PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Mata Pelajaran Geografi ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DI MA ALKHAIRAAT AMPIBABO

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SISWA SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI (Pendekatan Kuis Berjenjang) JURNAL

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Elisabeth Natalia Krainova Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Jigsaw, Mengembangkan Karakter, Pebelajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII.3 PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 29 PADANG ARTIKEL PENELITIAN

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA DI SDN SIDOMUKTI 02 JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

UTILIZING TIMES TOKEN LEARNING METHOD TO IMPROVE STUDENTS MOTIVATION AND ACHIEVEMENT IN PPKN SUBJECT GRADE X OF SMK NEGERI 11 MALANG

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MA'ARIF 2 GOMBONG KEBUMEN

OLEH. : Sriyulyanti Mahadjani. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Pendidikan Ekonomi Perkantoran. : Dra. Hj. Salma Bouwtha, M.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

PENERAPAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS JURNAL. Oleh YUSPA MAY LINDA ASMAUL KHAIR A.

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MELDA SARI SUPRIYADI A.

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI WILDAWATI A 351 10 060 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2016 iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Penelitian : Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi Penulis : Wildawati Nomor Stambuk : A 351 10 060 Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan Pembimbing I Pembimbing II Amiruddin, S.Pd, M.Pd Abdul Hamid, S,Ag., M.Pd.I NIP. 19820907 200604 1 001 NIP. 19760818 200912 1 004 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP UNTAD Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Charles Kapile, M.Hum Nurvita, S.Pd., M.Pd NIP. 19650104 199203 1 004 NIP. 19801127 200604 2 001 iv

ABSTRAK Wildawati, 2016. Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 1 IPS SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Amiruddin, Pembimbing (2) Abdul Hamid. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif. Rumusan masalah apakah dengan penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, prosedur penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik penggumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang tuntas secara individu 14 siswa atau 63,6%, siswa yang tidak tuntas 8 siswa atau 36,3%, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas secara individu 20 siswa atau 90,9%, siswa yang tidak tuntas 2 siswa atau 9,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Demikian dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Problem Solving. iv

ABSTRACT Wildawati, 2016. Implementation Problem Solving Method To Incrase Student Outcome Of Geography Subject In XI th Grade of SMAN 2 Sigi. Scription/Skripsi, Geography Education Study Program, Social Scient Departement Education And Teaching Faculty,Tadulako University. Supervisors: (I) Amiruddin, and (II) Abdul Hamid. The main issue of this research is the lowness of students outcomes. The caution formulation problem solving method can increase students outcomes of geography subject. The porpuse of the research is to increase student outcomes with using problem solving learning method on geography subject in XI th Grade of SMAN 2 Sigi. The research method was Class Action Research (CAR) and was held in 2 cycles, the procedure was began with planning, implementation, observation, and retlection. The data was collected as observation data, documentation and test. Data analysis technique that used are qualitative data and quantitative data. The result shows that there is a raising from cycle I to cycle II. On cycle I students who finished as individual as much 14 students (63,6 %) and unfinished students as much 8 students (36,3%), meanwhile on cycle II the student who finished the test as individual as much 20 students (90,9%). And untinised students as much 2 students (9,1%). Student accomplsliment presentation on cycle II has been fulfill the criteria above KKM value wich is 75. Problem solving method can raise student outcome in XI th grade of SMAN 2 Sigi. Keywords: Student Outcome, Problem Solving, Method. iv

1 I PENDAHULUAN Pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenadalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Agus Irianto, 2013:6). Pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam suatu instansi pendidikan yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga tenaga-tenaga pendidikan terutama guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang efektif yang diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan memuaskan, sehingga peserta didik merasa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Kegiatan proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam belajar mengajar di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran dimana langkah pertama yang dilakukan oleh guru yaitu menentukan bahan pengajaran, metode pembelajaran, kemudian melaksanakan program pembelajaran dan akhirnya mengetahui sejauh mana pencapaian penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan, untuk mengetahui hal tersebut guru perlu melakukan suatu tes evaluasi tindakan akhir, dengan tujuan dapat mengetahui tingkat pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran geografi, guru memegang peranan utama. Pembelajaran hanya mengunakan media buku paket dan metode ceramah. Pembelajaran tersebut sebagian siswa menunjukkan sikap kurang bersemangat mengikuti pelajaran. Disamping itu, siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan pada saat penyampaian materi pelajaran, guru masih menerapkan cara konvensional atau metode ceramah. Artinya dalam proses pembelajarannya didominasi oleh guru yang berbicara secara aktif atau berceramah, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan sehingga suasana belajar dikelas menjadi sangat kaku, dan kuarang menarik. Penguasaan siswa terhadap standar kompetensi maupun kompetensi dasar suatu mata pelajaran merupakan tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi pada mata pelajaran geografi. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru IPS diperoleh informasi bahwa ketuntasan siswa belum mencapai hasil yang maksimal dari 22 orang jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hanya mencapai 9 orang saja yang

2 dinyatakan tuntas secara individu dengan presentase ketuntasan yakni 40,9% tuntas secara klasikal, sedangkan 59,1% atau 13 orang siswa dinyatakan tidak tuntas. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut, disebabkan guru masih menggunakan metode mengajar yang kurang variatif, hanya menggunakan metode ceramah secara terus menerus, dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi atau alternatif pemecahan permasalahan pembelajaran. Solusi atau alternatif yang dimaksud adalah, dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving yang menggunakan masalah nyata dalam kegiatan pembelajaran diharapkan akan menjadi salah satu hal positif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang telah ditetapkan di sekolah dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi atau alternatif pemecahan permasalahan pembelajaran. Solusi atau alternatif yang dimaksud adalah, dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving yang menggunakan masalah nyata dalam kegiatan pembelajaran diharapkan akan menjadi salah satu hal positif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang telah ditetapkan di sekolah dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sigi. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, pada mata pelajaran geografi melalui penerapan metode problem solving. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat; (2) Bagi guru, dapat mengoptimalkan kondisi pembelajaran dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menciptakan suasana lingkungan belajar yang aktif, efektif dan menyenangkan; (3) Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar bila mengalami kesulitan belajar kuhususnya pada mata pelajaran geografi; (4) Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan dan pengalaman penulis dalam mengembangkan metode pembelajaran disekolah.

3 II METODE PENELITIAN Desain penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Pelaksanaan penelitian mengikuti tahap yang tiap tahapanya disebut siklus. Rencana masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Sukardi, 2003:115). yaitu sebagai berikut: Keterangan : a : Siklus I 1 : Perencanaan Siklus I 2 : Pelaksanaan Siklus I 3 : Observasi Siklus I 4 : Refleksi Siklus I b : Siklus II 5 : Perencanaan Siklus II 6 : Pelaksanaan Siklus II 7 : Observasi Siklus II 8 : Refleksi Siklus II Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Tanggart Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kabupaten Sigi, yaitu salah satu sekolah yang berada di Jalan Dayo Sawi Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupataen Sigi. Adapun jumlah siswa di kelas sebanyak 22 orang siswa. Jumlah dari keseluruhan siswa itu akan dijadikan sebagai target atau subyek penelitian. Insrumen/ alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi aktivitas guru, yaitu penilaian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. 2. Lembar observasi aktivitas siswa, yaitu penilaian terhadap segala aktivitas siswa yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. 3. Tes hasil belajar (ulangan harian), yaitu bentuk penilaian terhadap hasil belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir tindakan dalam setiap siklus.

