BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI 2

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

. II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Denyut jantung normal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Pengukuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis Pekerja di Industri Tekstil

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMANYA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

FAAL KERJA DAN BIOMEKANIKA

5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP MANUSIA

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODIFICATION OF SULFUR CONVEYANCE TOOL TO REDUCE INJURY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN VO 2Max PADA AMPUTEE MENGGUNAKAN PROSTHETIC TRANSFEMORAL ENERGI STORE MEKANISME 2 BAR DENGAN BUKAN AMPUTEE

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PENEMPATAN WAKTU ISTIRAHAT YANG TEPAT BERDASARKAN BEBAN FISIOLOGIS BEKERJA DIBAGIAN PRODUKSI DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Kelelahan Kerja Pada Mutu Emping Mlinjo

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ALAT BANTU PELETAKAN SHEET DENGAN SISTEM OTOMATISASI DI PT. MADHARA ADITAMA UTAMABOX

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA BANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN RUMAH TIPE X DI PERUMAHAN ALAM SUTRA TANGERANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB RELATIVITAS. Htung kecepatan rudal pada Contoh 10.1 berdasarkan relativitas Einstein.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

EVALUASI BEBAN KERJA MANUAL (STUDI KASUS UD SUMBER MAKMUR MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PENGARUH POSISI PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KONSUMSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Toyota Business Practice (TBP)

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja statis. Pengukuran ini dilakukan pada anggota badan yaitu tangan dan kaki yang diberi beban sebesar 4 kg, 6 kg, dan 8 kg. Pengukuran kali ini yang akan dibahas adalah mengukur konsumsi energi dan oksigen berdasarkan rata-rata denyut jantung sewaktu bekerja dan istirahat, dan mengukur periode istirahat (waktu recovery teoritis) pada setiap beban yang diberikan untuk tangan atau kaki. Pengukuran kerja statis ini yang harus diperhatikan adalah denyut jantung dan suhu tubuh operator sebelum melakukan aktivitas, denyut jantung dan suhu tubuh operator selama melakukan aktivitas dan sesudah melakukan aktivitas. Data yang diambil setiap 1 menit adalah denyut jantung, yaitu pada saat mengangkat barbel dengan tangan dan kaki sampai operator tidak sanggup mengangkat barbel tersebut. Denyut jantung dan suhu tubuh recovery dihitung pada saat operator tidak kuat lagi untuk mengangkat beban, data yang diambil juga per 1 menit. Hal tersebut dilakukan untuk anggota badan tangan dan kaki dengan beban yang diangkat sebesar 4 kg, 6 kg dan 8 kg. 4.1.1 Grafik Analisa Perbedaan denyut jantung pada saat melakukan aktivitas (mengangkat beban) dan saat istirahat berbeda untuk tiap beban dan anggota tubuh yang mengangkatnya, perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini. CIV-1

CIV-2 Kerja statis mengangkat beban dengan anggota badan tangan dan kaki dapat dilihat berdasarkan grafik analisa. Adapun grafik analisa pembebanan tangan dan kaki dengan beban 4 kg adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Denyut Jantung dengan Beban 4 Kg Pada Tangan dan Kaki Garis vertikal putus-putus pada grafik menunjukkan operator sudah tidak melakukan aktivitas atau recovery. Garis biru menunjukkan pembebanan pada tangan dengan beban 4 kg, dan garis merah menunjukkan pembebanan pada kaki dengan beban 4 kg. Berdasarkan grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa denyut jantung operator mengalami perubahan terhadap waktu dan anggota tubuh. Pembebanan tangan operator selama 1 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 5 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 85 detak/menit, sedangkan pada pembebanan kaki operator selama 10 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 8 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 80 detak/menit. Waktu bekerja pada pembebanan tangan lebih sedikit dibandingkan pada pembebanan kaki, hal ini menunjukkan bahwa kaki lebih terbiasa dalam melakukan kegiatan serta kekuatan pada kaki lebih kuat dibandingkan dengan tangan.

