BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1876 yang coba dikawinkan dengan teknologi komunikasi tanpa kabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tingkat efektifitas dan efesiensinya, dengan demikian maka setiap rupiah dana

BAB 1 PENDAHULUAN. X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti selalu berusaha untuk dapat mengembangakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangatlah pesat. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak ditemukannya telephone oleh Alexander Graham Bell pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia sebagai perusahaan yang go publik (emiten) yang semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan. Demikian jug James dan John (2009) yang menjelaskan bahwa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya seminimal mungkin, maka dari itu perusahaan dituntut untuk

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan dituntut mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

ANALISA PENGARUH TOTAL HUTANG JANGKA PENDEK, HUTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI TERHADAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi (Mishkin, 1998:21), pasar modal memegang peranan penting dalam mengatasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan adalah mendapat keuntungan dari operasi return saham (capital gain)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. yang melintasi batas negara ini telah menuntut bangsa kita untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi seluler yang semakin hari semakin pesat seakan menjadi fenomena menghebohkan belakangan ini, seiring dengan inovasi dan kebutuhan akan kemudahan yang ditawarkannya. Tak bisa di pungkiri bahwa perkembangan teknologi seluler ini sedikit banyak telah berpengaruh terhadap segala aspek di dalam kehidupan baik dari segi sosial, ekonomi bahkan politik. Ditandai dengan penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada Tahun 1876 yang coba dikawinkan dengan teknologi komunikasi tanpa kabel (wireless) yang ditemukan oleh Nikolai Tesla pada Tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo Marconi, yang menjadi akar dari perkembangan digital wireless dan seluler yang dimulai sejak 1940 disaat era teknologi telepon mobil, seakan menjadi pemantik perkembangan dunia teknologi komunikasi sampai pada saat ini. Dengan perkembangan teknologi wireless yang sedang berkembang pesat saat ini yaitu teknologi telepon tanpa kabel (wireless) diantaranya AMPS (Advance Mobile Phone System), GSM (Global System for Mobile System) dan CDMA ( Code Division Multiple Access), diikuti dengan peningkatan dan perkembangan jumlah kepemilikan handphone yang juga semakin pesat yang kini seolah tidak hanya sebagai fitur untuk komunikasi saja, dengan adanya fitur tambahan seperti kamera digital, pemutar musik, LCD berwarna dengan resolusi tinggi dan menjadikan handphone menjadi perangkat canggih nan pintar, seakan semakin mengisyaratkan betapa fenomenalnya teknologi seluler saat ini.

Di Indonesia sendiri jumlah pengguna handphone telah mengalami peningkatan dari Tahun ketahun, perkembangan handphone di Indonesia memiliki dampak pengaruh yang cukup signifikan terhadap penggunaan teknologi seluler di Indonesia. Gadget berupa genggaman ini telah masuk ke Indonesia sejak Tahun 1984. Kemunculan pertamanya memang tidak memiliki harapan yang cukup baik, selain bentuknya yang tidak nyaman untuk diselipkan, harga unit satuannya pun mahal, diatas 10 juta rupiah pada saat itu. Namun sekarang, penggunaan ponsel di Indonesia terus meningkat. Tanpa data pun bisa terlihat secara kasar seberapa besar penetrasi handphone di Indonesia dengan tidak memandang kelas, pekerjaan, gaji, dan lain-lain. Gambar 1.1 Perbandingan jumlah pengguna handphone di Indonesia 5 Tahun terakhir Sumber : Nielsen Company Indonesia 2011

Dilihat dari data di atas, terjadi peningkatan hampir 3 kali lipat dari jumlah kepemilikan handphone di Indonesia pada Tahun 2010 dibandingkan pada Tahun 2005. Peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan untuk perangkat telepon berkabel mengalami penurunan lebih dari 50% sejak Tahun 2005. Peningkatan jumlah kepemilikan handphone ini kemungkinan besar disebabkan oleh semakin murahnya handphone dan kepraktisan handphone yang dapat dibawa kemanamana. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia pun semakin mengalami perkembangan seakan tergiur melihat lahan basah ini, saat telekomunikasi seluler mulai dikenal sejak Tahun 1984, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling awal mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang digunakan saat itu adalah NMT ( Nordic Mobile Telepone) dari Eropa, disusul oleh AMPS (Advance Mobile Phone Sistem), keduanya dengan sistem analog. Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu seringkali disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama (1G). Pada saat itu, PT. Telkom bersama dengan PT. Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT -450 (yang menggunakan frekuensi 450 MHz) melalui pola bagi hasil. Telkom mendapat 30% sedangkan Rajasa 70%. Kemudian di Tahun 1994 menjadi Tahun kemunculan GSM pertama, PT.Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia, dengan wilayah cakupan layanan meliputi Jakarta dan sekitarnya. Di Tahun 2001, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di

sektortelekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Sehingga PT Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi. Kini di Indonesia pada Tahun 2009, telah beroperasi sekitar 10 operator seluler dengan estimasi jumlah pelanggan sekitar 169,72 juta. Dapat disaksikan betapa sengitnya persaingan penyedia jasa telekomunikasi ini berlomba untuk merebut pangsa pasar yang ada, mencoba melakukan ekspansi, dan untuk tetap survive demi kelangsungan usahanya. Banyak hal yang telah di tempuh pihak manajemen, mulai dari perbaikan kualitas layanan dan jaringan, periklanan yang sangat massive melalui media - media yang ada, hingga perang tarif yang semakin mengindikasikan betapa besarnya tantangan bagi setiap perusahaan penyedia jasa telekomunikasi untuk tetap menjaga ketercapaian tujuan dari perusahaan masing masing. Untuknya itu diperlukan kebijakan yang tepat dalam setiap aktifitas perusahaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pihak manajemen perusahaan. Kesuksesan maupun kebangkrutan perusahaan sedikit banyak tergantung dari kebijakan kebijakan yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan. Termasuk keputusan mengenai kebijakan keuangan untuk menunjang setiap aktifitas perusahaan dalam usaha pencapaian tujuannya. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa. Dana dapat diperoleh perusahaan dari pemilik perusahaan maupun dari pihak luar perusahaan. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan pendanaan yang memang dibutuhkan oleh perusahaan, peranan manajer dalam hal ini sangat penting dalam menjalanlan

keputusan - keputusan pendanaan yang tentu saja dengan mempertimbangkantingkat efektifitas dan efesiensinya, dengan demikian maka setiap rupiah dana yang tertanamkan didalam aktiva harus dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal, efesiensi dari setiap penggunaan dana akan berimplikasi dalam penentuan besar kecilnya return yang dihasilkan dari investasi tersebut, perusahaan harus selektif dalam mengalokasikan dana yang tersedia, karena pada umumnya jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi lebih banyak dari pada jumlah yang tersedia, maka dari itu pihak manajemen perlu mengusahakan agar dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya (cost of capital) yang minimal dan syarat - syarat yang menguntungkan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Kedua, mengenai penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal ratarata minimal. Oleh karena itu, perlu ditetapkan apakah perusahaan menggunakan sumber modal eksternal yang berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan minimal. Kekeliruan dalam

pengambilan keputusan pendanaan ini akan berakibat biaya yang di tanggung tidak minimal. Pada prinsipnya dalam pemenuhan dana perusahaan dapat disediakan dari dua sumber yaitu pihak intern maupun ekstern perusahaan, sumber pendanaan internperusahaan merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan, misalnya dana dari investasi pemilik perusahaan, ataupun dari dana yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagi kepada para pemegang saham. Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang dihimpun dari luar perusahaan, misalnya emisi saham baru, penjualan obligasi maupun pinjaman dari pihak lain (Bank). Dana yang terhimpun baik dari intern ataupun ekstern perusahaan akan terangkum dalam struktur modal perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (2005: 150) Struktur modal perusahaan merupakan bauran ataupun perpaduan dari hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan. Penggunaan dana yang tepat sangat berperan dalam menunjang kelangsungan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Dalam memenuhi kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran aktivitas perusahaan, maka terdapat berbagai model alternatif yang dapat ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan modal perusahaan yaitu apakah akan menggunakan modal sendiri ataupun modal pinjaman. Dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan penggunaan pinjaman atau hutang akan menghasilkan keuntungan atau dapat berdampak pada kerugian yang tentu saja berasal dari resiko penggunaan hutang. Dari hutang tersebut akan

