2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

PANCASILA UNTUK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

Pancasila dan Implementasinya

Lemahnya Kesadaran Masyarakat Indonesia Terhadap Nilai-nilai Pancasila

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PLEASE BE PATIENT!!!

Demokrasi di Indonesia

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

PENDIDIKAN PANCASILA

NINGGAR DIAN PRASTIKA KELOMPOK S1 TI. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

BAB I PENDAHULUAN. era orde baru, dimana pada era orde lama dibawah pemerintahan Presiden

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DISEBUT SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

TUGAS AKHIR NAMA : DHAMAS RIAWAN CAHYOJATI NO. MAHASISWA : KELOMPOK : B PROGRAM STUDI : D3 JURUSAN : TI. NAMA DOSEN : IRTON, SE, M.

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita yang dimiliki warga negara. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut maka perlu didukung dengan sistem pemerintahan yang memadai dan relevan untuk menjalankan roda pemerintahan. Paham nasionalisme merupakan hal mendasar dalam pembangunan sebuah negara. Disadari atau tidak, dalam pembangunan nasional, nasionalisme merupakan sebuah cara ideal bagi suatu bangsa untuk memajukan dan melahirkan potensi yang ada di suatu negara. Beragam cara dilakukan untuk mecapai tujuan negara melalui paham nasionalisme, salah satunya adalah dengan ditujukannya perilaku politik masyarakat yang dapat memberikan sumbangsih bagi negara baik secara pemikiran, moral, maupun tindakan. Secara umum nasionalisme bertujuan untuk memperkuat dan mempertahankan kedaulatan yang sudah dimiliki oleh negara. Negara merdeka haruslah memiliki kedaulatan yang kokoh baik kedalam maupun keluar dengan cara menumbuhkan kecintaan terhadap tanah airnya. Dengan demikian, maka kedaulatan sebuah bangsa akan berdiri tegak dan berjalan sesuai dengan cita-cita nasional. Ide mengenai paham nasionalisme muncul ketika adanya kesamaan perasaan dan tindakan dalam mewujudkan keinginan dari suatu bangsa. Nasionalisme dapat lahir bahkan sebelum negara itu sendiri muncul. Perjuangan bersama memperkuat adanya rasa cinta terhadap tanah air. Negara terjajah di era kolonialisme memiliki rasa kebangsaan yang kuat karena berupaya mempersatukan bangsanya untuk melawan ketidak adilan dan penindasan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa penjajah.

2 Nasionalisme berkembang sesuai dengan latar belakang kebudayaan, sistem politik, dan ekonomi sebuah negara. Tidak selamanya konsep nasionalisme yang berkembang di suatu negara dapat diterapkan secara utuh di satu negara yang lain karena adanya beberapa perbedaan yang terjadi sesuai dengan perkembangan masing-masing negara. Begitupula dengan demokrasi, demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak warga negara untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan arah dan tujuan suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia arah dan tujuan tersebut termaktub dalam sebuah Ideologi, yaitu Ideologi Pancasila. Demokrasi diberlakukan pada suatu negara untuk menciptakan sebuah budaya politik yang menitik beratkan pada kontribusi masyarakat secara penuh. Demokrasi memiliki berbagai jenis dan metodenya masing-masing. Walaupun pada hakikatnya demokrasi adalah pemerintahan yang didaulat oleh rakyat dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, namun memiliki cara yang berbeda seperti demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi ekonomi, dan demokrasi kerakyatan. Landasan filosofis mengenai sistem demokrasi termaktub dalam Pancasila, sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sedangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2) menyatakan Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Sehingga jelas bahwa negara Indonesia merupakan negara yang menjalankan sistem pemerintahan demokrasi. Pada realitanya paham nasionalisme di Indonesia belum menghasilkan sesuatu yang berdampak besar bagi bangsa Indonesia. Nasionalisme belum mencapai titik yang maksimal dalam penyelenggaran roda pemerintahan. Nasionalisme seharusnya dapat direalisasikan secara kongkrit melalui perilaku dan moral positif dalam proses pembangunan yang dilakukan di Indonesia. Sistem pemerintahan demokrasi yang dijalankan di Indonesia pun seolah hanya sebagai cita-cita belaka, namun belum berdampak kongkrit pada