4 Teknik analisis data yang digunakan yaitu: 1. Teknik Analisis Data Kualitatif Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar observasi guru dengan mengunakan analisis presentase skor. Untuk indikator sangat baik (4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya presentase rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Presentase Nilai Rata-rata (NR) = Jumlah skor perolehan X 100% Jumlah skor maksimal Kriteria taraf keberhasialan dapat ditentukan sebagai berikut: 86% - 100% : Sangat Baik 71% - 85% : Baik 56% - 70% : Cukup 0% - 55% : Kurang (Depdiknas, 2004). 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut dalam Fradhita (2014: 29-30) : a. Daya Serap Individu Analisis data untuk mengetahui daya serap individu digunakan rumus : DSI= X x 100% Y Keterangan: x Y DSI = Banyak skor yang diperoleh siswa = Skor maksimal soal = Daya serap individu b. Daya Serap Klasikal Analisis data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh subyek penelitian digunakan rumus: DSK = P X 100 % I Keterangan : P = Jumlah skor keseluruhan siswa

5 I DSK = Jumlah skor maksimal keseluruhan siswa = Daya serap klasikal c. Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini digunakan rumus : Keterangan : KBK = N S X 100 % N = Banyaknya siswa yang tuntas S KBK = Banyaknya siswa keseluruhan = Ketuntasan belajar klasikal III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan september 2015 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi dengan jumlah total siswa 22 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian di kelas XI IPS 1 ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui penerapan metode pembelajaran problem solving. Hasil pada siklus I diperoleh hasil aktivitas guru pertemuan 1 66,6% (cukup), pertemuan 2 diperoleh 85,4% (baik). Hasil aktivitas siswa pertemuan 1 diperoleh 63,6% (cukup), pertemuan 2 diperoleh 81,8 (baik)%. Hasil tes belajar (ulangan harian) pada siklus I, banyak siswa yang tuntas secara individu 14 siswa dan yang tidak tuntas 8 siswa, daya serap klasikal diperoleh 74,8%, ketuntasan belajar klasikal sebesar 63,6%. Dengan adanya hasil belajar yang diperoleh maka kendala/kekurangan yang dihadapi pada siklus I adalah: (1) Sebagian siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru megenai langkah-langkah metode pembelajaran problem solving; (2) Siswa kurang berani untuk mengemukakan pendapat megenai materi yang diajarkan ; (3) Siswa kurang termotivasi memperhatikan penjelasan; (4) Siswa kurang serius dalam mengerjakan diskusi kelompok; (5) Guru kurang

memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa dalam mencari pemecahan masalah ; (6) Sebagian siswa masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab; (7) Siswa belum memahami jelas megenai materi yang dipelajari; (8) Guru kurang memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus II, diperoleh hasil aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 87,5% (sangat baik), pertemuan 2 diperoleh hasil sebesar 91,6% (sangat baik) Hasil aktivitas siswa pada pertemuan 1 diperoleh 86,3% (sangat baik), pertemuan 2 diperoleh hasil 88,6% (sangat baik). Hasil tes belajar (ulangan harian) pada siklus II, banyak siswa yang tuntas secara individu 20 siswa dan yang tidak tuntas 2 siswa, daya serap klasikal diperoleh 86,1%, dan ketuntasan belajar klasikal 90,9%. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini: No. 1. 2. Tabel 3.1 hasil aktivitas guru dan siswa Penilaian Siklus I Skor Perolehan Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aktivitas Guru 32 41 42 44 Persentase 66,6% 85,4% 87,5% 91,6% Aktivitas Siswa 28 36 38 39 Persentase 63,6% 81,8% 86,3% 88,6% Sumber data: Hasil olah data di lapangan, 2015 Tabel 3.2 Hasil Tes Belajar (ulangan harian) No. Aspek Perolehan Hasil yang Dicapai Siklus I Siklus II 1. Jumlah siswa 22 orang 22 orang 2. Banyak siswa yang tuntas 14 orang 20 orang 3. Banyak siswa yang tidak tuntas 8 orang 2 orang 4. Daya serap klasikal 74,6% 86,1% 5. Ketuntasan belajar klasikal 63,6% 90,9% Sumber data: Hasil olah data di lapangan, 2015 Berdasarkan hasil observasi guru dan siswa serta tes hasil belajar (ulangan harian) pada siklus II, maka dilakukan refleksi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving. Adapun hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II antara lain: 6

