BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola

dokumen-dokumen yang mirip
Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

Rangkuman Materi Penjasorkes UTS Semester

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidkan jasmani merupakan suatu kajian yang sangat luas, untuk peningkatan gerak manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PASSING PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola voli yang cukup pesat ternyata banyak sekali anak-anak di berbagai negara

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan)

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lawan. Memvoli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dengan landasan bola pada lapangan tim lain. Bola voli dapat juga sebagai gaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani. (Sugihartono, dkk. 2007: 74). Sementara menurut Ruber yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB II KAJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembina : Drs. Agus Yudhi Untoro Kegiatan : Latihan rutin pada hari Selasa mulai pukul s.d

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Voli Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas enam pemain. Dalam permainan bola voli, setiap regu saling memantulkan bola yang melewati atas net atau jaring. Setiap regu berusaha mematikan gerakan lawan sehingga tidak mampu mengembalikan bola dari pukulan atau pantulan bola dari lawan ( Sri Wahyuni, 2010: 10). Permainan bola voli berasal dari Amerika Serikat. Permainan ini diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1985. Permainan ini berkembang pesat di Amerika Serikat sehingga pada tahun 1922 Young Man Cristien Association sukses menyelenggarakan kejuaraan nasional bola voli. Bola voli masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda. Pada waktu itu Indonesia masih menjadi wilayah jajahan Belanda. Bola voli di masa penjajahan Belanda hanya untuk para pelajar. Baru setelah masa pendudukan Jepang, permainan bola voli mulai berkembang karena tentara Jepang sering bermain bola voli. Akhirnya, masyarakat mulai bermain bola voli. Pada tahun 1951, diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) II di Jakarta. Saat itu permainan bola voli mulai dipertandingkan sehingga permainan bola voli menjadi lebih populer. Akhirnya, pada

tahun 1955 dibentuk organisasi bola voli seluruh Indonesia yang disebut PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia). Tujuan dari permainan bola voli adalah menjaga bola agar tetap diudara dengan teknik tertentu, jangan sampai menyentuh lapangan permainan. Hal ini diperjelas dengan pendapat Mohammad (2010 : 5), yang menyatakan bahwa bentuk permainan bola voli adalah memainkan bola dengan cara dipantulkan dengan 1 atau 2 tangan secara bersama-sama untuk mencegah bola jatuh didaerah sendiri. Berdasarkan aturan yang berkembang juga, selain bertahan dengan menggunakan satu atau dua tangan secara bersama-sama juga pemain dapat menggunakan seluruh bagian tubuh baik bagian kepala ataupun kaki selama perkenaannya pada tubuh tidak double atau dua kali pantulan. Seperti halnya cabang-cabang olahraga lain, bola voli juga harus mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang baik untuk indoor maupun outdoornya. Seperti pernyataan Atmaja (2010: 10), Bola voli merupakan salah satu permainan bola besar yang dilakukan secara beregu yang berhadapan dan dipisahkan oleh net, dimana jumlah anggota setiap regu adalah 6 orang.disamping itu jugaselain bola voli lapangan, terdapat pula bola voli pantai yang pemainnya terdiri atas 2 orang (Yusup, 2010:2). Untuk voli lapangan dan voli pantai, sarana dan prasarana yang digunakan tidak jauh berbeda.

Permainan bola voli dapat dimainkan di tempat terbuka maupun tertutup. Adapun sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan bola voli (Sri Wahyuni, 2010:10) yakni: a. Lapangan Bola Voli Lapangan untuk permainan bola voli memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) panjang : 18 meter 2) lebar : 9 meter Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 51. b. Net atau Jaring Net atau jaring untuk permainan bola voli memiliki ukuran sebagai berikut: 1) Panjang net : 9,50 meter. 2) Lebar net : 1,00 meter. 3) Mata net : 10 cm. Gambar dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 51 c. Bola Bola untuk permainan bola voli memiliki ketentuan sebagai berikut: 1)Bola dibuat dari bahan kulit atau bahan yang biasa digunakan untuk membuat bola voli. 2) Berat bola voli 250 280 gram. 3) Keliling bola 65 70 cm. Gambar dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 51.

