BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN. Nomor 45 Tahun 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BUPATI KUNINGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LANDAK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kebumen. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kebumen merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. milik Pemerintah Daerah Kampar. Sesuai dengan surat Keputusan Menteri

PROFIL PDAM KABUPATEN SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PAM JAYA adalah Badan Usaha Milik Daerah yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2009

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

I. Alamat Kantor PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun. 1. Kantor Utama : Jalan Sulawesi No. 18 Kota Madiun

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. saat thedakan pada tahun Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 36 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 29

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 12A Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

Angka 39 Cukup jelas. Angka 40 Cukup jelas. PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA. Angka 41 Cukup jelas.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

SALINAN NO : 14 / LD/2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 10 TAHUN 2011

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 269/KPTS/1984 selama belum mampu berdiri sendiri, yang kelak akan diserahkan kepada pemerintah daerah setempat dalam bentuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). BPAM Kabupaten Cirebon dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 157/KPTS/SK/1984 dan pada bulan September 1985 pelayanan air bersih dapat dioperasikan kepada konsumen. Sedangkan Direksi BPAM Kabupaten Cirebon ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 05/KPTS/1986 tanggal 22 Januari 1986 dengan keputusan organisasi terdiri dari: - Kepala BPAM Kabupaten Cirebon : Ir. Triyuni Soemartono - Kepala Bagian Administrasi Keuangan : Suryana Hidayat - Kepala Bagian Teknik : Effendi Hidayat BPAM Kabupaten Cirebon beralih status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada tanggal 27 September 1988 berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 tahun 1988, di usia kerja yang telah mencapai 3 tahun. Direksi PDAM Kabupaten Cirebon diangkat dengan persetujuan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 539/718/Binsar tertanggal 24 September 1988 dan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Cirebon No. 812.23/34.174 HEK tertanggal 24 September 1988 dengan keputusan organisasi terdiri dari: 1

- Direktur Utama : Ir. Triyuni Soemartono - Direktur Teknik : Ir. Achmad Bachtiar - Direktur Umum : Ir. Nasija Warnadi Direksi PDAM Kabupaten Cirebon periode berikutnya diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon No. 821.22/Kep. 668-Perekda/2003 tertanggal 30 Desember 2003 untuk Direktur Utama, dan Surat Keputusan Bupati Cirebon No. 821.24/SK-23 Kepeg/2000 tertanggal 20 Mei 2000 untuk Direktur Teknik dan Direktur Umum, terdiri dari: - Direktur Utama : Drs. H. Dartono S, MM - Direktur Teknik : Ir. H. N. Marjulis Tanjung, MM - Direktur Umum : Drs. H. Nasir Asman, MM Kemudian susunan direksi PDAM disusutkan menjadi hanya satu direktur saja karena tuntutan efisiensi kinerja perusahaan. Direktur PDAM Kabupaten Cirebon diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon No. 821.22/KPTS/17/BKD/2004 tertanggal 15 Juli 2004 tentang pengangkatan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Cirebon atas nama: Ir. H. M. Nasija Warnadi. 1.2 Visi, Misi, dan Tujuan 1.2.1 Visi PDAM Kabupaten Cirebon Sebagaimana umumnya sebuah perusahaan maka PDAM Kabupaten Cirebon memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Kabupaten Cirebon sebagai salah satu pemerintahan daerah tingkat II yang berada di dalam lingkup pemerintahan daerah tingkat I Propinsi Jawa Barat memiliki visi yang tercantum dalam Perda No. 50 tahun 2001 yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Cirebon yang sejahtera didukung oleh aparatur yang bersih dan berwibawa. Terkait dengan visi Kabupaten Cirebon tersebut maka visi dari PDAM Kabupaten Cirebon adalah terwujudnya Perusahaan Daerah yang dapat dibanggakan dalam pelayanan air minum didukung pegawai yang profesional. 2