1. Siswa sudah lebih serius memperhatikan penjelasan guru 2. Siswa sudah lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya megenai materi yang diajarkan. 3. Guru sudah lebih memperhatikan dan membimbing siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah. 4. Siswa sudah serius bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk membahas materi yang didiskusikan. 5. Siswa sudah aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegitan tanya jawab. 6. Pemahan siswa mengenai materi yang dipelajari sudah sangat baik, hal ini terlihat pada hasil belajar siklus II yaitu hanya 2 orang siswa yang tidak tuntas secara individu. 7. Guru sudah memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa. Pada hasil refleksi siklus II dapat dinyatakan bahwa tindakan pada siklus II telah mengalami perubahan, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak didapat lagi pada siklus II. Berdasarkan hasil perolehan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan masuk dalam katagori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran problem solving dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara keseluruhan. 3.2 Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sigi pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah total siswa 22 orang. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua siklus yang mengacu pada model desain Kemmis dan Tanggart. Pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran geografi dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving. Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran problem solving pada mata pelajaran geografi secara lengkap dapat dilihat pada uraian analisis hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. 1. Siklus I Pada siklus I ini, penerapan metode problem solving pada pembelajaran geografi belum terlaksana secara baik. Hal ini terlihat dari hasil ketercapaian siswa dalam tes hasil belajar yang belum maksimal. Tes hasil belajar (ulangan harian) pada siklus I, yakni jumlah 7

siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) sebanyak 14 siswa atau 63,6% dan yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 36,3%, dan daya serap klasikal 74,8%. Hasil belajar (ulangan harian) di atas menunjukkan bahwa siswa cukup mengerti dan memahami pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran problem solving. Namun, pada pembelajaran siklus I ini hasil belajar siswa belum tercapai secara optimal, hal ini disebabkan adanya kekurangan yang terlihat pada lembar aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, misalnya: (1) Sebagian siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru megenai langkah-langkah metode pembelajaran problem solving. (2) Siswa kurang berani untuk mengemukakan pendapat megenai materi yang diajarakan. (3) Siswa kurang termotivasi memperhatikan penjelasan guru. (4) Siswa kurang serius dalam mengerjakan diskusi kelompok. (5) Guru kurang memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa dalam mencari pemecahan masalah. (6) Sebagian siswa masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab. (7) Siswa belum memahami jelas megenai materi yang dipelajari, hal ini terlihat pada tes hasil belajar tindakan siklus I, masih ada 8 orang siswa yang belum tuntas secara individu. (8) Guru kurang memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka pada siklus II guru dan peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, seperti guru terus berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai cara misalnya (1) Guru meningkatkan penguasaan kelas untuk meningkatkan disiplin kelas serta lebih tegas lagi menegur siswa yang kurang memperhatikan. (2) Memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. (3) Guru meningkatkan pendekatan kepada siswa agar siswa bisa dengan mudah berkomunikasi dengan guru dan lebih berani lagi bertanya serta mengemukakan pendapatnya. (4) Lebih menghargai setiap pertanyaan siswa, agar siswa lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. (5) Memberikan penghargaan pada siswa yang aktif. Peningkatan aktivitas guru menyebabkan siswa yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Siklus II Pada siklus II, penerapan metode problem solving pada pembelajaran geografi sudah terlihat lebih baik, siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran metode problem 8

