BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan disektor pertanian, pariwisata, pendidikan, dan lain- lain, dari

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL FEBRUARI 32,07 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL JANUARI 28,02 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL BULAN DESEMBER 2015 TPK HOTEL 32,84 PERSEN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL JULI 28,55 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 50,62 PERSEN


BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 35,11 PERSEN

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MEI 55,02 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL FEBRUARI 45,14 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 60,12 PERSEN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JANUARI 45,68 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL AGUSTUS 45,38 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 40,86 PERSEN


BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pariwisata dan persaingan global, serta kemajuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 43,98 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian serta

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL DESEMBER 47,54 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Pemilihan Objek

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MEI 2012

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

Oleh : Slamet Heri Winarno

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN SELATAN BULAN JANUARI 2014

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2014

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) Perub. September terhdp er 2017 er KLASIFIKASI HUNIAN. Perub. September. Agustus 2017.

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MARET 2015

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada saat ini. Banyaknya aktifitas, kurangnya istirahat, penatnya suasana kota yang terjadi berulang-ulang setiap melakukan rutinitas serta tekanan dan tuntutan untuk tampil prima dalam memunculkan inspirasi baru dalam pekerjaan membuat kondisi kesehatan masyarakat kota pada umumnya mudah mengalami stress, oleh karena itu diperlukan tempat peristirahatan sekaligus rekreasi dengan suasana berbeda dari tempat aktifitas/rutinitas sehari-hari sebelumnya untuk kesegaran jiwa dan raga seseorang. Dalam Al Qur an juga dijelaskan fungsi dari wisata atau rekreasi yaitu pada surat Al- An am ayat 11-12 yang berbunyi: Katakan: Bepergianlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah orang-orang yang mendustakan itu. (Q.S. Al- An am: 11). kesudahan Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada dilangit dan di bumi? Katakanlah: Kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas diri-nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. (Q.S. Al- An am: 12). 1

Perintah bepergian pada ayat 11 dirangkaikan dengan perintah meneliti akibat yang dipikul oleh para pendusta. Kemudian pada ayat 12 diperintahkan agar setiap umat lebih mayakini yang ada dilangit dan di bumi adalah milik Allah. Allah SWT juga telah mewajibkan pada diri-nya untuk mencurahkan kasih sayang, serta mengumpulkan manusia di hari kiamat. Dengan demikian bepergian di muka bumi berfungsi sebagai usaha mempertebal iman. Kota Batu yang terletak 800 meter diatas permukaan air laut ini dikarunia keindahan alam yang memikat. Potensi ini tercermin dari kekayaan produksi pertanian, buah dan sayuran, serta panorama pegunungan dan perbukitan. Sehingga dijuluki the real tourism city of Indonesia oleh Bappenas, oleh karena itu kota Batu sangat berpotensi untuk dijadikan tempat peristirahat sekaligus rekreasi. Kota Batu memiliki 3 (tiga) buah gunung yang telah dikenal dan telah diakui secara nasional. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Panderman (2010 m), Gunung Welirang (3156 m), Gunung Arjuno (3339 m) dan masih banyak lagi lainnya Dengan kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan kota Batu terkenal sebagai daerah dingin dan sejuk sehingga banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Temperatur rata-rata kota Batu 2l,5 C, dengan temperatur tertinggi 27,2 C dan terendah 14,9 C.Ratarata kelembaban nisbi udara 86' % dan kecepatan angin 10,73 km/jam. Salah satu sektor andalan di Kota Batu adalah pariwisata. Hal ini ditunjang dengan keindahan alam yang dimiliki Kota Batu. Meski Kota Batu kaya akan hasil bumi, namun perekonomian Kota Batu justru bersandar pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagai penyangga sekitar 44% kegiatan 2