Permainan bola voli terbilang cukup familiar di mata masyarakat. Hal ini disamping cara bermainnya yang tidak terlalu sulit, juga karena tidak memerlukan biaya banyak untuk memainkannya. Adapun berikut ini penjelasan selintas dalam bermain bola voli (Sumarjo, 2010:10). 1. Permainan bola voli dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. 2. Permainan dimulai dengan melakukan servis terlebih dahulu yang ditentukan oleh undian wasit. 3. Setelah servis, bola diterima oleh pemain lawan. 4. Hak memainkan bola sebanyak 3 kali. 5. Dalam sebuah tim ada 4 pemain penting yaitu tosser pengumpan), spiker (tukang smash), libero (berposisi di belakang), dan defender (pemain bertahan). Dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai. Teknik dasar ini meliputi, servis atas, servis bawah, passing atas, passing bawah, smash dan terakhir block. Untuk menjadi seorang pemain voli yang baik dibutuhkan penguasaan teknik-teknik dasar ini. Adapun penjelasan singkat mengenai teknik dasar dalam permainan bola voli oleh Widya (2012) dalam artikelnya yakni : a. Servis Servis merupakan serangan pertama dalam suatu regu voli. Teknik dasar servis dibagi menjadi dua, yaitu servis bawah dan servis atas.gambar dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 52.

b. Passing Passing merupakan usaha untuk mengoperkan bola kepada teman dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing dibedakan menjadi dua(gambar dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 53), yaitu : a) passing bawah b) pasing atas. c. Smash Smash adalah tindakan memukul bola yanglurus ke bawah sehingga bola akan bergerak dengancepat dan menukik melewati atas jaring menujuke lapangan lawan. Dalam permainan volismash merupakan teknik penyerangan yang paling utama.untuk gambar dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 53. d. Blocking Blocking atau membendung merupakan tindakan membentuk benteng pertahanan untuk menangkis serangan lawan.gambar dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 54. 2.1.2 Hakikat Passing AtasPada Permainan Bola Voli Passing atas adalah salah satu teknik dasar yang mempunyai peran penting dalam penyerangan. Dengan passing atas yang baik akan menghasilkan pukulan smash yang baik pula. Yusup (2010: 6) mengemukakan bahwa passing atas (set up) adalah cara mengoper atau menerima bola dengan dua tangan di atas depan kepala secara bersamaan(gambar dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 54).

Cara melakukannya passing atasmenurut Yusup ( 2010 : 7 ) adalah sebagai berikut. a) Sikap badan berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut agak ditekuk, dan kedua tangan berada di atas depan dahi. b) Badan agak condong ke depan, pandangan ke arah datangnya bola. c) Jari-jari kedua tangan direnggangkan. d) Perkenaan bola pada ujung jari tangan. e) Saat perkenaan, ikuti gerakan bola, kemudian dorong hingga bola melambung. f) Gerakan tangan disesuaikan dengan keras atau lemahnya bola. Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari alur gerakan yang harus dilakukan, teknik dasar passing ini dibagi dalam tiga gerakan dasar. Seperti yang dikemukakan oleh Aan Sunjata ( 2010 : 10 ) langkah-langkah melakukan passing atas adalah dengan cara berikut. 1) Sikap awal Berdiri dengan sikap kedua lutut dibengkokkanposisi jari tangan direnggangkan dankekuatan terletak pada ibu jari dan telunjuk.sedangkan jari lainnya sebagaikeseimbangan. 2) Gerakan Gerakan tangan mendorong bola ke depan atas, keduasiku lurus disertai dengan meluruskan kedua kaki hinggatumit terangkat ke atas. Perkenaan bola mengenai ruasjari-jari pertama.

3) Gerak lanjutan Tumit terangkat dari lantai, kedua tangan lurus. Pandanganmengikuti arah gerakan bola. Adapun yang perlu diperhatikan dalam passing atas adalah penempatan bola sedemikian rupa sehingga bola pada posisi di depan atas muka pemain. Pantulan bola sesudah di-passing harus melambung tinggi ke arah depan atas (parabola). Passing atas ini biasanya dilakukan apabila bola datangnya lebih tinggi dari bahu. 2.1.3 Hakikat Model Pembelajaran Secara teori, strategi, metode, dan model tidaklah sama. Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran yang disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjukkan kepada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a way in achieving something (Rusman, 2013:132).

Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Istilah model pembelajaran menurut Trianto (2011: 6) mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah : 1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang; 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil ; dan 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Dalam mengajarkan suatu materi harus dipilih model pembelajaran apa saja yang match atau cocok untuk digunakan dengan penyesuaian beberapa aspek misalnya materi pelajaran, keadaan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung, maupun aspek-aspek lain yang dianggap kecil tapi dapat memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. 2.1.4 Hakikat Pembelajaran Koopertif Pembelajaran yang bernaung dalam teori kontstruktivis adalah pembelajaran koopertif. Pembelajaran koopertif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.rusman (2013: 202) berpendapat bahwa pada hakikatnya, pembelajaran

koopertif atau cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok keci secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam model pembelajaran ini, siswa secara bersama-sama mencari pemecahan masalah terhadap apa yang mereka dapat dengan tanpa adanya rasa cemas ataupun terancam salah karena interaksi sebagian besar saat pembelajaran adalah antara siswa satu degan siswa lainnya dalam satu kelompok kecil. Hal ini senada dengan pendapat diatas, Trianto (2011:41) mengemukakan bahwa di dalam kelas koopertif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication).disamping itu, Rusman (2013:204) juga menjelaskan strategi pembelajaran koopertif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa didalam kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran koopertif, yakni : 1). Adanya peserta didik dalam kelompok

