PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

Daftar Isi. Tinjauan Teoritik tentang Semiotik Ni Wayan Sartini 1-10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE. Tri Pujiati 1. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN,

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca

BAB I PENDAHULUAN. melatarbelakanginya (Ratna, 2005: 23). Faruk (1994: 1) mengatakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi

11ILMU. Modul Perkuliahan XI. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Semiotik. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Banyaknya penggunaan simbol-simbol dalam puisi menuntut pembaca

BAB IV ANALISA DATA. A. Makna Penanaman Anak Pohon Pisang Bagi Jenazah Orang Yang. bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE ABSTRAK. Kata Kunci: Sastra, Semiotika, Pragmatisme, Charles Sanders Peirce.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semion yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ilham, Mohamad Sahril dan Nini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mendukung seluruh data-data yang terkumpul pada saat penelitian dan

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEDIA KOMUNIKASI. Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medium yang berarti tengah, diantara atau penghubung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

SEMIOTIK FLORA ACARA TEPUNG TAWAR MASYARAKAT MELAYU SERDANG: SUATU KAJIAN EKOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki banyak bangunan monumental yang dibuat. oleh Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat seperti kompleks Kraton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Semiotika Pragmatik (Charles Sanders Pierce)

BAB I PENDAHULUAN. macam-macam seni salah satunya adalah lagu. 2. kebudayaan tertentu yang sesuai dengan kodrat nalurinya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

Transkripsi:

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan Indonesia Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (van Zoest, 1993:1). Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Ahli sastra Teew (1984:6) mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun. Semiotik merupakan cab ang ilmu yang relatif masih baru. Penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dipelajari secara lebih sistematis pada abad kedua puluh. Para ahli semiotik modern mengatakan bahwa analisis semiotik modern telah diwarnai dengan dua nama yaitu seorang linguis yang berasal dari Swiss bernama Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan seorang filsuf Amerika yang bernama Charles Sanders Peirce (1839-1914). Peirce menyebut model sistem analisisnya dengan semiotik dan istilah tersebut telah menjadi istilah yang dominan digunakan untuk ilmu tentang tanda. Semiologi de Saussure berbeda dengan semiotik Peirce dalam beberapa hal, tetapi keduanya berfokus pada tanda. Seperti 1

telah disebut-kan di depan bahwa de Saussure menerbit -kan bukunya yang berjudul A Course in General Linguistics (1913). Dalam buku itu de Saussure memba -yangkan suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam masyarakat. Ia juga menjelas -kan konsep-konsep yang dikenal dengan dikotomi linguistik. Salah satu dikotomi itu adalah signifier dan signified (penanda dan petanda). Ia menulis the linguistics sign unites not a thing and a name,but a concept and a sound image a sign. Kombinasi antara konsep dan citra bunyi adalah tanda ( sign). Jadi de Saussure mem-bagi tanda menjadi dua yaitu komponen, signifier (atau citra bunyi) dan signified (atau konsep) dan dikatakannya bahwa hubungan antara keduanya adalah arbitrer. Semiologi didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada di belakang sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda, di sana ada sistem (de Saussure, 1988:26). Sekalipun hanyalah merupakan salah satu cabangnya, namun linguistik dapat berperan sebagai model untuk se-miologi. Penyebabnya terletak pada ciri arbiter dan konvensional yang dimiliki tanda bahasa. Tanda -tanda bukan bahasa pun dapat dipandang sebagai fenomena arbiter dan konvensional seperti mode, upacara, kepercayaan dan lain -lainya. Dalam perkembangan terakhir kajian mengenai tanda dalam masyarakat didominasi karya filsuf Amerika. Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kajian Peirce jauh lebih terperinci daripada tulisan de Saussure yang lebih programatis. Oleh karena itu istilah semiotika lebih l azim dalam dunia Anglo-Sakson, dan istilah semiologi lebih dikenal di Eropa Kontinental. Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensioanl. Bagi teman-teman sejamannya ia terlalu orisional. Dalam kehidupan bermasyarakat, teman-temannya membiarkannya dalam kesusahan dan meninggal dalam kemiskinan Perhatian untuk karya-karyanya tidak banyak diberikan oleh teman-temannya. Peirce banyak menulis, tetapi kebanyakan tulisannya bersifat pendahuluan, sketsa dan sebagian besar tidak diterbitkan sampai ajalnya. Baru pada tahun 1931-1935 Charles Hartshorne dan Paul Weiss menerbitkan enam jilid pertama karyanya yang berjudul Collected Papers of Charles Sanders Pierce. Pada tahun 1957, terbit jilid 7 dan 8 yang dikerjakan oleh Arthur W Burks. 2

