PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA Marni Anastasia Tamba Sekolah Dasar Negeri Perdagangan Corresponding author: Abstrak Semakin maju suatu negara maka semakin banyak tantangan yang harus dihadapi oleh negara tersebut. Diarus globalisasi dan modernisasi dunia suatu negara akan semakin mudah untuk digoyahkan, bukan hanya di negara berkembang tetapi negara maju juga mendapatkan ancaman tersebut, baik ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam negara itu sendiri. Maka dari itu suatu bangsa harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat untuk melindungi dan membela negaranya dari negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas. Bela negara yang dapat dilakukan tidak hanya dengan memikul senjata namun untuk para siswa bela negara dapat dilakukan dengan cara belajar tekun, menjagakan keamanan di lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah dari ancaman yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak membuang sampah sembarangan, menghormati bendera merah putih dan lagu kebangsaan, serta menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata kunci : pembelajaran, pendidikan kewarganegaraan, bela negara PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan suatu kunci pokok untuk mencapai cita-cita bangsa. Hal ini terbukti dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 1 jelas tertulis bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan isi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjadi penerus dalam pelaksana pengembangan di segala bidang. Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan, kesungguhan dan ketekunan, maupun akspek normatifnya yaitu etika, kesusilaan, dan toleransi. Jadi, pendidikan tidak hanya dalam ranah kognitif saja namun juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling diutamakan dan menjadi prioritas pemerintah guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan, dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan di segala bidang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya perkembangan sarana dan prasarana, perubahan sistem kurikulum ke arah yang lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan juga dilakukan melalui peningkatan dan pengembangan kualitas guru sebagai tenaga pendidik misalnya melalui pelaksanaan program sertifikasi guru. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang diterapkan pada peserta didik mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan mengandung materi (bahan ajar) yang berhubungan erat dengan pembentukan sikap dan kepribadian diri seseorang sebagai seorang siswa yang memiliki budi-pekerti, etika dan moral yang baik serta cinta terhadap tanah air. Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas dalam Aryani (2010: 18) adalah untuk mengembangkan kompetensi : berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; berinteraksi dengan bangsabangsa dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan memiliki andil besar, khususnya dalam pembentukan karakter generasi muda atau kepribadian manusia Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sarana pembentukan karakter warga negara yang baik. Demikian pula dalam mencapai tujuan, khususnya dalam menumbuhkan sikap bela negara kepada siswa agar dapat berperan aktif memajukan negara dan mencintai tanah air. 333

