BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Air Tanah di Lokasi Peternakan Babi. 1. Kualitas air tanah secara keseluruhan

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan lingkungan, baik pada skala global, regional, maupun lokal,

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media penularan penyakit misalnya

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

ANALISIS KUALITAS AIR 3

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

UJI BAKTERIOLOGIS PADA AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN BATUANG TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Oleh :

Repository.Unimus.ac.id

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

(PSLK) 2016, KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR SUMUR BERDASARKAN TOTAL KOLIFORM DI KABUPATEN TRENGGALEK

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

DISTRIBUSI BAKTERI COLIFORM DI SITU CILODONG DEPOK JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelurahan Pahandut

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kondisi Bakteriologis Air Sumur di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Air Dingin Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengolahan Sampel. pada setiap Kelurahan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya kemajuan dibidang industri, maka semakin meningkat pula masalah pencemaran kualitas air. Pencemaran air menyebabkan dampak lingkungan yang buruk seperti bau yang tidak sedap, menurunkan keanekaragaman makhluk hidup, dan berdampak negatif pada kesehatan makhluk hidup, karena di dalam air yang tercemar mengandung mikroorganisme petogen dan mengandung banyak zat-zat beracun. Pencemaran juga terjadi karena aktivitas manusia yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan bahaya bagi kesehatan masyarakat atau merugikan bagi pengguna air lainnya. (Nugroho, 2006). Air seharusnya dimanfaatkan dengan baik, dan dijaga agar tidak tercemar. Menurut World Health Organisation (WHO), dua miliar penduduk saat ini terindikasi resiko menderita penyakit diare yang disebabkan oleh air. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari lima juta anak setiap tahunnya (Sanim, 2011). Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak, sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat langsung diminum (Waluyo, 2009). Kualitas air bersih ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK Dirjen PPM dan PLP No.1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK PKA Tahun 2000/2001, dapat dibedakan ke dalam 5 kategori sebagai berikut: 1) Air bersih kelas A kategori baik mengandung total koliform kurang dari 50/ml. 2) Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung koliform 51 100/ml. 3) Air bersih kelas C kategori jelek mengandung koliform 101 1000/ml. 4) Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung koliform 1001 2400/ml. 5) Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung koliform lebih 2400/ml (Undari, 2014). Air digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan. Kualitas air untuk keperluan sebagai air minum dapat di bedakan ke dalam 5 golongan sebagai berikut: 1) Golongan I yaitu air yang dapat digunakan langsung tanpa pengolahan 2) Golongan II yaitu air minum untuk rumah tangga dan keperluan lainnya tetapi tidak untuk golongan I 3) Golongan III yaitu air untuk keperluan perikanan, perternakan, dan keperluanlainnya tetapi tidak sesuai untuk golongan I dan II

4) Golongan IV yaitu air untuk keperluan pertanian, usaha industrilistrik tenaga air, lalu lintas air dan keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk golongan I, II, dan III 5) Golongan V yaitu air yang tidak sesuai untuk golongan I, II, III, dan IV (Perdana, 1992). Air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat harus memenuhi standard yang ditetapkan dan harus ada jaminan bahwa air yang dikonsumsi aman untuk kesehatan. Perlindungan terhadap sumber air merupakan hal penting dalam memperoleh air minum yang aman, karena mencegah air dari pencemaran. Selain sumber-sumber air yang harus dilindungi, sarana untuk air bersih juga harus dilindungi. Sarana air bersih adalah sarana yang dapat menghasilkan air bersih seperti sumur gali, penampungan air hujan, perlindungan mata air, dan sistem perpipaan. Bila sarana air bersih dibuat sesuai persyaratan kesehatan, maka diharapkan pencemaran dapat dikurangi, sehingga kualitas air yang diperoleh menjadi lebih baik (Waluyo, 2009). Pencemaran air dapat menyebabkan bahaya bagi organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem. Tingkatan pengaruh pencemaran air terhadap manusia dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kelas 1 yaitu gangguan estetika (bau, rasa, pemandangan) 2. Kelas 2 yaitu gangguan atau kerusakan terhadap harta benda 3. Kelas 3 yaitu gangguan terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan 4. Kelas 4 yaitu gangguan terhadap kesehatan manusia 5. Kelas 5 yaitu gangguan pada ekosistem reproduksi dan genetika manusia

6. Kelas 6 yaitu kerusakan ekosistem utama (Soegianto, 2005). Perbaikan kualitas air dengan cara memperbaiki lingkungan juga merupakan salah satu cara untuk melindungi pencemaran air yang berasal dari air buangan, air jamban, pembuangan sampah dan perbaikan tingkah laku dan kebiasaan. a. Pengendalian pencemaran air dari jamban Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk membuang kotoran manusia sehingga tidak menimbulkan bau dan mencemari sumber air di sekitarnya. Adapun cara untuk mengurangi pengaruh jamban dalam pengendalian pencemaran air salah satunya adalah membuat jarak antara lubang penampung dengan sumber air minimal 11 meter. b. Pengendalian pencemaran air dari sampah Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat dari aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak diinginkan lagi sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh sampah terhadap pencemaran air adalah dengan membuang sampah pada tempatnya. c. Pengendalian pencemaran air dengan perbaikan tingkah laku dan kebiasaan. Air bersih yang tersedia dari sarana air bersih sampai akhirnya menjadi air minum melalui beberapa tahap. Masing-masing tahap memiliki resiko pencemaran, tergantung pada tingkah laku dan kebiasaan masyarakat tersebut (Waluyo, 2009).

2.1.1 Persyaratan dalam penyediaan air minum Sistem penyediaan air minum harus memenuhi beberapa persyaratan utama. Salah satunya adalah persyaratan bakteriologik. Syarat-syarat bekteriologik adalah air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologi ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E.Coli atau Fecal dalam air (Sutrisno, 2004). Air mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran (tinja) manusia. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit. Ada parameter biologi atau mikrobiologi lain yang dipakai untuk menentukan kualitas air yaitu dengan menghitung koloni sebelum disinfeksi (penghambatan mikrobiologi) harus mencapai < 100 ml atau setelah disinfeksi mencapai < 20 ml pada suhu inkubasi 20 C dan 36 C (Waluyo, 2009). Air minum untuk konsumsi manusia menurut departemen kesehatan memiliki persyaratan yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat langsung diminum (Menkes, 2010). 2.1.2 Kegunaan air bagi tubuh manusia Tubuh manusia mengandung air antara 60-70% dari berat badan. Agar tetap hidup manusia harus memenuhi kebutuhan air terhadap tubuhnya. Pada

orang dewasa, mereka membutuhkan air kira-kira 2.200 gram setiap harinya (Sutrisno, 1997). Air digunakan oleh tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme tubuh, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga agar tubuh tidak dehidrasi. Apabila tubuh kehilangan banyak air maka seseorang tersebut akan mati, karena manusia mampu bertahan hidup tanpa makan beberapa minggu namun tanpa air manusia akan mati dalam beberapa hari saja (Sutrisno, 1997, Sanim 2011). Air juga digunakan untuk kebersihan tubuh manusia, seperti mencuci, memasak, mandi dua kali sehari, minum dan sebagainya, sehingga diharapkan manusia dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik dan seimbang (Sutrisno, 1997). 2.1.3 Sumber air bersih Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya air dapat dibedakan menjadi berbagai jenis seperti air angkasa atau air hujan, air permukaan, air tanah, air sumur dan air mata air. 1. Air tahan Air tahan (Ground water) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar 10 10 sampai 10 3 m³/detik dan dipengaruhi oleh porositas (kemampuan tanah dalam menyerap air), permeabilitas (kecepatan air merembes ke dalam tanah) dari lapisan tanah, dan pengisian air kembali. Karena pergerakan

yang sangat lambat, air tanah akan sulit untuk pulih jika mengalami pencemaran (Effendi, 2003). 2. Air sumur Air sumur merupakan sumber utama air bersih bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk memperoleh sumber air tersebut umumnya manusia membuat sumur gali atau sumur bor. Sumur gali adalah satu konstruksi bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi, yang mempunyai kedalaman 12-40 meter (Gabriel, 2001). 3. Air permukaan Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air ini umumnya mendapatkan pengotoran selama pengalirannya. Pengotoran tersebut misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri, dan lain sebagainya. Dengan adanya pengotoran ini menyebabkan kualitas air berbeda-beda. Secara umum air permukaan dibagi menjadi air sungai dan air rawa atau danau. Air sungai umumnya mempunyai derajat pengotoran yang sangat tinggi sehingga dalam penggunaannya sebagai air minum harus melalui proses yang panjang (Waluyo, 2009). 4. Air mata air

Air mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan air sumur (Waluyo, 2009). 5. Air hujan Air hujan atau air angkasa atau air atmosfir dalam keadaan murni sangat bersih, namun sering terjadi pengotoran karena debu, asap industri dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran (Waluyo, 2009). 2.2 Bakteri Koliform Bakteri koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator pencemaran terhadap air. Adanya bakteri coliform di dalam air menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik (bakteri penyebab diare) atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993). Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang sering digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun

seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena berbanding lurus dengan pencemaran air, makin sedikit kandungan koliform artinya kualitas air semakin baik. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi dari pada bakteri patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Undari, 2014). Bakteri koliform merupakan campuran antara bakteri fekal dan non-fecal. Prinsip penentuan angka bakteri koliform dengan ditandai terbentuknya gas pada tabung durham setelah diinkubasi dengan media yang sesuai (Anonim¹, 2014). Bakteri koliform secara umum memiliki sifat dapat tumbuh pada media agar sederhana, koloni sirkuler berdiameter 1-3 mm, sedikit cembung, permukaan koloni halus, tidak berwarna atau abu-abu dan jernih (Undari, 2014). Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu: 1. Coliform fekal, misalnya Escherichia coli 2. Coliform non-fekal, misalnya Enterobacter aerogenes. E.Coli. Merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, sedangkan E. aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993). Bakteri koliform memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a. mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana sebagai sumber nitrogen

b. mempunyai sifat dapat mensistesa vitamin c. mempunyai interval suhu pertumbuhan antara 10-46,5 o C d. mampu menghasilkan asam dan gas pada gula e. dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan (Suriawiria, 1996). Bakteri koliform memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. bakteri kolifor berbentuk batang b. kelompok dari bakteri gram negatif c. tidak membentuk spora d. bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 35 C (Lay, 1994). 2.3 Metode Most Probable Number (MPN) Metode MPN biasanya digunakan untuk uji kualitas mikrobiologi air, dalam percobaan tersebut digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Koliform dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 C (Lay, 1994). Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan atau terbentuknya gas yang dihasilkan pada tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik oleh mikroba pembentuk gas (Fardiaz, 1993). Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Jumlah koliform ini bukan merupakan perhitungan yang tepat namun merupakan angka yang mendekati jumlah yang sebenarnya. Uji ini terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Uji pendugaan (Presumptive test) Merupaka test pendahuluan tentang ada atau tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya gas dapat dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Banyaknya kandungan bakteri golongan coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel berbentuk cair. Bila inkubasi 1x24 jam pada suhu 35 C. Jika dalam waktu 2x24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN. 2. Uji penegasan (Confirmed test)

Uji penegasan dilakukan untuk menegaskan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh bakteri koliform. Uji positif pada uji penegasan menghasilkan angka indeks, angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel (Lay, 1994). 3. Uji lengkap (Completed test) Bila diperlukan uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang menunjukkan hasil positif pada uji penegasan. Uji koliform tidak harus selalu dilakukan secara lengkap, tergantung dari berbagai faktor seperti waktu, mutu contoh yang diuji, biaya, dan faktor-faktor lainnya ((Lay, 1994, Irianto, 2013). Adapun persyaratan yang telah ditetapkan dalam Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa syarat-syarat mikrobiologis untuk air minum adalah MPN koliform per 100 ml air dinyatakan dengan 0 Colony Forming Units (CFU)/100 ml sampel, sedangkan persyaratan mutu air bersih menurut permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 bahwa syarat-syarat mikrobiologis untuk air bersih adalah MPN perkoliform per 100 ml air adalah 50 (Menkes, 2010). Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari 3 seri tabung berbeda dengan tabel untuk 5 seri tabung. Kombinasi dipilih dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung posistif, sedang pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari 3 pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih ditemukan tabung yang hasil positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut ditambahkan pada angka kombinasi ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Fardiaz, 1993).