BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE. Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI


BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

L2

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB I THE REALITY. rata memiliki usia lebih dari 100 tahun. Keberadaan bangunan bangunan bersejarah

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jalan-jalan ke Istana Maimoon Medan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 6 PERANCANGAN GEDUNG PARKIR

BAB VI KONSEP RANCANGAN

ABSTRAK. empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya. Kota Sapporo kota yang

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

UTS SPA 5 RAGUAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I WHAT? Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB II FIRST IMPRESSION Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya, perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang sampai pada lokasi, perancang melihat kondisi lokasi Istana Maimun yang tidak begitu tertata dan terawat pada beberapa bagian. Ketika memasuki gerbang Istana tidak terdapat penjagaan khusus seperti pengecekan mobil ataupun tiket masuk kendaraan pengunjung pada pintu gerbang dan keluar masuk kendaraan pengunjung hanya dapat di akses satu gerbang sehingga ketika kendaraan keluar dan kendaraan masuk harus saling menunggu, sedangkan gerbang yang satunya lagi tidak difungsikan secara optimal karena memiliki fungsi yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari pihak Istana Maimun, diketahui bahwa pada bagian kanan dan kiri gerbang terdapat warung-warung yang menjual makanan hingga buah tangan dan terdapat penjual tanaman hias. Warung-warung yang berada pada lokasi Istana Maimun dikelola oleh keluarga sultan yang bertempat tinggal dibelakang istana (gambar 2.1), sedangkan pada bagian tempat tanaman hias dikelola oleh pihak luar (swasta) yang menyewa sebagian lokasi Istana untuk dijadikan tempat berjualan (gambar 2.2). Pihak Istana Maimun juga menyewakan sebagian tanah pada lokasi kepada salah satu travel di kota Medan untuk dijadikan tempat peristirahatan dan perbaikan bus pariwisata sehingga secara visual kondisi disekitar Istana kurang tertata dan terawat (gambar 2.3). Dapat dikategorikan dari segi kenyamanan dan keamanan 10

11 pengunjung pihak Istana Maimun tidak begitu memperhatikan karena sebagian lokasi disewakan untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan Istana Maimun. Gambar 2.1 Warung-warung yang berada di lokasi Gambar 2.2 Kondisi tempat penjual tanaman hias Tempat parkir kendaraan pengunjung yang kurang dikelola dengan baik sehingga kendaraan yang parkir tidak mengetahui garis parkir. Pada lokasi tapak tidak terlihat jalur pedestrian yang dibuat khusus agar pengunjung dapat mengakses dari parkiran kendaraan menuju ke Istana Maimun. Ketika pengunjung yang akan menuju Istana Maimun harus berhati-hati karena terdapat jalur kendaraan (menuju ke kediaman keluarga sultan pada bagian belakang Istana) yang harus dilalui. Jalur pedestrian menuju Istana Maimun terlihat setelah adanya suatu batasan yang dibuat khusus, dulunya jalur ini merupakan jalur kendaraan yang dapat diakses langsung ke Istana (Gambar 2.4).

12 Pada bagian depan Istana Maimun terdapat lapangan hijau yang terawat dan air mancur yang telah dinonaktifkan serta gerbang yang sudah tidak digunakan lagi. Pada lapangan hijau pengunjung atau anak-anak sekitar sering menggunakan lokasi ini sebagai tempat bermain bola kaki dan pengunjung menggunakan tempat ini untuk beristirahat sambil berfoto-foto dengan background Istana Maimun (Gambar 2.5) serta terdapat pepohonan tertata dengan rapi dan terawat. Pada zaman dahulu, gerbang yang posisinya tegak lurus dengan Istana Maimun digunakan sebagai akses kereta kuda Istana dengan penataan pada bagian sisi kanan kiri yang dikelilingi oleh pohon-pohon sehingga menciptakan kesan megah dan kokoh (Gambar 2.6). Kondisi pada bagian depan Istana Maimun terdapat sedikit perubahan pada jalur seperti dulunya dari gerbang dapat langsung diakses menuju ke istana, sedangkan sekarang jalur tersebut lebih kecil dan tidak dapat diakses karena terkunci. Gambar 2.3. Kondisi tapak pada bagian belakang Istana Maimun

13 Gambar 2.4 Jalan menuju Istana Maimun Gambar 2.5. Kondisi terkini pada bagian depan Istana Gambar 2.6 Kondisi lampau pada bagian depan Istana (Sumber : Tropenmuseum)

