BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sektor industri lainnya di masing-masing negara. Hal ini terbukti dari

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dari

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hotel memegang peranan penting dalam industri pariwisata karena

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensi diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan asosiasi,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatan Mancanegara ke Indonesia Pada Tahun Tahun Jumlah Wisatawan %

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Lounge. Room. Welcome To Our Hotel

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Hotel Mitra Bandung Sumber: 2014

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan. melibatkan masyarakat. Sehingga dengan adanya tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... HALAMAN MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara ini memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Hal tersebut dapat dilihat dari indahnya berbagai macam pemandangan alam, kebudayaan dan sejarah bangsa, festival dan upacara-upacara yang unik, berbagai macam seni lukis dan kerajinan tangan, dan banyaknya tempat yang sangat menarik bagi para wisatawan sepanjang tahunnya. Perkembangan kepariwisataan di Indonesia pun mengalami kemajuan yang cukup pesat seperti negara-negara berkembang lainnya di dunia. Pemerintah sekarang sedang menggalakan pariwisata sebagai komoditi yang ditawarkan pada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Begitu pun dengan para pelaku industri pariwisata yang giat mengembangkan dan memanfaat potensi yang ada. Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang memberikan jasa layanan. Dimana terdapat berbagai layanan yang ditawarkan bagi wisatawan. Diantaranya penyediaan jasa akomodasi, jasa makanan dan minuman, dan yang saat ini sedang merambah industri pariwisata di Indonesia yakni jasa MICE singkatan Bahasa Inggris dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" (Indonesia: Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran), dalam industri pariwisata atau pameran, yang merupakan suatu jenis kegiatan pariwisata dalam suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang, berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan industri Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE) di Indonesia memang sudah menunjukan arah peningkatan, meskipun tumbuh secara perlahan. Lambatnya laju pertumbuhan industri MICE di Indonesia ini tidak lain adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun profesionalismenya. Selain itu kondisi keamanan, prasarana dan sarana konvensi yang minim serta terbatasnya atraksi wisata 1

2 pada saat dan setelah konvensi menjadi faktor yang menyebabkan beberapa daerah di Indonesia tertinggal di wisata MICE. Di Indonesia sendiri venue untuk penyelenggaran MICE banyak dijumpai di hotel-hotel mulai dari bintang 3 sampai bintang 5. Banyaknya usaha perhotelan yang mulai membuka fasilitas untuk meeting, membuat hotel hotel kini mulai bersaing untuk meningkatkan kualitasnya dalam memberikan pelayanan di bidang MICE bagi para pengunjungnya. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para penyedia jasa MICE untuk tetap mempertahankan serta menjaga kualitas layanan agar dapat bersaing dengan penyedia jasa MICE lainnya. Salah satu tempat kunjungan wisata unggulan di Jawa Barat yang menyediakan fasilitas MICE yakni Ciater Spa Resort. Ciater Spa Resort sendiri mempunyai fasilitas yang lengkap baik untuk acara Gathering/Outing perusahaan, Meeting, maupun sebagai sarana liburan keluarga. Beberapa fasilitas yang disediakan di Ciater Spa Resort diantaranya, Recreation, Outbound Activities, Camping Ground, Hotel & Convention Hall, Restaurant & Café, Beauty & Wellness Spa, Rehabilitation Centre (Fisiotherapy & Hydro Therapy). Ciater Spa Resort terletak di lereng gunung Tangkuban Parahu, termasuk Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasinya dikelilingi perkebunan teh, memiliki air panas mineral alami, sehingga panorama yang disajikan begitu memanjakan mata pengunjungnya. Untuk lokasinya sendiri dapat ditempuh sekitar 90 menit dari Bandung, dan dari Jakarta ± 2 jam sampai 3 jam melalui jalan tol sadang maupun tol cipularang. Beberapa fasilitas paket meeting yang ditawarkan Ciater Spa Resort diantaranya Full board Meeting Package, Half day meeting package, One day meeting pacakage, presentation package. Paket-paket meeting tersebut memiliki pelayanan yang berbeda didalamnya. Dengan 10 ruang meeting yang dimiliki oleh Ciater Spa Resort, produk meeting package ini dikemas sedemikian rupa guna memenuhi kepuasan pengunjung.