menimbulkan beban yang bersifat tetap yaitu beban bunga dan pokok pinjaman yang akan harus dibayar. Di lain pihak hutang merupakan sumber dana dapat digunakan untuk mendanai aktivitas perusahaan dalam usahanya menghasilkan laba. Selain itu beban bunga yang harus dibayar pun dapat digunakan sebagai elemen pengurang pajak penghasilan nantinya. Dalam keadaan demikian, manajer dalam mengoperasikan perusahaan tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup perusahaan, tetapi juga harus berfokuspada laba dan resiko yang menyertai. Perlu diketahui bahwa keputusan berhutang yang dilakukan oleh manajer keuangan berpengaruh terhadap laba dan resiko. Perusahaan seharusnya mengetahui apakah return yang diharapkan dapat tercapai atau tidak, yang berarti perusahaan harus mengenali segala elemen resiko dalam setiap proses pengambilan keputusan, dimana resiko dapat didefenisikan sebagai variabilitas return dari apa yang diharapkan. Dalam teori manajemen keuangan, akan selalu ada trade-off antara resiko dan return. Jika resiko suatu investasi tinggi, maka return yang akan dihasilkan akan berbanding lurus, begitu juga sebaliknya. Maka, para manajer harus mengetahui resiko untuk dipertimbangkan dalam menilai dan memutuskan suatu keputusan investasi. Pemahaman akan penilaian trade-off antara resiko dan return ini akan membentuk landasan komposisi struktur modal dalam usaha memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham.

Menurut Weston dan Brigham (1984:44), menyatakan bahwa ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap digunakan dalam struktur modal perusahaan dinamakan leverage keuangan. Konsep leverage sangat penting untuk menunjukkan analisis keuangan dalam melihat trade off antara resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai sudut keputusan yang terbaik. Ini merupakan tugas manajer keuangan agar dapat membuat perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan. Seperti yang telah di singgung bahwa hutang (yang menimbulkan leverage keuangan) yang digunakan dalam pendanaan perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi, berinvestasi, dan mengembangkan usahanya. Akan tetapibagaikan mata pisau yang bersisi dua leverage keuangan juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage keuangan yang tinggi dapat berakibat adanya kesulitan keuangan (financial distress) untuk dapat menyelesaikan kewajiban hutangnya. Dengan kata lain leverage keuangan memiliki dampak baik dan buruk bagi perusahaan,dapat menyebabkan perusahaan menjadi berkembang lebih baik (kinerja baik), akan tetapi juga dapat mengakibatkan kemunduran bagi perusahaan (kinerja buruk) bahkan dapat berakibat pada kondisi kepailitan atau bangkrut. Berdasarkan latar belakang masalah yang disajikan di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian pada sejumlah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia dengan judul Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Leverage Keuangan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hutang Leverage keuangan terhadap profitabilitas perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 1.3.2 Untuk membantu dan sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan perusahaan dalam menetapkan struktur modalnya secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil yang maksimal. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Dapat membantu investor, calon investor, ataupun kreditur dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan rasional yang berkaitan dengan leverage keuangan dan implikasinya terhadap kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini.

1.4.2 Bagi pihak manajemen, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan leverage keuangan dalam upaya memaksimalkan profitabilitas perusahaan. 1.4.3 Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk lebih menambah wawasan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan manajemen keuangan tentang leverage, struktur modal, kinerja keuangan, serta profitabilitas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dapat bermanfaat bagi penelitian - penelitian selanjutnya.