Jilid yang terakhir berisi bibliografi tulisan Pierce. Peirce selain seorang filsuf juga seorang ahli logika dan Peirce memahami bagaimana manusia itu bernalar. Peirce akhirnya sampai pada keyakinan bahwa manusia ber pikir dalam tanda. Maka diciptakannyalah ilmu tanda yang ia sebut semiotik. Semiotika baginya sinonim dengan logika. Secara harafiah ia mengatakan Kita hanya berpikir dalam tanda. Di samping itu ia juga melihat tanda sebagai unsur dalam komunikasi. Pierce (dalam Van Zoest, 1996: 8-9) membagi hubungan penanda dan petanda atas tiga konsep: (1) ikon, yakni hubungan antara tanda dan acuannya yang memiliki hubungan kemiripan. Kemiripan yang dimaksudkan adalah kemiripan secara alamiah. Misalnya, kesamaan potret dengan orang yang diambil fotonya, kesamaan peta dengan wilayah geografi yang digambarkannya, dan gambar kuda menandai kuda yang nyata; (2) indeks, yakni hubungan antara tanda dan acuannya yang timbul karena ada kedekatan eksistensi. Dapat dikatakan terdapat hubungan kausalitas (sebab-akibat) yang bersifat alamiah. Misalnya, asap menandakan adanya api, dan arah angin menunjukkan cuaca; (3) simbol, yakni hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional. Maksudnya, tanda itu mengacu pada sesuatu yang telah mendapat kesepakatan masyarakat. Misalnya, lampu merah menandakan berhenti, dan mengangguk mena ndakan menyetujui atau membenarkan. Menurut Peirce kata semiotika, kata yang sudah digunakan sejak abad kedelapan belas oleh ahli filsafat Jerman Lambert, merupakan sinonim kata logika. Logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran, menurut hipotesis Pierce yang mendasar dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan manusia berfikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence) atau kerja sama tiga subyek yaitu tanda (sign), obyek (object) dan interpretan (interpretant). Pendekatan semiotika Pierce yang menekankan pada jenis-jenis tanda yang utama yaitu ikon, indeks, dan simbol dapat diterapkan pula untuk mengamati gejalagejala yang nampak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tanda-tanda yang dipalsukan. Pemalsuan tanda-tanda dalam kaitannya dengan aktivitas kehidupan 3

manusia pada dasarnya mempunyai dua sisi, sisi baik dan sisi tidak baik. Sisi baik dari pemalsuan tanda-tanda umumnya adalah untuk tujuan kebaikan bersama sedangkan sisi tidak baik umumnya bertujuan untuk kepentingan pihak pertama saja. Dalam hal tanda-tanda yang dipalsukan untuk tujuan kebaikan diantaranya terdapat dalam tataran berikut: (1) Perilaku manusia: pengecatan rambut dengan warna hitam, pemasangan gigi palsu; (2) Kondisi lingkungan: Inkubator bayi, Green house; (3) Sifat alamiah: perubahan warna pada tubuh bunglon. Tataran Dampak yang tidak Perilaku manusia Warna rambut dicat hitam Agar tampak masih muda Memberikan sugesti kepada pelaku dan orang lain di sekitar pelaku bahwa pelaku masih dalam keadaan atau kondisi baik di usia yang sudah menginjak tua Pelaku dan orang lain yang ada di sekitar pelaku tidak menyadari bahwa sesungguhnya kondisi pelaku sudah tidak sepenuhnya berada dalam kondisi baik Tataran Dampak yang tidak Perilaku manusia Pemasangan gigi palsu Agar tampak masih muda Memberikan manfaat kepada pelaku dan orang lain di sekitar pelaku bahwa pelaku masih dalam keadaan atau kondisi baik di usia yang sudah menginjak tua. Pelaku dan orang lain yang ada di sekitar pelaku tidak menyadari bahwa sesungguhnya kondisi 4

