I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

STUDI KOMPARATIF TINDAK PIDANA PERJUDIAN DITINJAU DARI SYARI AT ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF INDONESIA. (Jurnal Skripsi) Oleh NIKITA RISKILA

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE LIMA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Redaksi Bukune, Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya, Bukune, Jakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana perjudian merupakan suatu tindak pidana biasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

I. PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan ini tentunya sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

Perundangan Zaman Rasulullah. Prinsip2 Asas Perundangan Islam:

I. PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sekarang diberlakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian, dan uji korelasi.

I. PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia dikarunia dengan daerah daratan, lautan dan

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang

Jenis Kelamin. Umur : tahun

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

I. PENDAHULUAN. terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur didalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

I. PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta kaidah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

I. PENDAHULUAN. kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu mengabaikan perlindungan

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

I. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

I. PENDAHULUAN. dan sejahtera tersebut, perlu secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

SKRIPSI A JURIDICAL ANALYSIS VERIFICATION OF ONLINE GAMBLING ON INTERNET THE INDONESIAN CRIMINAL LAW PROCEDURE (VERDICT NUMBER 101/PID.B/PN/CRP.

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (trafficking) merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjudian adalah sebuah tindak pidana yang banyak dilakukan oleh

BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

I. PENDAHULUAN. dengan tindakan ancaman dan kekerasan. Perkosaan sebagai salah satu bentuk kejahatan yang

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

I. PENDAHULUAN. akan selalu ada, seperti penyakit dan kematian yang selalu berulang dan musim

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat agar dapat tercipta dan terpeliharanya ketertiban umum.

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana perjudian merupakan suatu perbuatan yang banyak dilakukan orang, karena hasil yang akan berlipat ganda apabila menang berjudi. Perjudian merupakan tindak pidana yang sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan perjudian, baik di sengaja maupun tidak di sengaja, walaupun hanya kecil-kecilan ataupun hanya iseng saja. Praktek perjudian dari hari ke hari justru semakin marak di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan bawah sampai ke kalangan atas. Perjudian juga tidak memandang usia, banyak anak-anak di bawah umur yang sudah mengenal bahkan sering melakukan perjudian. Seperti kita lihat dalam acara berita kriminal di TV juga banyak ibu-ibu rumah tangga yang tertangkap sedang berjudi bahkan diantaranya sudah berusia lanjut. Dalam skala kecil, perjudian banyak dilakukan di dalam lingkungan masyarakat kita meskipun secara sembunyi-sembunyi (ilegal). Beragam permainan judi mulai togel (toto gelap) sampai judi koprok di gelar di tempat-tempat perjudian kelas bawah. Judi untuk skala besar, sudah menjadi pengetahuan umum, di Jakarta, Medan, Batam, Surabaya, dan kota besar lainnya di tanah air, para cukong judi telah membangun imperium bisnis perjudian terselubung dengan berbagai jenis permainan, seperti : mickey mouse kasino, jackpot, roulette, dan bola ketangkasan (bingo). Tragisnya lagi, di lokasi-lokasi itu berkembang secara luas industri kejahatan lainnya, seperti : perdagangan narkoba, perdagangan perempuan dan anak, serta termasuk perdagangan senjata ilegal (Daud Ali, 1990:240).

Bentuk-bentuk perjudian senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Perjudian tidak harus berhadap-hadapan antara sesama pelaku, seperti pemain jackpot tidak pernah berhadapan dengan pemiliknya (bandar) yang sebenarnya. Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam, pernah melegalkan undian berhadiah yang termasuk judi, seperti : Sumbangan Sosial Berhadiah (SSB), kupon porkas, Nasional Lotre (Nalo) dan Lotre Totalisator (Lotto). Namun akhirnya semuanya dicabut karena sebagian besar ulama di Indonesia mengharamkan dan meminta pemerintah mencabut izinnya (Masjfuk Zuhdi,1987:174). Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita mengkategorikan perjudian sebagai tindak pidana, meski cendrung bersifat kondisional. Aturan hukum yang melarang perjudian sudah sangat jelas, tapi bisnis perjudian ilegal di tanah air berkembang dengan pesatnya karena penegakan hukum yang setengah hati dalam pemberantasan perjudian. Di sisi lain, kondisi mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam membuat judi tersebut tidak dibenarkan. Islam menaruh perhatian besar pada perjudian, karena mudharat atau akibat buruk yang ditimbulkan dari perjudian lebih besar dibandingkan manfaatnya maka Islam mengharamkan segala macam bentuk perjudian. Ancaman pidana perjudian sebenarnya sudah cukup berat, merujuk Pasal 303 KUHP jo Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 maka hukuman pidana perjudian adalah dengan hukuman pidana penjara antara 4 tahun (KUHP) dan paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak - banyaknya Rp. 25.000.000. Sementara itu, dalam hukum Islam perjudian dapat dikatagorikan sebagai kejahatan hudud adalah kejahatan yang diancam hukuman had, yaitu hukuman yang telah ditentukan kualitasnya oleh Allah SWT dan Rasulluloh SAW dengan demikian hukuman