1.2.2 Misi PDAM Kabupaten Cirebon Misi dari PDAM Kabupaten Cirebon adalah: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan air bersih bagi masyarakat pelanggan 2. Meningkatkan efisiensi sesuai dengan prinsip ekonomi perusahaan 3. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang profesional 4. Meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan pihak ketiga / peran swasta 5. Berupaya sebagai penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.2.3 Tujuan PDAM Kabupaten Cirebon PDAM Kabupaten Cirebon yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 tahun 1988, memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat secara adil dan merata yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, berkesinambungan dan mampu menunjang salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan dapat melakukan hubungan kerjasama dengan pihak lain yang berkepentingan serta tidak merugikan dalam mencapai tujuan tersebut. Hubungan kerjasama tersebut antara lain: 1. Meneliti, merencanakan, membangun, dan memelihara sarana dan prasarana air bersih serta menjalankan operasi sumber-sumber air, pipa transmisi / distribusi termasuk reservoir dan instalasi lainnya. 2. Mengkoordinir pembangunan instalasi air minum secara integral sejalan dengan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Cirebon. 3. Melakukan perbaikan, pengujian, dan kalibrasi meter air. 4. Menyediakan dan menyalurkan air yang cukup kepada konsumen PDAM Kabupaten Cirebon serta pada tempat-tempat sistem penanggulangan kebakaran dan penyediaan air bersih untuk umum. 5. Mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan swasta di daerah untuk meningkatkan pelayanan air minum, pengawasan serta penyelenggaraan dan pemeliharaannya. 3

1.3 Lingkup Bidang Usaha Dalam Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pada pasal 40 dinyatakan bahwa: Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sedangkan PDAM merupakan penyelenggara Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. PDAM mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fungsi Public Service dan Profit Oriented. Namun kondisi saat ini PDAM Kabupaten Cirebon masih menitikberatkan pada public service / pelayanan, mengingat pelanggan yang dilayani saat ini sebagian besar atau hampir 98% adalah pelanggan rumah tangga rawan air yang kondisi sosial ekonominya relatif rendah. Disisi lain Kabupaten Cirebon dalam hal sumber air baku masih bergantung kepada Kabupaten Kuningan dan juga terdapat sumber air baku sungai dengan biaya produksi cukup mahal serta sistem pelayanannya tersebar yang berdampak besarnya investasi yang tertanam dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan, serta biaya penyusutan. PDAM Kabupaten Cirebon merupakan instansi yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk menyediakan kebutuhan air masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat kualitas air minum, maka PDAM Kabupaten Cirebon membangun instalasi pengelolaan air bersih di Kecamatan Kapetakan yang berkapasitas debit 100 liter/detik yang akan didistribusikan ke daerah pelayanan di Kabupaten Cirebon, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi. Untuk mendapatkan hasil pengolahan dengan kualitas yang sesuai dengan standar yang direncanakan dan kuantitas sesuai dengan kapasitas, diperlukan sistem pengelolaan yang baik. Pengelolaan operasi dan pemeliharaan unit-unit pengolahan dengan baik, akan memberikan air dengan kualitas yang sesuai standar, menekan kehilangan air dan menghasilkan debit air bersih yang mencukupi secara kontinyu dengan kualitas yang diharapkan. 4

Dalam menjalankan usahanya, PDAM Kabupaten Cirebon memiliki hubungan dengan para stakeholder seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini : Gambar 1.1 Stakeholder PDAM Kabupaten Cirebon 1.4 Unit Kerja Dalam menjalankan tugas dan fungsi kerja PDAM telah ditetapkan oleh Keputusan Bupati Cirebon Nomor 17 Tahun 2004 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum yang dapat diuraikan sebagai berikut: 5

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Cirebon 1.4.1 Direktur Direktur mempunyai tugas pokok memimpin seluruh kegiatan operasional pengelolaan dan penyelenggaraan PDAM sesuai dengan ketentuan Peraturan Perusahaan, dengan uraian sebagai berikut: 1. Melaksanakan kebijaksanaan umum PDAM sesuai dengan tujuan PDAM dan kebijakan Bupati; 2. Membina hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah, Perusahaan dan pihak swasta lainnya untuk menunjang tugas-tugas operasional PDAM; 3. Mengkoordinasikan unit-unit kerja yang berada di bawahnya agar tercipta keterpaduan dalam melaksanakan kegiatan operasional PDAM; 4. Menilai kinerja pengelolaan PDAM serta menetapkan langkah tindak lanjut perbaikan terhadap hal-hal yang diperlukan dalam meningkatkan pengelolaan PDAM; 6

5. Mengevaluasi penyajian laporan penyelenggaraan pengelolaan PDAM secara periodik yang diajukan oleh bawahannya; 6. Memberikan laporan penyelenggaraan pengelolaan PDAM secara periodik kepada Bupati melalui Dewan Pengawas; 7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. 1.4.2 Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian Administrasi dan Keuangan memiliki tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Administrasi dan Keuangan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran PDAM yang telah ditetapkan dengan fungsi perencanaan dan pengelolaan Urusan Umum, Kepegawaian, Pembukuan dan Pengelolaan Barang, dengan uraian sebagai berikut: 1. Merencanakan operasional pengelolaan Administrasi dan Keuangan; 2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas di bidang administrasi umum / ketatausahaan, rumah tangga kantor, pengadaan barang, kepegawaian, keuangan pembukuan dan pengelolaan barang; 3. Menyajikan analisa pembukuan, perhitungan biaya pokok produksi dan penjualan air serta data keuangan lainnya; 4. Memberikan rekomendasi peninjauan kembali tarif atau golongan tarif air minum; 5. Memprogramkan usulan penghapusan dan penjualan kekayaan PDAM yang telah melebihi umur teknis maupun ekonomis sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 6. Membina kemampuan para pegawai di lingkungan PDAM dalam upaya meningkatkan kinerja PDAM. 1.4.3 Bagian Teknik Bagian Teknik memiliki tugas pokok menyelenggarakan berbagai kegiatan penyediaan air baku, pengendalian, kebijakan teknis dan pelayanan air minum kepada pelanggan dengan standar kualitas kesehatan secara berkesinambungan, dengan uraian sebagai berikut: 7

1. Merencanakan pengembangan dan penetapan strategi operasional dalam bidang produksi, perencanaan teknik serta pemeliharaan dan gangguan pendistribusian air; 2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bidang perencanaan instalasi air minum; 3. Merumuskan kebijakan di bidang perencanaan instalasi air minum, pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia; 4. Memelihara jaringan transmisi dan jaringan distribusi serta produksi air minum agar jumlah dan kualitas air minum yang dibutuhkan pelanggan tetap terjaga; 5. Menyajikan laporan dan pemberian saran pertimbangan kepada Direktur dalam bidang teknik. 1.4.4 Bagian Hubungan Pelanggan Bagian Hubungan Pelanggan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan penyuluhan, pemasaran, pembinaan pelanggan, pengelolaan rekening air dan pengawasan-pengawasan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan serta pengembangan PDAM, dengan uraian sebagai berikut: 1. Merencanakan dan mengkoordinasikan administrasi pelanggan, pengelolaan rekening air minum dan pembinaan pelanggan serta pemasaran / perluasan wilayah pelayanan untuk pencapaian target cakupan yang dituangkan dalam program kerja tahunan dan anggaran PDAM; 2. Melaksanakan kegiatan pelayanan secara terpadu untuk kepuasan pelanggan; 3. Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelanggan yang mencakup mengenai laporan pengaduan dan pencatatan data pelanggan, pemasaran sambungan langganan, klasifikasi jenis pelanggan serta kegiatan pembinaan pelanggan; 4. Melaksanakan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam menunjang pelaksanaan penyuluhan dan hubungan masyarakat; 5. Menyelenggarakan tertib administrasi dalam pengelolaan piutang pelanggan; 6. Menyajikan laporan dan pemberian saran pertimbangan kepada Direktur dalam bidang hubungan pelanggan.. 8

1.4.5 Bagian Penelitian dan Pengembangan Bagian Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kemampuan PDAM dan menganalisa sistem informasi serta pengkajian kerjasama dalam upaya pengembangan perusahaan, dengan uraian sebagai berikut: 1. Merencanakan seluruh kegiatan bidang penelitian dan pengembangan serta bidang sistem informasi yang dituangkan dalam program kerja bidang penelitian dan pengembangan sebagai penjabaran program kerja tahunan PDAM; 2. Melaksanakan analisis dan kajian terhadap gagasan-gagasan pengembangan internal dan eksternal PDAM untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pengembangan kemampuan PDAM yang diterima untuk dibuat alternatif yang paling mungkin agar mendapat tindak lanjut yang tepat; 3. Merencanakan pengembangan dan pengimplentasian sistem informasi terpadu yang dibutuhkan untuk mendukung usaha pengembangan PDAM; 4. Mengkoordinasikan dengan bagian-bagian atau unit kerja terkait dalam mendukung program PDAM, agar penelitian dan pengembangan dapat terlaksana secara terpadu; 5. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan pengelolaan data dan analisa sistem informasi dan masukan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan rencana pengembangan PDAM sebagai dukungan terhadap kebijakan manajemen; 6. Memantau seluruh kegiatan administrasi dan keuangan, teknik dan hubungan pelanggan dari pelaksanaan pengolahan air minum yang dilakukan pihak ketiga berdasarkan adanya kerjasama dengan PDAM; 7. Menggalang kemitraan yang baik dan harmonis dalam pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga untuk tercapainya keterpaduan dan keselarasan setiap upaya dan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan dan penyempurnaan kerjasama; 8. Mengawasi setiap usaha yang dilaksanakan pihak ketiga yang berada di dalam konteks kerjasama serta melakukan tindakan yang diperlukan agar kegiatan yang 9

dilaksanakan tidak mengarah kepada penyimpangan dari segi moril maupun materil PDAM; 9. Menyajikan laporan dan pemberian saran pertimbangan kepada Direktur dalam bidang penelitian dan pengembangan. 1.4.6 Satuan Pengawas Intern (SPI) Satuan Pengawas Intern (SPI) memiliki tugas pokok melakukan pembinaan, penilaian dan pengawasan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan PDAM dengan sistem pengendalian manajemen, dengan uraian sebagai berikut: 1. Merencanakan seluruh kegiatan SPI baik kegiatan tahunan yang dituangkan dalam program kerja tahunan dan anggaran PDAM maupun rencana program harian sebagai penjabaran program tahunan; 2. Mengkoordinasikan dengan unit-unit kerja di lingkungan PDAM maupun dengan instansi terkait di luar PDAM sebagai bahan pemeriksaan dan penilaian agar laporan hasil kegiatan pemeriksaan dapat menyajikan gambaran tepat; 3. Menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan, pengawasan dan pembinaan kegiatan PDAM baik bidang administrasi dan keuangan, bidang teknik maupun bidang hubungan pelanggan yang bersifat reguler maupun insidentil agar sistem pengendalian manajemen dapat berjalan dengan baik; 4. Mendampingi eksternal audit di dalam pemeriksaan dan penilaian PDAM; 5. Menyajikan laporan dan pemberian saran pertimbangan kepada Direktur dalam bidang pengawasan internal. 1.4.7 Dewan Pengawas Dalam struktur organisasi PDAM Kabupaten Cirebon, Direktur bertanggung jawab kepada Dewan Pengawas, yang terdiri dari: Pejabat Daerah, yaitu pejabat yang tugas dan fungsinya membina Perusahaan Daerah. Saat ini dipegang oleh Asisten Daerah. Perorangan, yaitu tenaga profesional, swasta, pengusaha, dan mantan direksi PDAM. Saat ini dipegang oleh pengusaha properti (kontraktor). 10

Masyarakat konsumen, yaitu tokoh masyarakat pelanggan air minum yang mengetahui manajemen perusahaan dan mampu menjembatani antara PDAM dengan masyarakat pelanggan air minum. Dewan Pengawas PDAM dibentuk untuk membina dan mengawasi kinerja kegiatan operasional PDAM secara keseluruhan dengan uraian tugas sebagai berikut: 1. Mengawasi kegiatan pengelolaan PDAM dan melaporkan hasil penilaiannya kepada Bupati; 2. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap : a. Program kerja yang diajukan oleh PDAM; b. Rencana perubahan status kekayaan PDAM; c. Rencana pinjaman jangka pendek, menengah, dan jangka panjang; d. Laporan semesteran dan tahunan PDAM; 3. Melaksanakan pembinaan kepada PDAM; 4. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan lainnya yang diberikan oleh Bupati. 1.5 Isu-isu yang Dihadapi Perusahaan Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang paling utama dan diperlukan untuk hampir segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus setiap negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan, dan meningkatnya standar kehidupan menyebabkan kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Hal ini menjadikan kualitas layanan perusahaan penyedia dan pengelola air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun PDAM Kabupaten Cirebon sebagai satu-satunya perusahaan yang diberi mandat untuk bergerak dalam hal layanan penyediaan dan pengelolaan air bersih tersebut ternyata masih memiliki keterbatasan dalam beberapa hal penting seperti sumber air, infrastruktur, kualitas SDM, dan keuangan. Permasalahan yang dihadapi PDAM Kabupaten Cirebon saat ini antara lain adalah terbatasnya potensi sumber air, hasil penelitian konsultan pada tahun 1989 tentang potensi sumber air menyatakan bahwa Kabupaten Cirebon termasuk salah satu daerah 11

yang kurang memiliki sumber air, baik sumber mata air, air permukaan, maupun air tanah. Terjadi penurunan kapasitas debit sumber air yang ada di musim kemarau akibat dari fenomena alam ditambah dengan adanya aktifitas eksplorasi galian C sehingga tingkat pelayanan air bersih pun menurun. Memang masih terdapat sisa kapasitas debit dan potensi sumber mata air yang belum termanfaatkan di beberapa daerah pelayanan, tetapi karena area pelayanan yang tersebar secara luas menyebabkan besarnya nilai aset dan biaya operasi pemeliharaan serta biaya penyusutan. Cakupan pelayanan terhadap penduduk daerah pelayanan sampai tahun 2007 sebesar 35,52 %, sedangkan terhadap penduduk wilayah Kabupaten sebesar 6,5 % masih di bawah angka cakupan pelayanan Nasional tahun 2004 yaitu 40 % penduduk perkotaan dan 30 % penduduk perdesaan. Pendistribusian air ke daerah pelayanan masih ada yang dilakukan secara gilir, hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber air dan kondisi teknis sistem yang sudah tidak layak. Umur teknis unit produksi sampai ke instalasi pelanggan sudah cukup tua, bahkan ada sistem yang dibangun sejak tahun 1982 / 1983 dan masih dioperasikan hingga sekarang, mengakibatkan tingkat kebocoran air yang relatif tinggi sebesar 32,29 % walaupun masih di bawah angka kebocoran rata-rata Nasional sebesar 40 %. Data teknis menunjukkan adanya titik kebocoran sebanyak 1.995 titik sepanjang tahun 2007. Selain itu komposisi jenis pelanggan air bersih di Kabupaten Cirebon secara perhitungan bisnis tidak menguntungkan, 98,08 % pelanggan adalah Rumah Tangga dan Sosial, pelanggan Niaga 1,91 % dan Industri sampai saat ini hanya 3 sambungan langganan atau hanya sekitar 0,01 %. Berimbas kepada modal kerja yang dimiliki PDAM menjadi sangat rendah, sehingga tidak mampu mengganti aset yang telah jatuh tempo. PDAM Kabupaten Cirebon sampai saat ini masih merugi salah satunya karena PDAM Kabupaten Cirebon memiliki beban subsidi pelayanan sistem IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang dibangun oleh Pemerintah Pusat sejak tahun 1982 / 1983 dengan sumber air berasal dari air tanah yang menggunakan sistem perpompaan dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup tinggi sementara jumlah pelanggan sedikit / terbatas. 12