3 kesejahteraan masyarakat. Kesenjangan ekonomi dan konflik politik yang berimbas pada masyarakat masih sering terjadi dalam perjalanan pemerintahan Indonesia. Produk perundang-undangan yang dibentuk legislatif sebagian besar sudah bertujuan untuk menjamin kedaulatan rakyat namun belum secara optimal dirasakan oleh masyarakat. Seharusnya sistem demokrasi mendapatkan ruang bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak pemikir-pemikir bangsa yang telah merumuskan secara bersama mengenai dasar negara Indonesia, konsep negara Indonesia dan konsep nasionalisme dan demokrasi yang akan dijalankan di Indonesia. Namun pemikiran-pemikiran tersebut tidak ditelaah secara mendalam oleh masyarakat bahkan lembaga-lembaga yang menanganinya. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah Tan Malaka yang memiliki konsep republik bagi negara Indonesia. Pemikiran beliau adalah pemikiran yang dapat dikaji di era kontemporer namun perilaku melek sejarah atau upaya pencarian yang dilakukan masih dinilai kurang. Selain itu ada pula Moh. Hatta yang banyak memberikan kontribusi pemikiran mengenai ekonomi Indonesia. Begitupula Sutan Sjahrir yang secara mendalam menggagas beberapa konsep mengenai permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Pemikiran-pemikiran bapak bangsa tersebut masih belum diminati oleh khalayak ramai sehingga tidak banyak gagasan baru yang dapat diterapkan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Selain tokoh-tokoh tersebut, bangsa Indonesia memiliki seorang pemikir, politisi dan pemimpin besar yang menciptakan berbagai pemikiran mengenai Indonesia terutama mengenai nasionalisme dan demokrasi. Salah satu tokoh nasional yang memiliki peran penting dalam pengembangan konsep nasionalisme dan demokrasi di Indonesia adalah Ir. Sukarno. Nama Sukarno sangat sulit dilepaskan dari pentas sejarah Indonesia. sebagai penggali Pancasila dan presiden Republik Indonesia pertama, beliau dikenal sebagai Founding Father Bangsa Indonesia bersama beberapa rekan seperjuangan politiknya melawan penjajah dan

4 memperjuangkan kemerdekaan seperti Muhammad Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Ir. Sukarno memiliki keunggulan dalam menggalang massa dan membangkitkan semangat perlawanan melawan penjajah, dengan beragam cara. Salah satunya seperti yang dikemukakan Kasenda (2010, hlm. 2) bahwa Sukano ditunjang oleh kemampuan menuangkan pikiran yang jernih ke dalam berbagai tulisan dan menyampaikan kepada massa pendengarnya dalam gaya bahasa yang amat menarik dan mudah dimengerti. Lebih dari itu beliau juga merupakan seorang yang mempunyai kemampuan berpolitik dengan baik, walaupun dengan berbagai kontroversi yang menyelimuti dirinya. Seperti diungkapkan sendiri oleh beliau dalam buku otobiografinya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (Adams, 2007, hlm. 17) menyatakan Tidak seorang pun dalam peradaban modern ini bisa menimbulkan demikian banyak perasaan pro dan kontra seperti Sukarno. Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa. Sukarno menjadi tokoh yang sangat fenomenal dizamannya, ia pernah diangkat bagai dewa penyelamat negeri dan juga pernah mengalami kejatuhan nama baiknya di mata masyarakat. Onghokham (2009, hlm. 2) berpendapat, Banyak sarjana melihat Sukarno sebagai Ratu Jawa yang berpeci, pemimpin tradisional dalam bentuk modern. Spekulasi yang menarik dan masih menjadi perdebatan yang menarik. Terlepas dari hal itu, penulis melihat sosok beliau sebagai seorang pemikir bangsa dan pelaku sejarah. Pemikiran beliau dinilai visioner dan memiliki orisinalitas yang cemerlang. Meskipun era orde lama sudah kita lewati beberapa puluh tahun yang lalu, namun pemikiran dan gagasan beliau masih relevan dan dapat kita kaji lebih dalam untuk kemajuan bangsa Indonesia saat ini. Ir. Sukarno memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai golongan di Indonesia, hal ini dikarenakan dari pemikiran yang beliau tuangkan dalam bentuk tulisan di berbagai media massa Indonesia, tulisan yang mudah dicerna dan diterima oleh khalayak banyak. Salah satu pemikiran Sukarno yang memiliki daya tarik bagi bangsa Indonesia dan terutama bagi penulis sendiri adalah pemikiran beliau mengenai

5 sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Menurut Sukarno nasionalisme dan demokrasi yang dijalankan di Indonesia haruslah berbeda dengan nasionalisme dan demokrasi yang dijalankan di negara-negara barat. Sukarno yang sangat dikenal dimata masyarakat sebagai pribadi yang menentang adanya penjajahan dan penindasan semakin menunjukan bahwa paham yang dianutnya adalah paham kerakyatan atau sosialisme. Ideologi pancasila mempertegas adanya penentangan dari diri Sukarno terhadap Ideologi Bangsa Barat yang dianggap oleh beliau menindas kaum-kaum yang lemah. Beliau memiliki anggapan bahwa Pancasila bisa diperas menjadi trisila atau tiga sila yang di dalamnya adalah Sosio- Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan. Pernyataan ini semakin menunujukan bahwa sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi Bung Karno adalah sebuah penyederhanaan dari falsafah bangsa Indonesia. Berangkat dari pemikiran tersebut penulis tertarik untuk meneliti persoalan dan konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam penelitian ini. Konsep tersebut mulai diperkenalkan oleh Sukarno melalui tulisan-tulisan dalam berbagai media massa dan mendapat perhatian yang cukup besar dari masyarakat Indonesia. Ir. Sukarno memiliki pandangan mengenai nasionalisme dan demokrasi sebagai kesatuan paham yang harus dijalankan untuk memperkuat Ideologi Pancasila. Nasionalisme yang dijalankan bukanlah semata-mata nasionalisme akan kecintaan terhadap negeri saja, melainkan berupaya melakukan amalan atau perbuatan politik yang dapat memajukan negara indonesia. Begitu pula mengenai demokrasi menurut pandangan Sukarno, demokrasi yang dijalankan bukanlah demokrasi barat, melainkan demokrasi yang sesuai dengan kebudayaan dan falsafah bangsa Indonesia dan inilah yang disebut dengan Sosio-Demokrasi dan Sosio-Nasionalisme. Dasar pemikiran Ir, sukarno mengenai sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi adalah pandangan filsafat yang sesuai dengan philoscophy grondslag bangsa Indonesia. Penulis akan meneliti pemikiran mendasar yang timbul dari pemikiran bapak bangsa, Ir. Sukarno mengenai sosio-demokrasi dan sosio-

6 nasionalisme yang seharusnya menjadi pijakan bangsa Indonesia dalam menerapkan paham demokrasi dan nasionalisme. Sosio-Nasionalisme dan Sosio- Demokrasi merupakan perasan dari lima sila di Pancasila. Bila pancasila kita peras menjadi trisila maka menghasilkan tiga pokok pikiran. Dua diantaranya adalah kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan perikemanusiaan yaitu sosio nasionalisme dan sosio demokrasi. Jika diperas menjadi satu itulah yang dahulu dinamakan gotong royong. Riwayat kehidupan Sukarno akan dibahas secara mendalam untuk mengetahui mengapa pemikiran sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi ini muncul dan sejauh mana sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi berkembang sesuai dengan konsep yang selaras dengan bangsa Indonesia, selain itu untuk memperkuat konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi secara menyeluruh melalui pandangan filsafat atau pemikiran yang mendalam agar menjadi sebuah penanaman karakter bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas politik. Berangkat pada pemaparan tersebut menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk membahas mengenai figur Ir. Sukarno, terutama mengenai pemikiran dan aktifitas politik Ir. Sukarno mengenai konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, bagaimana latar belakang pemikiran tersebut muncul, sejauh mana pengaruh pemikiran politik Ir. Sukarno terhadap kiprah politiknya dan perkembangan bangsa Indoensia, yang kemudian dituangkan dalam skripsi yang berjudul: KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO- NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI disebabkan karena pemikiran Ir. Sukarno yang dianggap relevan untuk kembali dikaji di era modern ini juga nilai-nilai pemikiran beliau yang tidak pernah hilang dari zaman ke zaman. Peneletian ini dilakukan untuk mencari sebuah konsep yang utuh dalam rangka menumbuhkan kesadaran nasional. penulis ingin menemukan hakikat secara mendalam mengenai sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi Indonesia dengan melakukan refleksi terhadap pemikiran beliau dengan kondisi bangsa era kekinian. Penulis akan memaparkan sejauh mana keterkaitan dan relevansi pemikiran tersebut untuk digunakan di era modern ini.

7 Penelitian ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan, penelitian ini berdasar pada konsep nasionalisme dan demokrasi yang dipaparkan oleh pendiri negara Indonesia. Yang pada dasarnya nasionalisme dan demokrasi merupakan ruang lingkup dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan civic knwoledge dan civic disposition bagi para pembacanya. Metode penelitian ini mengguanakan metode historis dengan teknik penelitian studi literatur, metode historis dijadikan sebagai alat untuk menyusun skripsi ini karena pemikiran Ir. Sukarno berasal dari masa lampau, dan pemikirannya tertuang dalam berbagai sumber-sumber sejarah, diharapkan metode dan teknik tersebut semakin menambah keunikan dan ciri khas dari skripsi ini. Kajian pemikiran Ir. Sukarno difokuskan mengenai sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, yang hingga saat ini belum pernah ada yang meneliti di Universitas Pendidikan Indonesia khususnya di Departement Pendidikan Kewarganegaraan. Kajian pemikiran Ir. Sukarno pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya, namun dengan topik yang berbeda. Peneliti tetap menjaga keorisinalitas penulis dalam menyusun skripsi ini. B. Rumusan Masalah Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain: 1. Bagaimana riwayat kehidupan Sukarno yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi Indonesia. 2. Bagaimana pokok-pokok pemikiran Ir. Sukarno tentang sosionasionalisme & sosio-demokrasi Indonesia? 3. Bagaimana upaya revitalisasi pemikiran sosio-nasionalisme & sosiodemokrasi terhadap perkembangan zaman di Indonesia? C. Tujuan Penelitian

8 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan kajian secara filosofis tentang pemikiran Ir. Sukarno mengenai sosio-nasionalisme & sosiodemokrasi. 2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain: a. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan sukarno sehingga memunculkan pemikiran sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. b. Untuk memahami pokok-pokok pikiran Sukarno tentang sosionasionalisme dan sosio-demokrasi. c. Untuk memahami relevansi dan upaya pengembalian pemikiran sosionasionalisme dan sosio-demokrasi di zaman modern Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Dari Segi Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, khususnya segi ilmu filsafat politik. Dari penelitian sejenis yang sudah dilakukan sebelumnya, penulis belum menemukan penelitian yang secara mendalam mengkaji pemikiran mengenai sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi Indonesia di Departement Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan penyusunan skripsi ini diharapkan penulis dapat memenuhi kekosongan analisa mengenai konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi Indonesia. 2. Dari Segi Kebijakan Penelitian ini dapat digunakan terhadap kebijakan-kebijakan yang berlaku maupun yang akan diberlakukan. Dengan memperdalam hakikat nasionalisme dan

9 demokrasi yang sesuai dengan latar belakang sejarah, budaya dan ekonomi bangsa Indonesia, maka dapat dilakukan pengkajian secara evaluatif dan membangun terhadap produk hukum yang telah dikeluarkan oleh legislatif dan dinilai kurang berpihak pada kepentingan rakyat. 3. Dari Segi Praktik Dari segi praktik, penulis berharap bahwa dengan disusunnya skripsi ini, maka praktik-praktik kenegaraan dapat ditingkatkan menuju arah dan cita-cita bangsa Indonesia. Skripsi ini diharapkan mampu mengubah praktik-praktik kenegaraan yang dianggap tidak sesuai dengan hakikat nasionalisme dan demokrasi. Perilaku atau amalan politik sumber daya manusia merupakan hal penting dalam pembangunan sebuah negara. 4. Dari Segi Aksi Sosial Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka diharapkan dapat memberikan gambaran dan arahan untuk menjalani perilaku sehari-hari yang dapat mendukung terciptanya sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Aksi sosial yang dilakukan tidak selalu diperuntukkan untuk pemegang kebijakan atau parlemen, melainkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, antara lain menciptakan perilaku budaya anti korupsi, membangkitkan semangat gotong royong, juga sebagai penyeimbang pemenuhan hak dan kewajiban warga negara. E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi dan struktur organisasi skripsi. BAB II : Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

10 BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pemikiran sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang teori sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi daslam menjawab permasalahan bangsa dan mendeskripsikan masyarakat ideal yang hidup dengan asas gotong royong berpri kemanusiaan untuk mewujudkan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Indonesia. BAB V : Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan simpulan dari apa yang sudah dibahas dan diteliti dalam penelitian ini, memberikan implikasi pada pembaca terhadap permasalahan yang diteliti, dan memberikan rekomendasi sebagai salah satu upaya pencapaian dalam penelitian yang dilakukan. Ketiga hal tersebut merupakan bagian penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi ini mengenai sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.