BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 perkembangan dunia terasa semakin pesat. Internet merupakan suatu jaringan komunikasi digital dan merupakan jaringan komputer terbesar yang menghubungkan berbagai macam jaringan komputer di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa digunakan oleh semua orang dikarenakan kecepatan, kemudahan, serta murahnya biaya. Internet juga dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha untuk memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya. Diantara berbagai macam manfaat serta kegunaan internet ada salah satu manfaat atau kegunaan dari internet yang di pakai orang untuk berdagang atau membeli barang dimana orang dapat melakukan transaksi jual beli suatu barang melalui internet atau yang sering di sebut dengan e-commerce, hal ini merupakan salah satu bentuk pengembangan sistem jual beli yang sebelum nya hanya bersifat konvensional perlahan-lahan berubah menjadi transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. Keberadaan e-commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi
perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua berbeda sekalipun. Dengan e-commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya. Manfaat dari digunakannya e-commerce ini adalah dapat menekan biaya barang dan jasa, serta dapat meningkatkan kepuasan konsumen sepanjang yang menyangkut kecepatan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan harganya. Order cycle sebuah bisnis yang tadinya memakan waktu 30 hari, waktunya bisa dipercepat yakni bisa 5 hari saja. Proses yang cepat tentunya akan meningkatkan pendapatan. E-commerce pada dasarnya merupakan dampak dari berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi. Secara signifikan ini mengubah cara manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, yang dalam hal ini terkait dengan mekanisme dagang, semakin meningkatnya dunia bisnis yang mempergunakan Internet dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara tidak langsung menciptakan sebuah domain dunia baru yang kerap diistilahkan dengan cyber space atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata, cyber space memiliki karakteristik yang unik. Karakteristik unik tersebut memperlihatkan bahwa seorang manusia dapat dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja di dunia ini sejauh yang bersangkutan terhubung ke Internet. Hilangnya batas dunia yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan
orang lain secara efisien dan efektif secara langsung mengubah cara perusahaan melakukan bisnis dengan perusahaan lain atau konsumen. Peter Fingar mengungkapkan bahwa Pada prinsipnya e-commerce menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapai rintangan waktu dan ruang (time and space) yang selama ini menjadi isu utama. Peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai institusi lain harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya. 1 Electronic commerce adalah salah satu bagian dalam pembahasan cyber law yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, merupakan kajian yang lebih khusus dibicarakan. Hal ini disebabkan tentang e-commerce ini hukum yang mengaturnya baru saja disahkan. Perjanjian-perjanjian yang terjadi di dalam e-commerce masih diragukan keabsahannya. Di kalangan ahli hukum di Indonesia masih berbeda pendapat menyangkut keabsahan perjanjian yang dibuat melalui Internet. Dikaitkan dengan KUH Perdata, kebebasan berkontrak memungkinkan komunikasi global dan memiliki akses terhadap informasi secara luas. Hal yang menarik untuk melihat bagaimana KUH Perdata mewadahi perikatan yang menggunakan jalur Internet atau perdagangan melalui Internet. Dalam peraturan mengenai perjanjian atau 1 Ricardus Eko Indrajit, E-commerce Kiat dan Strategi di Dunia Maya, PT Elek Media Komputindo, Jakarta, 2001. Hal.2.
perdagangan yang ada dalam perundangan lebih fleksibel dalam menghadapi transaksi e-commerce. Cukup dengan adanya perikatan diantara para pihak, perjanjian sudah terbentuk, Hal ini dapat jelas mempermudah seseorang dalam transaksi tersebut untuk melakukan wanprestasi terhadap perjanjian yang di bentuk tersebut. Walaupun dalam e-commerce semua transaksi menjadi lebih fleksibel akan tetapi keraguan dalam penggunaan e-commerce tersebut masih banyak muncul dalam masyarakat ini di karenakan kebiasaan dari masyarakat dimana setiap transaksi jual beli masih di perlukan bukti-bukti otentik dalam setiap transaksi nya dan dengan ada nya bukti-bukti otentik pihak yang berwenang lebih mudah mengurus suatu perkara transaksi jual beli, Teknologi dan informasi pada saat ini telah merubah pola hidup dalam masyarakat yang mencakup berbagai macam hal diantaranya perbuahan sosial, ekonomi dan pola penegakan hukum yang secara signifikan berjalan begitu cepat, keberadaan dari teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Untuk mengatasi hal ini tidak lagi dapat dilakukan pendekatan melalui sistem hukum konvensional, mengingat kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritorial suatu negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan dari belahan dunia manapun, kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun orang lain yang tidak pernah berhubungan sekalipun, contoh nya dalam kasus pembobolan kartu kredit melalui internet, tersangka
tidak perlu mengetahui tentang orang yang akan di bobol kartu kreditnya cukup dengan mencari data di melalui media internet dan sedikit ke ahlian dari tersangka maka dana kartu kredit orang tersebut dapat di curi. Di samping itu masalah pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat data elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum acara Indonesia, tetapi dalam kenyataannya data dimaksud juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik 2, berdasarkan hal - hal tersebut maka pada tanggal 25 Maret 2008 di terbitkannya UUITE. Setelah di terbitkannya UUITE tersebut banyak terdapat beberapa permasalahan diantaranya bagaimanakah perlindungan yang di berikan dalam jual beli e-commerce. Mengingat transaksi e-commerce bisa di bilang mencakup hampir seluruh Negara di dunia yang mempunyai sistem hukum dan sistem jual beli yang berbeda, apabila terjadi tindakan penipuan atau pembajakan yang di lakukan oleh perusahaan asing tentu sangat sulit untuk menindak lanjutinya, memang dalam UUITE telah di sebutkan bagaiamana bentuk perlindungan dan penyelesaiannya ( bab VIII tentang penyelesaian sengketa Pasal 38 dan 39 UUITE) dan pada Pasal 37 UUITE tahun telah di jelaskan bahwa undang undang tersebut juga mencakup orang orang yang di luar Indonesia yang mencakup yuridiksi negara Indonesia, akan tetapi hal ini sangat lah kurang jika di bandingkan dengan banyak nya kejahatan yang 2 http://www.informasi-training.com/undang-undang-nomor-11-tahun-2008-tentang-informasitransaksi-elektronik diakses pada tanggal 15 September 2009
dapat di lakukan di dunia maya, selain itu sistem pembuktian yang ada dalam dunia maya sangat lah sulit di dapat karena hanya sedikit bukti bukti yang bisa di dapat oleh penyidik karena bukti bukti elektronik sangat mudah untuk di hilangkan. Selain masalah perlindungan serta pembuktian, apakah transaksi e-commerce tersebut sudah memenuhi syarat syarat perjanjian jual beli yang tertera di KUH Perdata Pasal 1320, dan jika perjanjian jual beli itu tidak memenuhi syarat bagaimanakah cara pembatalannya. Hal ini patut di pertanyakan karena mekanisme dalam jual beli e-commerce sangat mudah dan tidak bertele tele yang mana dengan kemudahan tersebut akan sangat mudah orang bagi para pihak untuk melakukan wanpretasi, namun dibalik kemudahan yang di berikan oleh sistem jual beli e-commerce ada kelemahan dalam jual beli e-commerce yakni data diri yang di isi dalam halaman pembelian dapat di palsukan dan ada beberapa web site yang tidak mementingkan persamaan antara nama pembeli dengan nama pemilik kartu kredit ( khusus pembelian memakai kartu kredit ), hal ini tentu saja tidak memenuhi syarat syarat perjanjian jual beli dalam KUH Perdata Pasal 1320. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, kenyataan saat ini hal yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi tidak dapat lagi dilakukan pendekatan melalui sistem hukum konvensional, mengingat kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh teritorial suatu negara, aksesnya dengan mudah dapat dilakukan dari belahan dunia mana pun, kerugian dapat terjadi baik pada pelaku Internet maupun orang lain yang tidak pernah berhubungan sekalipun misalnya dalam pencurian kartu kredit melalui
pembelanjaan di Internet. Di samping itu, masalah pembuktian merupakan faktor yang penting, mengingat data elektronik belum terakomodasi dengan baik dalam sistem hukum acara Indonesia Berangkat dari latar belakang serta penjelasaan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Perlindungan Hukum Transaksi Jual Beli Melalui Sistem E-Commerce Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di tarik beberapa permasalahan mengenai keabsahan serta perlindungan e commerce yakni : 1. Bagaimanakah keabsahan transaksi melalui sistem e-commerce ditinjau dari syarat sah perjanjian jual beli Pasal 1320 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata? 2. Bagaimana bentuk perlindungan yang di berikan terhadap pelaku e-commerce di tinjau dari Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan buku III Kitab Undang- Undang Hukum Perdata? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang sahnya transaksi melalui sistem e-commerce yang ditinjau dari Pasal 1320 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk perlindungan yang di berikan kepada pelaku e-commerce yang di tinjau dari Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat serta kegunaan penelitian ini adalah : 1.4.1 Bagi Masyarakat Luas Dapat memberikan Informasi kepada masyarakat tentang ada nya sistem transaksi jual beli yang baru yakni melalui internet dah memberikan informasi kepada masyarakat tentang keamanan serta kenyamanan melakukan transaksi jual beli melalui internet ( e- commerce ) 1.4.2 Bagi Pemerintah Indonesia Dapat memberikan masukan yang informatif kepada pemerintah Indonesia tentang perkembangan transaksi jual beli yang menggunakan media internet (e-commerce) sebagai sarana transaksi sehingga pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan-kebijakan yang melindungi para pelaku usaha e-commerce tersebut 1.4.3 Bagi Peneliti Sebagai salah satu persayaratan tahap akhir untuk memperoleh gelar sarjana ( strata satu ) S1 bidang hukum di Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan penelitian selanjutnya
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Pendekatan Metode yang dipakai dalam penulisan hukum ini adalah yuridis normatif yang mana pembahasan akan didasarkan pada hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia yakni buku III KUH Perdata dan Undang Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi Elektronik. 1.5.2. Sumber Data 1.5.2.1 Data Primer Sumber data primer ini adalah sumber data yang di peroleh dari hukum postif, yaitu Undang Undang no 11 tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi Elektronik serta buku III KUH Perdata. 1.5.2.2 Data Skunder Data skunder adalah data yang mendukung penjelasan dari data primer antara lain buku-buku, surat kabar, majalah, internet, serta media tertulis lain yang berhubungan dengan judul skripsi ini. 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan cara melalu studi kepustakaan serta studi dokumentasi yaitu berupa analisis terhadap buku, surat kabar, artikel, dan peraturan perundangan yang
berhubungan dengan skripsi ini kemudian di pelajari, diolah serta di terapkan pada permasalahan yang ada. 1.5.4 Analisa Data Analisa yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisa isi (content analysis) terhadap data primer untuk di relevansikan pada pokok permasalahan pada skripsi ini. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skrispi ini terbagi menjadi 4 BAB dan masingmasing bab terdiri atas sub bab. Adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut 1.6.1 Bab I Pendahuluan Bab ini terbagi dalam 6 sub bab, yakni latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, kegunaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan 1.6.2 Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yakni meliputi kajian secara teortis berupa diskripsi atau uraian tentang, pengertian perjanjian, pengertian perjanjian jual beli, tentang hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, tentang wanprestasi dalam jual beli, tentang jual beli di Internet, para pihak dalam jual beli e commerce, mekanisme pembayaran jual beli e- commerce, dan aspek hukum jual beli e- commerce
1.6.3 Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang pemaparan hasil data penelitian tinjauan yuridis terhadap perlindungan jual beli e-commerce serta pembahasan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau hasil analisa penulis di dukung rujukan teoritis atau normatif yang telah penulis paparkan dalam bab sebelum nya 1.6.4 Bab IV Penutup Bab ke IV adalah bab yang berisikan kesimpulan dan saran dari apa yang telah di bahas serta di paparkan oleh penulis dalam Bab II dan Bab III dimana kesimpulan serta saran tersebut di harapkan bisa menjadi rujukan atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam skripsi ini.