CIV-3 Kerja statis mengangkat beban dengan anggota badan tangan dan kaki dapat dilihat berdasarkan grafik analisa. Adapun grafik analisa pembebanan tangan dan kaki dengan beban 6 kg adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Grafik Denyut Jantung dengan Beban 6 Kg Pada Tangan dan Kaki Garis vertikal putus-putus pada grafik menunjukkan operator sudah tidak melakukan aktivitas atau recovery. Garis biru menunjukkan pembebanan pada tangan dengan beban 6 kg, dan garis merah menunjukkan pembebanan pada kaki dengan beban 6 kg. Berdasarkan grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa denyut jantung operator mengalami perubahan terhadap waktu dan anggota tubuh. Pembebanan tangan operator selama 1 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 7 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 87 detak/menit, sedangkan pada pembebanan kaki operator selama 8 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 11 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 85 detak/menit. Waktu bekerja pada pembebanan tangan lebih sedikit dibandingkan pada pembebanan kaki, hal ini menunjukkan bahwa kaki lebih terbiasa dalam melakukan kegiatan serta kekuatan pada kaki lebih kuat dibandingkan dengan tangan.

CIV-4 Kerja statis mengangkat beban dengan anggota badan tangan dan kaki dapat dilihat berdasarkan grafik analisa. Adapun grafik analisa pembebanan tangan dan kaki dengan beban 8 kg adalah sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Denyut Jantung dengan Beban 8 Kg Pada Tangan dan Kaki Garis vertikal putus-putus pada grafik menunjukkan operator sudah tidak melakukan aktivitas atau recovery. Garis biru menunjukkan pembebanan pada tangan dengan beban 8 kg, dan garis merah menunjukkan pembebanan pada kaki dengan beban 8 kg. Berdasarkan grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa denyut jantung operator mengalami perubahan terhadap waktu dan anggota tubuh. Pembebanan tangan operator selama 1 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 13 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 88 detak/menit, sedangkan pada pembebanan kaki operator selama 5 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 15 menit dengan denyut awal (Do) sebesar 84 detak/menit. Waktu bekerja pada pembebanan tangan lebih sedikit dibandingkan pada kaki, hal ini menunjukkan bahwa kaki lebih terbiasa dalam melakukan kegiatan serta kekuatan pada kaki lebih kuat dibandingkan dengan tangan. Hal lain yang menyebabkan lamanya waktu recovery adalah pada beban yang bertambah dan telah lelahnya operator dalam melakukan pengangkatan beban yang mengeluarkan banyak energi.

CIV-5 Kerja statis mengangkat beban dengan anggota badan tangan dapat dilihat berdasarkan grafik analisa. Adapun grafik analisa pembebanan tangan dengan beban 4 kg, 6 kg, dan 8 kg adalah sebagai berikut: Gambar 4.4 Grafik Denyut Jantung Dengan Beban 4 kg, dan 6 kg, 8 kg Pada Tangan Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa denyut jantung operator mengalami perubahan terhadap waktu dan beban. Denyut jantung operator pada saat mengangkat barbel selama 1 menit dengan beban 4 kg memerlukan waktu istirahat sebanyak 5 menit, dengan denyut jantung awal 85 detak/menit. Denyut jantung operator pada saat mengangkat barbel dengan beban 6 kg selama 1 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 7 menit, dengan denyut jantung awal 87 detak/menit. Waktu bekerja pada beban 6 kg memerlukan waktu istirahat sebanyak 7 menit, hal ini disebabkan oleh operator belum terbiasa melakukan kegiatan tersebut. Waktu bekerja pada beban 8 kg sebanyak 1 menit dan memerlukan waktu istirahat sebanyak 13 menit, dengan denyut awal 88 detak/menit. Waktu bekerja dan istirahat pada beban 8 kg lebih banyak dari beban 6 kg, hal ini disebabkan oleh operator sudah mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan tersebut.

CIV-6 Kerja statis mengangkat beban dengan anggota badan kaki dapat dilihat berdasarkan grafik analisa. Adapun grafik analisa pembebanan kaki dengan beban 4 kg, 6 kg, dan 8 kg adalah sebagai berikut: Gambar 4.5 Grafik Denyut Jantung Dengan Beban 4 kg, dan 6 kg, 8 kg Pada Kaki Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa denyut jantung operator mengalami perubahan terhadap waktu dan beban. Denyut jantung operator pada saat mengangkat barbel selama 10 menit dengan beban 4 kg memerlukan waktu istirahat sebanyak 8 menit, dengan denyut jantung awal 80 detak/menit. Denyut jantung operator pada saat mengangkat barbel dengan beban 6 kg selama 8 menit memerlukan waktu istirahat sebanyak 11 menit, dengan denyut jantung awal 85 detak/menit. Waktu pada beban 6 kg memerlukan waktu istirahat sebanyak 11 menit, hal ini disebabkan oleh operator belum terbiasa melakukan kegiatan tersebut. Waktu pada beban 8 kg sebanyak 5 menit dan memerlukan waktu istirahat sebanyak 15 menit, dengan denyut awal 84 detak/menit. Waktu bekerja dan istirahat pada beban 8 kg lebih banyak dari beban 6 kg, hal ini disebabkan oleh operator sudah mengalami kelelahan setelah beberapa kali melakukan kegiatan tersebut.

