VI. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Standar Operasional Prosedur. Pendampingan dan Rujukan Perempuan Korban Kekerasan Yayasan Sanggar Suara Perempuan SoE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan masalah sosial yang perlu segera diatasi, secara kualitas maupun

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS

Latar Belakang. Sementara itu guna meningkatkan peran daerah dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah telah menerbitkan

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penegakkan hukum, Polwan di UPPA juga berperan aktif dalam melakukan

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

-2- Anak secara terintegrasi, terpadu, dan holistik, perlu dilakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang dilakukan oleh Menteri dan Komisi. Oleh

Institute for Criminal Justice Reform

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB II PROFIL BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMBPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ACEH TENGAH

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada budaya organisasi. Salah satu perubahan yang terjadi secara konstan

BAB IV PENUTUP. A. Adanya Kebijakan yang Dilaksanakan. a. Isi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Belitung dalam. Mengatasi Pertambangan Illegal

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN DAN PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT PELAYANAN TERPADU DAN RUMAH AMAN

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

Transkripsi:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai implementasi strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam menanggulangi masalah kekerasan terhadap perempuan maka dapat disimpulkan 1. Strategi (DAMAR) Dalam Penanggulangan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan, adalah sebagai berikut: a. Sasaran/Penetapan Tujuan Tahunan bahwa DAMAR Kota Bandar Lampung secara umum telah memiliki visi, misi, dan sasaran tahunan yang jelas, dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa DAMAR Kota Bandar Lampung telah memiliki sasaran/penetapan tujuan tahunan yang jelas yang diturunkan dari sasaran tujuan jangka panjang. Hal tersebut tentunya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hubies dan Najib (2008:25), bahwa sasaran dan penetapan tujuan yang telah dirumuskan dalam proses perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahunan yang harus diturunkan dalam tujuan tahunan. Artinya setiap organisasi harus menetapkan tujuan tahunan yang mendukung pencapaian sasaran dan tujuan lima tahunan. Selain itu setiap organisasi juga harus memiliki visi

119 dan misi yang jelas, karena visi merupakan suatu gambaran akhir mengenai tujuan yang hendak dicapai sedangkan, misi merupakan tindakan-tindakan nyata yang diambil oleh suatu organisasi dalam rangka mewujudkan visi. Jadi dapat disimpulkan bahwa DAMAR sudah memenuhi salah satu unsur dalam implementasi strategi yaitu sasaran/penetapan tujuan tahunan. Sasaran tahunan DAMAR secara umum dapat disimpulkan yaitu: menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung, meningkatkan pemahaman UU kekerasan terhadap perempuan dimasyarakat, dan juga meningkatkan kemampuan DAMAR dan steakholders yang terkait dalam menangani masalah kekerasan terhadap perempuan. Dari tujuan tahunan yang dimiliki DAMAR tersebut peneliti melihat bahwa tujuan tahunan tersebut telah mencakup strategi yang dimiliki DAMAR itu sendiri yakni 1) Melakukan sosialisasi tentang keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan kualitas hidup perempuan, dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan sampai ketingkat desa/kelurahan, dan 2) Meningkatkan kapasitas DAMAR Lembaga Advokasi Perempuan sebagai pusat informasi, konsultasi, dan mediasi berbagai bidang kehidupan perempuan. b. Struktur Organisasi, struktur organisasi DAMAR jelas terlihat adanya kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukan, dan juga adanya kejelasan uraian tugas dari masing-masing bidang yang ada sehingga diharapkan tidak adanya tumpang tindih mengenai pelaksanaan tugas masing-masing bidang. Ini tentunya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Akdon. Menurut Akdon (2006:112), struktur organisasi sangat berpengaruh pada kinerja suatu organisasi. Seseorang akan berkonsentrasi untuk bekerja pada

120 suatu organisasi apabila wewenang dan jabatannya diketahai secara jelas. Spesialisasi dibutuhkan agar para karyawan mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan keahlianya masing-masing, dengan adanya spesialisasi kerja yang baik, kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukan, dan juga adanya kejelasan uraian tugas dari masing-masing bidang, maka para aktivis/anggota mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik dan optimal dengan demikian secara otomatis akan meningkatkan kinerja DAMAR. c. Program, mengenai program kerja DAMAR Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) Kota Bandar Lampung sangat serius dalam mengimplementasikan starateginya guna menangani masalah kekerasan terhadap perempuan. Hal tersebut tentunya sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Hunger & Wheelen, menurut Hunger & Wheelen (2003:300) tujuan program dibuat adalah untuk membuat strategi dapat dilaksanakan dalam tindakan (action-oriented). Hunger & Wheelen (2003:12), menjelaskan bahwa program adalah peryataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang yang disusun secara sistematis sebagai penjabaran strategi. Jika dikaitkan dengan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa DAMAR telah berhasil dalam mengimplementasikan strateginya melalui program-program yang dimilikinya, program-program kerja yang dimiliki DAMAR dibuat sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang dimiliki oleh DAMAR itu sendiri, dan dalam program kerja tersebut sangat jelas menjabarkan strategi DAMAR melalui aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan

121 bahwa DAMAR sudah cukup berhasil dalam mengimplementasikan strateginya melalui program, dimana program-program yang dimiliki DAMAR jelas sekali sangat menjabarkan strategi-strategi yang ada kedalam tindakan yang tersusun secara sistematis. d. Prosedur/Standar Operating Procedur (SOP), melihat adanya korelasi antara hasil penelitian di lapangan dengan teori yang dikemukakan oleh Hunger dan wheelen. Menurut Hunger dan wheelen (2003:18) Prosedur sering disebut juga sebagai Standar Operating Procedur (SOP) adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Apabila dikaitkan dengan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) telah memiliki prosedur yang jelas dalam penaganan tindak kekerasan dalam rumah tangga di Kota Bandar Lampung seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yang mengacu pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan, standar pelayanan minimal tersebut menjadi tolak ukur DAMAR dalam memberikan pelayanan penanganan, laporan/pengaduan, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan. e. Alokasi Sumber Daya. Mengenai sumber daya DAMAR telah memiliki SDM maupun non SDM seperti sarana dan prasarana. Walaupun dari temuan dilapangan terungkap bahwa SDM yang dimiliki oleh DAMAR bisa dikatan belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, namun DAMAR mempunyai keseriusan dalam mengelola sumber daya manusia

122 yang dimilikinya, hal ini dapat terlihat dari keseriusan DAMAR dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya yang salah satunya dengan mengadakan pelatihan (training), praktek latihan (drill), dan juga melakukan studi banding ke Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) Provinsi lainnya di indonesia guna memberi ilmu dan wawasan baru kepada pegawai. Lebih lanjut mengenai sarana dan prasarana DAMAR, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah cukup lengkap seperti: Gedung/Kantor, sarana transportasi, sarana komunikasi, dan sarana penunjang yang ada seperti: komputer, printer, peralatan audio visual, kamera digital, perlengkapan kerja, perlengkapan kantor, alat tulis kantor dan sebagainya. Hanya saja ada beberapa sarana yang perlu untuk diperhatikan dan perlu ditambah. 2. Hambatan atau kendala yang dihadapi DAMAR dalam menangani tindak kekerasan terhadap perempuan, meliputi: a. Faktor internal yang diantaranya meliputi; pendanaan dan keterbatasan sumber daya manusia/personil DAMAR b. Faktor eksternal, meliputi; korban kekerasan, budaya dan agama korban, pelaku kekerasan, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala dalam menangani tindak kekerasan terhadap perempuan, diantaranya meliputi; a. Untuk mengatasi hambatan yang berasal dari faktor internal, yaitu: memperluas jaringan dengan lembaga donor dalam hal pendanaan; membuka kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi aktivis/relawan (volunteer) yang secara sukarela mau bergabung dengan DAMAR dalam

123 hal keterbatasan sumber daya manusia; dalam hal keterbatasan disiplin ilmu melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda dengan para aktivis, dilakukan apabila DAMAR sangat membutuhkan pertolongan dari pihak lain berdasarkan persetujuan korban, yang meliputi: 1) Dengan instansi kepolisian. DAMAR bekerjasama dengan POLDA Lampung dalam hal penyelidikan dan penyidikan perkara, 2) Dengan tenaga kesehatan, DAMAR bekerjasama dengan RSUDAM dalam mengeluarkan rekam medis (berkas berisikan catatan tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien/ korban pada sarana kesehatan), 3) Dengan pembimbing rohani dari Departemen Agama Provinsi Lampung untuk menguatkan iman dan penyelesaian dari segi agama dan kepercayaannya. 4) Dengan Dinas Sosial Propinsi Lampung untuk memberikan shelter (rumah aman) yang dibutuhkan korban. b. Untuk mengatasi hambatan eksternal yang dihadapi oleh DAMAR, diantaranya adalah: 1) Dalam mengatasi hambatan yang berasal dari korban meliputi: menjelaskan kepada korban mengenai pilihan yang dapat diambil dan konsekuensi setiap pilihan yang ada dengan melakukan diskusi dengan keluarga mengenai pilihan yang diambilnya; membuat perjanjian dengan korban mengenai hal-hal tertentu dan akibat apabila perjanjian tersebut dilanggar, maka perjanjian mengenai larangan

124 korban untuk menceritakan masalah yang dihadapinya kepada orang lain tanpa izin atau sepengetahuan DAMAR, jika korban melanggarnya maka lembaga tidak akan mendampingi korban; menumbuhkan kepercayaan diri dan keberaniaan kepada korban kekerasan bahwa dia sanggup menyelesaikan masalahnya 2) Upaya yang dilakukan kekerasan dalam mengatasi hambatan yang berasal dari pelaku kekerasan, yaitu melakukan sanksi yang tertera di dalam surat perjanjian bersama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan rumusan kesimpulan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa rekomendasi yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan, masukan, dan saran yaitu sebagai berikut: 1. Lembaga Donor diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada DAMAR khususnya dalam hal pendanaan serta sarana dan prasana, agar DAMAR sebagai ujung tombak bagi Lembaga Advokasi Perempuan Kota Bandar Lampung dapat lebih optimal dalam dalam melaksanakan tugastugas pokoknya guna menangani masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kota Bandar Lampung. 2. DAMAR sebagai pusat pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan tentunya harus memiliki sumber daya manusia yang yang profesional dan berkualitas yang ahli mengenai penanganan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sehingga diharapkan DAMAR

125 dapat meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya dengan cara melakukan pendidikan dan pelatihan mengenai berbagai disiplin ilmu yang berbeda kepada para aktivis sehingga para aktivis dapat melakukan pertolongan darurat kepada korban kekerasan terhadap perempuan. 3. DAMAR diharapkan dapat terus meningkatakan sosialisasi terhadap masyarakat tentang masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak, UU NO. 7 tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan (ratifikasi CEDAW), dan tentang DAMAR itu sendiri, dikarenakan selama ini pengetahuan masyarakat tentang UU NO. 7 tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan (ratifikasi CEDAW) lembaga-lembaga sosial yang perduli terhadap masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sangat kurang.