Perkspektif ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertemuan ke 4

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBERDAYA PERTANIAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

Ekonomi Sumberdaya Alam

PENGELOLAAN SD ALAM PULIH (kasus SD Ikan) Luh Putu Suciati

Latar Belakang Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan hidup inilah yang menyediakan berbagai sumber daya alam yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENTE EKONOMI PERIKANAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

Esda UC = User Cost. MCo = Kurva harga agregat dari semua firm di suatu industri (marginal extraction cost)

PENTINGNYA SUMBERDAYA ALAM BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep pertumbuhan ekonomi dalam. 2. Growth & Development dan ekstraksi SDAL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. kawasan Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Taiwan. Namun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konsep Pengelolaan Sumberdaya Alam vs Penatagunaan Sumber Daya Alam Lain

Simulasi Dan Analisis Kebijakan

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

MODUL 3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

III. KERANGKA PEMlKIRAN DAN HIPOTESIS

ANALISIS KERAGAAN KAPASITAS PERIKANAN TANGKAP NELAYAN KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU SUMATERA UTARA MAILINA HARAHAP

III. KERANGKA PEMIKIRAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

VII. PENGARUH KEBIJAKAN TERHADAP ALOKASI SUMBERDAYA AIR, STOK AIR TANAH, NILAI KINI BENEFIT SOSIAL DAN NILAI EKONOMI AIR

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

BAB I PENDAHULUAN. (Muta'ali, 2010). Perubahan-perubahan yang terlihat dalam aspek ekonomi akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

EVALUASI PROYEK PERTANIAN

BAB 7 PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

PENDAHULUAN Latar Belakang

There is nothing more important than agriculture in governing people and serving the Heaven. Lao Tze Taode Jing (Abad 6 BC)

3. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Upaya Penangkapan

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

KRITERIA EKONOMI PENDIDIKAN M.D.NIRON

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

PENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Daya Alam. Yang Tidak Dapat Diperbaharui dan Yang Dapat di Daur Ulang. Minggu 1

Materi 2 Ekonomi Mikro

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dan (3) pemanfaatan berkelanjutan. Keharmonisan spasial mensyaratkan bahwa dalam suatu wilayah pembangunan, hendaknya tidak seluruhnya diperuntukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Populasi adalah kumpulan individu dari suatu spesies yang sama yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi wilayah

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: SKALA USAHATANI DAN PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Chandra cahyo 11/311529/Ek/18424

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

ANALISIS DAYA DUKUNG DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM

Transkripsi:

Perkspektif ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam Pertemuan ke 4

Pandangan ekonom Sumberdaya menurut Adam Smith dalam Wealth of Nation (1776): seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output. y=f(x 1,x 2, x 3,..., x n ) di mana y=output dan x adalah faktor produksi atau sumberdaya produksi Secara eksplisit f(x)=f(l,k) di mana L=labor=tenaga kerja dan K=kapital, aset Pemahaman ekonomi neoklasik sumberdaya = input produksi

Pandangan konservatif (Malthusianisme): Principle of Population (1879) Daya dukung sumberdaya alam tidak dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk yang cenderung eksponensial. Produktivitas sumberdaya alam deminishing return input per kapita akan mengalami kecenderungan menurun Pada gilirannya standar hidup masyarakat akan menurun sampai level subsisten reproduksi manusia menurun tercapai keseimbangan steady state

Pandangan eksploitatif (Ricardianisme) sumberdaya alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan engine of growth transformasi man made capital memacu produktivitas keterbatasan suplai sumberdaya substitusi dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi dan daur ulang kelangkaan sumberdaya peningkatan harga biaya ekstraksi per satuan output menurunkan permintaan penghematan sumberdaya

SUMBERDAYA ALAM EKSPLOITASI Pengurangan Tingkat Pengurasan EKSTRAKSI DAYA DUKUNG SDA ya tidak Pemanfaatan lestari (berkelanjutan) Pengurasan SDA KELANGKAAN Peningkatan biaya ekstraksi Peningkatan harga SDA Penurunan Permintaan Pencarian SDA subsitusi, peningkatan daur ulang Peningkatan Penawaran Inovasi: pencarian SDA baru, peningkatan efisiensi, perbaikan teknologi daur ulang, teknologi konservasi

Potensi maksimum sumber daya Pengukuran didasarkan pada perkiraan ilmiah atau teoritis Misal diperkirakan bumi memiliki kapasitas memproduksi 40 ton pangan per kapita per tahun (Rees, 1990 dalam Fauzi, 2004). Pengukuran potensial maksimum hanya mempertimbangkan kemampuan biofisik alam kendala sosial ekonomi tidak diperhitungkan