Tataran Dampak yang tidak pelaku sudah tidak sepenuhnya berada dalam kondisi baik Kondisi lingkungan Suhu dan kelembaban dalam green house Memberikan kondisi ideal bagi pertumbuhan benih dan tumbuhan Benih dan tumbuhan dapat merasakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan Tumbuhan tidak berkembang sesuai dengan perkembangan alamiah sehingga pertumbuhannya tidak normal. Tataran Dampak yang tidak Kondisi lingkungan Suhu dan kelembaban dalam inkubator bayi Memberikan kondisi yang mendekati kondisi sebenarnya bagi pertumbuhan bayi Bayi dapat merasakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan kesehatan fisik dan kesehatan mental sesuai dengan kondisi ideal yang diperlukannya Bayi tidak berkembang sesuai dengan perkembangan alamiah sehingga pertumbuhannya tidak normal. Tataran Kondisi alamiah Warna kulit pada binatang bunglon Menyamarkan warna kulitnya dengan penyesuaian warna lingkungan sekitarnya Bunglon terhindar dari khewan pemangsa karena keberadaannya tidak jelas terlihat. 5

Dampak yang tidak Apabila penyamarannya tidak berhasil maka keselamatan nyawa bunglon menjadi taruhannya Berdasarkan Pendekatan semiotika Pierce yang menekankan pada jenis-jenis tanda yang utama yaitu ikon, indeks, dan simbol, maka untuk contoh kasus di atas dapat dijelaskan dalam bentuk bagan berikut: 1. Perubahan warna rambut, putih ke hitam: Signifier Laki-laki dan perempuan dewasa Sign Represent Signified Rambut putih dicat dengan warna hitam Hal yang diidamkan oleh mereka yang sudah cukup usia Tampak lebih muda 2. Pemasangan gigi palsu: Signifier Sign Represent Laki-laki dan perempuan dewasa Gigi ompong dipasang dengan gigi palsu Hal yang diidamkan oleh mereka yang sudah cukup usia 6

Signified Tampak lebih muda 3. Inkubator bayi Signifier Bayi laki-laki dan perempuan dewasa Sign Represent Signified Pengkondisian suhu dan kelembaban ruang Hal yang diidamkan dalam pertumbuhan bayi Pertumbuhan yang baik Semiotika dapat digunakan sebagai proses untuk mengetahui kondisi objektif yang nampak dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mempermudah untuk memahami dan menentukan sikap sehingga akan mempermudah hidup dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal pengamatan tanda-tanda dalam kenyataan yang ada, ada kalanya tanda itu merupakan tanda yang sebenarnya dan bisa juga merupakan tanda yang dipalsukan. Ketika mengetahui suatu tanda, apakah sebenarnya atau dipalsukan, pemahamannya atas tanda diperlukan pula satu kebijakan karena ternyata tidak semua tanda yang dipalsukan bersifat negatif, dalam hal ini dengan mengkaji 7

hubungan penanda (signifier), petanda (signified) dan acuan (referent), kaitankaitan pemikiran sebuah ide bisa dijelaskan. Daftar Bacaan Saussure, Ferdinand de, 1993 Pengantar Linguistik Umum terjemahan oleh Gajah Mada University Press dari buku Cours de Linguistique Generale, Yogyakarta. Sudaryanto, 1994 Sistim Lambang Kebahasaan: Tinjauan Dalam Perspektif Semiotik, Majalah Kebudayaan BASIS. Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest, 1992 Serba-serbi Semiotika, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 8