2 Semakin maju suatu negara maka semakin banyak tantangan yang harus dihadapi oleh negara tersebut. Diarus globalisasi dan modernisasi dunia suatu negara akan semakin mudah untuk digoyahkan, bukan hanya di negara berkembang tetapi negara maju juga mendapatkan ancaman tersebut, baik ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam negara itu sendiri. Maka dari itu suatu bangsa harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat untuk melindungi dan membela negaranya dari negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas. Penanaman sikap bela negara ini harus dilakukan dari tingkat pendidikan dasar melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini dilakukan agar siswa memahami akan pentingnya sikap bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bela negara yang dapat dilakukan tidak hanya dengan memikul senjata namun untuk para siswa bela negara dapat dilakukan dengan cara belajar tekun, menjagakan keamanan di lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah dari ancaman yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak membuang sampah sembarangan, menghormati bendera merah putih dan lagu kebangsaan, serta menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan hal di atas kewajiban membela negara telah diatur dalam UUD 1945 dan Undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam UUD 1945 pasal 30 ayat (1) ditegaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Sedangkan konsep bela negara diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3) bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dari isi pasal tersebut dapat dipahami bahwa keikutsertaan warga negara dalam pertahanan dan keamanan negara merupakan suatu hak dan kewajiban, yang berdasarkan atas kesadaran dan kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Keikutsertaan warga negara dalam usaha bela negara dapat diselenggarakan salah satunya melalui Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah. Akan tetapi, dalam pelaksanaan penanaman sikap bela negara melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengalami banyak hambatan atau kendala. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak dilandasi oleh kecintaan pada tanah air Indonesia, masih banyak siswa yang lalai akan kewajibannya sebagai pelajar sekaligus sebagai warga negara, sikap yang diharapkan belum sepenuhnya terpatri dalam diri para siswa. Tentu saja hal ini sudah menjadi tanggung jawab para pengajar untuk menanamkan sikap bela negara dan sikap luhur pancasila. Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 4 Medan yang beralamat di Jalan Jati III No. 118, Kelurahan Teladan Timur Kecamatan Medan Kota khususnya pada siswa kelas IX ketika diberikan pertanyaan seputar materi bela negara yang sudah diberikan oleh guru pada saat awal semester ganjil masih banyak siswa yang belum memahami konsep bela negara, banyak siswa yang beranggapan bahwa bela negara hanya menjadi tugas Tentara Nasional Indonesia. Padahal di dalam UUD telah dijelaskan bahwa bela negara menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara. Selain itu sikap para siswa belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, karena masih ada siswa yang tidak tertib dalam melaksanakan upacara bendera, sebagian siswa juga ada yang tidak hafal lagu nasional negara Indonesia, masih ada siswa yang terlambat setiapharinya serta tidak mengenakan atribut sekolah seperti yang sudah ditentukan. Maka dari itu peran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam menumbuhkan sikap bela negara pada siswa. Dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan siswa menjadi berkarakter, bermoral, dan mencintai tanah air agar dapat melindungi bangsa dan negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dalam dalam negara itu sendiri. PEMBAHASAN Pengertian Peran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 667) menyatakan bahwa peranan berasal dari kata peran yang berarti sebagai perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang berkedudukan di masyarakat, kemudian peranan adalah tugas utama yang harus dilaksanakan. Peran adalah suatu kebutuhan manusia sebab tanpa ada peran berarti manusia tidak melaksanakan aktivitas hidup atau suatu konsep perilaku seseorang atau sekelompok untuk merangkai peraturan-peraturan yang dilakukkan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Sejalan dengan hal itu Soekanto (2009: 212) menyatakan bahwa peran merupakan aspek dinamis dari suatu kedudukan. Apabila seseorang telah melaksankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut telah menjalankan perannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat dimaknai bahwa peran merupakan hak dan kewajiban yang telah dilakukan oleh suatu anggota masyarakat sesuai dengan kedudukan dan statusnya dalam masyarakat. Tentu saja dalam melaksanakan peran ini juga dilandaskan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Menurut Ahmadi (2003: 115) peran adalah suatu komplek manusia terhadap cara individu harus berbuat apa dan bersikap dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Dari pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa peran merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan sesuatu dalam kehidupannya untuk dapat hidup secara layak demi kehidupan yang dijalankanya. Jhonson (2002: 22) juga menyatakan bahwa peran merupakan kemampuan seseorang dalam mengorganisir perilaku dalam suatu sistem keseluruhan yang merupakan unsur yang sangat penting dimiliki seseorang untuk dapat hidup secara layak dalam kehidupan pribadi maupun kelompok/masyarakat. 334

