BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang ditunjang oleh perkembangan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan dewasa ini sangat pesat kemajuannya. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

oleh perdagangan secara konvensional. 1

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

BAB I PENDAHUUAN. dilaksanakan secara praktis tanpa harus bertemu. Komunikasi yang. adalah melalui internet yang dikenal dengan belanja online.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh berjuta-juta orang yang tersebar di semua penjuru dunia. Internet

BAB I PENDAHULUAN. pihak konsumen, karena lebih mempunyai banyak pilihan dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyartakat. Perkembangan pengguna internet serta adanya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis penjualan dan pemasaran merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. internet sebagai media baru, mendorong perubahan ini menjadi lebih maju.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan masyarakat. Salah satu bukti dari kemajuan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya

berjalan jauh dan bertatap muka secara langsung. Inilah yang dikenal orang

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

NCB Interpol Indonesia - Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik Indonesia Wednesday, 02 January :00

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

Konsep Dasar. E-Commerce. Teguh Wiharko, ST

BAB I PENDAHULUAN. dan pembelian produk melalui media elektronik. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, masalah electronic commerce atau lebih sering disebut e-

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat

dan Hukum di Indonesia Cet 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 14.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dan berdampak terhadap perubahan dalam kinerja manusia. Salah

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan merupakan hal yang wajar antar

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang penting bagi sebuah kemajuan bangsa.seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang baru, salah satunya adalah jual beli sistem online atau elektronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pengguna dan Indonesia kini berada di urutan ke empat dari

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. segala keinginannya, daya beli mereka, dan kemauan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

ELECTRONIC COMMERCE (E-COMMERCE) DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN DAN UU ITE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

E-Business Model. disusun oleh : Nama : Muhammad Wildan Habibi NIM : Kelas : SITI-6G JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perpustakaan LAFAI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan

Pertemuan 11. Pembahasan. 1. Pengertian Cyber law 2. Ruang Lingkup Cyber Law 3. Perangkat hukum Cyber law

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mesin yang dapat menerima informasi input digital, kemudian. Internet merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

BAB 3 KEBERLAKUAN DAN HAMBATAN PENERAPAN ELECTRONIC SIGNATURE Keberlakuan Electronic Signature dalam Electronic Commerce

KEABSAHAN PERJANJIAN JUAL-BELI BENDA BERGERAK MELALUI INTERNET (TINJAUAN DARI BUKU III KUH PERDATA DAN UU NO 11 TAHUN 2008)

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 perkembangan dunia terasa semakin pesat. Internet merupakan suatu jaringan komunikasi digital dan merupakan jaringan komputer terbesar yang menghubungkan berbagai macam jaringan komputer di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa digunakan oleh semua orang dikarenakan kecepatan, kemudahan, serta murahnya biaya. Internet juga dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha untuk memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya. Diantara berbagai macam manfaat serta kegunaan internet ada salah satu manfaat atau kegunaan dari internet yang di pakai orang untuk berdagang atau membeli barang dimana orang dapat melakukan transaksi jual beli suatu barang melalui internet atau yang sering di sebut dengan e-commerce, hal ini merupakan salah satu bentuk pengembangan sistem jual beli yang sebelum nya hanya bersifat konvensional perlahan-lahan berubah menjadi transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. Keberadaan e-commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi

perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua berbeda sekalipun. Dengan e-commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya. Manfaat dari digunakannya e-commerce ini adalah dapat menekan biaya barang dan jasa, serta dapat meningkatkan kepuasan konsumen sepanjang yang menyangkut kecepatan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan harganya. Order cycle sebuah bisnis yang tadinya memakan waktu 30 hari, waktunya bisa dipercepat yakni bisa 5 hari saja. Proses yang cepat tentunya akan meningkatkan pendapatan. E-commerce pada dasarnya merupakan dampak dari berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi. Secara signifikan ini mengubah cara manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, yang dalam hal ini terkait dengan mekanisme dagang, semakin meningkatnya dunia bisnis yang mempergunakan Internet dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara tidak langsung menciptakan sebuah domain dunia baru yang kerap diistilahkan dengan cyber space atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata, cyber space memiliki karakteristik yang unik. Karakteristik unik tersebut memperlihatkan bahwa seorang manusia dapat dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja di dunia ini sejauh yang bersangkutan terhubung ke Internet. Hilangnya batas dunia yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan

orang lain secara efisien dan efektif secara langsung mengubah cara perusahaan melakukan bisnis dengan perusahaan lain atau konsumen. Peter Fingar mengungkapkan bahwa Pada prinsipnya e-commerce menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapai rintangan waktu dan ruang (time and space) yang selama ini menjadi isu utama. Peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai institusi lain harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya. 1 Electronic commerce adalah salah satu bagian dalam pembahasan cyber law yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, merupakan kajian yang lebih khusus dibicarakan. Hal ini disebabkan tentang e-commerce ini hukum yang mengaturnya baru saja disahkan. Perjanjian-perjanjian yang terjadi di dalam e-commerce masih diragukan keabsahannya. Di kalangan ahli hukum di Indonesia masih berbeda pendapat menyangkut keabsahan perjanjian yang dibuat melalui Internet. Dikaitkan dengan KUH Perdata, kebebasan berkontrak memungkinkan komunikasi global dan memiliki akses terhadap informasi secara luas. Hal yang menarik untuk melihat bagaimana KUH Perdata mewadahi perikatan yang menggunakan jalur Internet atau perdagangan melalui Internet. Dalam peraturan mengenai perjanjian atau 1 Ricardus Eko Indrajit, E-commerce Kiat dan Strategi di Dunia Maya, PT Elek Media Komputindo, Jakarta, 2001. Hal.2.

perdagangan yang ada dalam perundangan lebih fleksibel dalam menghadapi transaksi e-commerce. Cukup dengan adanya perikatan diantara para pihak, perjanjian sudah terbentuk, Hal ini dapat jelas mempermudah seseorang dalam transaksi tersebut untuk melakukan wanprestasi terhadap perjanjian yang di bentuk tersebut. Walaupun dalam e-commerce semua transaksi menjadi lebih fleksibel akan tetapi keraguan dalam penggunaan e-commerce tersebut masih banyak muncul dalam masyarakat ini di karenakan kebiasaan dari masyarakat dimana setiap transaksi jual beli masih di perlukan bukti-bukti otentik dalam setiap transaksi nya dan dengan ada nya bukti-bukti otentik pihak yang berwenang lebih mudah mengurus suatu perkara transaksi jual beli, Teknologi dan informasi pada saat ini telah merubah pola hidup dalam masyarakat yang mencakup berbagai macam hal diantaranya perbuahan sosial, ekonomi dan pola penegakan hukum yang secara signifikan berjalan begitu cepat, keberadaan dari teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Untuk mengatasi hal ini tidak lagi dapat dilakukan pendekatan melalui sistem hukum konvensional, mengingat kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritorial suatu negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan dari belahan dunia manapun, kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun orang lain yang tidak pernah berhubungan sekalipun, contoh nya dalam kasus pembobolan kartu kredit melalui internet, tersangka

tidak perlu mengetahui tentang orang yang akan di bobol kartu kreditnya cukup dengan mencari data di melalui media internet dan sedikit ke ahlian dari tersangka maka dana kartu kredit orang tersebut dapat di curi. Di samping itu masalah pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat data elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum acara Indonesia, tetapi dalam kenyataannya data dimaksud juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik 2, berdasarkan hal - hal tersebut maka pada tanggal 25 Maret 2008 di terbitkannya UUITE. Setelah di terbitkannya UUITE tersebut banyak terdapat beberapa permasalahan diantaranya bagaimanakah perlindungan yang di berikan dalam jual beli e-commerce. Mengingat transaksi e-commerce bisa di bilang mencakup hampir seluruh Negara di dunia yang mempunyai sistem hukum dan sistem jual beli yang berbeda, apabila terjadi tindakan penipuan atau pembajakan yang di lakukan oleh perusahaan asing tentu sangat sulit untuk menindak lanjutinya, memang dalam UUITE telah di sebutkan bagaiamana bentuk perlindungan dan penyelesaiannya ( bab VIII tentang penyelesaian sengketa Pasal 38 dan 39 UUITE) dan pada Pasal 37 UUITE tahun telah di jelaskan bahwa undang undang tersebut juga mencakup orang orang yang di luar Indonesia yang mencakup yuridiksi negara Indonesia, akan tetapi hal ini sangat lah kurang jika di bandingkan dengan banyak nya kejahatan yang 2 http://www.informasi-training.com/undang-undang-nomor-11-tahun-2008-tentang-informasitransaksi-elektronik diakses pada tanggal 15 September 2009

dapat di lakukan di dunia maya, selain itu sistem pembuktian yang ada dalam dunia maya sangat lah sulit di dapat karena hanya sedikit bukti bukti yang bisa di dapat oleh penyidik karena bukti bukti elektronik sangat mudah untuk di hilangkan. Selain masalah perlindungan serta pembuktian, apakah transaksi e-commerce tersebut sudah memenuhi syarat syarat perjanjian jual beli yang tertera di KUH Perdata Pasal 1320, dan jika perjanjian jual beli itu tidak memenuhi syarat bagaimanakah cara pembatalannya. Hal ini patut di pertanyakan karena mekanisme dalam jual beli e-commerce sangat mudah dan tidak bertele tele yang mana dengan kemudahan tersebut akan sangat mudah orang bagi para pihak untuk melakukan wanpretasi, namun dibalik kemudahan yang di berikan oleh sistem jual beli e-commerce ada kelemahan dalam jual beli e-commerce yakni data diri yang di isi dalam halaman pembelian dapat di palsukan dan ada beberapa web site yang tidak mementingkan persamaan antara nama pembeli dengan nama pemilik kartu kredit ( khusus pembelian memakai kartu kredit ), hal ini tentu saja tidak memenuhi syarat syarat perjanjian jual beli dalam KUH Perdata Pasal 1320. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, kenyataan saat ini hal yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi tidak dapat lagi dilakukan pendekatan melalui sistem hukum konvensional, mengingat kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritorial suatu negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan dari belahan dunia mana pun, kerugian dapat terjadi baik pada pelaku Internet maupun orang lain yang tidak pernah berhubungan sekalipun misalnya dalam pencurian kartu kredit melalui