Kapasitas lestari Sustainable capacity, yield konsep pengukuran berlanjut di mana ketersediaan SDA diukur berdasarkan kemampuan menyediakan kebutuhan generasi sekarang dan masa depan konsep pengendalian eksploitasi sustainable yield akan tercapai bila pumping rate (laju eksploitasi) tidak > dari rata rata penurunan debit tahunan

Kapasitas penyerapan SDA Kapasitas penyerapan atau asimilasi adalah kemampuan SDA untuk pulih ke kondisi ideal Misal kemampuan air dan udara untuk menyerap limbah (polutan) Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca (iklim) dan intervensi manusia

Kapasitas daya dukung SDA kapasitas daya dukung (carrying capacity) : pengukuran kapasitas berdasarkan asumsi bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan organisme pertumbuhan kompetisi terhadap ruang dan makanan hingga daya dukung lingkungan tak mampu lagi memfasilitasi pertumbuhan

Pengukuran kelangkaan SDA diukur secara fisik dengan menghitung sisa ukur ekonomis cadangan ekonomis yang tersedia dibagi tingkat ekstraksi tidak mempertimbangkan aspek ekonomi Hanley (1997) dalam Fauzi (2004) metode pengukuran moneter dengan menghitung harga riil, unit cost dan rente ekonomi SDA

PENGUKURAN BERDASARKAN HARGA RIIL Tingginya harga barang mencerminkan kelangkaan relatif Pengukuran ini mengandung kelemahan karena kegagalan pasar public good, intervensi pemerintah Harga output mencerminkan harga asar namun tidak mengukur biaya oportunitas sosial dari kerusakan lingkungan akibat ekstraksi SDA

PENGUKURAN BERDASARKAN UNIT COST Bila SDA langka biaya ekstraksi pengukuran kelangkaan SDA biaya per unit input misal pengukuran kelangkaan index of real unit cost Barnett dan Morse (1963) dalam Fauzi (2004). pengukuran sudah memasukkan aspek perubahan teknologi dalam produksi Barnet dan Morse meramalkan kelangkaan sumberdaya hutan. Kelemahan: sulit mengukur kapital agregat sulit memprediksi efek substitusi input yang lebih mahal dengan yang lebih murah backward looking (data ex ante) tidak forward looking (data post ante)

SCARCITY RENT hampir sama dengan metode harga riil scarcity rent = harga per unit output dikurangi biaya ekstraksi marginal (net price) nilai scarcity rent menunjukkan kelangkaan sumberdaya.

TIPOLOGI KELANGKAAN BERDASARKAN KETERSEDIAAN DAN BIAYA EKSTRAKSI STOK SUMBERDAYA ALAM Terbatas Tidak terbatas MALTHUSIAN STOCK SCARCITY MALTHUSIAN FLOW SCARCITY RICARDIAN STOCK SCARCITY RICARDIAN FLOW SCARCITY tidak meningkat sepanjang waktu meningkat sepanjang waktu biaya ekstraksi meningkat seiring esktraksi kumulatif BIAYA EKSTRAKSI

MALTHUSIAN STOCK SCARCITY Kelangkaan yang terjadi jika stok sumberdaya alam dianggap tetap (terbatas) dan biaya ekstraksi per unit pada setiap periode tidak bervariasi terhadap laju ekstraksi pada periode tersebut

MALTHUSIAN FLOW SCARCITY Merupakan kelangkaan sumberdaya alam yang terjadi akibat interaksi antara stok yang terbatas dan biaya ekstraksi per unit yang meningkat seiring dengan laju ekstraksi pada setiap periode

RICARDIAN STOCK SCARCITY Tipe kelangkaan yang terjadi jika stock sumberdaya alam yang dianggap tidak terbatas berinteraksi dengan biaya ekstraksi yang meningkat seiring dengan ekstraksi kumulatif sampai periode akhir

RICARDIAN FLOW SCARCITY tipe kelangkaan yang terjadi jika stok sumberdaya dianggap tidak terbatas, namun biaya ekstraksi tergantung pada laju ekstraksi pada periode t, dan juga ekstraksi kumulatif sampai pada periode akhir ekstraksi

Our Common Future Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri Pertama, gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia yang harus diberi prioritas utama. Kedua, gagasan keterbatasan, yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebututuhan kini dan hari depan