ekonomi daerahnya. Keindahan alam dan berbagai tempat tujuan wisataa di sekitar Batu memang menjadi komoditas ekonomi yang mampu menyedot pemasukan p tersendiri. Distribusi Kegiatan Ekonomi Kota Batu 2010 Perdagangan, Hotel dan Restoran (44 %) Pertambangan dan Penggaliann (1 %) Pertanian (14 %) Listrik, Gas dan Air Bersih (2 %) Bangunan (2 %) Industri pengolahan (14 %) Keuangan (4 %) Pengangkutan dan Komunikasii (5 %) Jasa-jasa (14 %) Gambar 1.1 Statistik Distribusi Kegiatan Ekonomi Kota Batu 2010 Sumber : Pemerintah Kota Batu, 2010 Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung di Kota Batu maka akan berbanding lurus dengan kebutuhan penginapan atau tempat istirahat yang memanfaatkan potensi alam yang dimiliki kota ini, di dalam al-qur an juga dijelaskan akan manfaat mendirikan tempat tinggal di daerah pegunungan yang memiliki keindahan alam, yaitu pada surat An-Nahl Ayat : 81 yang berbunyi : Artinya : Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yangg telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah 3

menyempurnakan ni'mat-nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-nya). (An-Nahl Ayat : 81) Makna surat di atas dijelaskan bahwa tempat tinggal yang baik adalah pada daerah pegunungan yang memiliki keindahan alam sehingga manusia akan melihat sungguh besar keagungan Allah yang menciptakan alam semesta ini. Keindahan alam kota Batu sangat menarik perhatian para wisatawan berkunjung dan bahkan untuk menginap, hal itu dapat dilihat dari statistik jumlah wisatawan yang datang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Tabel 1.1 Jumlah tamu yang datang ke hotel di Kota Batu tahun 2010 Jenis Hotel Asing Domestik Bintang 5.176 164.138 Non Bintang 22 451.645 Total 5.198 615.783 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, 2011 Ada kencenderungan bahwa tamu asing lebih menyukai hotel berbintang, sedangkan tamu domestik lebih banyak memilih hotel non bintang. Tabel 1.2 Tingkat Penghuni Kamar (TPK) Hotel di Kota Batu Jenis Hotel 2009 2010 Bintang 47,91 48,61 Non Bintang 36,33 38,04 Total 39,28 40,76 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, 2011 TPK menggambarkan persentase malam kamar yang dihuni dibandingkan kamar yang tersedia dari seluruh hotel di Batu. Angka 40,76% mempunyai arti bila ada 1000 kamar tersedia maka rata-rata yang di huni tamu sebanyak 407-408 kamar. 4

Tabel 1.3 Tingkat Penghunian Tempat Tidur (TPTT) Hotel di Kota Batu Jenis Hotel 2009 2010 Bintang 53,17 54,72 Non Bintang 39,54 41,78 Total 43,45 45,40 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, 2011 TPTT atau Bed Occupancy Rate ialah presentase banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibandingkan kamar yang tersedia pada seluruh hotel/jasa akomodasi di Kota Batu. Secara total TPTT pada tahun 2010 ini naik 1,95 poin dari 43,45% pada tahun 2009 menjadi 45,40% pada tahun 2010. Tabel 1.4 Rata-rata Tamu Menginap di Hotel Tahun 2010 Jenis Hotel Asing Domestik Bintang 2,15 1,36 Non Bintang 1,30 1,83 Total 2,14 1,48 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, 2011 Statistik pada tabel di atas menggambarkan lamanya tamu menginap disetiap jenis hotel dalam kurun waktu tertentu. Rata-rata lama tamu menginap diperoleh dari banyaknya malam tempat tidur yang dipakai (malam tamu) dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap. Jadi dari tabel-tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya pengunjung hotel terus bertambah seiring dengan perkembangan pariwisata yang ada di Kota Batu. Kota Batu ditinjau dari kondisi topografi lahannya, Selain menawarkan keindahan alam, belakangan juga dikembangkan konsep wisata agro karena sebagian besar merupakan lahan yang tergolong subur sehingga sektor pertanian dan perkebunan berkembang dengan cukup baik. Pada tahun 2006, jumlah lahan 5