pembelanjaan di Internet. Di samping itu, masalah pembuktian merupakan faktor yang penting, mengingat data elektronik belum terakomodasi dengan baik dalam sistem hukum acara Indonesia Berangkat dari latar belakang serta penjelasaan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Perlindungan Hukum Transaksi Jual Beli Melalui Sistem E-Commerce Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di Indonesia

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di tarik beberapa permasalahan mengenai keabsahan serta perlindungan e commerce yakni : 1. Bagaimanakah keabsahan transaksi melalui sistem e-commerce ditinjau dari syarat sah perjanjian jual beli Pasal 1320 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata? 2. Bagaimana bentuk perlindungan yang di berikan terhadap pelaku e-commerce di tinjau dari Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan buku III Kitab Undang- Undang Hukum Perdata? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang sahnya transaksi melalui sistem e-commerce yang ditinjau dari Pasal 1320 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk perlindungan yang di berikan kepada pelaku e-commerce yang di tinjau dari Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat serta kegunaan penelitian ini adalah : 1.4.1 Bagi Masyarakat Luas Dapat memberikan Informasi kepada masyarakat tentang ada nya sistem transaksi jual beli yang baru yakni melalui internet dah memberikan informasi kepada masyarakat tentang keamanan serta kenyamanan melakukan transaksi jual beli melalui internet ( e- commerce ) 1.4.2 Bagi Pemerintah Indonesia Dapat memberikan masukan yang informatif kepada pemerintah Indonesia tentang perkembangan transaksi jual beli yang menggunakan media internet (e-commerce) sebagai sarana transaksi sehingga pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan-kebijakan yang melindungi para pelaku usaha e-commerce tersebut 1.4.3 Bagi Peneliti Sebagai salah satu persayaratan tahap akhir untuk memperoleh gelar sarjana ( strata satu ) S1 bidang hukum di Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan penelitian selanjutnya

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Pendekatan Metode yang dipakai dalam penulisan hukum ini adalah yuridis normatif yang mana pembahasan akan didasarkan pada hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia yakni buku III KUH Perdata dan Undang Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi Elektronik. 1.5.2. Sumber Data 1.5.2.1 Data Primer Sumber data primer ini adalah sumber data yang di peroleh dari hukum postif, yaitu Undang Undang no 11 tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi Elektronik serta buku III KUH Perdata. 1.5.2.2 Data Skunder Data skunder adalah data yang mendukung penjelasan dari data primer antara lain buku-buku, surat kabar, majalah, internet, serta media tertulis lain yang berhubungan dengan judul skripsi ini. 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan cara melalu studi kepustakaan serta studi dokumentasi yaitu berupa analisis terhadap buku, surat kabar, artikel, dan peraturan perundangan yang

berhubungan dengan skripsi ini kemudian di pelajari, diolah serta di terapkan pada permasalahan yang ada. 1.5.4 Analisa Data Analisa yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisa isi (content analysis) terhadap data primer untuk di relevansikan pada pokok permasalahan pada skripsi ini. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skrispi ini terbagi menjadi 4 BAB dan masingmasing bab terdiri atas sub bab. Adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut 1.6.1 Bab I Pendahuluan Bab ini terbagi dalam 6 sub bab, yakni latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, kegunaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan 1.6.2 Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yakni meliputi kajian secara teortis berupa diskripsi atau uraian tentang, pengertian perjanjian, pengertian perjanjian jual beli, tentang hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, tentang wanprestasi dalam jual beli, tentang jual beli di Internet, para pihak dalam jual beli e commerce, mekanisme pembayaran jual beli e- commerce, dan aspek hukum jual beli e- commerce

1.6.3 Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang pemaparan hasil data penelitian tinjauan yuridis terhadap perlindungan jual beli e-commerce serta pembahasan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau hasil analisa penulis di dukung rujukan teoritis atau normatif yang telah penulis paparkan dalam bab sebelum nya 1.6.4 Bab IV Penutup Bab ke IV adalah bab yang berisikan kesimpulan dan saran dari apa yang telah di bahas serta di paparkan oleh penulis dalam Bab II dan Bab III dimana kesimpulan serta saran tersebut di harapkan bisa menjadi rujukan atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam skripsi ini.