HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB II LANDASAN TEORI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Siti Rohma Perbasya 1 dan Fitri Ekasari 2 ABSTRAK

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

ALI SADIKIN NIM : J

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

DAFTAR PUSTAKA. Andarmoyo, S Keperawatan Keluarga Konsep, Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KETERATURAN IBU HAMIL KONSUMSI TABLET FE

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Transkripsi:

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Email: nerserwin.08@gmail.com ABSTRAK Retardasi mental merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada masa perkembangan manusia yang ditandai dengan ditemukannya fungsi intelektual umum dibawah rata-rata (nilai IQ < 70) yang ditemukan orang sebelum usia 18 tahun. Terjadinya retardasi mental pada perkembangan manusia salah satunya disebabkan oleh berat badan lahir rendah (BBLR). Retardasi mental berhubungan erat dengan kualitas generasi penerus bangsa yang rendah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat BBLR dengan retardasi mental. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan retrospektif. Populasi berjumlah 64 orang tua yang mempunyai anak di SLB YPPPLB Ngawi. Pengambilan sampel dengan teknik concecutive sampling sebanyak 30 responden. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi nilai IQ siswa, kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan teknik uji chi square dengan SPSS 13. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil anak mempunyai riwayat BBLR (16.67%) dan sebagian besar anak mempunyai riwayat retardasi sedang (56.67%). Dari uji chi square didapatkan nilai P = 0.032 artinya PP < 0.05 maka Ho diterima. Artinya tidak ada hubungan antara riwayat BBLR dengan retardasi mental di SLB YPPLB Ngawi. Diskusi: Dari hasil penelitian diketahui bahwa riwayat BBLR belum tentu menyebabkan terjadinya retardasi mental pada perkembangan kehidupan manusia melainkan oleh karena faktor lain seperti gangguan pertumbuhan otak pada trimester I, infeksi, trauma lahir, trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat dan gangguan metabolik seperti gizi buruk serta kelainan hormonal. Keywords: riwayat BBLR, retardasi mental

LATAR BELAKANG Perkembangan kehidupan manusia merupakan sebuah proses yang sangat kompleks untuk dapat dijabarkan secara bahasa sehari-hari, terutama oleh panjangnya proses yang terjadi pada kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Menurut Hendarto (2008) faktor perkembangan manusia secara umum terbagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor organik dan anorganik. Secara garis besar faktor organik yang dapat mempengaruhi perkembangan anak terbagi dalam 3 kurun waktu yaitu gangguan di dalam masa pra natal (sebelum lahir), perinatal (masa kelahiran), dan post natal (setelah kelahiran). Salah satu faktor perinatal yang dapat menjadi resiko terjadinya gangguan perkembangan adalah berat badan lahir rendah (BBLR) (Sadock, 2005). Diperkirakan 3% dari total populasi di dunia mengalami retardasi mental, tetapi hanya sekitar 1-1,5% yang terdata. Di Indonesia sendiri pada tahun 2003 terdapat 962.011 orang menderita retardasi mental (Qpunk, 2006). Dari hasil penyelidikan Hendarto pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 52 anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah di RSCM Jakarta, ternyata pada usia 5 tahun didapatkan 20 orang atau 38% terjadi kelainan pada saraf seperti cerebral palsy (kelumpuhan otak), kejang, gangguan sifat, keterlambatan psikomotorik dan keterlambatan bicara. Lima belas diantaranya menunjukkan intelegensi dibawah normal. Untuk wilayah Jawa Timur pada tahun 2004 terdapat 922 penderita retardasi mental dimana 30% diantaranya disebabkan karena riwayat BBLR, 5% karena faktor genetik, 35% gangguan metabolik dan 30% karena faktor lain (Dinas Infokom Jatim, 2008). Pada tahun 2014 jumlah keseluruhan penderita retardasi mental yang tercatat di Dinas Sosial Ngawi ± 424 kasus yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Ngawi (Dinas Sosial Kabupaten Ngawi, 2015). Data terbaru di SLB bagian C Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa (YPPLB) Ngawi pada tahun 2015 terdapat 64 anak yang menderita retardasi mental. Dari semua data yang didapatkan tersebut belum ada fakta yang menunjukkan adanya hubungan antara riwayat BBLR dengan kejadian retardasi mental. Bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg memiliki resiko 10-50% untuk menjadi retardasi mental tergantung dari kualitas penanganan yang diberikan (Sondakh, 2008). Selain itu penyakit yang diderita ibu seperti toksemia gravidarium, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, usia ibu saat hamil, faktor janin dan keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan BBLR. Bila sudah terjadi, penanganan bayi BBLR yang tidak optimal dan pemenuhan nutrisi bayi yang tidak adekuat dapat mempengaruhi sel-sel otak sehingga kemampuan anak menangkap halhal yang membutuhkan kecerdasan menjadi kurang berkembang. Oleh karena itu bayi BBLR memiliki resiko tinggi untuk menjadi retardasi mental (Hendarto, 2008). Upaya yang dapat dilakukan bisa melalui pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan sosioekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (misalnya perawatan kehamilan yang baik, pertolongan persalinan yang baik). Tindakan pencegahan lain dengan menghindari kehamilan pada wanita diatas 35 tahun serta pencegahan peradangan otak pada anak-anak. Dari latar belakang diatas, penulis ingin menghubungkan antara riwayat BBLR dengan kejadian retardasi mental yang ada di Kabupaten Ngawi dengan membatasi sampel pada anak penderita retardasi mental di SLB Bagian C YPPLB Ngawi di tahun 2015. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, dengan metode retrospektif. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan menentukan beberapa kriteria inklusi yaitu diambil dari orangtua siswa SLB YPPLB Ngawi, bersedia untuk berpartisipasi, bisa membaca dan menulis. Jumlah sampel yang didapatkan adalah 30 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan pada orangtua anak SLB YPPLB Ngawi. Lembar dokumentasi yang didapat digunakan untuk melihat tingkat intelegensi