9 solving, keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran sudah optimal dengan adanya motivasi dan bimbingan dari guru, siswa menjadi berani bertanya dan mengungkapkan pendapatanya, guru sudah lebih memperhatiakan dan membimbing siswa dalam melakukan kegitan pemecahan masalah, siswa sudah serius bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk membahas materi yang didiskusikan, siswa sudah aktif mengajukan dan menaggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab, guru sudah memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa, pemahaman siswa megenai materi yang dipelajari sudah sangat baik, hal ini terlihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II melalui penerapan metode pembelajaran problem solving hanya 2 orang siswa yang tidak tuntas secara individu. Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Bahri D dan Aswan Zain: Bahwa proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara trampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan, keluarga, masyarakat, dan bekerja kelak merupakan suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. Berdasarkan hal tersebut diperoleh peningkatan hasil belajar siswa melalui tes (ulangan harian) pada siklus II, dengan jumlah siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar kalasikal) sebanyak 20 siswa atau 90,9%, dan yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 9,1%, dan daya serap klasikal 86,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Hal tersebut diatas menunjukkan hasil yang diperoleh pada siklus II dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi melalui metode pembelajaran problem solving sudah terlaksana dengan baik karena siswa sudah mengerti dan memahami materi yang telah diajarakan. Pemahaman yang baik membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana hasil belajar lebih optimal dan meningkat. Peningkatan tersebut sejalan dengan pendapat Aunurrahman bahwa, Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, dalam proses pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulanya secara empirik.

10 Secara lebih jelas peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran problem solving siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam diagaram berikut ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II KBK DSK Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II. Keterangan: KBK : Ketuntasan Belajar Klasikal DSK : Daya Serap Klasikal Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan bahwa pada siklus I memperoleh nilai hasil belajar dengan ketuntasan belajar klasikal 63,6% daya serap klasikal 74,8%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai dengan ketuntasan belajar klasikal 90,9%, daya serap kalasikal 86,1%. Dari diagram di atas terlihat jelas bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan ketuntasan belajar sudah mencapai indikator keberhasilan. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi. IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode problem solving pada pembelajaran geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan aktivitas guru siklus I pertemuan 1 dengan perolehan 66,6% (cukup) dan pertemuan 2 diperoleh 85,4% (baik), pada aktivitas

11 siswa pertemuan 1 dengan perolehan 63,6% (cukup) dan pertemuan 2 dengan perolehan 81,8% (baik). Selanjutnya tes hasil belajar (ulangan harian) pada siklus I, banyak siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) 14 siswa atau 63,6% dan yang tidak tuntas 8 siswa atau 36,3%, daya serap klasikal diperoleh 74,8%. Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 dengan perolehan 87,5% (sangat baik), dan pertemuan 2 diperoleh 91,6% (sangat baik), pada aktivitas siswa pertemuan 1 dengan diperoleh 86,3% (sangat baik), dan pertemuan 2 diperoleh 88,6% (sangat baik). Selanjutnya tes hasil belajar (ulangan harian) pada siklus II, banyak siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) 20 siswa atau 90,9%, dan yang tidak tuntas 2 siswa atau 9,1%, daya serap klasikal diperoleh 86,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Adapun saran-saran yang peneliti dapat berikan antara lain: (1) Pada proses pembelajaran guru hendaknya dapat menjadikan metode pembelajaran problem solving sebagai solusi atau alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar; (2) Bagi siswa, agar mampu memahami materi yang disampaikan setelah diterapkan metode pembelajaran problem solving; (3) Bagi peneliti selanjutnya, menjadi bahan perbandingan dengan peneliti sebelumnya. V DAFTAR RUJUKAN Aunurrahman. (2010). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bahari, D. dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. (Cet IV). Jakarta: Rineka Cipta. Fajria. (2010). Penerapan Metode Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sirenja. Skripsi. Sarjana Pd. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan. Fradhita. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS 3 Pada Mata Pelajaran PPKN Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divition (STAD) Di SMA Negeri 5 Palu. Skripsi Sarjana Pd. Fakultas KIP UNTAD PALU: tidak diterbitkan. Hamlik, Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. (Cet.XIV). Jakarta: Bumi Aksara.

12