3 Pengunjung di Ciater Spa tidak hanya wisatawan dari lingkup lokal Jawa Barat dan sekitarnya saja, melainkan juga datang dari kota-kota besar di Indonesia, bahkan tidak sedikit pula wisatawan dari mancanegara, seperti turis yang berasal dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. Untuk pengunjung wisata meeting sendiri berasal dari lembaga pemerintah, BUMN, maupun dari perusahaan swasta. Tidak sedikit dari lembaga atau perusahaan tersebut merupakan pelanggan tetap bagi Ciater Spa Resort. Sekitar 60 % dari pengunjung meeting merupakan repeater guest. Dalam kurun satu tahun mereka dapat melakukan meeting 2 hingga 3 kali di Ciater Spa Resort. Hal ini dapat dikategorikan bahwa pengunjung meeting di Ciater Spa Resort cenderung bersikap loyal. Pada perilaku purna pembelian terdapat 5 dimensi yang menunjukan perilaku tersebut yakni loyalty, switch, willingness to pay more, external repsons to problem, dan internal repsons to problem (Parasuraman dalam Lupiyoadi R., 2001:160). Oleh karena itu sikap loyal yang ditunjukan oleh pengunjung meeting di Ciater Spa Resort dapat dikatakan sebagai perilaku purna pembelian. Mengenai jumlah kunjungan meeting package di Ciater Spa Resort dari tahun 2008-2012, meningkat dan peningkatan tersebut cukup signifikan. Dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Data Kunjungan Paket Meeting Ciater Spa Resort 2008-2012 No TAHUN JENIS PAKET SINGLE DOUBLE ONE DAY HALF DAY PRESENTASI TOTAL Pax 1 2008 2,533 3,455 2,073 660 687 9,408 2 2009 2,787 3,800 2,280 645 653 10,165 3 2010 3,065 4,180 2,508 686 620 11,060 4 2011 3,372 4,598 2,759 727 589 12,045 5 2012 3,709 5,058 3,035 768 560 13,130 JUMLAH 19,864 27,087 16,252 5,040 4,593 Sumber: Manajemen Ciater Spa Resort 2013

4 Dari data diatas, menunjukan bahwa data kunjungan meeting di Ciater Spa Resort selalu meningkat dari tahun ke tahun. Selama tahun 2007 jumlah kunjungan meeting di Ciater Spa Resort sebanyak 9.408 pax, tahun 2009 sebanyak 10.165 pax. Rata-rata peningkatan kunjungan meeting di Ciater Spa Resort sebesar 8%. Apabila dilihat dari segi jenis paket, paket Fullboard meeting (Single & Double) merupakan jenis paket yang paling banyak diminati oleh pengunjung. Selain dari pada itu, apabila dilihat dari segi harga bila dibandingkan dengan kompetitor harga Paket meeting di Ciater Spa Resort memang lebih murah dibandingkan dengan kompetitor dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Perbandingan Harga Paket Meeting dengan Kompetitor No Lokasi Jenis Paket dan Harga (Rp) Fullboard One Day Half Day 1 Ciater Spa Resort 480,000 175,000 90,000 2 Sari Ater Hotel 470,000 210,000 105,000 Sumber: Pengolahan dari berbagai sumber 2013 Namun tidak untuk harga jenis paket fullboard meeting di Ciater Spa Resort sedikit lebih murah dibanding dengan harga fullboard meeting di Sari Ater Hotel. Sedangkan seperti pada tabel data kunjungan dapat dilihat bahwa jenis paket fullboard meeting merupakan jenis paket yang paling banyak diminati, hal ini menunjukan adanya perilaku willingness to pay more pada pelanggan atau bersedia membayar lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diberikan kompetitor mengingat lokasi Ciater Spa Resort dan Sari Ater Hotel yang begitu dekat bahkan terhubung. Dari beberapa perusahan yang membeli produk meeting package bahkan ada beberapa yang bersedia sharing kamar dengan Sari Ater Hotel karena kuota kamar di Ciater Spa Resort yang kurang namun tetap menyelenggarakan meeting di Ciater Spa Resort. Loyalty dan willingness to pay more yang ditunjukan oleh pengunjung meeting di Ciater Spa Resort tidak lain ditimbulkan oleh beberapa faktor.