CIV-7 4.1.1 Konsumsi Energi dan Oksigen Langkah selanjutnya adalah menghitung konsumsi energi dan oksigen. Perhitungan dimulai dengan mencari rata-rata denyut jantung bekerja dan rata-rata denyut jantung istirahat kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapat komsumsi oksigen berdasarkan pengurangan antara rata-rata denyut jantung kerja dan rata-rata denyut jantung istirahat. X kerja 123,4231 denyut/menit X istirahat 106,0338 denyut/menit Y 4 2 1,80411 0,0229038 X + 4,71733.10 X Dimana : Y Energi (kkal/menit) X Kecepatan denyut jantung (denyut/menit) KE Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (Kkal) Et Pengeluaran energi pada saat kerja (Kkal) Ei Pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal) Sehingga konsumsi oksigen dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Diketahui: X kerja 123,4231 Y Y 4 2 1,80411 0,0229038 X + 4,71733.10 X 4 1,80411 0,0229038 (123,4231) + 4,71733.10 Y 1,80411 2,8268 + 7,186 Y 6,1633 kkal/menit KE Et Ei Kosumsi oksigen konsumsi energi KE : 4,8 Kkal energi (123,4231) 2

CIV-8 X istirahat 106,0338 Y Y 4 2 1,80411 0,0229038 X + 4,71733.10 X 4 1,80411 0,0229038 (106,0338) + 4,71733.10 (106,0388) 2 Y 1,80411 2,4285 + 5,3037 Y 4,6793 kkal/menit Jadi konsumsi energi untuk mengangkat barbel adalah KE 6,1633 4,6793 1,484 kkal Sehingga konsumsi oksigen yang diperoleh adalah sebagai berikut: Konsumsi energi 1,484 : 4,8 0,3091 liter/menit 4.1.2 Waktu Recovery Teoritis Waktu recovery teoritis pada pengambilan data ini adalah waktu istirahat yang dibutuhkan oleh operator untuk mengembalikan besarnya denyut jantung sesudah melakukan aktivitas menjadi lebih kecil atau sama dengan dari denyut jantung awal. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu recovery teoritis adalah sebagai berikut: Dimana: R T K S Waktu istirahat (menit) Waktu total kerja Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kkal/menit) Konstanta Tingkat Pekerjaan ( K ) T S R K 1,5 Tabel 4.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologi Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Oksigen Kkal / menit Kkal / 8jam Detak / menit Liter / menit Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5 Very Heavy 10.0 12.5 4800 6000 150 175 2.0 2.5 Heavy 7.5 10.0 3600 4800 125 150 1.5 2.0 Moderate 5.0 7.5 2400 3600 100 125 1.0 1.5 Light 2.5 5.0 1200 2400 60 100 0.5 1.0 Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5

CIV-9 Total denyut jantung pada saat bekerja diperoleh sebesar 131, maka diperoleh rata-rata denyut jantung pada saat bekerja sebesar 131 karena operator hanya melakukan 1 kali aktivitas. Nilai yang diperoleh termasuk dalam tingkat pekerjaan Heavy dengan range antara 125-150. Maka tabel konstanta (s) berada pada range 7.5-10.0. Nilai recovery teoritis dicari berdasarkan lamanya waktu percobaan, yaitu 4 kg, 6 kg dan 8 kg. Berikut ini perhitungan waktu recovery teoritis dengan berat 4 kg dengan menggunakan tangan: a. Beban 4kg menggunkan tangan Dari hasil percobaan diperoleh nilai T 1 menit, K 4,3175 kkal/menit. R T ( K S) K 1,5 1(4,3175 7,5) 4,3175 1,5 1( 3,1825) 2,8175 1, 1295 1,129 menit Langkah selanjutnya adalah menghitung recovery teoritis tangan hingga recovery teoritis kaki. Berikut ini ringkasan hasil perhitungan waktu recovery teoritis pada tangan dan kaki berdasarkan perhitungan: Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Recovery Teoritis Pada Tangan dan Kaki Beban Rt tangan Rt kaki 4 kg 1,129 menit 2,824 menit 6 kg 1,433 menit 4,296 menit 8 kg 1,802 menit 2,896 menit 4.2 Analisa Berdasarkan data yang didapat pada praktikum dan kemudian dihitung maka dapat dianlisa kecepatan rata-rata denyut jantung selama melakukan aktivitas, dan menganalisa perbedaan suhu tubuh selama melakukan aktivitas. Menganalisa perbandingan recovery pada saat percobaan dan secara teoritis.

