BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikapsikap:

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. banyak dilaksanakan rnelalui program-program yang sentralistik serta diterapkan secara seragam

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) SE-KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Kamis/24

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA SALATIGA SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT KE-71 KEMERDEKAAN RI TINGKAT KOTA SALATIGA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Potensi Pertahanan di Indonesia sebagai Daya Dukung Pembangunan Nasional

INSTRUMEN PENILAIAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU MATA PELAJARAN/KELAS

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2014

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. selalu menjadi perdebatan terutama ditingkat elit politik. Desa merupakan insitusi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA DAN VOKASI MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MALUKU TENGGARA

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

bentuk usaha pembelaan negara meliputi:

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2014

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT T UHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

Sistem pendidikan nasional adalah sekaligus alat dan tujuan yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional.

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 6.1.1 Partisipasi masyarakat tentang Bela Negara di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok dapat dikatakan tinggi. Yang paling dapat membangkitkan kecintaan warga negara pada tumpah darah indonesia adalah bendera merah putih. Sebagian besar masyarakat memahami dengan benar keberadaan wilayah tanah airnya, baik dari luas wilayah, kondisi geografis maupun dari aspek lainnya. Hal ini tercermin dari kecintaan masyarakat terhadap tanah airnya, yang dapat mengenali dan memahami dengan baik wilayah Indonesia, bangga menjadi warga negara Indonesia, memiliki keyakinan yang kuat terhadap Pancasila sebagai ideologi Negara. Di samping itu, kecintaan masyarakat Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok diimplementasikan dengan cara berprestasi di berbagai bidang, dengan alasan bahwa kewajiban bela negara bukan hanya harus masuk di kemiliteran, tetapi dari berbagai bidang salahsatunya seperti olahraga. 6.1.2 Peningkatan partisipasi masyarakat tentang bela negara dalam meningkatkan ketahanan wilayah di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok, bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara

138 masyarakat Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok sudah demikian baik, mereka seakan berlomba-lomba melibatkan dirinya secara langsung dalam berbagai kegiatan sosial guna menciptakan kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, dasar kesadaran berbangsa dan bernegara yang telah melekat kuat di kalangan masyarakat ini perlu terus dikembangkan agar terbentuk semangat bela negara yang kuat. Dalam menyikapi berbagai persoalan, termasuk keterlibatannya dalam bela negara diimplementasikan sebagai berikut: 6.1.2.1 Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati, oleh sebab itu masyarakat akan tetap berusaha mewujudkan ketahanan nasional dengan menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara membina kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa. 6.1.2.2 Siap mengorbankan tenaga, pikiran, harta, dan jiwanya membela negara apabila diperlukan. 6.1.2.3 Mengutamakan kebersamaan dan gotong royong dalam melaksanakan pembangunan. 6.1.2.4 Menghargai dan menghormati perbedaan agama, suku, bangsa, dan ras, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku hidup harmonis. 6.1.2.5 Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, dengan menghidupkan kembali Siskamling dan meniadakan segala bentuk perjudian.

139 6.2 Saran Bertolak dari temuan penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 6.2.1 Partisipasi bela negara di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok relatif kecil, dalam perencanaan pembentukan satuan untuk bela negara di wilayah Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok masih bersifat like and dislike, artinya masyarakat yang dekat dengan aparat saja yang dilibatkan, sementara masyarakat lainnya kurang mendapat perhatian, bahkan tidak diberikan informasi sedikit pun. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-larut maka segala permasalahan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam konteks perekrutan anggota wajib militer (Wanra/Hansip) maka setiap warga negara mempunyai hak sama untuk dilibatkan dalam pembelaan negara. Di mana seharusnya, masyarakat dilibatkan secara aktif bersama-sama dalam berbagai aktivitas seperti penetapan tujuan, penyelesaian masalah, dan keterlibatan langsung dalam mengambil keputusankeputusan.terutama dalam penyusunan rencana pembentukan Hansip/Wanra. Di sini masyarakat dilibatkan pada saat pemantauan tugas dan kegiatan Hansip saja. Sedangkan, peran serta masyarakat secara tidak langsung (non-fisik) sudah baik, yang tercermin dari keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial, hidup secara harmonis di

140 tengah perbedaan agama, suku, daerah asal, maupun kebangsaan. Di samping itu, adanya kemauan besar dari masyarakat untuk menjadi teladan bagi masyarakat lainnya, yang diimplementasikan melalui kegiatan pemberantasan perjudian, melaporkan setiap ada tindak kejahatan, dan lain sebagainya. 6.2.2 Kecintaan terhadap tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta kerelaan berkoraban masyarakat telah demikian tinggi, namun di masa datang perlu adanya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai bela negara yang lebih komprehensif atau berkelanjutan, melalui: - Perlu diadakan pertemuan untuk saling mengenal satu sama lain dan mengutamakan kebersamaan dan gotong royong dalam melaksanakan pembangunan. dengan masyarkat Kelurahan Pasir Gunung Selatan - Menghormati perbedaan agama, suku, bangsa, dan ras, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku hidup harmonis. - Meningkatkan pelaksanaan dan pemahaman Sistim Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) di masyarakat dan membentuk kesiapan bela negara, - Melakukan koordinasi dan kerjasama Kamtib dan Linmas antar instansi terkait, untuk menghindari ancaman yang akan datang dari luar, maraknya pendatang.

141 6.2.3 Implementasi nilai-nilai bela negara yang telah tertanam dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok dengan peningkatan kepada masyarakat lewat jalur formal dan informal dalam upaya menumbuh-kembangkan kesadaran bela negara sejak dini. Di samping itu, melaksanakan usaha peningkatan kesadaran bela Negara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bela negara yang tinggi, kemandirian dan daya tangkal yang tangguh bagi setiap insan masyarakat sebagai modal dasar yang kuat dan bagian yang tidak terpisahkan bagi upaya menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Program ini meliputi kegiatan : Peningkatan kesadaran bela negara pada masyarakat.