persawahan di Kota Batu seluas 2,613 Ha dengan jumlah produksi padi 5.076 ton. Dari tahun 2004 sampai dengan 2007, jumlah produksi padi di Kota Batu cenderung mengalami penurunan. Sebaliknya potensi produksi tanaman hortikultura yang meliputi sayur-sayuran, buah, tanaman obat, dan terutama tanaman hias mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ketahun sampai dengan tahun 2011. Pengembangan wisata organik sangat berpeluang menumbuhkan sektor ekonomi serta dapat menjaga keberlanjutan potensi-potensi yang dimiliki kota Batu salah satunya menjaga ekosistem lingkungan yang masih terjaga hingga kini yang membuat kota Batu lebih unggul diantara kota lainnya di Jawa Timur. Didalam wisata organik terdapat pemanfaatan bahan-bahan organik yaitu sisi-sisa limbah mahluk hidup yang didalam penggunaanya melalui proses produksi yang telah teruji dan hasilnyapun cukup bagus dengan tidak adanya dampak-dampak lingkungan dalam pemanfaatanya, malah dapat menjaga serta mengembangkan potensi-potensi yang ada, diantara sektor-sektor yang lain yang dapat dikembangkan menjadi wisata organik ini adalah sektor pertanian, perkebunan dan peternakan karena sektor-sektor tersebut berhubungan langsung dengan mahluk hidup. Pada era global saat ini banyak perancangan bangunan yang terinspirasi oleh konsep-konsep modern, mewah, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan industri kontruksi bangunan, tanpa memperhatikan ekosistem lingkungan, kultur budaya sekitarnya maupun dampak global yang ditimbulkan seperti pemanasan global. Pemilihan tema sustainable pada perancangan ini dengan 6

maksud agar terciptanya penataan dan pengembangan wilayah Pariwisata yang selaras dan terpadu serta berwawasan lingkungan, meningkatkan dan menumbuhkan potensi pariwisata yang ada, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan serta pelestarian budaya leluhur, didalam agama islampun di ajarkan untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran diantaranya pada surat Al A raf ayat 56-58 yang berbunyi: Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (Q.S. Al A raaf : 56). Melalui penggalakkan sistem pertanian yang berbasis pada konservasi lahan dan pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan (organik) dengan adanya program tersebut pariwisata akan menjadi penarik pengunjung bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing dan pengembangan sistem organik akan menjadi bahan pemasaran atau penyuluhan akan pentingnya konservasi lahan yang ramah lingkungan. Malang akan menjadi sumber inspirasi ataupun percontohan bagi daerah-daerah lain dimasa yang akan datang. Dengan menggunakan material organik yang memanfaatkan sektor peternakanpun diharapkan mampu menghemat energi maupun biaya dalam pengembangan sarana prasarana pariwisata yang ada di Malang melalui beberapa program diantaranya biogas, dengan potensi yang ada maka wisata organik sangat berpeluang untuk mendukung terciptanya perancangan bangunan yang sustainable. 7

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana perancangan Hotel Resort Wisata Organik di kota Batu. 2. Bagaimana perancangan Hotel Resort Wisata Organik dengan menerapkan tema sustainable. 1.3 Tujuan Menghasilkan rancangan hotel resort dengan mengembangkan bahanbahan organik sebagai tempat wisata. Menghasilkan rancangan hotel resort dengan tema sustainable sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan serta pelestarian budaya leluhur. 1.4 Manfaat 1. Bagi Masyarakat sekitar - Memberikan lapangan pekerjaan. - Meningkatkan kualitas lingkungan sekitar. - Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mengembangkan potensi lokal. - Memberikan sarana dan prasarana tempat wisata alternatif bagi masyarakat / wisatawan lokal, maupun asing untuk istirahat sekaligus rekreasi. 2. Bagi Akademik - Memperkenalkan adanya pengembaangan bahan-bahan organik untuk pemanfaatan kehidupan sehari-hari yang ramah lingkungan. 8

3. Bagi Pemda - Meningkatkan kuantitas dan varietas potensi unggulan pariwisata kota Batu. - Terciptanya penataan dan pengembangan wilayah pariwisata yang selaras dan terpadu serta berwawasan lingkungan di daerah pengembang. - Menambah pemasukan daerah. 1.5 Batasan Perancangan Lingkup Pembahasan mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan aspek perencanaan dan perancangan sebuah resort hotel yaitu antara lain: 1. Ruang lingkup perancangan dari hotel resort ini adalah menjadikan bahan-bahan organik dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan sebagai pengembangan tempat wisata yang didalamnya terdapat sarana relaxsasi, olahraga, rekreasi, maupun education. 2. Hotel Resort Wisata Organik menunjukkan bangunan yang mempunyai karakter sustainable dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 9