CIV-10 4.2.1 Kecepatan Rata-Rata Denyut Jantung Kecepatan rata-rata pada pengambilan data ini adalah jumlah denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sampai denyut jantung selama melakukan aktivitas per 1 menit. Kecepatan rata-rata denyut jantung dipengaruhi oleh seberapa besar beban yang diangkat selama melakukan aktivitas. Umumnya, semakin berat bebannya semakin besar pula denyut jantungnya, sedangkan semakin ringan bebannya semakin kecil denyut jantungnya. Percobaan yang dilakukan ini mempunyai faktor yang menyebabkan naik turunnya denyut jantung disebabkan oleh faktor kelelahan bekerja. Do sampai dengan Dn V N +1 Contoh perhitungan kecepatan rata-rata denyut jantung dengan mengangkat berbel dengan berat 4 kg. Diketahui: D 0 85 D 2 124 N 1 V D 0 D 0 + D 1+ 1 sampai dengan Dn 1 85 +131 2 216 2 N + 1 108 denyut jantung/ menit Langkah selanjutkan melakukan perhitungan hingga mengetahui kecapatan rata-rata denyut jantung saat mengangkat barbel dengan menggunakan kaki dan dibuat tabel untuk meringkas hasil perhitungan. Berikut ini merupakan tabel ringkasan perhitungan kecepatan rata-rata denyut jantung

CIV-11 Tabel 4.3 Kecepatan Rata-Rata Denyut Jantung Beban Tangan Kaki (denyut/ 1 menit) (denyut/ 1 menit) 4 kg 108 kkal/menit 112,45 kkal/menit 6 kg 108 kkal/menit 118 kkal/menit 8 kg 115 kkal/menit 125,16 kkal/menit Berdasarkan tabel di atas kecepatan denyut untuk setiap masing-masing beban barbel berbeda dan setiap berganti beban barbel maka kecepatan denyut akan bertmabah pula. Hal lain yang menyebabkan kecepayan rata-rata jantung adalah operator melakukan istirahat yang cukup. Kecepatan denyut jantung pada pembebanan tangan 8 kg lebih besar dibandingkan yang lain, hal tersebut disebabkan kerja jantung sudah terbebani dengan menggangkat barbel sebelumnya Kecepatan denyut jantung pada pembebanan kaki dengan beban 4 kg lebih kecil dibandingkan yang lain, hal tersebut disebabkan barbel yang diangkat oleh kaki lebih ringan dibandingkan dengan barbel lainnya, serta operator sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Kecepatan denyut jantung pada pembebanan kaki dengan beban 8 kg lebih besar dibandingkan dengan kecepatan denyut jantung pada pembebanan kaki dengan beban 4 kg dan 6 kg, hal ini disebabkan oleh kelelahan setelah mengangkat barbel. 4.2.2 Analisa Perubahan Temperatur Temperatur pada pengambilan data ini adalah suhu tubuh sebelum dan sesudah operator melakukan aktivitas. Pengukuran kali ini terdapat perbedaan suhu antara suhu tubuh operator setelah melakukan kerja dengan suhu tubuh operator sebelum melakukan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena setelah melakukan aktivitas suhu tubuh akan mengalami kenaikan maupun penurunan dibandingkan sebelum melakukan aktivitas. Langkah berikutnya membuat tabel perubahan temperatur suhu pada tangan dan kaki adalah sebagai berikut:

