BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia yaitu pada tahun 1992,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah bank yang beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Bank merupakan satu lembaga yang berfungsi sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank tersebut sudah terpublikasi bahkan bisa sampai tingkat internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat penting didalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga yang diterapkan pada bank yang melakukan usaha secara konvensional dan berdasarkan sistem bagi hasil usaha yang diterapkan pada bank yang melakukan usaha secara syariah. Kedua jenis bank ini mempunyai daya tarik masing-masing untuk mencapai tujuan awal dari bank tersebut. Bank konvensional merupakan lembaga keuangan yang lebih dahulu berkembang dari pada bank syariah. Perkembangan lembaga keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha non bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Kebutuhan masyarakat tersebut telah terjawab dengan 1

2 terwujudnya sistem perbankan yang syariah. Pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam undang-undang yang baru. Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam peraturan pemerintah No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan tersebut telah di jadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia. Periode 1992 sampai 1998 hanya terdapat satu bank umum Syariah dan 78 kantor Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi. Tahun 1998 muncul Undang-undang no. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. tahun 1992 tentang perbankan. Perubahan Undang-undang tersebut menimbulkan beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan bank syariah. Undang-undang tersebut telah mengatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat di operasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tesebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Perkembangan perbankan syariah semakin meningkat, hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) secara berkelanjutan seperti yang terlihat pada tabel berikut.

3 Tabel I.1 Perkembangan BUS, UUS dan BPRS Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BUS 5 6 11 11 12 12 UUS 27 25 23 23 22 22 BPRS 131 138 150 158 163 163 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah. Sejalan dengan berkembangnya BUS dan UUS aset perbankan syariahpun mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009 aset bank syariah mengalami kenaikan sebesar Rp. 66,090 triliun dan angka ini pun meningkat pada tahun 2010 yang mencapai angka Rp. 97,519 triliun. Pada tahun 2010 Bank Indonesia menargetkan kenaikan aset bank syariah mencapai Rp. 40 triliun. Hal ini sudah dapat di lihat dari peningkatan aset sebesar Rp. 47,948 triliun menjadi Rp. 145,467 triliun pada tahun 2011. Pada tahun 2012 Bank Indonesia mencatat aset bank syariah mencapai Rp. 195,018 triliun. Pada akhir 2013 pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun. selama periode tahun 2014, jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), maupun BPRS sampai dengan Oktober 2014 tidak mengalami perubahan, namun demikian jumlah jaringan kantor meningkat. Meskipun dengan jumlah BUS (12 bank) maupun UUS (22 bank ), dan BPRS (163 bank) yang sama, namun pelayanan kebutuhan masyarakat akan perbankan syariah menjadi

4 semakin meluas yang tercermin dari bertambahnya jaringan kantor sebanyak 2.950 pada periode yang sama. Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat di picu oleh UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system. Bankbank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank BRI, Bank Niaga, dan lain sebagainya. Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umum syariah (BUS) meningkat pada Agustus 2011 Rp 94, 325 Milyar di bandingkan pada Juli 2011 Rp 90,734 Milyar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada Agustus 2011 Rp 22,484 Milyar di bandingkan pada Juli 2011 Rp 22,130 Milyar. Pada akhir 2013 pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun. Menurut catatan Bank Indonesia, hingga Oktober 2014, total aset perbankan syariah, baik (BUS) maupun (UUS) Rp. 260,36 Triliun. Salah satu faktor yang harus di perhatikan oleh bank syariah untuk bisa terus bertahan adalah kinerja (kondisi keuangan) bank dan perkembangan bank dalam mencapai tujuannya serta produk-produk yang di hasilkan dalam perbankan syariah. Untuk terus berkembang, perbankan syariah harus selalu meningkatkan atau memperhatikan pelayanan, kinerja, kondisi keuangan, dan produk-produk yang di hasilkan tersebut. Dalam perkembangannya sampai saat ini perbankan syariah sudah berusaha meningkatkan kualitas pada setiap bagian terutama dalam mengembangkan

5 produk-produk berdasarkan syariah, terutama yang paling banyak di kembangkan dalam dunia perbankan saat ini adalah tabungan/deposito mudharabah. Dalam hal ini, perbankan syariah menetapkan persentase bagi hasil berdasarkan fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000. Dengan adanya persentase bagi hasil yang ditetapkan DSN-MUI sehingga perbankan syariah menetapkan nisbah bagi hasil berdasarkan kesepakatan yang dilakukan diawal perjanjian dengan sahibul mal agar dana yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak merugikan pihak manapun. Dalam penetapan nisbah bagi hasil deposito mudharabah, perbankan syariah akan meninjau beberapa aspek yang akan mempengaruhi tingkat bagi hasil agar dana yang akan di kelola dapat dimanfaatkan dengan baik. Deposito mudharabah merupakan produk yang diberikan setiap bank syariah yang berfungsi tidak hanya sebagai tabungan sekaligus tempat untuk mengelola uang yang disediakan pihak bank berdasarkan prinsip syariah. Sistem ataupun produk yang ada pada perbankan syariah sudah harus terbebas dari unsur riba sebagaimana yang telah ditetapkan DSN-MUI. Penelitian ini akan memfokuskan pada nisbah bagi hasil deposito mudharabah. Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, produk deposito dan tabungan merupakan produk yang stabil mengalami penigkatan sepanjang tahun 2011. Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu sekitar 61,06% dari posisi tahun 2010 Rp 39,23 triliun mejadi Rp 62,02 triliun. Produk deposito mudharabah juga merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2012. Deposito merupakan produk yang