3 Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peran adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan sesuatu dalam kehidupan bermasyarakat serta melakukan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan kedudukannya. Pengertian Pembelajaran Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan suatu kegiatan atau upaya perubahan perilaku individu dari kapasitas perilaku yang lama untuk berperilaku sesuai dengan tingkat kemampuan atau potensi yang baru. Belajar juga merupakan proses menciptakan nilai tambahan kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi siswa. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam disain intruksional yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Mardianto (2008: 23) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Dari pendapat ini dapat dimaknai bahwa pembelajaran berorientasi pada kegiatan yang dilakukan dan bertujuan untuk mendapatkan keterampilan yang baru. Menurut Dewi Salma (2008: 19) Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan Belajar Mengajar konvensional dimana guru dan peserta didik langsung berinteraksi. Dari pendapat ini dapat dimaknai bahwa pembelajaran hanya kegiatan mentransfer ilmu secara langsung dengan tatap muka dan adanya interaksi antara pengajar dan peserta didik. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2011: 62) Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dari keberadaan suatu lembaga pendidikan atau sekolah, dimana proses ini menjadi media transfer dari berbagai misi sekolah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Sejalan dengan hal itu Nazarudin (2007: 162) Pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang bersifat internal. Pembelajaran adalah suatu peristiwa yang sengaja dirancang dalam rangka membantu proses belajar. Dari pendapat diatas dapat dimaknai bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk mempermudah suatu proses belajar dengan harapan setelah melakukan pembelajaran dapat membangun krestifitas siswa sesuai dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi interaksi antara pengajar, siswa dan bahan ajar yang terjadi di lingkungan belajar, yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang memberikan suatu pengalaman pada siswa baik yang bersifat kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu sarana ataupun sebagai instrumen untuk membentuk karakter ataupun kepribadian seorang anak yang mampu berpikir kritis dan analisis, cerdas dan terampil, bersikap demokrasi yang berani memberi pendapat serta mau menerima dan menghargai pendapat orang lain dan berjiwa yang berlandaskan Pancasila dan UUD Menurut Zamroni dalam Azra (2008: 7) bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan yang paling menjamim hak-hak warga mastyarakat. Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu ilmu pendidikan yang mengajarkan tentang demokrasi yang bertujuan agar warga negara mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara salah satu contoh demokrasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu hak untuk menyampaikan pendapat, meskipun terlihat mudah namun hal ini sangat bermanafaat bagi setiap warga negara. Dikemukakan oleh Waterworth dalam Husin (2009: 1), Concept of Citizenship dalam Pendidikan Kewarganegaraan bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang: a) Menjunjung budaya masyarakatnya; b) Menggunakan hak pilih; c) Mematuhi hukum dan norma masyarakatnya; d) Berperan aktif demi kebaikan keluarga dan masyarakat; dan e) Serta peduli terhadap lingkungannya. Banyak ahli yang mendefinisikan tentang Pendidikan Kewarganegaransalah satu diantaranya yaitu Soemantari dalam Husin (2009: 6) yang berpendapat bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positif influence pendidikan sekolah, masyarakat, orangtua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demorasi dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu sarana untuk membina peserta didik, membentuk karakter ataupun kepribadian seorang anak yang terampil serta berani memberi pendapat secara kritis dan analisis, dan mau menerima maupun menghargai pendapat orang lain yang sesuai dengan 335

4 Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman hidup secara demokratis. Selain itu Tukiran (2013: 1) mengemukakan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara. Dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemampuan dasar yang dimiliki siswa dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari baik hubungan antar warganegara maupun warganegara dengan negara. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran pembentuk moral pada peserta didik yang mencintai tanah air dan dapat melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga negara diharapkan mampu memahami, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara secara berkesinambungan demi mewujudkan citacita dan tujuan yang telah digariskan dalam Pembukaan UUD Menurut Benyamin dan Sapriya (2005: 321) Pendidikan Kewarganegaraan memiliki misi sebagai berikut : a) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga yang memiliki tingkat kesadaran politik, dan kemampuan berpartisipasi politik yang tinggi; b) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, program pendidikan ini diharapkan siswa diarahkan untuk membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya; dan c) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, program pendidikan ini diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral dan norma. Dari misi Pendidikan Kewarganegaan di atas dapat dimaknai bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat luas tidak hanya mencakup pendidikan karakter saja namun juga mencakup pendidikan politik dan hukum yang sangat berkaitan dengan suatu negara. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dari para calon-calon penerus bangsa yang sedang mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas dalam Aryani (2010: 18) adalah untuk mengembangkan kompetensi : berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; berinteraksi dengan bangsa-bangsa dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan memiliki andil besar, khususnya dalam pembentukan karakter generasi muda atau kepribadian manusia Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sarana pembentukan karakter warga negara yang baik. Demikian pula dalam mencapai tujuan, khususnya dalam menumbuhkan sikap bela negara kepada siswa agar dapat berperan aktif memajukan negara dan mencintai tanah air. Sejalan dengan hal itu Kaelan (2013: 3) juga menyatakan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut: Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran benegara, serta membentuk sikap yang cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan filsafat bangsa pancasila. Sebagai suatu perbandingan, diberbagai negara juga dikembangkan materi pendidikan umum sebagai pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warga negaranya. Berdasarkan tujuan tersebut, diharapkan siswa tidak hanya mampu memahami pengetahuan tentang etika dan moral berkala, tetapi yang terpenting adalah agar siswa dapat dan mampu melakukan dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan memberikan pengertian tentang hak dan kewajiban warga negara yang mampu memposisikan dirinya di era globalisasi ini. Bela Negara Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan pasal 27 dan 30 UUD 1945, masalah bela negara dan pertahanan negara adalah hak dan kewajiban setiap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Kamus Maya Wikipedia dalam Winarno (2015: 181), bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Dalam konteks Indonesia, bela negara adalah sikap perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang utuh. 336