14 Pada lokasi tidak terdapat parkir kendaraan bus pariwisata pengunjung yang datang ke Istana Maimun sehingga bus pariwisata memarkirkan bus pada lahan hijau pada bagian belakang warung-warung (gambar 2.7). Secara tidak langsung tanaman (rumput) pada lokasi tersebut rusak karena dilewati oleh bus dan pengunjung yang turun dari bus tersebut. Menurut hasil wawancara dengan narasumber dari pihak Istana Maimun, pada bagian belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga sultan yang turun temurun menempati tempat tersebut. Terdapat perbedaan antara kediaman keluarga sultan yang bertempat dibagian belakang Istana dengan kediaman keluarga yang tinggal di dalam bangunan Istana yaitu keluarga yang tinggal di dalam bangunan istana merupakan keturunan keluarga langsung dari sultan sehingga mendapatkan "keistimewaan" untuk tinggal didalam bangunan istana. Bangunan kediaman keluarga sultan pada bagian belakang Istana tidak memiliki gaya arsitektural yang senada dengan istana melainkan hanya bangunan biasa beratap seng. Kondisi jalan menuju kediaman keluarga sultan yang kurang tertata rapi sehingga terkesan seperti suatu gang (Gambar 2.8). Gambar 2.7 Tempat parkir bus pariwisata

15 Gambar 2.8. Kondisi kediaman dan akses menuju kediaman keluarga sultan Akses dari Istana Maimun menuju sungai yang tidak disediakan, ketika menuju ke sungai harus melewati rerumputan tinggi. Kondisi Sungai Deli yang tidak begitu tertata dan diperhatikan oleh pihak pemerintah maupun pihak Istana Maimun yang menjadikan Sungai Deli sebagai tempat pembuangan limbah cair tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga tidak terdapat keistimewaan atau potensi yang dapat dikembangkan dan diangkat oleh pihak Istana Maimun untuk menarik wisatawan untuk berkunjung (gambar 2.9). Hal yang lebih mengejutkan ketika berada di lokasi Istana Maimun, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa, sebagian dari tanah lokasi Istana Maimun juga disewakan kepada RS. Martha Friska dalam kurun waktu 5 tahun. Tanah yang disewakan oleh pihak Rumah Sakit kini dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan dan mesin generator (gambar 2.10). Hal ini sangat disayangkan, karena Istana Maimun merupakan kebanggaan kota Medan tetapi sebagian tanah dari Istana Maimun disewakan kepada pihak swasta demi kepentingan pihak lain. Gambar 2.9 Kondisi Sungai Deli pada bagian belakang lokasi istana

16 Gambar 2.10 Lokasi yang disewakan oleh pihak Istana Maimun Dari hasil pengamatan perancang dalam segi keamanan pada lokasi Istana Maimun tidak memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini dikarenakan dari gerbang masuk menuju Istana Maimun tidak terdapat penjagaan khusus. Sebagian tanah lokasi yang disewakan kepada pihak luar istana menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki tingkat privasi yang rendah dan apresiasi terhadap tanah Istana Maimun yang kurang. Perbedaan sangat jauh terlihat jika dibandingkan dengan Istana Himeji yang berada di kota Himeji, Jepang. Istana Himeji (gambar 2.11) merupakan salah satu bangunan peninggalan arsitektur pada awal abad ke-17 yang berpengaruh pada kota Himeji. Bangunan ini didominasi dengan plesteran berwarna putih pada tembok-tembok istana. Istana Himeji memiliki nilai budaya yang sangat tinggi sehingga pada tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji dalam daftar situs warisan dunia dalam kategori warisan budaya. Istana Himeji dibangun pada tahun 1346 pada zaman istana utara-istana selatan oleh putera shogun Akamatsu Norimura. Istana ini banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk melihat bunga sakura pada musim semi. Istana Himeji dibuka bagi pengunjung dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 1 Januari dan 6 April.

17 Perbedaan antara Istana Maimun dan Istana Himeji adalah meskipun ke-2 istana dibangun pada tahun yang cukup lama. Istana Himeji tetap terawat dan tertata dengan rapi dengan landscape yang menarik sehingga pengunjung atau wisatawan yang datang dapat menikmati istana dan sekitarnya secara keseluruhan. Persamaan antara ke-2 istana adalah Istana yang dulunya dipakai untuk kepentingan pirbadi dan kemudian menjadi tujuan wisata kota yang menjadi kebanggaan. Gambar 2.11 Bangunan Istana Himeji (Sumber Aiko Yuki)