ibu balita di Desa Kaligono sebagian besar bekerja 80 orang (54,8%) dan ibu yang tidak bekerja 66 orang (45,2%). 2. Tingkat motorik kasar pada balita di Desa Kaligono sebagian besar dalam kategori baik (84,2%), dan kategori kurang 23 balita (15,8%). 3. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono. Ditunjukkan dengan nilai sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05. SARAN 1. Bagi Ibu balita Agar menambah wawasan dan pengetahuan tentang tumbuh kembang balita sehingga dapat lebih memberikan stimulan kepada balita agar tumbuh kembangnya maksimal. 2. Bagi Institusi Disarankan bagi institusi agar lebih meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswi AKBID dalam tumbuh kembang balita. 3. Bagi peneliti lain Untuk penelitian dengan materi sejenis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk pengembangan penelitian lanjutan

tentunya dengan memperhatikan kelemahan dan keterbatasan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adriana. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak.jakarta: Salemba Medika Ai Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. (2010). Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. Jakarta: CV.Trans Info Medika Anik. (2013). HubunganStatus Pekerjaan Dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita diposyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Infokes, Vol 3 No. 2 ISSN: 2086-2628 Anonim. (2006). http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/2/jtptunimus-gdl-s1-2006- teguhbudia-62-isi.pdf. Diakses tanggal 26 Mei 2014 Anonim.(2012).http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312012/ba b2.pdf. Diakses tanggal 26 Mei 2014 Apisah. (2008).Hubungan antara status pekerjaan ibu dan kemandirian anak usia prasekolah.fikkes Jurnal Keperawatan Vol.2 No.1, 16-23 Azizah. (2012). Gambaran stimulasi perkembangan oleh ibu terhadap anak usia prasekolah di TKIT Cahaya Ananda Depok. FIK UI Dewi. (2010).Asuhan neonatus bayi dan anak balita.jakarta: Salemba Medika Dinkes Purworejo. (2012). Profil kesehatan 2012. Purworejo: Dinkes Gunarsa. (2004). Psikologi perkembangan anak, remaja dan keluarga. Jakarta: PT.Gunung Mulia Hidayat. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika.. (2007). Metode penelitian kebidananteknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika Kementerian Kesehatan R.I. (2010).Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.jakarta: Departemen Kesehatan RI Marmi, Rahardjo. (2012). Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muslihatun. (2010). Asuhan neonatus, bayi dan balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi Il. Jakarta : Salemba Medika Sudarti. (2012). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan AnakBalita. Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta Sulistyowati.(2014). Deteksi tumbuh kembang anak.jakarta: Salemba Medika Supartini. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Werdiningsih. (2012).Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap perkembangan anak usia prasekolah. Jurnal STIKES Volume 5