5 Dwi Winarno (2006: ) menyatakan bahwa bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri. Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik yaitu dengan cara memanggul bendil menghadapi serangan agresi musuh. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat didefenisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa konsep bela negara dapat dilihat dalam arti sempit yaitu secara fisik dan arti luas yaitu secara non fisik. Bela negara dalam arti sempit yakni merangkul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer) yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat dilakukan oleh warga negara biasa melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Sejalan dengan hal di atas Sutarman (2011: 78) menyatakan bahwa pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dab berbegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang membahayakan kedaulatan dan kemerdekaan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurudiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD Dari pendapat di atas dapat dimaknai bahwa pembelaan terhadap negara berarti suatu kepaduan tekad, sikap dan perilaku yang didasari kesadaran dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia, warga negara merupakan faktor pendukung dalam keamanan dan pertahanan negara yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan amanat dalam UUD untuk ikut berpartisipasi dalam usaha pembelaan terhadap negara. Landasan Hukum Bela Negara Terdapat hubungan antara ketahanan nasional suatu negara dengan pembelaan negara. Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan nasional. Adapun dasar hukum bela negara bagi warga negara Indonesia adalah pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 ayat (1) UUD 1945 sebagai berikut: Pasal 27 ayat (3): Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara; dan Pasal 30 ayat (1): Tiaptiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Berkenaan dengan isi pasal tersebut, menimbulkan kosekuensi bahwa setiap warga negara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menuntukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan potensinya masing-masing. Selanjutnya bela negara diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam pasal 9 ayat 1 dinyatakan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Kemampuan bela negara dalam rangka upaya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan negara perlu dimiliki oleh seluruh warga negara. Kemampuan itu harus secara dini diberikan kepada warga negara yang berhak wajib ikut serta dalam bela negara. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, meningkatkan keyakinan akan ketangguhan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Bela negara yang dimaksud adalah sebuah tekad, sikap, semangat dan tindakan seluruh warga negara secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang harus diberikan kepada peserta didik. Pentingnya Upaya Bela Negara Setiap manusia normal secara nuraniah pasti akan selalu melindungi, membela, dan mempertahankan apa yang dimiliki dari gangguan orang lain. Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara, supaya hidup tertib, aman dan nyaman maka diperlukan negara. Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. ada bebarapa alasan mengapa pembelaan negara itu penting: a) Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman; b) Untuk menjaga keutuhan wilayah negara; c) Merupakan panggilan sejarah; dan d) Merupakan kewajiban setiap warga negara. Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dihubungkan dengan teori fungsi negara, unsur-unsur negara, aspek sejarah dan peraturan perundang-undangan tentang kewajiban membela negara. Keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara terhadap negara bukan hanya dalam lingkup nasional saja namun harus dimulai dari lingkungan sekitar seperti lingkungan tempat tinggal, dimulai dari ruang lingkup yang kecil hingga besar, dan dapat dimulai juga dari pendidikan bela negara kepada siswa dirumah, disekolah hingga masyarakat. Jadi siswa ikut berpartisipasi walau tidak terlihat secara langsung namun siswa sudah mendapat pengajaran dan pemahaman yang benar tentang usaha membela negara. Contoh usaha bela negara yang dapat dilakukan dilingkungan sekolah seperti: kesadaran untuk menaati peraturan dan tata tertib sekolah, belajar dengan giat dan sungguh-sungguh terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, mengikuti upacara bendera dengan baik, saling mengingatkan sesama teman apabila ada yang melanggar peraturan sekolah, serta menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama sekolah. Sedangkan contoh usaha bela negara yang dapat dilakukan dilingkungan masyarakat seperti: mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong antar warga masyarakat, bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman, meningkatkan kegiatan gotong royong, menghargai adanya perbedaan, dan selalu aktif dalam kegiatan 337

