I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Yogyakarta yang memiliki luasan 1.485,36 kilometer persegi. Sekitar 46,63 %

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

PENDAHULUAN Latar Belakang

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

APA ITU GLOBAL WARMING???

I. PENDAHULUAN. terdiri dari sekumpulan vegetasi berkayu yang didominasi oleh pepohonan. Hutan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

FENOMENA GAS RUMAH KACA

Oleh: ANA KUSUMAWATI

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dampak Perubahan Iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

PENIPISAN LAPISAN OZON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Biomassa. pohon untuk jenis Mahoni, Jati dan Akasia dari berbagai variasi ukuran, diperoleh

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

I. PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir kebakaran hutan sudah menjadi masalah global.

KATA PENGANTAR. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memenuhi wawasan bagi semua orang dan dapat bermanfaat. Airmadidi, 25 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) yang dihasilkan pertanian dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Selama dekade terakhir ini emisi CO2 meningkat dua kali lipat dari 1.400 juta ton per tahun menjadi 2.900 juta ton per tahun. Sementara itu, konsentrasi CO2 di atmosfer (Wetland Internasional, 2006). Gangguan terhadap keseimbangan energi di bumi merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang semakin sulit untuk diprediksi. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti gas-gas asam arang atau karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O) merupakan pemicu terjadinya gangguan terhadap keseimbangan tersebut. Saat ini konsentrasi GRK sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem. Wetland International (2006), mengungkapkan bahwa Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah emisi yang dihasilkan mencapai dua miliar ton CO2 per tahunnya atau menyumbang 10% dari emisi CO2 1

2 di dunia yang merupakan dampak dari pembakaran hutan dan alih fungsi lahan yang kurang tepat. Konsentrasi GRK di atmosfer meningkat sebagai akibat adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara lain adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas pada waktu yang bersamaan dan adanya pengeringan lahan gambut. Kegiatan kegiatan tersebut umumnya dilakukan pada awal alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian. Carbon sink berhubungan erat dengan biomassa tegakan, Jumlah biomassa suatu kawasan diperoleh dari produksi dan kerapatan biomassa yang diduga dari pengukuran diameter, tinggi, dan berat jenis pohon. Selain fungsinya secara fisik yaitu hutan sebagai penghasil kayu yang hanya sebesar 4,1 %. Menurut Darusman (2006), serapan dan penyimpanan karbon serta pengurangan CO2 di udara adalah potensi biomassa yang besar dari hutan. Biomassa dan carbon sink pada hutan tropis merupakan jasa hutan diluar potensi biofisik lainnya, 77,9 % karbon mampu di serap oleh hutan sebagai fungsi optimal hutan tersebut. Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi DI Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten Gunungkidul terletak di 110º21' - 110º50' bujur timur dan 7º46' 8º09' lintang selatan. Kabupaten Gunungkidul terletak di bagian selatan Provinsi DI Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah 1.485,36 km 2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Provinsi DI Yogyakarta. Ibukota Kabupaten Gunungkidul yaitu Kota Wonosari. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara Kota Yogyakarta dengan jarak ±39 km (Ranum, 2008). Kabupaten Gunungkidul memiliki topografi karst yang terbentuk oleh proses pelarutan batuan kapur. Bentang alam ini dikenal sebagai Kawasan

3 Karst Pegunungan Sewu yang bentangnya meliputi wilayah kabupaten Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas kawasan karst 13.000 km². Bentang alam kawasan karst Gunungkidul sangat unik, hal tersebut dicirikan dengan adanya fenomena di permukaan (eksokarst) dan bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti perbukitan karst yang jumlahnya 40.000 bukit yang berbentuk kerucut. Penggunaan lahan di Gunungkidul dipengaruhi oleh kondisi geomorfologinya, yang merupakan daerah perbukitan dengan bukit bukit kecil yang banyak jumlahnya. Sebagian besar wilayah Gunungkidul tidak terdapat aliran sungai di permukaan, sehingga penggunaan tanah Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh pertanian lahan kering (Ranum, 2008). Selain itu sebagian besar penggunaan lahan di Gunungkidul didominasi oleh hutan rakyat dan hutan konservasi. Hutan di Gunungkidul baik hutan rakyat maupun hutan konservasi selain berfungsi untuk menjaga kondisi tanah dan siklus air juga berperan penting dalam pengendalian iklim mikro serta penyerap dan penyimpan karbon dan biomassa, Salah satu hutan konservasi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Tanaman Hutan rakyat (Tahura) Bunder yang terletak di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, Hutan Rakyat ini merupakan salah satu hutan lindung untuk konservasi tanah di Kabupaten Gunungkidul. (Anonim,2013)http://studio3gunungkidul.blogspot.com /2013/01/karakteristik-fisik kabupaten gunungkidl.html. Di akses tanggal 25 Januari 2015.). Tanaman Hutan Rakyat Bunder terletak di jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Bantul Wonosari, sebagai jalur utama daerah ini

4 menjadi kawasan yang banyak dilalui berbagai macam kendaraan bermotor sehingga setiap hari banyak gas Emisi yang terbuang di Kawasan ini yang berasal dari aktifitas kendaraan bermotor. Tanaman Hutan Rakyat memiliki peranan besar dalam penyimpanan karbon dan pengurangan kadar CO2 di atmosfer. Hal ini dikarenakan umur masak tebang vegetasi sistem hutan yang relatif panjang sehingga manfaat penyerapan kadar CO2 di atmosfer melalui proses fotosintesis juga relatif lama. Pohon dalam hutan akan menyerap karbon yang ada di udara selama proses fotosintesis, namun ketika dalam proses fotosintesis, CO2 dari atmosfer diikat oleh vegetasi dan disimpan dalam bentuk biomassa. Umur vegatasi Tanaman Hutan Rakyat di Gunungkidul yang lama ini menyimpan stok karbon dalam bentuk biomassa di dalam bagian vegetasi sistem hutan yang nantinya dapat diestimasi menggunakan pendekatan persamaan alometrik untuk mendapatkan stok karbonya B. Rumusan Masalah Saat ini konsentrasi GRK seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O) sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem. Pencemaran lingkungan, pembakaran hutan dan penghancuran lahan-lahan hutan yang luas diberbagai benua di bumi, telah mengganggu proses penyimpanan karbon dalam Carbon Sink. Akibat dari itu, karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan terlepas ke atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Selain akibat tersebut, intensitas Efek Rumah Kaca (ERK) akan ikut naik dan meyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Hal

5 inilah yang memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropik telah menyebabkan pemanasan global (Otto Soemarwoto, 2001 dalam Wahyu dkk., 2006). Pemanasan global ini akan mempunyai dampak yang besar terhadap kesejahteraan manusia pada umumnya, bahkan telah menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam di belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut, meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya jenis dan populasi organisme penyebab penyakit (Soedomo, 2001). Sebagian peneliti bahkan mengatakan jika pemanasan global ini terus meningkat, dalam waktu 50 tahun lagi, seperempat atau lebih dari kehidupan di muka bumi ini mungkin akan binasa (Soemarwoto, dkk., 1992). Data jumlah biomassa dan stok karbon adalah salah satu komponen penting untuk mengupayakan pengurangan emisi dari pembabatan dan penurunan fungsi hutan (Gibbs et al., 2007). C. Tujuan Tujuan penelitan ini adalah untuk mendapatkan jumlah karbon tersimpan di Tanaman Hutan Rakyat Bunder sebagai salah satu cara untuk mengendalikan emisi Gas Rumah Kaca terutama Karbon di atmosfer yang berpotensi menyebabkan pemanasan global D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah diperoleh jumlah stok karbon pada Tanaman Hutan Rakyat Bunder, stok karbon dapat digunakan sebagai acuan dalam mendukung prog penurunan pemanasan iklim global serta upaya menurunkan emisi karbon. Dari hasil penelitian ini pula diharapkan dapat memberikan kontribusi

6 dalam pengembangan ekologi hutan rakyat serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang daya serap karbon tegakan pohon. E. Luaran Luaran dari penelitian ini adalah menyajikan data tentang jumlah karbon yang tersimpan di Tanaman Hutan Rakyat serta memberikan informasi mengenai penaksiran stok karbon hutan. Menyediakan data ilmiah sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan negosiasi perdagangan karbon (carbon trade) dunia. F. Batasan Studi Penelitian ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada penghitungan stok karbon dan biomassa serta kondisi iklim mikro di Tanaman Hutan Rakyat Wonosari Gunungkidul. G. Kerangka Pikir Pelaksanaan penelitian ini menggunakan kerangka pikir sebagai berikut : Peningkatan Konsentrasi GRK Perubahan Iklim Global Peningkatan Suhu Bumi Pengendalian Karbon Hutan konservasi Pengendalian Iklim Mikro Penghitungan Biomassa Stok Karbon Pengurangan Emisi GRK Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

7 Perubahan iklim global dipengaruhi oleh meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yang menyebabkan meningkatnya suhu di bumi. Pemanasan global ini terjadi ketika GRK di atmosfer bertambah konsentrasinya, bertambahnya konsentrasi GRK ini disebabkan antara lain kegiatan industri, penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat serta pembukaan hutan sebagai pemukiman. Karbon dioksida, Cloroflourocarbon (CFC), dan metan merupakan gas polutif yang terakumulasi di udara dan menghambat pantulan panas matahari ke atmosfir, karena secara alami panas matahari yang terpancar ke bumi akan diserap oleh bumi itu sendiri dan sebagian digunakan makhluk hidup sebagai sumber energi, sedangkan sisanya dipantulkan lagi ke atmosfir, namun karena jumlah gas polutan di udara yang disebut GRK ini konsentrasinya semakin meningkat sehingga pantulan panas matahari terhalang dan menyebabkan suhu di bumi menjadi naik. Emisi utama yang termasuk dalam GRK adalah Karbon monoksida, Karbon monoksida yang bebas di atmosfer akan mengikat Oksigen menjadi Karbon dioksida. Karbon yang lepas ke atmosfer dapat disimpan dalam bentuk Carbon sink, karbon disimpan oleh vegetasi yang ada di permukaan bumi dalam bentuk biomassa pada vegetasi tersebut, salah satu bentuk vegetasi yang berperan penting dalam penyimpanan karbon adalah vegetasi hutan. Selain berfungsi sebagai penyimpanan stok karbon hutan juga berfungsi sebagai pengendali iklim mikro dan penyeimbang siklus hidrologi. Selama dekade terakhir ini emisi CO2 meningkat dua kali lipat dari 1.400 juta ton per tahun menjadi 2.900 juta ton per tahun. Sementara itu, konsentrasi CO2 di atmosfer pada tahun 1998 adalah 360 parts per million by volume (ppmv) dengan

8 laju peningkatan per tahun 1.5 ppmv. Indonesia sendiri saat ini berada dalam urutan ketiga negara penghasil emisi CO2 terbesar di dunia. Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah emisi yang dihasilkan mencapai dua miliar ton CO2 per tahunnya atau menyumbang 10% dari emisi CO2 di dunia (Aufa,dkk.,2012). Stok karbon yang ada pada vegetasi hutan dapat diketahui dengan menghitung biomassa vegetasi hutan, karena 46% biomassa adalah karbon. Estimasi dilakukan dengan cara mengukur diameter batang pohon setinggi dada (diameter at breast height, DBH), yang terdapat pada plot penelitian. Kemudian DBH digunakan sebagai variabel bebas dari persamaan alometrik yang menghubungkan biomassa sebagai variabel terikat dan DBH sebagai variabel bebas. Metode ini telah banyak diaplikasikan untuk estimasi stok karbon pada berbagai tipe vegetasi di Indonesia (van Noordwijk et al., 2002; Roshetko et al., 2002; Kurniatun H,dkk., 2001).