tersebut tidak mempunyai batas minimum dan maksimum, kejahatan qisas diyat adalah kejahatan yang diancam dengan hukuman qisas. Qisas adalah hukuman yang sama dengan kejahatan yang dilakukan (Ali, 1990:240). Di Indonesia, Propinsi Nangro Aceh Darusalam adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang telah melaksanakan peraturan yang berdasarkan syariat Islam, khusus tentang perjudian tertuang dalam Qanun Nomor 13 tahun 2003, pada Pasal 23 Qanun tersebut termuat jika melakukan perjudian maka diancam dengan hukuman cambuk di depan umum paling banyak 12 kali dan paling sedikit 6 kali atau denda paling banyak Rp. 35.000.000 paling sedikit Rp. 15.000.000. Tindak Pidana perjudian dalam hukum pidana positif diatur dalam Pasal 303 ayat (1) KUHP yang menentukan: Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak enam ribu rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin ; 1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu; 2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk permainan judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak untuk perduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya suatu tata-cara; 3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian disebutkan dalam Pasal 1 bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Dalam konsideran disebutkan bahwa perjudian pada hakekatnya bertentangan dengan agama, kesusilaan dan moral, serta membahayakan bagi penghimpunan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Hukum pidana Islam permainan judi dilarang. Dalam Al-Qur an Allah SWT berfirman :

Surat AL Baqarah Ayat 219 : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah : pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa kedua dosanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayatayat Nya kepadamu supaya kamu berfikir. Surat AL Maa-Idah ayat 90-91 : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi (berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah SWT dan sholat, maka berhentilah kamu ( dari mengerjakan pekerjaan itu ) Berdasarkan KUHP dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, judi tidak dianggap tindak pidana bila mendapat izin dari pemerintah atau judi dilakukan di dalam rumah yang para pelakunnya di undang khusus, tetapi berdasarkan hukum pidana Islam, perjudian di anggap sebagai kejahatan yang pelakunya harus dijatuhi sanksi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Studi Komparatif Pengaturan Tindak Pidana Perjudian Dalam hukum Pidana Positif dan Hukum pidana Islam. B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah :

a. Bagaimanakah perbandingan pengaturan tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif Indonesia dan hukum pidana Islam? b. Bagaimanakah penerapan sanksi terhadap tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif Indonesia dan hukum pidana Islam? 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan skripsi ini adalah pembahasan secara komparatif tentang tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam, dengan menitikberatkan kepada unsur dan sanksi yang dikenakan terhadap tindak pidana perjudian, dengan lokasi penelitian di Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung dan Universitas Lampung. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan penulisan ini adalah : a. Mengetahui tentang perbandingan tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif di Indonesia dan hukum pidana Islam. b. Mengetahui tentang penerapan sanksi terhadap tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif di Indonesia dan hukum pidana Islam. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna bagi perkembangan hukum pidana Indonesia terutama mengenai pengaturan tindak pidana perjudian dan hukum pidana positif dan hukum pidana Islam. 2. Penelitian ini juga sebagai konstribusi atau masukan dalam rangka rekonstruksi hukum pidana Indonesia, khususnya dalam pengaturan mengenai tindak pidana perjudian. b. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai saran untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengetahuan tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam. 2. Sebagai sumber informasi dan bahan acuan bagi mereka yang memerlukan. D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis Metode komparatif dalam penulisan skripsi ini adalah mempelajari sistem hukum pidana Positif dan sistem hukum pidana Islam dengan tujuan membandingkannya, yang bertitik tolak dari mencari identitas fungsi norma-norma hukum itu dalam penyelesaian masalah sosial dalam masyarakat dalam bidang pengertian tindak pidana dan sistem pemidanaan. Metode perbandingan hukum menggunakan pendekatan fungsional dijelaskan oleh Zweigert : Seseorang sarjana perbandingan hukum terutama tertarik pada hakikat sesuatu ( die natur der sache). Ia pertama-tama harus menentukan hakikat problema yang dihadapi, sebab hanya demikian ia akan dapat menemukan kaidah hukum yang tepat. Ia tidak dapat memulai