6 yang ada dimasyarakat. Menurut Rahayu (2011: 133) menyatakan bahwa pendidikan harus diselenggarakan dan diusahakan secara terus-menurus sampai pada terjadinya perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak; sampai pada akhirnya membentuk karakter yang menyatu pada peserta didik sesuai dengan yang diinginkan. Maka dari itu pendidikan harus terus-menurus dijalankan untuk menanamkan nilai sampai terjadi perubahan pola pikir dan dapat mengaplikasikan sikap bela negara pada kehidupan sehari-hari. SIMPULAN Adapun simpulan dari tulisan ini yakni: a) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu sarana ataupun sebagai instrumen untuk membentuk karakter ataupun kepribadian seorang anak yang mampu berpikir kritis dan analisis, cerdas dan terampil, bersikap demokrasi yang berani memberi pendapat serta mau menerima dan menghargai pendapat orang lain dan berjiwa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945; b) Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri. Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik yaitu dengan cara memanggul bendil menghadapi serangan agresi musuh. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat didefenisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.; c) Upaya bela negara yang dapat dilakukan oleh siswa yaitu upaya bela negara nonfisik diantaranya dengan cara belajar tekun, menjagakan keamanan dilingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah dari ancaman yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak membuang sampah sembarangan, menghormati bendera merah putih dan lagu kebangsaan, serta menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. REFERENSI Aryani, Ine kusuma dan Markum Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. Azra, Azyumardi Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media. Benyamin, dkk Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Emzul, Fajri Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Sinar Abadi. Jhonson Ilmu Politik Suatu Pengantar. Jakarta: Djambatan. Kaelan dan Zubaidah Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Paradigma. Narmoatmojo, Winarno, dkk Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Ombak. Poerwadarminta Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Soekanto, Soejono Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Sumber Undang-undang Sutarman. Persepsi dan pengertian pembelaan Negara berdasarkan UUD 1945 (amandeme). Jurnal Magistra No.75 Th.IXIXIII Maret Sutoyo Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Teniredja, Tukiran Konsep Dasar Penddikan Kewarganegraan. Yogyakarta: Ombak. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Winarno, Dwi Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara. 338

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA Muhammad Ahadi SD Negeri 060837 Medan, Sumatera Utara Correspondensi: aditasha0472@gmail.com Abstrak Pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMENT MODUL 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus 1 2 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa ini dengan tujuan yang sangat mulia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI Modul ke: KEWARGANEGARAAN Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan adalah sebagai

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang paling dasar dalam pembentukan karakter suatu bangsa, jati diri suatu bangsa dapat diperoleh melalui pendidikan sehingga harkat

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki sejumlah karakter, integritas dan kompetensi yang berguna

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran Pendidikan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Mata Kuliah Kewarganegaraan Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 01 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya pembangunan nasional suatu negara, sebab pendidikan merupakan tonggak dalam majunya suatu negara. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang diresmikan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu menmbuhkembangkan potensi diri, sosial, dan alam di kehidupannya. Sesuai dengan perkembangan zaman yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan kunci kepemimpinan. Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENILAIAN UTS UAS : 30 PERSEN : 30 PERSEN KOLOKIUM: 40 PERSEN, terdiri dari KEHADIRAN (10%) PENYUSUNAN MAKALAH (30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam

Lebih terperinci

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain: C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Definisi dan pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah suatu upaya sadar dan terencana mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah generasi penerus bangsa yang tumbuh dan berkembang untuk melanjutkan perjuangan cita-cita bangsa. Remaja merupakan aset bangsa yang harus dijaga

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS. Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Deskripsi Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta revitalisasi moral masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peranan pendidikan dianggap sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses dalam rangka perubahan pada pembentukan sikap, dimana kepribadian dan keterampilan manusia menghadapi masa depan yang merupakan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN PENGARUH PEMBELAJARAN PKn TERHADAP PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Wawan Kokotiasa

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga

Lebih terperinci

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyikapi permasalahan yang muncul di wilayah binaan pada era reformasi pembina teritorial pada hakekatnya adalah segala unsur potensi wilayah geografi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA TANAH AIR PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi : 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah teladan penting dan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan setiap bangsa. Seluruh komponen dalam dunia pendidikan harus didukung dan digerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Modul ke: 02Fakultas MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Program Studi EKONOMI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1.Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6 KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Madrasah: MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IX Kurikulum : KTSP/2006 No Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci