PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang


BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kehidupan manusia, dengan menyusui ibu telah

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perwujudan kualitas sumber daya manusia merupakan proses jangka

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

KELUARGA DENGAN SIKAP IBU DALAM MEMBERIKAN KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

Sugiarti dan Vera Talumepa

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Transkripsi:

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI PADA SISTEM RAWAT GABUNG DI RUANG BUGENVILE I RSUD KUDUS TAHUN 2012 Noor Hidayah*, Umi faridah**, Heny Kasiyanti*** bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI. Kata kunci :, Pemberian ASI.Kondisi Ibu, Kondisi Bayi. ABSTRAK Latar Belakang : ASI merupakan nutrisis terbaik bagi bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi. Pemberian Asi di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain : pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI,kondisi bayi dan kondisi bayi itu sendiri dan juga kemampuan dalam manajemen laktasi. keberhasilan dalam system Rawat Gabung salah satu indicator keberhasilannya dilihat dari keberhasilan ibu dalam memberikan Asi terhadap bayinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI dengan sistem Rawat gabung di Ruang neonatal Bugenvile I Rumah Sakit Umum Kudus Tahun 2012. Metode yang digunakan : Desain penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 30 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini di lakukan pada bulan desember 2012 sampai dengan januari 2013. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner kondisi ibu dan kondisi bayi terhadap pemberian ASI Eksklusif Hasil Yang Diperoleh : kondisi ibu baik sebanyak 25 ( 83,3 % ) responen dan kondisi ibu yang jelek sebanyak 5 ( 16,7 % ). kondisi Bayi baik sebanyak 24 ( 80,0% ) sedangkan bayi dengan kondisi jelek sebanyak 6 ( 20,0% ). Pada kondisi ibu dengan uji chi squere didapatkan hasil X² hitung = 14,000 dengan taraf signifikan 5% df = 1 didapatkan hasil X² tabel = 3,841 jadi X² hitung lebih besar daripada X² tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima sedangkan untuk P value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 Ho ditolak hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi ibu dengan pemberian ASI di Ruang Bugenvile RSUD Kudus. Pada kondisi Bayi dengan uji chi squere didapatkan hasil X² hitung = 17,500 dengan taraf signifikan 5% df = 1 didapatkan hasil X² tabel = 3,841 jadi X² hitung lebih besar daripada X² tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima sedangkan untuk P value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 Ho ditolak hal ini dapat disimpulkan Keterangan : * Peneliti I ** Peneliti II *** Peneliti III PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan sesuai dengan dasar, visi, misi dan arah pembangunan kesehatan yang telah disepakati. Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan kesehatan dapat bersinergi dan saling melengkapi antara satu pelaku dengan pelaku pembangunan kesehatan lainnya. ( Depkes,2008). Upaya Pembangunan Kesehatan Indikator utama adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diantaranya menurunkan angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil penelitian yang ada,penyebab angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Dalam kaitan ini kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi...Noor Hidayah, Umi faridah, Heny Kasiyanti 16

sangat berperan penting terutama pemberian status gizi pada bayi. (Depkes. 2008). Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan factor utama yang diperlukan makanan bayi secara optimal sehingga ibu dapat memberikan ASI eksklusif (Roesli. 2005) Upaya pemerintah mengatasi masalah untuk melakukan pembangunan nasional. tersebut diatas dengan melindungi, Untuk mencapai SDM, berkualitas, factor gizi mempromosikan dan mendukung dalam memegang peranan. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu pemberian ASI. Setiap RS yang mempunyai program pelayanan neonatal arus mengikuti sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan serta produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada Menyusui seperti yang dinyatakan oleh seluruh siklus kehidupan, mulai pada saat WHO/UNICEF antara lain, Memiliki kehamilan, bayi dan anak balita, prasekolah, anak SD, remaja dan dewasa sampai usia lanjut (Depkes. 2008) Perbaikan Gizi pada bayi diupayakan kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang dkomunikasikan secara rutin dengan staf pelayanan kesehatan, Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk dengan pemberian ASI. Air susu ibu (ASI) menerapkan kebijakan tersebut, adalah makanan terbaik dan alamiah bagi bayi Menberitahukan keuntungan dan tatalaksana karena mengandung semua barang yang pemberian ASI pada semua ibu diperlukan oleh bayi. Pemberian ASI sampai bayi berumur enam bulan disebut dengan ASI hamil,membantu ibu melalui pemberian ASI dalam waktu setengah jam setelah kelahiran, Eksklusif. Selanjutnya ASI diteruskan hingga memperhatikan pada ibu yang belum anak berusia dua tahun. Pemberian ASI secara berpengalaman bagaimana cara menyusui dan dini mempunyai efek keberhasilan tetap memberikan ASI meskipun ibu terpisah kelangsungan ASI dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan adanya antibody yang penting dalam colostrum dan ASI melindungi bayi baru lahir (Utami Roesli. 2004). ASI merupakan suatu program karena dampakya luas terhadap status gizi dan kesehatan bayi. Program prioritas ini berkaitan dari bayi, Tidak memberikan makanan atau minuman selain ASI, Mempraktekkan Rawat Gabung secara terus menerus, Mendorong pemberian ASI setiap saat,tidak memberikan DOT atau empeng, Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI (WHO.2002) Pentingnya Rawat Gabung mempunyai dengan kesepakatan global WHO dampak yang positif, hal ini dapat dilihat dari UNICEF,dikenal dengan Deklarasi Innoncenti. Deklarasi yang dilahirkan di innoncenti. Italia hasil penelitian Di RSCM yaitu angka mortalitas bayi pada rawat pisah 0,4%, tahun 1990 ini bertujuan melindung, sedangkan pada rawat gabung 0,05%. Angka mempromosikan dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang ditandatangani di Indonesia ini berisi Sebagai tujuan global morbiditas bayi pada rawat pisah 17,9%, sedangkan pada rawat gabung 2,13%. Dan lama perawatan pada rawat pisah 4,7± 2,6 hari untuk meningkatkan kesehatan dan mutu JIKK Vol. 4, No. 2 Januari : 16-21 17

sedangkan pada rawat gabung 2,5 ± 1,5 hari. (Marjono, 2005 ) Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah ibu yang memberikan ASI antara lain pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI, atau ASI tidak keluar pada hari pertama Hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduks ASI, melainkan ibu tidak percaya diri bahwa ASI nya tidak cukup untuk bayinya.tatalaksana rumah sakit yaitu memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir. Banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah dan waktu cutinya terbatas hanya 3 bulan sehingga harus dipikirkan jalan keluar agar bayi tetap mendapat ASI. Misalnya secara rutin memeras dan menyimpannya di kulkas (Arini H. 20I2) Faktor lainnya yang menghambat pemberian ASI adalah pengalaman keluarga dalam pemberian ASI. Pengalaman ibu ( jaralk lama menyusui dan cara menyusui yang benar, sikap ibu suami dan keluarga terhadap menyusui, sikap tenaga kesehatan yang membantu ibu berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan menyusukan bayinya ata tidak.selain itu status ekonomi sangat menentukan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya. Faktor- faktor inilah yang menyebabkan pemberian ASI di Indonesia cukup rendah ( Arini H. 2012 ) Sejak tahun 2005 melalui Surat Keputusan Direktur RSUD Kudus tentang pedoman Rawat gabung bahwa bayi baru lahir perlu dilakukan suatu kegiatan untuk menurunkan angka kematian bayi yaitu dengan sistem Rawat gabung antara ibu dan bayi di tempatkan dalam satu ruangan setelah persalinan. Kegiatan tersebut dilakukan baik di Ruang bersalin dan Ruang Nifas. Jenis rawat gabung yang dilakukan baik parsial atau Rawat gabung penuh adalah disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayi. Data prasurvey untuk mengetahui sejauh mana capaian pemberian ASI pada ibu post partum pada bayinya sekaligus kendala yang dihadapi dalam pemberian ASI yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Kudus pada Ruang Neonatus Bugenvile I pada bulan September 2012 sebagai berikut : Jumlah ibu post partum normal sebanyak 20 orang, sedangkan jumlah bayi yang dirawat gabung sejumlah 23 orang.( Sumber data rekam madik RSUD Kudus ). Dari hasil observasi di ruang bugenvil I didapatkan jumlah ibu yang memberikan ASI sebanyak 12 orang dan yang tidak memberikan ASI 8 orang. Dari hasil wawancara sederhana yang dilakukan terhadap ibu post partum di Ruang Bugenvile I RSUD Kudus pada 20 ibu post partum seperi didapatkan data 12 orang ibu post partum yang tidak memberikan ASI, alasannya dari 7 ibu tersebut menyatakan putting susunya tidak menonjol keluar, 3 ibu yang lain menyatakan asinya keluar sedikit dan 2 orang menyatakan payudaranya bengkak dan nyeri. dari keseluruhan ibu post partum tersebut baik yang memberikan Asi dan yang tidak memberikan Asi dimungkinkan disebabkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan ibu terhadap ASI yang masih kurang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulisan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi...Noor Hidayah, Umi faridah, Heny Kasiyanti 18

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu yang melahirkan terutama di Ruang Bugenvile I RSUD Kudus. 2. Masih kurangnya pengetahuan ibu post partum terhadap pentingnya perawatan payudara yang mempengaruhi pemberian ASI pada anaknya. 3. Sejauh mana peranan petugas kesehatan dalam memberi pendidikan kesehatan pada keluarga khususnya inti dalam hal penggunaan ASI. C. pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka pertanyaan dari penulis adalah Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi ibu post partum terhadap pemberian ASI dengan sistem Rawat Gabung di Ruang Neonatal Bugenvile I RSUD Kudus? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI dengan sistem Rawat gabung di Ruang neonatal Bugenvile I Rumah Sakit Umum Kudus. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan kondisi ibu post partum pada pemberian ASI b. Mendiskripsikan kondisi bayi pada pemberian ASI c. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi ibu post partum dengan pemberian ASI. d. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi bayi baru lahir dengan pemberian ASI. E. Manfaat Penelitian Pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Untuk Dilahan Praktek Ruang Bugenvile I Rumah Sakit Umum Kudus, Sebagai masukan bagi rumah sakit khususnya kepada Instalasi Neonatal Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna khususnya bagi ibu post partum dalam upaya gerakan sayang ibu dan bayi sehingga upaya pemberian ASI sedini mungkin dapat ditingkatkan. 2. Untuk Petugas Kesehatan. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang manfaat ASI sehingga ibu bersalin dapat mengerti dan memahami serta menyadari pentingnya menyusui sedini mungkin dan pentingnya kontak kulit sedini mungkin. 3. Untuk peneliti Setelah melakukan penelitian diharapkan dapat dijadikan wadah latihan untuk memperoleh ilmu dalam rangka penerapan yang telah di terima selama masa kuliah, khususnya di bidang penelitian 4. Untuk institusi pendidikan Sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang faktor- faktor pemberian ASI JIKK Vol. 4, No. 2 Januari : 16-21 19

F. Keaslian Penelitian Dari judul yang penulis buat diatas betul betul belum pernah ada yang melakukan penelitian baik judul, tempat dan waktu yang sama. di bawah ini ada beberapa contoh judul yang terkait dengan pemberian Asi dan system Rawat gabung antara lain salah satunya adalah sebagai berikut : Peneliti Judul Jenis Penelitian Hasil penelitian Perbedaan Sri juliani Faktor-Faktor Desain penelitian Hasil penelitian dari Variabel Yang deskriptif analitik masing masing bebas Berhubungan dengan rancangan variable : penelitian, Dengan cross sectional Berdasarkan lokasi Pemberian ASI variable umur penelitian Eksklusif Di bahwa di Wilayah Kerja temukan p-value PUSKESMAS = 0,001<α =0,05 Binjai Estate artinya ada Tahun 2009 hubungan antara umur dan terhadap pemberian Asi Berdasarkan variable pendidikan di temukan p-value = 0,003 <α = 0,05 artinya ada hubungan antara pendidikan terhadap pemberian Asi. Berdasarkan hubungan pekerjaan di ketahui p-value = 0,000 <α = 0,05 artinya ada hubungan antara pekerjaan terhadap pemberian Asi Berdasarkan hubungan pendapatan di ketahui p-value = 0,058 <α = 0,05 artinya tidak ada hubungan anta ra Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi...Noor Hidayah, Umi faridah, Heny Kasiyanti 20

pendapatan dengan pembe rian Asi. G. Ruang Lingkup Dalam rangka penelitian ini ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Ruang lingkup waktu Dalam pengambilan data dimulai tanggal 15 0ktober 2012 sampai 15 Desember 2012 2. Ruang lingkup Tempat Dalam penelitian ini ruang yang diambil adalah Ruang bersalin dan ruang boegenvil 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. 3. Ruang lingkup materi Dalam penelitian ini materi yang diambil adalah ASI, Rawat gabung dan faktor- faktor ( tingkat pengetahuan, karakteristik ibu post partum, kondisi ibu post partum dan kondisi bayi baru lahir yang berhubungan dengan pamberian ASI H. Keterbatasan Penelitian. 1. Penelitian terbatas pada variable faktor menyusui yaitu : karakteristik ibu dan kondisi ibu diantara variable tersebut adalah menurut Usia ibu pekerjaan, parietas, kondisi ibu dan bayi, tingkat pengetahuan dan juga manajemen laktasi. 2. Metode penelitian dengan jenis rancangan penelitian ini adalah Corelational Study, yaitu penelitian untuk melihat hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain terkait dengan keterbatasan sampel yang diambil adalah semua ibu yang melahirkan yang memberikan ASInya kepada bayinya. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian inia adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. JIKK Vol. 4, No. 2 Januari : 16-21 21