STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INVENTARISASI EMISI ONLINE

dokumen-dokumen yang mirip
Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara Perkotaan. 23 Maret 2016

BAB IV METODE PENELITIAN. menghasilkan 165 grid. Seperti terlihat pada Gambar 4.1.

BEBAN EMISI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA YOGYAKARTA

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE

GREEN TRANSPORTATION

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB V Hasil dan Pembahasan

BAB IV Metodologi Penelitian

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD-GRK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Timur. Oleh: Fitri Arini

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

DAMPAK EMISI KENDARAAN TERHADAP LINGKUNGAN

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Penyusunan Rencana Aksi Inventarisasi Emisi Kabupaten/Kota Secara Online

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

Bab III Metodologi Penelitian

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan. Tata Cara Pemantauan Kinerja Lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sustainable Energy Research Centre, U. Transportasi Rendah Emisi

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB III LANDASAN TEORI

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI KRITERIA TRANSPORTASI BERKELANJUTAN DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:57-70 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

Winardi 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

0 Panduan Mobilev 3.0.

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB III METODOLOGI SURVEI. Sebelum pelaksanaan survai dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan survai

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

Oleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

Gambar 4. Peta lokasi penelitian

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dijabarkan dalam sebuah bagan diagram alir seperti gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan studi

PENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INVENTARISASI EMISI ONLINE Jalan Macet: Konsumsi BBM Lebih Tinggi Jalan Lengang: Konsumsi BBM Lebih Rendah Jalan Menanjak: Konsumsi BBM Lebih Tinggi Jalan Datar: Konsumsi BBM Lebih Rendah Bus Tua (Bus Kota): Emisi yang dihasilkan Lebih Tinggi Bus Baru (Trans Musi): Emisi yang dihasilkan Lebih Rendah Kcepatan Tinggi: Konsumsi BBM Lebih Tinggi Kcepatan Sedang: Konsumsi BBM Lebih Rendah KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 2014 SOP Inventarisasi Emisi Online 0

I. PENDAHULUAN Sumber emisi udara dibagi kedalam sumber bergerak dan tidak bergerak. Sumber emisi tidak bergerak adalah sumber titik dan sumber area. Sedangkan Sumber emisi bergerak mempunyai karakteristik sebagi berikut: a. Merupakan emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, seperti kereta api, kapal laut, mobil pribadi, bus, dan lain-lain b. Dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu On-Road Mobile Sources dan Non-Road Mobile Sources. c. Pada perhitungan emisi dari sektor transportasi jalan raya (traffic), dapat menggunakan pemodellan emisi yang menyediakan berbagai faktor emisi, dengan mempertimbangkan kondisi lalulintas dan kategori kendaraan. Kategori Sumber Emisi bergerak adalah non road mobile source dan on road mobile source. Contoh dari non road mobile source adalah kereta api, pesawat (Landing & Take- Off), transportasi air (Manouvering, Hotelling, Cruising). Untuk kategori on road mobile source antara lain adalah jalan raya Emisi ketika bergerak (exhaust Emission, Road & Tyre Break Wear), parkir (Emisi penguapan Gasoline (NMVOC)), dan terminal bus (Emisi ketika kendaraan dalam kondisi Idle). Metode perhitungan inventarisasi emisi adalah: E = A.D x F.E Dimana: E = Beban Emisi (Ton/Tahun) A.D = Activity Data F.E = Faktor Emisi (corinair 2013 & IPCC 2006) ER = Reduksi Pengurangan Emisi Contoh: E (SO X ) = 2 x FC x %S Dimana: E = Beban Emisi (Ton/Tahun) FC = Konsumsi Bahan Bakar %S = Sulphur content pada bahan bakar Asumsi: Seluruh sulfur dalam bahan bakar berubah menjadi SO 2. S + 2 x O ----à SO 2 32 16 x 2 64 II. DATA YANG DIBUTUHKAN Data yang dibutuhkan untuk inventarisasi emisi sumber bergerak dengan kategori on road dan non road adalah sebagai berikut: 1. Kategori on road a. Jalan Raya Data yang dibutuhkan untuk jalan raya antara lain adalah: 1. Kondisi Lalu Lintas - Average Daily Traffic - Kecepatan Kendaraan - Jenis Kendaraan 2. Kondisi Jalan - GIS data - Panjang Jalan - Gradient Jalan SOP Inventarisasi Emisi Online 1