pekerjaannya sebelum ia menetapkan konsep-konsepnya, atau dengan kata lain menetapkan kategori-ketagori fungsi dan bukan kategori-kategori norma (Barda Nawawi Arief, 1998 : 12). Berbagai sistem hukum hanya dapat dibandingkan selama sistem-sistem itu berfungsi untuk menyelesaikan problema-problema sosial yang sama atau untuk memenuhi kebutuhan hukum yang sama. Dengan demikian perbandingan hukum tidak bertitik tolak pada norma-norma hukum tetapi pada fungsi-fungsi, yaitu : mencari identitas dan fungsi norma-norma hukum itu dalam penyelesaian problema sosial yang sama. Menurut Rudolf D. Schlessinger (1959) dalam bukunya comparative law mengemukakan antara lain : 1. Comparative law merupakan metode penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tentang bahan hukum tertentu. 2. Comparative law bukanlah suatu perangkat peraturan dan asas-asas hukum, bukan suatu cabang hukum. 3. Comparative law adalah teknik atau cara menggarap unsur hukum asing yang aktual dalam suatu masalah hukum. Perbandingan hukum sebagai suatu metode mengandung arti bahwa ia merupakan suatu cara pendekatan untuk lebih memahami suatu objek atau masalah yang diteliti. Menurut Van Apeldoorn objek ilmu hukum adalah hukum sebagai gejala kemasyarakatan. Ilmu hukum tidak hanya menjekaskan apa yang menjadi ruang lingkup dari hukum itu sendiri tetapi juga menjelaskan hubungan antara gejala-gejala hukum dengan gejala sosial lainnya. Untuk mencapai tujuannya itu, maka digunakan metode sosiologis, sejarah dan perbandingan hukum. 1. Metode sosiologis dimaksudkan untuk meneliti hubungan antara hukum dengan gejala sosial lainnya. 2. Metode sejarah, untuk meneliti perkembangan hukum, dan

3. Metode perbandingan hukum, untuk membandingkan sebagai tertib hukum dari bermacam-macam masyarakat. (Barda Nawawi Arief, 1998 : 5) 2. Konseptual Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan antara konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan dengan istilah yang ingin atau yang akan diteliti (Soerjono Soekanto, 1984 : 132). Konsep yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah, sebagai berikut : a. Analisis ialah penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya) (Nawawi, 1990:32). b. Komparatif ialah berkenaan atau berdasarkan perbandingan (Nawawi, 1990:453), dalam hal ini perbandingan mengenai mengaturan tindak pidana perjudian dalam Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam. c. Tindak pidana ialah sesuatu kekuatan manusia (menselijke gedraging) yang oleh peraturan perundang-undangan diberi hukuman jadi, suatu kelakuan manusia yang pada umumnya dilarang dan diancam dengan hukuman (E. Utrecht, 1986 : 251). Sedangkan tindak pidana dalam hukum Islam adalah tindak pelanggaran atau perbuatan tercela, yang menurut pertanggungjawaban terhadap pelakunya. Perbuatan yang dimaksud adalah setiap perbuatan yang dilarang atau diharamkan (Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, 2002 : 313).

d. Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu : mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada pristiwa-pristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya (Kartini Kartono, 1981 : 51). e. Hukum pidana Islam adalah sistem perundang-undangan tentang pidana yang didasarkan atas nilai ilahiah yang bersumber dari Al-Qur an, sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya (Islam Untuk disiplin Ilmu Hukum, 2002 : 314). E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini adaalah sebagai berikut : I. PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang penulisan skripsi dengan judul Analisis Komparatif Pengaturan Tindak Pidana Dalam Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam. Kemudian dalam bab ini juga memuat perumusan masalah dan pembatasan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan serta diuraikan pula mengenai kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai pengertian perjudian, sumber-sumber hukum pelarangan perjudian, dan klafikasi tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam. III. METODE PENELITIAN Bab ini memuat mengenai metode penulisan, yang meliputi : pendekatan masalah yang merupakan penjelasan tentang bagaimanakah masalah yang akan dijawab tersebut (berkaitan

dengan disiplin ilmu dan sudut pandang peneliti), sumber dan jenis data yang merupakan penjelasan tentang dari mana data tersebut diperoleh penentuan populasi dan sampel, teknik pengumpulan data yang berisikan cara bagaimana data dikumpulkan dan diolah, analisis data yang memuat cara dan sudut pandang data. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat mengenai pembahasan dan permasalahan yang berisi perbandingan perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam, unsur-unsur perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam serta pengaturan sanksi tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam. V. PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang mengarah kepada penyempurnaan penulisan tentang Analisis Komparatif Pengaturan Tindak Pidana Perjudian dalam Kitab Undang-Undang Pidana dan Hukum Pidana Islam.