CIV-12 Beban Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Perbedaan Suhu Tubuh Pada Tangan Perbedaan suhu tubuh awal dengan akhir To ( C) Ti ( C) T ( C) Kesimpulan 4 kg 35,2 35,6 0,4 Suhu tubuh naik sebesar 0,4 C 6 kg 35,6 35,4-0,2 Suhu tubuh turun sebesar 0,2 C 8 kg 35,4 36,0 0,6 Suhu tubuh naik sebesar 0,6 C Beban Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Perbedaan Suhu Tubuh Pada Kaki Perbedaan suhu tubuh awal dengan akhir To ( C) Ti ( C) T ( C) Kesimpulan 4 kg 36,0 35,7-0,3 Suhu tubuh turun sebesar 0,3 C 6 kg 35,7 35,7 0 Suhu tubuh tidak terjadi perubahan 8 kg 36,0 35,75-0,25 Suhu tubuh turun sebesar 0,25 C Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat kenaikan dan penurunan suhu tubuh operator setelah melakukan kegiatan. Pembebanan tangan dengan berat 4 kg, operator mengalami kenaikan suhu tubuh. Hal ini disebabkan operator merasakan lelah melakukan aktivitas tersebut. Pembebanan tangan dengan berat 6 kg, operator mengalami penurunan suhu tubuh karena operator telah terbiasa dengan menggangkat barbel. Pembebanan dengan berat 8 kg terjadi kenaikan suhu dikarenakan operator merasa lelah setelah melakukan aktivitas tersebut. Hal ini disebabkan operator mengalami kelelahan dalam melakukan aktivitas tersebut. Pembebanan kaki dengan berat 4 kg hingga 8 kg, operator mengalami penurunan suhu tubuh atau pun tidak terjadi perubahan. Hal ini disebabkan operator melakukan istirahat yang cukup dan operator tidak merasa terbebani dengan menangangkat beban barbel menggunakan kaki. 4.2.3 Konsumsi Energi dan Oksigen Konsumsi oksigen dihitung untuk mengetahui konsumsi oksigen yang diperlukan operator dalam melakukan kegiatan mengangkat barbel. Selama mengangkat barbel konsumsi energi yang dibutuhkan operator sebesar 1,484 kkal, sedangkan konsumsi oksigen yang dibutuhkan operator sebesar 0,3091 liter/menit. Perhitungan konsumsi oksigen menggunakan faktor energi yang dikeluarkan,

CIV-13 karena energi mempengaruhi jumlah konsumsi energi yang dibutuhkan oleh operator. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa konsumsi energi dan oksigen yang diperlukan operator tergantung dari berat beban yang diangkatnya. Semakin berat beban yang diangkat, semakin banyak oksigen yang diperlukan dalam melakukan aktivitas mengangkat barbel. 4.2.4 Perbandingan Recovery Percobaan dan Teoritis Waktu recovery teoritis pada pengambilan data ini adalah waktu istirahat yang seharusnya dibutuhkan oleh operator secara teoritis untuk mengembalikan besarnya denyut jantung sesudah melakukan aktivitas menjadi normal kembali. Berikut ini adalah perbandingan waktu recovery percobaan dengan waktu recovery teoritis untuk anggota badan tangan dan kaki: Tabel 4.6 Perbandingan Recovery Teoritis Pada Tangan Beban Rp Rt Kesimpulan 4 kg 5 menit 6 kg 7 menit 8 kg 13menit 1,129 Menit 1,433 menit 1,802 menit Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Tabel 4.7 Perbandingan Recovery Teoritis Pada Kaki Beban Rp Rt Kesimpulan 4 kg 8 menit 6 kg 11menit 8 kg 15menit 2,824 menit 4,296 menit 2,896 menit Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Karena RT < RP, berarti operator tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas tersebut Perbedaan nilai antara waktu recovery percobaan dengan waktu recovery teoritis, menunjukkan bahwa operator terbiasa atau tidak dalam melakukan aktivitas tersebut. Nilai waktu recovery percobaan lebih besar dari waktu recovery teoritis, menandakan operator tidak terbiasa dan tidak terlatih dalam melakukan aktivitas tersebut, sedangkan jika nilai waktu recovery percobaan lebih kecil dari

CIV-14 waktu recovery teoritis, menandakan operator terbiasa dan terlatih dalam melakukan aktivitas tersebut. Tabel perbandingan waktu recovery percobaan dengan waktu recovery teoritis di atas menunjukkan, bahwa operator tidak terbiasa dalam melakukan kegiatan mengangkat barbel. Namun pada pembebanan pada kaki, waktu recovery teoritis untuk 6 kg dan 8 kg mengalami percepatan waktu istirahat dikarenakan operator merasa cukup beristirahatnya.