2). Adanya aturan main (role) dalam kelompok 3). Adanya upaya belajar dalam kelompok 4). Adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Seiring perkembangan, model pembelajaran kooperatif semakin bervariasi. Adapun aktifitas kelas yang menggunakan cooperative learnig menurut Eddie Likumahua (2012) diantaranya : a. Jigsaw. b. Think-Pair-Share c. Three-Step Interview d. RoundRobin Brainstorming e. Three-minute review f. Numbered Heads Together g. Team Pair Solo h. Circle the Sagei i. Partners

2.1.5 Hakikat Pembelajaran Koopertif Tipe Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson. Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Jigsaw juga dikenal dengan sebutan tim ahli yang mana masing-masing kelompok digambarkan sebagai sang ahli pada materi atau hal-hal tertentu. Aina mulyana (2012) dalam artikelnya juga berpendapat bahwa tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapat pengalaman belajar yang maksimal, baik pegalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam model koopertif tipe jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meingkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap anggota keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain, (Rusman, 2013:218).Adapun secara umum langkah-langkah dalam pembelajaran jigsaw dikemukakan oleh Trianto (2011:56) terdiri dari : 1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok anggotanya 5-6 orang). 2. Materi pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagibagi menjadi beberapa sub bab. 3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. 5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. 6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran, namun juga mempunyai sisi yang kurang menguntungkan. Hal ini patut diperhatikan karena sesempurna apapun suatu model pembelajaran tetap saja mempunyai kekurangannya. Adapun kelebihan dan kelemahan menurut Puji (2013) yakni : Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: 1. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. 2. Mendorong siswa untuk berfikir kritis 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. 4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut. 5. Melibatkan semua anggota kelompok dalam diskusi 6. Melatih siswa mengemukakan pendapat, Gagasan dari ide-ide. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw:

1. Kegiatan balajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan metode yang lainnya. 2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda. 3. Model ini paling cocok diterapkan di daerah yang kultur belajarnya sudah kondusif. 2.2 Pembelajaran Passing Atas Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Bola voli adalah salah satu permainan yang tergolong dalam permainan bola besar. Untuk memainkan bola voli siswa hendaknya mampu menguasai teknik-teknik dasar yang ada yakni servis atas, servis bawah, passing atas, passing bawah, smesh dan blok. Dalam pembelajaran passing atas di sekolah menengah atas dituntut kepekaan dan kemampuan serta kreatifitas seorang guru dalam menyalurkan pengetahuannya agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Untuk itu, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran koopertif tipe jigsaw yang mana siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran passing atas untuk sekolah menengah atas yakni dengan mengajarkan pada kelompok-kelompok kecil gerakan-gerakan yang dilakukan dalam teknik dasar ini, seperti yang di kemukakan oleh Aan Sunjata ( 2010 : 10 ) langkah-langkah melakukan passing atas adalah dengan cara berikut. 1) Sikap awal a. Berdiri dengan sikap kedua lutut dibengkokkan b. Posisi jari tangan direnggangkan dan

c. Kekuatan terletak pada ibu jari dan telunjuk, sedangkan jari lainnya sebagai keseimbangan. 2) Gerakan a. Gerakan tangan mendorong bola ke depan atas b. Keduasiku lurus disertai dengan meluruskan kedua kaki hingga tumit terangkat ke atas. c. Perkenaan bola mengenai ruasjari-jari pertama. 3) Gerak lanjutan a. Tumit terangkat dari lantai b. Kedua tangan lurus c. Pandanganmengikuti arah gerakan bola. Cara pelaksanaan pembelajaran juga dengan memecahkan masalah secara berkelompok antar siswa dengan siswa. Yang mana yang menjadi sub babnya yakni pelaksanaan sikap awal, gerakan dan gerakan lanjutan. Kemudian masingmasing siswa yang tergolong dalam sub bab yang sama digolongkan dalam satu kelompok yang biasanya disebut tim ahli, dan mendiskusikan cara-cara melakukan teknik dasar passing atasdalam bidangnya yang pada akhirnya mampu dikuasai kemudian pengetahuan maupun keterampilan ini dapat merambah ke anggota-anggota kelompok yang lain dalam kelompok kecilnya pada awal pembelajaran. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian kajian teori tadi, dapat dirumuskan bahwa hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah: jika metode pembelajaran koopertif tipe

jigsawdilaksanakan hasil belajarpassing atas dalam permainan bola voli dapat ditingkatkan. 2.4 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah : Jika persentase hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan dasar passing atas melalui model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dapat ditingkatkan, minimal 75%, dari seluruh siswa mampu melakukan passing atas maka penelitian dinyatakan selesai dan berhasil.