- Jumlah jalur - Kategori Kendaraan 3. Jumlah Kendaraan untuk tiap jenis kendaraan Faktor emisi ditentukan beberapa faktor antara lain: Jenis kendaraan a. Siklus Motor b. Mobil Pribadi c. LDV d. HDV e. yang lain Teknologi mesin a. Euro 1 b. Euro 2 c. Euro 3 d. yang lain Kapasitas mesin a. <50 CC b. 50-150 cc c. <1.400 cc d. 1400-2000 cc e. yang lain Jenis bahan bakar a. Bensin b. Solar c. CNG d. yang lain Gradient jalan a. datar b. + 2% c. + 4% d. - 2%, e. lain Kecepatan kendaraan Lainnya b. Tempat parkir Grid Koordinat Nama Tempat Parkirl Alamat Kapasitas parkir Rata-rata perhari Rata-rata mobil perhari Rata-rata motor Perhari Waktu/ Durasi parkir Faktor Emisi (TIER 1,2,3).................................................................................................................................................................................... c. Terminal bus Grid Nama Terminal Tipe Terminal Lokasi Luasan Tipe kendaraan Kategori kendaraan (LDV,HDV) Fuel Consumption (L/trip), (kg/trip) Number of trip/ year Jenis Bahan Bakar (solar, Bensin) Faktor Emisi SOx NMVOC PM 10 CO CO2.......................................................................................... 2. Kategori non road a. Kereta api b. Transportasi udara (Bandar Udara) c. Transportasi air 3. Penyusunan Inventarisasi Emisi a. Tahap persiapan Pada tahap persiapan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam penyusunan inventarisasi adalah: 1. Koordinasi dengan SKPD terkait antara lain adalah Samsat, Dinas Perhubungan, bappeda, Universitas pelaksana perhitungan 2. Pertemuan atau meeting awal dengan stakeholder atau SKPD tentang penyusunan inventarisasi emisi. Dalam pertemuan ini yang harus disiapkan antara lain adalah: a. Data data yang diperlukan dalam penyusunan inventarisasi emisi. Untuk faktor emisi dapat digunakan dari sumber IPCC dan corrinair (lihat lampiran). Bagan pemilihan metode TIER: SOP Inventarisasi Emisi Online 2

Start Apakah kilometer kendaraan, kecepatan permode dan teknologi kendaraan tersedia? Tidak Apakah kilometer kendaraan perteknologi kendaraan tersedia? Tidak Apakah ini kategori utama Tidak Menerapkan Faktor Emisi Standar TIER I berdasarkan konsumsi bahan bakar Tier dalam penghitungan emisi: Ya Ya Ya Menggunakan pendekatan TIER 3, menggunakan aktivitas kendaraan berbasis model, contoh COPERT Gunakan Faktor Emisi TIER 2, berdasarkan kilometer kendaraan untuk teknologi kendaraan yang berbeda mengumpulkan data untuk membagi bahan bakar antara teknologi kendaraan yang berbeda untuk masing-masing kode NFR, berasal kendaraan km untuk kendaraan sub kategori TIER TIER I DESKRIPSI Metode perhitungan sederhana dan mendasar, umumnya menggunakan hanya data bahan bakar, emission factor menggunakan nilai default TIER II Metode lebih kompleks meskipun data yang digunakan mayoritas sama dengan tier I, perbedaannya adalah emission factor berdasarkan jenis proses dan atau kondisi spesifik (penggunaan tehnologi tertentu), lebih akurat TIER III Lebih kompleks dari tier II, data aktivitas dan EF : spesifik sesuai kondisi bahan bakar, tehnologi pembakaran, kondisi pengoperasian, tehnologi pengendalian, pemeliharaan dan usia tehnologi, faktor oksidasi, sangat akurat b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah: Pembentu kan Tim IE Pelaksana an Survey Hitungan Emisi QA QC FINISH Survey design SOP Inventarisasi Emisi Online 3

1. Pembentukan Tim Inventarisasi Emisi: a. Memilih personal yang tepat, menyesuaikan kuantitas personal sesuai kebutuhan b. Membagi tim sesuai dengan tugasnya (Manajemen & Perhitungan, Surveyor dan Penyedia Data) c. Menyatukan pemahaman dan visi tim tentang IE 2. Kerjasama dan Kesepahaman dengan Pemerintah Setempat maupun Pemilik Data a. Kerjasama dengan pemerintah/pemilik data adalah faktor utama keberhasilan dan kelancaran IE b. Bagaimana cara menjalin komunikasi berkelanjutan dengan pemerintah/pemilik data? c. Mengenali kultur para pemilik data 3. Menentukan Batasan Inventarisasi dan Sumber Emisi a. Mengguakan peta dasar wilayah administratif b. Penentuan grid peta kota (500 m atau 1 km) c. Penamaan Grid perluasan wilayah d. Identifikasi Sumber Emisi pergrid dan per kategori e. Penentuan base line year data untuk inventarisasi emisi (terutame untuk data sekunder) 4. Merencanakan Survey (Total/ Sampling), menentukan kebutuhan data a. Identitas surveyor memiliki peranan penting karena kegiatan ini akan banyak berinteraksi dengan masyarakat b. Beberapa model identitas yang telah dicoba digunakan : ID Card dan rompi khusus c. Membekali surveyor dengan surat tugas dan nama-nama personel dari Pemerintah Kota setempat Desain survey: a. Menentukan model survey total atau sampling b. Menentukan tujuan survey dan metode untuk menampilkan data dalam spasial c. Merangkai data yang perlu dikumpulkan d. Jangan lupa untuk mengumpulkan koordinat lokasi sumber data e. Persiapan surat menyurat 5. Merencanakan Perhitungan Emisi dan Evaluasinya III. PENGUMPULAN DATA a. Grid Grid Label Grid Cattegory Area (M2) Area (Hectar) Small Road Length (km) Population (People) Small Road Length (m) Land use A, R 1 industri 2 Komersial 3 Permukiman SOP Inventarisasi Emisi Online 4

4 Sawah 5 Permukiman 6 Dan lain-lain b. Sumber titik No Jenis Sumber Emisi Jumlah Kecamatan Nama Titik koordinat Alamat Jenis peralatan: 1. Boiler, 2. genset,3. incinerator Jumlah kamar (untuk Hotel) Jenis Bahan Bakar dan kandungan Sulfur Konsumsi bahan bakar Faktor emisi (g/gj) 1 Shopping Center (Mall) 2 Hotels 3 Industry 4 Hospital 5 Landfill (TPA) c. Sumber area No Kategori sumber Jumlah Kecamatan Nama Titik koordinat Alamat Jenis peralatan: 1. Boiler, 2. genset,3. Incinerator,4. kompor Jumlah kamar (untuk Hotel) Jenis Bahan Bakar dan kandungan Sulfur Konsumsi bahan bakar 1 Perbankan 2 Perumahan 3 Sekolah 4 Restoran 5 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 6 Perguruan Tinggi 7 Perkantoran 8 Pasar Tradisional 9 Bengkel 10 Konstruksi 11 Pergudangan 12 Pedagang Kaki Lima (PKL) d. Sumber bergerak Data Kendaraan Beban Penumpang Pribadi Penumpang Umum Bus Besar Pribadi Bus Besar Umum Bus Kecil Pribadi Bus Kecil Umum Truk Besar Truk Kecil Roda Tiga Roda Dua Mobil Beban (Ligh Truck) Bus Premium PC PC/LDV LDV LDV LDV MC MC Jumlah kendaraan Solar HDV Bus Nama Jalan ADT Veh. Cat VKT Jumlah Kendaraan Berdasarkan SAMSAT Jumlah Kendaraan Berdasarkan Survey Faktor Emisi SOP Inventarisasi Emisi Online 5

Input data dari sumber bergerak ke dalam mobilev melalui buku petunjuk pedoman Mobilev. Untuk hasil perhitungan akhir dihitung melalui data sebagai berikut: No SUB SUMBER KATEGORI SUMBER ASUMSI EMISI (ton/tahun) NOx SOx NMVOC PM10 CO CO2 1 ON ROAD Major Road 2 Minor Road 3 NON ROAD Kereta Api 4 Terminal (Lalu Lintas) 5 Parkir Dalam Area 6 Parkir Dalam Titik 7 Parkir On Street 8 Parkir Off Street TOTAL ASUMSI EMISI SUMBER BERGERAK BAB IV. PERHITUNGAN BEBAN EMISI SUMBER BERGERAK Dalam melakukan perhitungan emisi beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain adalah: a. Metode yang digunakan b. Ketersediaan emission factors c. Ketersediaan dan keseragaman data konversi energi d. Ketersediaan dan keseragaman dan terkait bahan bakar e. Proses Quality Control dan Evaluasi Metode perhitungan inventarisasi emisi dengan menggunakan perangkat Mobilev yaitu pemodelan emisi yang bisa memprediksi beban emisi pada berbagai situasi jalan, jenis kendaraan, kapasitas mesin, dan faktor lainnya. Faktor emisi didasarkan pada nilai corrinair dan IPCC. Emisi dari lalu lintas sangat rumit kasus, di mana begitu banyak begitu banyak faktor yang mempengaruhi faktor emisi / beban, kita perlu alat untuk memudahkan serta menjaga akurasi perhitungan. Catatan: Total emisi dihitung dengan menggunakan metoda topdown SOP Inventarisasi Emisi Online 6

Emisi major road dengan menggunakan metode bottom up dan software mobilev Emisi minor road dengan menggunakan selisih antara total emisi dengan major road Garis besar perhitungan sumber bergerak on road adalah perhitungan main road dan side road (major dan minor road). Perhitungan ruas ruas utama dilakukan menggunakan software Mobilev sedangkan untuk side road (minor road) dengan menggunakan modifikasi VKT berdasarkan data kendaraan yang diperoleh dari Samsat. Rumus perhitungan dengan menggunakan mobilev adalah sebagai berikut: E TOTAL = E HOT + E COLD + E extra Keterangan: E Total= total emisi beberapa polutan untuk aplikasi spasial dan resolusi temporal E HOT = emisi (g) selama stabil (panas) operasi mesin, E COLD = emisi selama periode dingin-start E extra rem = emisi dari proses lainnya termasuk penguapan diurnal, ban kendaraan dan keausan E HOT; i, k,t = N k L A,T e HOT; i, k, r E Total= total emisi beberapa polutan untuk aplikasi spasial dan resolusi temporal E HOT = emisi (g) selama stabil (panas) operasi mesin, E COLD = emisi selama periode dingin-start E extra = emisi dari proses lainnya termasuk penguapan diurnal, ban kendaraan dan keausan rem Sebelum menghitung emisi road transport terutama untuk main road dengan menggunakan software mobilev maka terlebih dahulu harus dilakukan tahapan-tahapan persiapan. Tahapan-tahapan persiapan ini antara lain : 1. Identifikasi jalan utama (main road/major road) Identifikasi berkaitan dengan pemilihan ruas-ruas yang akan diinput dan diolah menggunakan software mobilev. Jalan-jalan yang akan dipilih sebagai jalur utama bukan hanya berstatus arteri primer. Namun bisa juga jalan yang statusnya di bawah itu (kolektor atau lokal) sepanjang ruas jalan tersebut dipandang penting dalam transportasi sebuah kota. Untuk menghindari minimnya data hitungan mobilev saat dibandingkan dengan data kendaraan Samsat, maka ruas yang dipilih setidaknya telah mencakup 70% VKT dari data Samsat. 2. Survey identitas jalan Mobilev membutuhkan input identitas jalan untuk melakukan perhitungan. Oleh sebab itu beberapa identitas penting atau ciri khas sebuah jalan harus dikumpulkan. Data-data tersebut mencakup panjang jalan, jumlah lajur, direksi jalan, kemiringan jalan dan status/fungsi jalan. SOP Inventarisasi Emisi Online 7

3. Traffic count Survey lalu lintas harian mutlak diperlukan untuk menentukan average daily traffic suatu jalan. Survey dilakukan minimal sejak pukul 06.00 (awal jam puncak pagi) hingga 22.00 (akhir jam puncak malam). Namun, survey selama 24 semakin memberi data yang ideal. Traffic count menghitung kendaraan berdasarkan kategori : motorcycle (motor, scooter), passengers cars (kendaraan pribadi dengan penumpang maksimal 8), light duty vehicle (kendaraan berpenumpang lebih dari 8 atau angkutan barang dengan berat <3,5 ton), high duty vehicle (kendaraan pengangkut barang dengan berat >3,5 ton) dan bus (kendaraan massal pengangkut penumpang). Data-data tersebut akan menjadi input bagi perhitungan otomatis mobilev. Faktor emisi telah dipersiapkan oleh mobilev bersama dengan model simulasi lalu lintas yang terjadi. Mobilev akan menyediakan asumsi emisi NO, NMVOC, PM, CO dan CO 2 baik dalam situasi hot emission maupun cold emission. Aplikasi mobilev dan panduan mobile 3.0 penggunaan mobilev terlampir. Hasil dari hitungan otomatis oleh mobilev tidak bisa langsung digunakan karena perlu dikonversi sesuai dengan kebutuhan inventarisasi yaitu dalam satuan ton/tahun. Oleh sebab itu data perlu disesuaikan dengan bantuan aplikasi excel untuk dapat dimasukkan atau digunakan sebagai data asumsi emisi jalan utama dalam rentang satu tahun. (Sumber: Final Report Emission Inventory for City of Surakarta, UNS 2013). V.VALIDASI DATA Validasi dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Dilaksanakan untuk mengecek kembali dan memastikan data ataupun perhitungan b. QC dilakukan dalam tingkat internal tim dan bersama pemerintah atau stakeholders meeting c. QC terhadap keseluruhan data dilakukan di akhir survey bersama seluruh pemilik data d. QC akhir berfungsi pula untuk melengkapi data yang sulit dikoleksi VI. PENURUNAN BEBAN EMISI MELALUI ENVERONMENTALLY SUSTAINABLE TRANSPORT (EST) 1. Inventarisasi Emisi terintegrasi dengan EST Pemerintah wajib menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di Kawasan Perkotaan (Kawasan Megapolitan, Kawasan Metropolitan dan Kawasan Perkotaan Besar). Untuk kawasan perkotaan mengacu ke UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Status pembangunan angkutan masal ada 11 kota yang sudah beroperasi yaitu: SOP Inventarisasi Emisi Online 8

1. Jakarta (Trans Jakarta 12 koridor), 2. Batam (BPP; 2 koridor) 3. Bogor (Trans Pakuan; 2 koridor) 4. Yogyakarta (Transyogya; 8 koridor) 5. Pekanbaru (Trans Metro Pekanbaru; 2 koridor) 6. Manado (Trans Kawanua; 2 koridor) 7. Semarang (Trans Semarang; 6 koridor) 8. Bandung (Trans Metro Bandung; 11 koridor) 9. Palembang (Transmusi); 6 koridor dengan 150 bus 10. Surakarta (Trans Batik Solo; 2 koridor) 11. Gorontalo (Trans Tholondhalang) Contoh: Peta Koridor Bus Transmusi Palembang 2. Perhitungan penurunan beban pencemaran dari transportasi Langkah-langkah perhitungan perkiraan penurunan beban emisi dari sektor transportasi melalui kuesioner dan traffic counting. Untuk lembar kesioner adalah sebagai berikut: a. Survei kesediaan untuk beralih ke transportasi masal ramah lingkungan: Contoh lembar kuesioner: Identitas Responden Jenis tranportasi Koridor 1........................ Koridor 2............ b. Survey kepemilikan kendaraan Koridor 1 Nama Pemilik kendaraan Jumlah penumpang/ orang Tertarik untuk beralih Kolom pilihan ( beri tanda Pada kolom yang dipilih) Sudah beralih........................ Tidak bersedia untuk beralih........ Alamat Becak Jalan kaki Sepeda Sepeda Motor Mobil Pribadi Koridor 2 Nama Pemilik kendaraan Alamat Becak Jalan kaki Sepeda Sepeda Motor Mobil Pribadi c. Rata-rata nasional unit mobil penumpang (PCU) dan Faktor Emisi Katagori kendaraan Mobil penumpang Faktor emisi CO2 NO2 SO2 HC PM10 CO SOP Inventarisasi Emisi Online 9

Sepeda motor Minibus Taksi Bus Medium Bus transmusi d. Traffic counting Street Dirrection Length MC LV HV Total SPM PC Pub Trans PU Srt Bus Lng Bus ST DT Trailer e. Perhitungan Penurunan beban emisi dari transportasi f. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Penerapan Andalalin g. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Manajemen Parkir SOP Inventarisasi Emisi Online 10

h. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Reformasi Sistem BRT i. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Peremajaan Armada Angkutan j. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Car Free Day SOP Inventarisasi Emisi Online 11

k. Perhitungan Penurunan Emisi Bidang Transportasi: Smart/Eco Driving VII. Inventarisasi emisi online Langkah-langkah: 1. Sebelum hasil dimasukkan menjadi satu dalam server maka data perlu ditapis terlebih dahulu melalui: a. Data yang telah terolah dalam penyusunan Inventarisasi Emisi dikirim ke konsultan melalui alamat email konsultan yaitu b. Dilakukan verifikasi atau validasi data tentang jumlah sumber emisi di sandingkan dengan jumlah konsumsi Bahan bakar minyak (BBM), misal jumlah kendaraan bermotor dengan jumlah konsumsi BBM 2. Setelah data ditapis maka dilakukan proses pemasukan data melalui admin server terpusat oleh KLHK 3. Data-data yang diperlukan untuk mengirimkan hasil penyusunan inventarisasi emisi sumber bergerak online antara lain adalah: a. Data perhitungan inventarisasi emisi sumber bergerak b. Data beban emisi pergrid c. Data yang perlu dikirimkan melalui email antara lain: 1. Data perhitungan inventarisasi emisi sumber bergerak transportasi darat meliputi data mobilev (mayor road), data minor road, data terminal dan data tempat parkir 2. Data Mobilev (mayor road harus dirubah dari text ke numeric) d. Data beban emisi dalam bentuk SHP dan turunannya yaitu; shx;sbx; dbf;sbn; shp e. Data perhitungan beban emisi dalam bentuk tabular atau excel f. File disatukan dalam satu folder g. Kirim data melalui email ke KLH h. Data dioleh di bagian Asdep Data dan Informasi Lingkungan KLH SOP Inventarisasi Emisi Online 12

i. Data dimasukkan dalam satu website KLH yaitu: geospasial.menlh.go.id dan menggunakan peta grid standar nasional VIII. Daftar Pustaka a. Dollaris, et all. Pedoman Penyusunan Inventarisasi Emisi, KLH. Jakarta. 2013 b. Setyono, Prabang et all. Panduan Mobilev 3.0, 2013 c. Setyono, Prabang et all. Final Report Emission Inventory for City of Surakarta. UNS Surakarta. 2013 d. Rencana Aksi Udara Bersih Palembang. Palembang,2013. SOP Inventarisasi Emisi Online 13