6 tingkat pertumbuhannya sangat tinggi dari posisi tahun 2013 Rp 70,806 triliun menjadi Rp 84,732 triliun pada tahun 2014. Deposito mudharabah merupakan investasi baik secara individu maupun perusahaan dalam bentuk deposito yang sesuai dengan prinsip syariah. Hasil dari keuntungan tersebut akan dilakukan bagi hasil antara pemilik dana dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati. Perbankan syariah saat ini masih berada pada tahap perkembangan dan tetap gencar untuk meningkatkan pangsa pasarnya, salah satunya Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio rentabilitas. Keberhasilan bank di dasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional ( Reza Dwi Anggara, 2011.25). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh akiva bank yang mengandung unsur resiko, (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ) yang ikut dibiayai oleh modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber luar bank (Siti Rahayu, 2013.21). Dengan kata lain Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang di miliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Dan Return On Assets (ROA) yang menjadi alat ukur kinerja suatu bank untuk memperoleh laba, bank syariah memerlukan analisa yang lebih matang baik dalam konteks persaingan dengan bank konvensional maupun dalam konteks merespon kondisi pasar. Return On Equity

7 (ROE) di sebut juga dengan laba atas ekuitas atau dalam beberapa referensi disebut juga sebagai rasio atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumberdaya yang di miliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Dalam penetapan nisbah bagi hasil deposito mudharabah oleh perbankan syariah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan nisbah bagi hasil deposito mudharabah tersebut. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh (Siti Juwairiyah, 2009.29) yang berjudul Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Efisiensi Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan dan Deposito Mudharabah Mutlaqah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk). Yaitu, ROA dan BOPO Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu menambahkan dua variabel independen juga mengganti objek penelitian. Adapun variabel independen yang di tambahkan yaitu CAR dan ROE. Peneliti tertarik untuk menambahkan CAR sebagai variabel independen, karena rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang di miliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko Sedangkan ROE peneliti tertarik untuk menambahkannya sebagai variabel independen, karena keberhasilan bank didasarkan pada kuantitatif untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Begitu juga dengan variabel independen lainnya, yang mana mampu menunjukkan pengaruh terhadap nisbah bagi hasil pada bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh (Siti Juwairiyah, 2009.32) yang berjudul Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Efisiensi Terhadap Tingkat Bagi Hasil

8 Tabungan dan Deposito Mudharabah Mutlaqah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ROA secara parsial terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah, terdapat pengaruh BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara parsial terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah, dan terdapat pengaruh ROA dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara simultan terhadap tingkat bagi hasi simpanan mudharabah. Serta Penelitian yang dilakukan oleh (Gundari 2013.20) yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Mega Syariah Indonesia. Hasil pnelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif ROA, ROE, FDR, BOPO dan CAR terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Adapu beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu oleh (Maya Heni Maila Sari 2012.26) dengan judul Pengaruh Penilaian Bank Terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Dengan Unit Syariah Di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh ROA dan BOPO terhadap tingkat bagi hasil, sedangkan ROE, NIM dan CAR berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. (Dian Angraini padatahun, 2010.23) yang meneliti mengenai pengaruh ROA, CAR, ROE, FDR, dan BOPO pada PT. Bank Muamalat. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan rasio keuangan ROA, CAR, ROE, FDR, dan BOPO mempunyai pengaruh terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Namun secara parsial rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah yaitu ROA dan BOPO. Sedangkan CAR, ROE, dan FDR tidak mempunyai pengaruh

9 terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Secara simultan ke lima rasio keuangan yaitu ROA, CAR, ROE, FDR dan BOPO dapat berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Dari uraian singkat diatas penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dengan judul Pengaruh BOPO, CAR, ROA Dan ROE Terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Apakah BOPO berpengaruh signifikan terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada bank Syariah Mandiri Indonesia? b. Apakah CAR berpengaruh signifikan terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? c. Apakah ROA berpengaruh signifikan terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? d. Apakah ROE berpengaruh signifikan terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia?

10 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah BOPO berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? b. Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah CAR berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? c. Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah ROA berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? d. Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah ROE berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Indonesia? Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Bank Sebagai sumber informasi untuk pengembangan bank Syariah Mandiri di Indonesia kedepannya. b. Bagi Kampus Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan dunia perbankan syariah di Indonesia.

11 c. Bagi Penulis Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang Perbankan Syariah dan juga untuk mengetahui seputar BOPO, CAR, ROA dan ROE serta yang dipengaruhi yaitu nisbah bagi hasil deposito mudharabah. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. BAB I PENDAHULUAN Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TELAAH PUSTAKA Bab dua berisi landasan teori yang menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dan bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, operasional variabel, perumusan model penelitian, metode analisis data, uji asumsi klasik. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil pengolahan data.

12 BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.