BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

gerak dasar berjalan gerak dasar lompat dan loncat gerak dasar lempar dan tangkap

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wahyu Tristian Pribadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RIYAN FATHUL CHOER, 2014

KISI KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS (UKK) MAPEL PENJASORKES KELAS VII SMP KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memilih alat-alat peraga yang cocok.

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : Usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263) menyebutkan bahwa Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Mengacu dari kedua pendapat yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan yaitu upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam usaha mengembangkan aspek-aspek dari dalam dirinya secara menyeluruh. Seperti pendapat yang telah dikemukakan di atas, dalam kurikulum 2006 dijelaskan pula bahwa : Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

2 manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya memberikan pengaruh dalam mengembangkan kepribadian jasmani dan rohani individu agar mencapai puncak yang lebih tinggi dan menjadi manusia yang bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal untuk mengenyam pendidikan. Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh setiap siswa, salah satunya ialah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2009:27) adalah sebagai berikut: Proses kependidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada pemerolehan keterampilan gerak dan pemeliharaan kebugaran jasmani untuk kesehatan, peningkatan pengetahuan, dan pengembangan sikap positif terhadap aktivitas jasmani maupun olahraga. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mahendra (2009:3) mengatakan bahwa : Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dengan tujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang ada dalam diri seseorang dan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari pengertian pendidikan jasmani tersebut yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Abduljabar (2010:3) menyebutkan Tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan

3 mental, sosial siswa. Ketika tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu pula perlu berdampak pada perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama dengan siswa yang lain nya. Pelajaran Pendidikan Jasmani, merupakan mata pelajaran wajib dan penting yang diterima disekolah, seperti yang dikatakan oleh Mahendra (2009:21) Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/Ma, terdapat ruang lingkup pembelajaran pendidikan jasmani disekolah yang meliputi aspek aspek sebagai berikut: a. Permainan dan olahraga meliputi: Olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. b. Aktivitas pengembangan meliputi: Mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. c. Aktivitas senam meliputi: Ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. d. Aktivitas ritmik meliputi: Gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. e. Aktivitas air meliputi: Permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. f. Pendidikan luar kelas, meliputi: Piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. g. Kesehatan meliputi : Penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman

4 yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang diselenggarakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan merupakan bagian dari aspek permainan dan olahraga. Permainan handball atau bola tangan merupakan olahraga permainan baru yang kini mulai di ajarkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dan dalam standar kompetensi permainan bola tangan meliputi mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya, kompetensi dasar yang akan dicapai meliputi mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama. Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2000:6) tentang pengertian permainan bola tangan yaitu: Permainan bola tangan dapat diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakkan. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, dan mencegah agar tim lawan tidak memasukkan bola ke gawang sendiri. Permainan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara basket dan permainan sepakbola. Karena keterampilan teknik dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar basket, yang terdiri dari passing, dribling, shooting, dll. Sedangkan lapangan permainan serta bentuknya lebih mirip lapangan sepak bola, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme permainannya. Permainan bola tangan merupakan permainan yang tergolong baru berkembang di Indonesia sehingga masih sedikit sekolah yang menerapkan

5 pembelajaran bola tangan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga pada saat pembelajaran bola tangan diterapkan di sekolah siswa kurang paham dan mengetahui tentang aktivitas permainan bola tangan serta mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa tidak dapat melaksanakan tugas gerak nya dengan baik, seperti mengoper bola, menggiring bola, menembak bola dan melakukan permainan bola tangan itu sendiri. Hal ini berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan. Permainan bola tangan merupakan permainan tim sehingga membutuhkan nilai kerjasma yang tinggi antar anggota tim, tetapi dalam melakukan permainan bola tangan, kemampuan dan keterampilan siswa yang berbeda-beda membuat siswa sulit untuk bekerjasama. Sehingga nilai kerjasama terasa sangat kurang ketika permainan berlangsung. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran bola tangan tentunya yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain bola tangan dan berimplikasi pula dalam peningkatan nilai kerjasama. Terkait dengan hal tersebut Metzler (Juliantine 2011: 3) mengatakan bahwa : Dalam sejarah pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak ragam pendekatan dimulai dari yang paling tradisional dan sederhana yang ada dalam pendidikan jasmani sering disebut dengan istilah metode (methods) lalu berkembang menjadi istilah strategi (strategies), lalu berkembang lagi gaya-gaya mengajar (teaching styles), pendekatan (approach) dan yang modern sering disebut model-model. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Model-model pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Metzler (Juliantine 2011:3) terdiri dari 7 model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga, model pendekatan taktis, model pembelajaran personal dan model pembelajaran

6 peer teaching. Yang masing-masing model tersebut memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bola tangan dan berimplikasi terhadap nilai kerjasama, penerapan pendekatan taktis dianggap efisien digunakan dalam pembelajaran bola tangan. Pendekatan taktis pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Siswa diajarkan tentang suatu pembelajaran teknik keterampilan olahraga permainan yang tentunya dilakukan dalam situasi permainan. Melalui pendekatan taktis siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan. Menurut Subroto (2001:2,3) Tujuan mengajar dengan pendekatan taktis bagi siswa adalah : 1. Penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan 2. Memberikan kesenangan dalam beraktivitas, dan 3. Memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain. Dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa menjadi lebih tertarik dan mendukung minat siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas jasmani. Karena siswa merasa berada dalam situasi bermain yang sebenarnya. Subroto (2010:5) berpendapat bahwa Olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif diyakini dapat menghasilkan rasa senang, edukatif, menarik atau menantang, dan dapat pula membina kesehatan dan rasa percaya diri. Subroto (2001:3) menjelaskan bahwa pendekatan taktis menekankan kepada 2 hal yaitu : 1. Bermain dan penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain

7 2. Memberikan siswa kesempatan yang banyak untuk membuat siswa melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya Sehingga dalam penerapannya dengan menggunakan model pendekatan taktis, siswa dilibatkan secara aktif dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Siswa dibelajarkan tentang bagaimana teknik suatu kecabangan olahraga tetapi konteks yang dilakukan dalam situasi bermain. Selain itu penerapan model pendekatan taktis mengajarkan siswa untuk sadar tentang bagaimana konsep bermain dengan permainan yang sesungguhnya. Pendekatan taktis mengembangkan strategi pengajaranya yaitu game-drillgame, yang lebih menekankan pada situasi bermain. Walaupun dalam konteks bermain, siswa tetap di belajarkan teknik-teknik dalam pembelajaran bola tangan tersebut. Dengan diterapkannya model pendekatan taktis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal serta peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa dalam permainan bola tangan. Berdasarkan pemaparan teori yang telah diuraikan dan fakta yang ada dilapangan, penulis tertarik untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan berimplikasi terhadap nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis ungkapkan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung? 2. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa melalui permainan bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung?

8 3. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan dan nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung. 2. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa melalui permainan bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan dan nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung. D. Batasan Masalah Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang terlalu luas maka perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian jelas. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan taktis 2. Permasalahan yang dijelaskan yaitu pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama pada siswa SMA Negeri 15 Bandung. 3. Objek penelitian ini adalah Siswa-siswi SMA Negeri 15 Bandung. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan sebagai berikut :

9 - Secara Teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan masukkan bagi guru pendidikan jasmani dan lembaga yang terkait dalam mengembangkan beberapa model-model dan strategi pembelajaran yang diberikan untuk siswa. Dan lebih khusus dalam mengembangkan model pendekatan taktis dalam aktivitas permainan bola tangan dalam upaya meningkatkan nilai kerjasama dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 15 Bandung. - Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dalam memilih dan menetapkan beberapa model-model pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk digunakan dalam melakukan pembelajaran aktivitas permainan bola tangan.