5 Salah satu faktor yang sangat penting adalah kualitas pelayanan yang diberikan sehingga berdampak pada respon perilaku yang mungkin timbul pasca pembelian. Reaksi pelanggan ini merupakan gambaran dari salah satu implikasi kualitas pelayanan terhadap perilaku purna pembelian. Menurut Putra D. (2010) lebih lanjut berpendapat bahwa pelayanan yang berkualitas mampu memberikan pengaruh terhadap loyalitas konsumen. Sehingga terciptalah tindak lanjut yang ditunjukan oleh konsumen sebagai akibat dari respon dari pemakaian produk atau jasa yang dibelinya. Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh Lupiyoadi R. dan A. Hamdani (2006:267) bahwa kualitas jasa yang baik (superior) dapat berpengaruh langsung kepada perilaku purna pembelian secara favorable. Dengan kata lain Kualitas pelayanan sedikitnya memberi pengaruh terhadap perilaku purna pembelian. Selain dari pada itu baik buruknya kualitas pelayanan akan memberikan suatu respon positif atau negatif pada pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dibelinya dan pada akhirnya akan memberikan dampak tersendiri kepada perilaku pelanggan terhadap produk tersebut sehingga timbulah perilaku purna pembelian. Perilaku purna pembelian berasal dari bagaimana pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu kualitas pelayanan menjadi tolak ukur bagi konsumen dalam menimbulkan perilaku purna pembelian pada pelanggan. Apabila kualitas pelayanan dirasa baik maka dapat menimbulkan sikap positif bagi perusahaan, misalnya keinginan untuk membeli kembali atau merekomendasikan produk kepada pelanggan lain. Sebaliknya, situasi pelayanan yang buruk terjadi manakala konsumen telah menggunakan produk atau mengalami jasa yang dibeli dan merasakan bahwa kinerja produk ternyata tidak memenuhi harapan. Buruknya kualitas pelayanan ini dapat menimbulkan sikap negatif terhadap merk maupun produsen/ penyedia jasanya, berkurangnya pembelian ulang, peralihan merk, dan berbagai macam perilaku komplain.

6 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Perilaku Purna Pembelian Produk Meeting Package di Ciater Spa Resort Kabupaten Subang. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini mengungkap pokok permasalahan dari kualitas pelayanan produk meeting room di Ciater Spa dan pengaruhnya terhadap perilaku purna pembelian yaitu: 1. Bagaimana kualitas pelayanan produk meeting package di Ciater Spa Resort? 2. Bagaimana perilaku purna pembelian produk meeting package di Ciater Spa Resort? 3. Sejauh mana pengaruh Kualitas pelayanan terhadap perilaku purna pembelian produk meeting package di Ciater Spa Resort? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis sehubungan dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis kualitas pelayanan produk meeting package di Ciater Spa Resort. 2. Menganalisis perilaku purna pembelian pengunjung yang membeli produk meeting package di Ciater Spa Resort. 3. Mengidentifikasikan pengaruh yang ditimbulkan dari kualitas pelayanan terhadap perilaku purna pembelian produk meeting package di Ciater Spa Resort.

7 D. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan setelah adanya penelitian yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Resort Bagi Ciater Spa Resort, penelitian ini dapat memberikan saran dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan resort tersebut khususnya dalam meningkatkan jumlah pengunjung dengan memperhatikan kualitas pelayanan pada konsumen dan perilaku yang timbul akibat dari kualitas pelayanan yang diterima. 2. Penulis Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan hasil nyata pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. 3. Pembaca Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan informasi dalam penelitian. E. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan penelitian ini, disajikan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dengan membaginya menjadi 5 BAB dan masing-masing mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut: BAB I: BAB II: PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan mengenai gambaran umum skripsi ini berupa Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika penulisan. KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan berbagai landasan teori yang berhubungan dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dari bab ini juga teori-teori tersebut kemudian dijadikan dasar

8 untuk menganalisa dan menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. BAB III: BAB IV: BAB V: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian yakni menguraikan metode-metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, dan analisis pengolahan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan, pembahasan dan analisis hasil penelitian berdasarkan teori dan data yang di dapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara, studi literatur dan penyebaran kuesioner. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan disajikan penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan ini. Kesimpulan disini merupakan jawaban atas permasalahan dan pembahasan serta rekomendasi mengenai penelitian atas pengaruh kualitas pelayanan terhadap perilaku purna pembelian produk meeting Package di Ciater Spa Resort Kabupaten Subang.