anak di SLB YPPLB Ngawi. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisa dengan teknik uji chi square dengan SPSS 13. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum 1). Karakteristik Responden Karakteristik responden meliputi data usia ibu saat hamil, pekerjaan, jenis kelamin anak. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu Saat Hamil di SLB YPPLB Ngawi No Umur (Th) Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1 15 20 3 10 2 21 25 11 36,67 3 26 30 7 23,33 4 31 35 5 16,67 5 > 35 4 13,33 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden menyatakan usia ibu saat hamil hampir setengahnya berusia antara 21-25 tahun sebanyak 11 orang (36,67%) dan sebagian kecil berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (10%). 2). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di SLB YPPLB Ngawi bulan Maret 2015 No. Pekerjaan Frekuensi Persen tase (%) 1 Wiraswasta 16 53.33 2 Pegawai Negeri 10 33.33 3 Tani 3 10 4 Pensiunan 1 3.3 Dari data diatas menunjukkan bahwa pekerjaan dari 30 responden sebagian besar wiraswasta sebanyak 16 orang (53,33%) dan sebagian kecil pensiunan 1 orang (3,3%). 3). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di SLB YPPLB Ngawi bulan Maret 2015 No. Jenis Kelamin Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin anak SLB YPPLB Ngawi pada Maret 2015 sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 18 orang (60%) dan sebagian kecil adalah perempuan sebanyak 12 orang (40%). 2. Data Khusus Frekuensi 1 Laki-laki 18 60 2 Perempuan 12 40 Persentase (%) 1). Siswa SLB yang mempunyai riwayat BBLR Tabel 6. Distribusi Frekuensi Anak yang Mempunyai Riwayat BBLR di SLB YPPLB Ngawi pada Bulan Maret 2015 No Riwayat BBLR Frekuen Persentase si (%) 1 BBLR 5 16,67 2 Normal 25 83,33 2). Klasifikasi Retardasi Mental Menurut nilai Intelegence Quotient (IQ) Tabel 7. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Retardasi Mental Menurut nilai IQ Berdasarkan Dokumentasi dari Pemantauan Guru di SLB YPPLB Ngawi pada Bulan Maret 2015 No Nilai IQ Frekuensi Persentase (%) 1 70-79 (border line) 1 3,3 2 52-69 (mampu didik) 4 13,33 3 36-51 (mampu latih) 17 56,67 4 20-35 8 26,67 Berdasarkan tabel diatas klasifikasi retardasi mental menurut nilai IQ di SLB YPPLB Ngawi pada Bulan Maret 2015 adalah

sebagian besar anak memiliki nilai IQ 36-51 (mampu latih) sebanyak 17 orang (56,67%) dan sebagian kecil anak memiliki nilai IQ 70-79 (borderline) 1 orang (3,3%). 3). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Retardasi Mental di SLB YPPLB Ngawi. Tabel 8. Tabel Kontingensi 2x4 Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Retardasi Mental di SLB YPPLB Ngawi bulan Maret 2015 Dari gambaran tersebut, dapat dijelaskan bahwa bayi yang mengalami BBLR biasanya berhubungan dengan masalah kurangnya pemenuhan nutrisi (gizi buruk) pada masa kehamilan ibu. Selain itu, bayi yang mengalami BBLR juga dapat dikaitkan dengan kadar haemoglobin ibu dan pemanfaatan pelayanan antenatal. Bayi dengan BBLR karena gizi buruk berhubungan erat dengan gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak. No Riwayat Kelahi- ran Retardasi Mental Jumlah Berat Sedang Ringan Borderline N % N % N % N % N % 1 BBLR 4 13.33 1 3.3 0 0 0 0 5 16.67 2 Normal 4 13.33 16 53.33 4 13.33 1 3.3 25 83.33 Jumlah 8 26.66 17 56.66 4 13.33 1 3.3 30 100 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa anak yang mempunyai riwayat lahir BBLR sebanyak lima anak (16,67%) dengan tingkat retardasi mental berat sebanyak 4 anak (13,33%) dan sedang 1 anak (3,3%). Sedangkan yang mempunyai riwayat lahir normal sebanyak 25 anak (83,33%) sebagian besar mempunyai tingkat retardasi mental sedang sebanyak 16 orang (53,33%), berat 4 orang (13,33), ringan 4 anak (13,33) dan sebagian kecil borderline 1 anak (3,3%). PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 6, dari 30 responden hampir seluruhnya menyatakan bahwa anaknya tidak memiliki riwayat BBLR yaitu 25 orang (83,33%) dan sebagian kecil menyatakan bahwa anaknya memiliki riwayat BBLR yaitu 5 orang (16,67%). Sementara itu, menurut usia kehamilan ibu didapatkan sebagian kecil berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (10%) dan lebih dari 35 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Ini dikarenakan gizi buruk dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak atau IQ, dimana setiap anak gizi buruk akan mempunyai risiko kehilangan IQ 10-13 point (Depkes RI 2002). Sementara itu, anak yang lahir normal tapi mengalami retardasi mental bisa disebabkan berbagai macam hal baik faktor organik maupun anorganik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Hidayat (2005) bahwa penyebab retardasi mental pada anak dikaitkan dengan faktor organik (kondisi sosial-kultural-ekonomi dan pengasuhan anak) dan anorganik (prakonsepsi, pranatal, perinatal dan post natal). Dari hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki nilai IQ 36-51 atau disebut tingkat retardasi mental sedang sebanyak 17 anak (56,67%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa anak dengan retardasi mental sedang mampu berlatih sendiri di sekolah maupun dirumah dengan bimbingan guru maupun orangtua sehingga mereka dapat beraktifitas

meskipun tidak mencapai tahap yang maksimal. Dari tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar anak retardasi mental berjenis kelamin laki-laki yaitu18 anak (60%). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi terjadi retardasi mental dibanding perempuan. Fakta tersebut diperkuat oleh pernyataan Sadock (2005) bahwa retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Menurut Kaplan (2000) klasifikasi retardasi mental berdasarkan nilai Intelegence Quotient (IQ) dikatakan retardasi mental borderline jika nilai IQ 70-79, retardasi mental ringan 52-69, retardasi mental sedang 35-50 dan retardasi mental berat jika nilai IQ 20-35. Retardasi mental tipe sedang atau disebut mampu latih yaitu mampu berlatih sendiri di sekolah maupun dirumah dengan bimbingan guru maupun orangtua. Dari hasil penelitian pada tabel 8 dari 5 anak (16,67%) yang mempunyai riwayat BBLR, yang tingkat retardasi mental berat sebanyak empat anak (13,33%) dan satu anak retardasi mental sedang (3,3%). Berdasarkan hasil chi square nilai P=0,032 artinya P < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah atau tidak berkorelasi artinya tidak ada hubungan antara riwayat BBLR dengan retardasi mental. Soetjiningsih (1999) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi retardasi mental adalah riwayat berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian di SLB YPPLB Ngawi dimana anak yang menderita retardasi mental tidak terbukti seluruhnya memiliki riwayat BBLR. Kemunginan yang terjadi karena disebabkan oleh faktor penyebab yang lain. Selain itu, jumlah sampel yang kecil menyebabkan hasil yang didapatkan kurang representatif. SIMPULAN 1. Sebagian kecil anak mempunyai riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (16,67%) 2. Sebagian besar anak mempunyai IQ 36-51 (mampu latih) atau dengan kata lain tingkat retardasi mental sedang (56,67%). 3. Dari hasil chi square didapatkan nilai P = 0, 032 berarti P < 0, 05 artinya tidak ada hubungan antara riwayat BBLR dengan retardasi mental di SLB YPPLB Ngawi. SARAN 1. Bagi SLB YPPLB Ngawi diharapkan untuk mengadakan tes IQ setiap menerima siswa baru agar pembagian kelas dan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa. 2. Bagi orangtua siswa SLB YPPLB Ngawi dan masyarakat diharapkan untuk dapat mencegah BBLR sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya retardasi mental dengan cara melakuan pemeriksaan ante natal care; menjaga kondisi ibu saat hamil agar selalu sehat. 3. Bagi peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah sampel sehingga hasil yang didapatkan representatif dan mengembangkan penelitian yang menyangkut faktor-faktor penyebab retardasi mental. DAFTAR PUSTAKA Alimul H, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depkes RI. 2002. Program Gizi makro. Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta. Dinas Infokom Jatim. 2008. Gizi. Jawa Timur. http: digilib. Litbang.Depkes.go.id Hendarto, S.K. 2008. Gangguan pada Masa Perinatal. http://pdskjijaya.com/ idek.php. 2008

Hidayat, Alimul dkk. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hendarto. 2008. Perkembangan Manusia. www.nakertrans. pemda.diy.go.id. Hurlock, Elizabeth. 2007. Perkembangan Anak Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC. Muhammad. 2008. Pengertian Masa Pranatal. http://zanikkan.multiply.com/. 2008 Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam; Pariani, Siti. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Infomedika. Qpunk. 2006. Sekilas Pendidikan Luar Biasa. http://www.wuryantoro.wonogiri.org Sadock, B.J,. 2005. Retardasi Mental. http://www.repubikaonline.com Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Soetjiningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Wahidayat, Iskandar; dkk. 2007. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika.